Share

23

Penulis: Intan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-13 21:15:22

"Loh, Nay kok sendirian aja. Ayo masuk."

Naya mengangguk. Mengikuti ibu mertuanya yang langsung mengajak Naya menuju ruang keluarga.

Rumah mertuanya, sama besarnya dengan rumah kakek Naya. Hanya saja perabotannya terlihat jauh lebih klasik namun tetap berkelas. Naya segera mengambil posisi duduk di kursi sofa, sementara Rosalinda membantu pelayan menyajikan berbagai macam camilan yang sudah ia siapkan untuk menantunya. 

Naya tersenyum lebar melihat beberapa camilan kesukaannya yang sudah tersaji di atas meja. Sepertinya, dia akan betah berada di rumah mertuanya. 

"Mama, yang bikin semua ini buat Naya?"

"Iya. Tapi dibantu sama pelayan juga."

"Katanya, kamu suka cookies dan segala macam pudding. Omong-omong, di dalam kulkas juga masih ada es krim sama coklat. Naya mau?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Get Me Pregnant   24

    Atmosfir di dalam ruangan itu mendadak jadi panas. Jeni berdiri kikuk diantara Naya dan Deaz, merasa tidak nyaman, sekertaris Deaz itu segera pamit undur diri meninggalkan ruangan. Memberikan Deaz dan juga Naya waktu pribadi. Deaz segera melangkah maju, mendekati Naya yang masih diam ditempatnya berdiri. Ribuan pikiran berkecamuk dalam otaknya, mengenai darimana Naya tahu alamat kantor tempatnya bekerja, dan siapa yang memberi tahu Naya tentang pekerjaan yang sengaja Deaz sembunyikan selama ini. Deaz hendak membuka mulutnya, namun suara Naya telah lebih dulu menyela. "Aku tadi ke bengkel, tapi kamunya gak ada." Deaz diam. Memberikan Naya kesempatan untuk melanjutkan bicara.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   25

    "Apa benar kakek yang meminta Deaz menyembunyikan pekerjaan utamanya dari Naya?" "Darimana kamu tahu?" "Jadi, benar." "Naya ...." "Ya atau tidak?" "Ya." "Kenapa?" "Kakek hanya ingin kamu berubah. Lebih menghargai uang dan mensyukuri arti hidup. Maafkan kakek, Naya." "See ...." Deaz langsung mengambil paksa ponsel itu dari tangan Naya dan melempar benda tersebut menjauh dari jangkauan mereka. "Bukan aku yang salah," lanjut lelaki itu. Deaz kemudian dengan cepat bergerak, melanjutkan sesi percintaan mereka yang sempat tertunda. Suara erangan dan desahan itu kembali saling bersahutan dan bergema di dalam kamar, setelah keduanya juga sempat melakukannya di dalam kamar mandi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   26

    Naya telah lama menunggu. Duduk sendirian di dalam ruang kerja Deaz sementara lelaki itu telah pergi untuk meeting sejak satu jam yang lalu bersama Jeni. Naya cemberut mengamati camilan yang entah sudah berapa banyak dia habiskan itu. Menonton mellow drama melalui laptop suaminya itu ternyata tidak berhasil membuat Naya melupakan keresahannya. Naya masih saja terus memikirkan Jeni. Takut jika Jeni diam-diam memang akan menggoda suaminya itu. Suara pintu yang dibuka dari luar mengejutkan gadis itu. Naya bergegas berdiri, menghampiri Deaz dan memeriksa sekujur tubuh suaminya itu. Naya bahkan memutar tubuh Deaz beberapa kali, hingga Deaz mengernyit tak mengerti. "Naya, kamu ngapain sih?" "Gak ada noda lipstik di baju kamu." Deaz mendelik, "Kamu pikir aku apa. Demi Tuhan Nay, aku tadi pergi meeting. Bukan berselingkuh dengan Jeni."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   27

    Naya tidak tahu kenapa dia berada di tempat ini saat ini. Sebagai seseorang yang cukup mengenal Rega, meski baru beberapa kali pertemuan mereka, Naya merasa peduli. Peduli karena Naya ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Terutama, kenapa pemuda itu mendekatinya selama ini. Setelah bicara pada polisi, Naya diperbolehkan mengunjungi Rega, meski dengan catatan, Rega harus tetap berada di dalam sel tahanan karena kondisi lelaki itu yang masih berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang itu. Sungguh, Naya semakin takut setelah tahu kalau Rega ternyata juga seorang pecandu. Melangkah dengan langkah hati-hati, kedua tangan Naya tampak menggenggam kuat tali tasnya sendiri. Dari posisinya saat ini, Naya sudah bisa melihat Rega yang tampak begitu kacau, duduk bersandar di balik jeruji besi dengan tatapan kosong ke arahnya. Naya sampai bergidik nger

