Beranda / Romansa / Give Me Your Love / 45. Maybe In Another Life Time

Share

45. Maybe In Another Life Time

Penulis: Rein_Angg
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 22:07:16

Suasana dalam ruang pengambilan sperma terasa mencekam akibat bentakan Enrico pada istrinya.

“Kamu senang mempermainkan aku, bukan? Membuatku menjadi gila karena semua ini!”

“Berlutut dan buka mulutmu!” maki Enrico terus berlanjut lalu menarik lengan Lynea ke arah bawah sampai wanita itu hampir saja jatuh dan benar-benar berlutut di hadapannya.

“Apa kamu masih ingin tertawa lagi sekarang? Apakah semua ini masih terlihat lucu?” desis Enrico melepaskan lengan istrinya.

“M-maaf a-aku hanya ….” Lynea menunduk dan tak meneruskan kalimatnya.

Ia tiba-tiba merasa ketakutan itu kembali lagi. Momen dimana ia sedang dilecehkan oleh suaminya kembali menyeruak. Tanpa menunggu lebih lama Lynea segera keluar dari ruangan.

Enrico langsung mengunci pintu dan berusaha kembali menguasai dirinya. Hasratnya untuk membayangkan Lynea hilang sudah.

“Shit! Sialan!” makinya pada diri sendiri.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Give Me Your Love   46. Open Your Heart

    Masalah hati, siapa yang bisa menduga kemana arah layar berlabuh? Di saat logika dan perasaan tidak sejalan, mana yang harus didahulukan? Dualisme cinta memainkan peran luar biasa dalam kepedihan. Separuh jiwa ingin memiliki sementara sebagian hati sudah dimiliki yang lain. Memilih pasangan kata orang tua dulu seperti memilih kucing dalam karung. Tidak ada jaminan bahwa yang kita pilih adalah yang terbaik dan selamanya bisa berbahagia. Lynea kembali terdiam. Meninggalkan Gabriel demi Enrico? Mungkinkah? Meninggalkan lelaki yang selalu memberikan kenyamanan untuknya. Lelaki yang bersedia menunggu sampai semua ini berakhir. Sementara lelaki di depannya adalah seseorang yang dengan mudah menyakiti dan merendahkan orang lain. Seseorang yang tidak terlihat bisa mencintai dengan sungguh-sungguh. Lalu, apakah masih harus dibandingkan antara Gabriel dengan Enrico? “Sudah kuduga, kamu tidak akan bisa melakukannya,” desis Enrico dengan wajah penuh kekec

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Give Me Your Love   47. Bullets For Enrico

    Emosi membuat seseorang kerap menutup logikanya. Dendam membuat buta mata batin sehingga kerap melakukan sesuatu yang di luar akal sehat.Lynea berusaha mencegah suaminya untuk tidak berangkat saat itu juga menyerbu musuh. Bahkan ia yang bukan berasa dari latar belakang bisnis hitam saja mengerti bahwa mendatangi musuh tanpa persiapan yang baik hanya akan mendatangkan malapetaka saja.“Tuan, hentikan rencana ini. Kita tidak ada persiapan. Ini sama saja bunuh diri!” Alonzo terus mencoba menghentikan penyerangan.“Kamu pengkhianat, Alonzo! Pergi dari sini!” usir Enrico mendorong orang kepercayaannya itu sampai ia terjatuh ke atas lantai.“Enrico! Hentikan! Alonzo benar. Semua ini bunuh diri! Tolong, jangan pergi,” pinta Lynea menarik tangan suaminya.“Tuan, bisa jadi pasukan Ozzolla sudah siap menunggu. Maddy pasti sudah bisa memperkirakan kedatangan kita.” Alonzo kembali bangun dan terus meringsek.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Give Me Your Love   48. Please Comeback

    Udara dingin menusuk tulang malam ini. Semenjak kedatangan Enrico dalam kondisi penuh dengan luka tembak di sekujur tubuhnya, rasanya hawa di sekitar semakin terasa membeku.Jenna berkali-kali memeluk Lynea dan berusaha menenangkan sahabatnya. Bryant duduk berdampingan dengan Alonzo. Sesekali ia melihat betapa lelaki yang selalu tampak tenang itu menarik napas dalam saat menatap layar ponselnya.Ada foto David di sana. Wajah Alonzo semakin murung ketika ia melihat tiga wajah berdampingan. Dirinya, David, dan Martin. Kini hanya tinggal ia seorang diri yang masih bernyawa. David dan Martin telah menemui ajal dengan cara yang begitu mengenaskan.“Jangan merasa bersalah,” bisik Bryant berusaha menghibur.Alonzo mendehem dan berdecak kecil. Matanya terlihat berkaca-kaca.“Saat ayahnya David meninggal demi menyelamatkan Tuan Fransiscuss, aku yang mengusulkan agar ia dijadikan bagian dari keluarga De Luca. Aku yang membuatnya bagian dari

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Give Me Your Love   49. The Collaboration

    Lynea terkejut dan menjadi pucat pasi ketika ternyata Gabriel sudah berasa di belakangnya. Dokter itu telah melihat semua yang ia lakukan. Bagaimana ia memasangkan kalung, dan bagaimana ia berbisik dengan harapan Enrico mendengar suara lembutnya. Apa yang harus dijelaskan? Wajah Gabriel terlihat begitu emosi dan kecewa. Sorot matanya menatap dengan kegalauan. “Aku hanya mencoba untuk berkomunikasi. Bukankah kata orang, meski dalam keadaan koma tapi pasien masih bisa mendengar?” jelas Lyena berusaha tampil normal. “Oh begitu? Termasuk memberikan kalung itu padanya?” sindir Gabriel datar. Lynea terdiam. Ia tidak bisa lagi berkata-kata. Hatinya menjerit. Memaki kebodohan dirinya sendiri yang membiarkan terhanyut dalam dua rasa seperti ini. “Sudahlah, Lyn. Keluarlah. Tidak boleh berlama-lama dalam ruang ICU.” Gabriel menarik lengan kekasihnya. “Apakah kamu akan pulang malam ini?” Ia bertanya pelan. “Bukankah malam ini masa kritis u

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Give Me Your Love   50. I'm Not Fine

    Malam semakin larut. Lynea ditemani oleh Jenna mendatangi kapel di sudut rumah sakit. Di sana, ia menyalakan lilin kemudian bersimpuh di depan altar. Matanya menatap ke atas, memohon kepada kekuatan Sang Maha Pengasih agar mengabulkan doanya.Ia melanutkan harapan untuk suaminya. Andai ia bisa memutar waktu agar semua ini tidak terjadi. Rasa cinta tak pada tempatnya membuat bibir itu menginginkan sosok brutal dan angkuh yang seharusnya ia benci, kembali ada di sisinya.“Tuhan, kembalikan ia padaku bila memang kami berjodoh. Hanya kekuatan-Mu yang bisa memandu Enrico untuk kembali menjalani hidup ini … bersamaku,” bisiknya terisak.“Apa yang harus hamba lakukan, ya, Tuhan? Perasaan ini semakin tidak tentu arah. Hamba tak tahu lagi apakah itu cinta? Lelaki mana yang harus hamba cintai? Bantulah hamba menentukan arah hidup agar tidak terombang-ambing dan menyakiti hati orang lain.”Jenna mendengarkan semua itu dengan terharu. T

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Give Me Your Love   51. Head Up, Lynea!

    Seseorang yang angkuh, merasa dirinya di atas dunia, dan bahwa orang lain adalah rendah, kini harus menghadapi kenyataan bahwa ia tidak bisa lagi berjalan tanpa melalui rangkaian proses pengobatan yang panjang dan berbelit.Berhubung pemilik rumah sakit ini adalah Bapak Baptis Enrico, ia merasa bebas untuk melakukan apa pun yang dimau kepada para dokter. Selain botol obat, ia juga melempar bantal, selimut, alat suntik, dan apa pun yang bisa ia gapai di sekitar tangannya.Harga dirinya telah runtuh tak bersisa. Dunia baginya adalah tempat yang tak layak lagi untuk ditempati. Ia sudah membayangkan bagaimana musuh-musuh akan mentertawakan dirinya yang berada di atas kursi roda.Lynea masih berdiri di sisi ranjang meski Enrico telah mengusirnya. Namun, ia hanya mematung melihat semua barang beterbangan dilempar kepada para dokter. Enrico baru berhenti melempar setelah tidak ada lagi yang bisa ia lempar.“Brengsek kalian semua! Matikan saja aku! Aku tida

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Give Me Your Love   52. Back To Square One