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   28

    "Naya!" Naya terkejut begitu mendengar pintu rumah yang dibuka secara kasar dari luar. Naya yang sedang minum, sontak saja langsung meletakkan gelas berisi air putih keatas meja yang baru saja di minumnya begitu mendapati Deaz di sana, sedang menatapnya dengan raut wajah panik. Naya lagi-lagi dibuat terkejut ketika Deaz tampak terburu melangkah kearahnya, kemudian memeluk erat tubuh Naya. Naya sampai harus memukul pelan punggung lelaki itu beberapa kali agar Deaz segera melepaskan pelukannya karena sesak. "Deaz, kamu kenapa sih?" "Kamu gak papa kan?" Naya malah mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan lelaki itu."Kayaknya, pertanyaan itu lebih cocok ditujukan buat kamu. Kamu gak papa?" "Nay, aku serius?" "Aku juga serius Deaz. Kamu aneh tau nggak. Dateng-dateng bukannya salam, m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   29

    "Aku tadi siang nyamperin Rega ke kantor polisi." Melihat keterdiaman lelaki itu, membuat Naya semakin curiga bahwa Deaz memang seorang Narkotika. Namun, daripada terkejut karena tuduhannya barusan, Deaz rupanya jauh lebih terkejut begitu Naya mengutarakan informasi tentang dirinya yang berkunjung ke kantor polisi untuk menjumpai Rega. Kontan saja Deaz langsung melotot menatap kearah gadis itu. "Kamu, ngapain kesana?" "Aku penasaran aja. Tentang apa alasan dia sebenarnya mendekatiku selama ini." "Jawabannya?" "Dia mau nawarin aku narkoba."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   30

    "Deaz, kamu kenapa sih?" Naya Jengkel. Deaz selalu mengikuti kemana pun Naya pergi seperti anak ayam. Naya pergi ke kamar mandi, Deaz selalu menunggu di depan pintu bahkan sering ikut memaksa masuk. Naya merasa haus di tengah malam, Deaz pergi menyusul ke dapur hingga mengejutkan gadis itu. Bahkan, ketika Naya sedang sibuk mencuci piring kotor seperti saat ini, Deaz tampak setia menemani Naya, memeluk tubuh gadis itu dari arah belakang dan beberapa kali tampak membantunya meski lebih pantas disebut merecoki. Dan setiap kali Naya menanyakan alasan kenapa lelaki itu terus melakukan semua keanehan itu, kalimat yang Deaz keluarkan selalu sama. "Kamu beneran gak jijik kan sama aku?" seperti itu. Naya sampai eneg mendengar pertanyaan itu berulangkali keluar dari bibir seksi sang suami. Demi tuhan. Naya memang sempat terkejut ketika tahu Deaz mantan pecandu. Tapi, tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   31

    Tomi Sutedja sedang terbaring di atas brankar rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Lelaki tua itu terkena serangan jantung membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit tadi. Wajah tuanya terlihat pucat pasi, sementara tubuhnya telah terpasang alat-alat pendeteksi detak jantung, alat bantu pernapasan di mulut, serta selang infus yang menancap di tangan sebelah kirinya. Naya dapat melihat tubuh ringkih kakeknya dari balik kaca jendela ruang ICU. Air matanya meluruh turun makin banyak sementara Deaz terus mendekapnya, berulangkali membisikan kalimat penenang sampai Naya mulai lelah menangis. Dikecupnya puncak kepala gadis itu dengan sayang dan Naya semakin memeluk erat tubuh Deaz yang masih mendekapnya. Naya mendongakkan wajah kearah Deaz

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13

Bab terbaru

  • Get Me Pregnant   56

    Mengenakan kemeja putih dan celana hitam panjang, Deaz tampak mengetuk-etukan jemari tangan kanannya di atas lutut kaki kanan, duduk cemas tepat di tengah-tengah pengadilan agama, menunggu Abinaya yang belum datang di persidangan kali ini. Pikiran Deaz sangat kacau kini. Keringat bahkan muncul di kedua telapak tangannya yang dingin. Kedua orangtuanya sudah mengambil tempat duduk sedari tadi, namun keberadaan Tomi Sutedja juga belum terlihat disana. Deaz menarik napas, menghembuskannya dengan berat. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh dirinya kalau akan mengalami saat-saat yang seperti ini. Duduk di hadapan para hakim dan para saksi untuk proses perceraiannya dengan sang istri. Deaz takut. Dia tidak ingin pernikahannya berakhir dengan perpisahan. Tapi, mereka sudah sejauh ini. Deaz sudah sangat terlambat untuk memperjuangkan pernikahan mereka yang bahkan belum satu tahun terjalin. "Maaf, saya sedikit terlambat." Deaz menoleh ke arah

  • Get Me Pregnant   55

    Deaz mengendari mobilnya teramat pelan. Tidak ada hasrat untuk pulang, namun Deaz juga tidak mungkin terus terpuruk dengan keadaan. Lelaki itu masih sibuk bekerja lalu pulang seperti biasanya, meski bayang-bayang Naya terus menghantuinya bagai kaset rusak. Deaz tetap harus hidup. Deaz masih ingin hidup untuk kembali bersama Naya dan calon anak mereka. Kerumunan tepat di depan sana, menghentikan laju Deaz secara tiba-tiba. Deaz mengerutkan keningnya, mengamati keadaan di depan sana yang terlihat begitu tegang. Bahkan ada pula mobil polisi yang terparkir di sana. Merasa penasaran, Deaz pun memutuskan untuk turun dan berjalan mendekat. Deaz terkejut saat menyadari rumah itu adalah rumah yang sama, saat Deaz menolong Tsania dan bayinya yang dikurung Endru di dalam kamar rumah itu, satu minggu yang lalu. "Maaf, kalau boleh tahu, apa yang sedang terjadi di sini?" Seorang ibu-ibu berhijab yang Deaz tanyai pun menjawab. "Ada korban kasus pem

  • Get Me Pregnant   54

    Deaz meletakkan kepalanya di kemudi mobil, memejamkan mata namun tidak tidur. Sudah satu minggu hidup lelaki itu kacau, sangat. Naya pergi dan Tsania terus menyalahkan dirinya atas kematian putrinya. Begitu mendengar suara gerbang yang di geser terbuka, Deaz mengangkat kepalanya, memperlihatkan wajah kusut kurang tidur lelaki itu. Inilah yang Deaz tunggu-tunggu, Mobil Tomi Sutedja keluar dari gerbang besar itu. Buru-buru Deaz pun menyalakan mesin mobil miliknya dan melaju perlahan mengikuti mobil tersebut. Kegiatan seperti inilah yang Deaz lakukan selama satu minggu ini. Mengikuti mobil Tomi Sutedja diam-diam dan berakhir kecewa saat mobil itu lagi-lagi berhenti di perusahaan Sutedja Company. Deaz memukul stir, mengacak rambutnya frustasi. Dia benar-benar persis orang gila sekarang. Deaz bahkan lupa mandi, dan makan jika memang perutnya sudah terasa perih. Deaz sudah tidak lagi menangis, air mata buayanya mungkin sudah habis. Toh, d

  • Get Me Pregnant   53

    1 MINGGU KEMUDIAN. Paris, Perancis. Naya terbangun dari tidurnya saat mendengar suara bel rumah yang terdengar. Perempuan itu kemudian keluar dari kamarnya, melangkah ke arah pintu dan membukanya. "Hai, apa aku mengganggu?" "Lumayan, aku baru saja bangun." "Oh. Maaf kalau begitu," kata Shawn, sambil menggaruk belakang lehernya. Naya tertawa renyah melihat tingkah lelaki itu. "Bercanda." Shawn mengangguk, kemudian mengulurkan sesuatu yang dia bawa untuk Naya. "Untukmu." "Wah. Aku merepotkan lagi." "Tidak masalah. Aku senang di repotkan." "Mau masuk?" Tawar Naya. "Ah itu, sebenarnya aku ingin mengajakmu keluar. Bagaimana?" Naya terdiam, tampak menimang.