    Lynea hampir merasa mati kehabisan napas ketika seseorang membekap mulut sampai ke hidung lalu menyeret tubuhnya sampai ke belakang tangga. Untuk sesaat ia mengira ini adalah akhir hidupnya.Ketika sang pembekap kemudian melonggarkan tangannya, segera ia menoleh ke belakang dan kaget sangat melihat siapa yang ada di situ.“Maddy!” jeritnya tertahan.“Jangan berisik, Nyonya! Aku di sini untuk David. Biarkan aku berjalan denganmu. Supaya orang mengira aku adalah temanmu.” Maddy memohon dengan wajah memelas.“Alonzo menceritakan apa yang terjadi. Bagaimana kamu bisa segila ini? Kamu jahat sekali!” Lynea mencecar mantan pengawalnya.Maddy menunduk lesu. Nasi sudah menjadi bubur. Semua rasa benci dan dendam pada Enrico telah membuatnya buta dan kalap. Pada akhirnya justru peluru dari pistolnya yang telah membunuh sang kekasih.“Aku sudah dihukum oleh Tuhan dengan menjadi pembunuh orang yang aku cintai. It

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Give Me Your Love   53. New Deal New Heart

    Penghangat udara di kamar rumah sakit ini tidak dapat menghilangkan tatapan dingin dari Enrico untuk Lynea. Wajahnya datar tanpa senyum sama sekali. Sesekali terlihat napasnya menjadi lebih cepat kemudian ia membuang pandang tak lagi menatap istrinya.Lynea masih berdiri di ujung ranjang. Merasa kesal namun rindu. Marah tetapi … sayang. Ia berjalan pelan mendekati Enrico. Lekat tatapnya sama sekali tidak pernah lepas dari dua netra suaminya. Sedikit rasa dilema membersamai langkahnya.Sampai detik ini Lynea masih tak mengerti mengapa Enrico membuangnya seperti itu. Seolah apa yang terjadi sebelum ini hanyalah mimpi tak nyata. Bukankah dalam saat-saat terkelam seseorang justru ingin didampingi oleh orang tercintanya?Namun, bila kemudian lelaki itu tidak lagi menginginkan keberadaannya dan lebih memilih bersama Elena, apakah masih bisa dikatakan bahwa dirinya adalah orang tercinta?“Tidak usah dekati aku!” hardik Enrico kasar.&ld

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10

Bab terbaru

  • Give Me Your Love   120. HAPPILY EVER AFTER (THE END)

    Sudah hampir satu tahun sejak Lynea menandatangani surat perceraiannya. Ia tetap tinggal di rumahnya yang berada di desa kecil, kota San Aguira. Bryant memilih untuk tetap bekerja di kota San Angelo dan menjadi kepala keamanan untuk kantor utama Maximo Corporation. Setiap dua atau tiga minggu sekali ia selalu pulang menemui Lynea dan keponakannya. Kabar tentang Enrico sering diceritakan oleh Bryant. Namun demikian, Lynea tidak pernah terlalu bersemangat untuk mendengarkannya. Bagaimana ia masih menyimpan luka dan harapan yang tak pernah pudar terhadap hubungan mereka, kadang membuat hatinya semakin sakit. Enrico pun masih sering menanyakan pada Bryant bagaimana kondisi Lynea dan David. Setiap Bryant kembali ke desa, Enrico selalu membawakan hadiah-hadiah mahal untuk anaknya. Kata Bryant, Enrico selalu menanyakan apakah kini Lynea sudah memiliki tambatan hati yang baru? Setiap mendengar bahwa Lynea masih sendiri, Tuan Besar De Luca hanya terdiam kemudi

  • Give Me Your Love   119. We Give Up

    Dalam temaram kendaraan menuju kantor polisi, Lynea menatap tak percaya pada selembar kertas di tangannya. Enrico setuju untuk bercerai dengannya.“Apakahah dia bersalah? Kamu yang memaksa bercerai, padahal dia hampir gila karena kamu pergi!” Kembali Romario menyindir secara terang-terangan.“Paman, ayolah bantu aku! Lalu sekarang aku harus bagaimana?” rengek Lynea kesal. Sampai kapan ia dan Enrico harus seperti ini.“Aku tidak tahu. Aku hanya pengacara. Kalian yang menikah. Berbicaralah satu sama lain, hati ke hati.”“Kenapa dia tidak datang malam ini? Apa dia tidak tahu kalau aku hampir mati? Apa dia tidak sadar pacarnya mau membunuhku, dan kini pacarnya itu sudah mati?” gusar Lynea.“Telepon saja langsung. Tanyakan sendiri,” jawab Romario santai. “Aku teleponkan Enrico untukmu saat ini juga.”Hati Lynea berdetak lebih cepat. Debaran rindu atau rasa bersalah menjadi sa