  • Get Me Pregnant   52

    Air mata Naya terus mengalir turun. Gadis itu berulangkali mengusapnya namun tidak mau berhenti juga. Sopir taksi sampai heran melihat wanita hamil yang duduk di belakang itu. Naya menatap keluar jendela, membiarkan angin menyapa wajahnya yang memerah karena terus menangis. Cukup lama perjalanan dari bengkel ke rumah Tomi Sutedja, akhirnya taksi pun berhenti tepat di depan gerbang besar rumah mewah itu. Naya segera turun tanpa membayar uang taksi terlebih dahulu, seorang satpam yang membukakan gerbang yang akan membayar tagihan untuk cucu kesayangan Tomi Sutedja. Naya kemudian melangkah masuk kedalam rumah karena pintunya memang tidak di tutup. Naya melangkah cepat ke arah ruang tamu, samar-samar terdengar suara percakapan dari sana sambil menahan perut besarnya dengan tangan kanan. Dan begitu melihat Tomi Sutedja yang duduk di sofa panjang ruang tamu, Naya langsung be

  • Get Me Pregnant   51

    "Hai." Naya mengangguk singkat membalas sapaan itu. Gadis itu segera duduk di kursi restoran yang berseberangan dengan tempat duduk Endru. "Maaf, karena telah mengganggu waktumu dengan memintamu datang kemari." "Ada apa?" Tanya Naya to the point. Endru kemudian meletakkan sebuah amplop di atas meja, membuat Naya mengernyitkan kening melihat itu. Endru kemudian menjelaskan.. "Itu riwayat kesehatan milik saya. Saya penderita ...." "Borderline personality disorder. Ya, aku sudah tahu." Endru menaikkan satu alisnya tinggi-tinggi. "Dari Tsania?" Naya mengangguk. "Ya. Endru menghela napas berat, kepalanya tertunduk. Naya menatap dalam diam lelaki di hadapannya itu. "Saya tidak akan menceraikan Tsania." "Saya sangat m

  • Get Me Pregnant   50

    "Kenapa lama?" Naya kembali duduk di kursinya usai dari kamar mandi. Gadis itu tersenyum tipis ke arah Deaz. "Maaf. Tadi BAB." "Tapi kamu gak papa kan?" Deaz bertanya dengan mimik wajah khawatir. "Enggak kok." "Serius, Nay?" "Iya, aku serius." Deaz mengangguk, meski masih menatap ke arah Naya dengan seksama. Dihadapannya, Naya mulai kembali menikmati makanannya yang tadi sempat tertunda, namun entah kenapa Deaz merasa Naya menyembunyikan sesuatu darinya. Sementara Naya diam-diam kembali memikirkan pertemuannya dengan lelaki asing di depan toilet tadi. "Apakah, kita saling mengenal?" "Saya suami Tsania." Naya terbelalak mendengar informasi tersebut. Langkah kedua kakinya terayun mundur. Senyum ramah yang Endru pasang sedari tadi pun p

  • Get Me Pregnant   49

    Perlahan, kedua kaki Naya bergerak mundur, tidak jadi masuk kedalam. Dadanya sesak. Naya tidak sanggup membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam sana. Kedua matanya terasa sangat panas, meski di lubuk hati kecilnya, Naya masih menaruh kepercayaan pada Deaz. Deaz tidak mungkin selingkuh. Deaz tidak mungkin berkhianat. Deaz tidak mungkin... "Akh!" Naya memekik, hampir saja tubuhnya akan terjatuh ketika gadis itu ingin berlari pergi dari sana, jika saja kedua tangan kokoh seseorang tidak dengan sigap menahannya. "Sayang?" Naya mengangkat pandangannya dan terkejut. "De-deaz?" "Kamu, ngapain disini?" "Itu ... kamu, kenapa kamu ...." "Bang! Tsania mau lahiran ini!" Teriakan itu, langsung mengalihkan perhatian Deaz dan Naya secara bersamaan. &nbs

  • Get Me Pregnant   48

    "Setelah melarikan diri, ternyata di sini kamu malah selingkuh." "Bajingan!" Teriak Deaz kesal ketika melihat Tsania ditampar. Namun satu tonjokan langsung melayang di rahang Deaz ketika lelaki itu hendak bergerak maju. Dua lawan satu, jelas saja Deaz tidak bisa menyeimbangi kedua lelaki berbadan besar itu. Tubuh Deaz berulangkali di hajar hingga punggungnya membentur tembok. Sementara Tsania hanya bisa menangis dan menjerit, memohon pada suaminya untuk melepaskan Deaz. "Endru! Kumohon jangan! Lepaskan Deaz! Kumohon suruh kedua anak buahmu untuk berhenti." Brak! "Endru!" Kepala Deaz pening. Kepalanya baru saja menghantam meja namun lelaki itu masih bisa berdiri dan langsung membalas pukulan dua orang lelaki yang baru saja merusak ketampannya itu. Deaz marah bukan main. "Deaz! Kumohon Berhenti! Pergilah dari

DMCA.com Protection Status