  • Give Me Your Love   118. Goodbye, Blue Eyes

    Cinta, sebuah rasa sejuta cerita Madu pelepas dahaga Racun pembunuh jiwa Hidup mati karenanya Cinta, mendatangkan obsesi Untuk saling memiliki Tak rela bila harus berakhir Sabit kalam menjelma tahir “Kamu baik-baik saja, Lyn?” Gabriel terengah-engah datang, langsung memeluk kekasihnya. Belum bisa mengucap apa-apa karena rasa shock yang bergulir sepanjang hari, yang ditanya hanya terdiam berlinang kepedihan. “Semua sudah berakhir, Lyn. Besok kita akan pergi meninggalkan ini semua. Hanya kamu, aku, dan anak-anak kita,” lanjut Gabriel mendekap erat. Tubuh yang bergetar, hati yang dingin, dan kunci kebahagiaan yang telah entah kemana. Lynea tertegun menatap sang dokter dengan hampa. “Aku … ti-tidak bisa … ikut de-denganmu,” gumamnya datar, ringan, dan gamang. “Apa maksudmu? Kita sudah berjanji untuk saling setia dan bersama selamanya! Baru tadi pagi kamu dan aku menyusuri sungai masa

  • Give Me Your Love   117. Two Angels

    Pandang Lynea mengabur. Rasanya semua ini terlalu berat untuk dijalani dalam waktu satu hari. Apakah penderitaan akan berakhir? Mengapa dunia begitu kejam padanya?Dimanakah bahagia itu? Apakah memang benar ada wujud nyata dari sebuah kata tersebut? Kalau memang hidupnya berhak merasakan, kenapa semua sulit sekali didapatkan?“Ga-Gabriel sudah memiliki i-istri? Sejak ka-kapan kalian me-menikah?” Terbata-bata dan bergetar ia bertanya.Lagi, air mata mengalir begitu saja. Rasa itu bahkan seperti sudah mati. Hancur berkeping, terserak di atas tanah begitu saja menunggu gersang.“Sejak lima tahun lalu, Nyonya,” jawab Avril mulai berkaca-kaca pada matanya.“Hai, Kristin. Ayo, ikut Tante. Kita lihat adek bayi, mau?” Jenna mengajak gadis cilik itu menjauh dari dua wanita dewasa yang akan segera runtuh bersamaan.Kristin melirik pada ibunya. Ketika sang ibu menganggukkan kepala, ia menerima uluran tangan Jenna dan

  • Give Me Your Love   116. Would You Marry Me?

    Ombak tenang menghiasi sungai kecil. Dua anak Adam menyusuri perlahan. Sang wanita membiarkan tangannya digenggam erat oleh teman prianya. Wajah mereka berseri, tidak kalah indah dengan gaung alam dan udara senja.“Kamu bahagia atau tidak, Lyn?” tanya Gabriel menatap begitu lembut.“Bersamamu? Aku bahagia. Selama ini aku sudah salah arah,” jawab Lynea tersenyum lalu mengacak-acak sedikit rambut teman masa kecilnya.Tiba-tiba Gabriel berlutut di hadapannya. Tangan kanan mengambil sesuatu dari kantong jaket. Sebuah kotak kain mungil berwarna biru tua.“Aku tahu kamu masih menjadi istri orang dan sedang dalam proses cerai, tetapi aku begitu terobsesi dan jatuh cinta padamu,” ucap Gabriel. Perlahan ia membuka kotak itu.Sebuah cincin emas putih dengan berlian mungil berbentuk hati di tengahnya dipersembahkan untuk Lynea.“Maukah kamu menikah denganku? Be my wife, for all eternity,” pintanya memberi

  • Give Me Your Love   115. Enough Is Enough

    Enough is enough, begitu kata pepatah. Cukup sudah semua ini membuat hidup Lynea begitu kacau dan naik turun seperti roller coaster. Tidak ada lagi yang harus dipikirikan. Dua kali sudah Enrico bercinta dengan Elena saat masih menyandang status sebagai suaminya. “Terima kasih karena telah membuka mataku, Elena. Kini aku mengetahui, seperti apa suamiku sebenarnya. Kamu bisa mengambilnya. Aku tidak butuh lelaki yang tidak setia padaku.” Lynea menegakkan kepala, berbicara dengan anggun dan tegas. Jika harga diri adalah satu-satunya yang tersisa dari dirinya, maka ia akan menjaganya dengan sebaik mungkin. Tidak ada yang boleh menghancurkan seutas harga diri tersebut. “Lyn, aku minta maaf,” pinta Enrico berniat mengikuti langkah istrinya yang mulai meninggalkan ruangan. Lynea tidak menoleh sama sekali, apa lagi menjawab. Baginya keberadaan Enrico tidak lebih dari sebuah kisah usang. Terus saja berulang tanpa ada akhir bahagia. “Kamu! Wanita ular!”

  • Give Me Your Love   114. Lynea's Heart Is Shattered

    Sekian pasang mata menatap cemas ketika pintu ruang operasi dibuka dan seorang perawat keluar memanggil keluarga Alonzo. Felix segera berdiri dan maju menghampiri sang perawat.“Saya kakaknya,” ucapnya.“Operasi Tuan ALonzo telah selesai. Ternyata ada tiga peluru yang masuk dalam tubuhnya.”“Apakah Alonzo hidup?” Enrico menyela.“Beliau telah melewati masa kritis selama dua jam terakhir. Tubuhnya menunjukkan repson yang baik terhadap obat-obatan yang kami berikan. Kini kondisinya sudah stabil, tapi masih dalam bius total sampai dua hari ke depan.”“Terima kasih, Tuhan!” jerit Lynea melompat dan memeluk Enrico.Dia lupa kalau sedang menjauhi sang suami. Semua kembali bernapas lega mendengar kabar baik ini. Ketegangan seketika menghilang. Felix menitikkan air mata bahagia, dan langsung di seka oleh jemarinya. Tidak ada air mata bagi lelaki tangguh yang melewati berbagai peperangan. Na

  • Give Me Your Love   113. Hang In There, Alonzo

    “Alonzo! Bangun, buka matamu! Alonzo, ayolah! Bangun, bangun! Kamu tidak boleh pergi dengan cara seperti ini!” Enrico menepuk-nepuk pipi orang kepercayaan dan sahabat terbaiknya. “Siapkan helikopter!” seru Felix kepada anak buahnya melalui speaker telinga. “Paramedik!” teriak Kapten Abrahm berulang. Orang-orang berbaju putih berlambang palang merah datang, membawa tandu dan kotak pertolongan pertama. Mereka segera menekan luka tembak di dada Alonzo dan menutupnya dengan perban. Tubuh yang sudah tidak sadarkan diri itu kemudian diangkat oleh empat orang ke atas tandu. “Parkir helikopter di halaman belakang saja! Adikku harus ke rumah sakit saat ini juga!” Felix terus memerintah anak buahnya. Ketika mereka melintas di antara kursi-kursi sidang, jenazah Viery sedang tergeletak di atas lantai dengan darah menggenang sangat banyak. Alessia berlutut di samping tubuh sang kakak yang sudah tidak bernyawa. Ia menangis dan berteriak, sangat memilukan.

  • Give Me Your Love   112. Viery's Going Down

    “Enrico?” tanya Gabriel melirik ke ponsel Lynea.“Hmm, dia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin.”“Kamu benar-benar masih cinta padanya? Orang seperti dia, Lyn?”Lynea terdiam. Ia sendiri tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Ada sesuatu yang membuatnya begitu terikat pada sang suami, dan itu bukan hanya karena Enrico adalah ayah dari putranya. Seolah ada aura khusus yang membuat dirinya, dan juga ratusan wanita lain tidak bisa berhenti mencintainya.Ya, dia memang kaya raya, tapi Lynea tidak pernah memedulikan itu semua. Tampan? Sangat! Akan tetapi, Gabriel pun memiliki wajah baby face yang diidolakan para dokter wanita di rumah sakit.Enrico memiliki jiwa yang misterius. Di sana, ada kekerasan, tetapi juga kelembutan. Penuh dendam, namun juga mencari kedamaian. Serba kekerasan, hanya saja ia juga begitu mencintai istrinya.“Aku tidak tahu, Gabriel. Semua ini terlalu menyesakkan dan membingun

DMCA.com Protection Status