Share

16

Penulis: Intan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-13 21:14:26

"Tampilan desainnya mewah dengan layar OLED terlebar. Didukung Chipset dengan Performa terbaik. Kualitas kameranya juga tidak perlu diragukan lagi. Karena itulah saya merekomendasikan ponsel yang ini."

Naya mengangguk-angguk. Mendengarkan dengan baik rincian penjelasan sales perempuan yang bekerja di sebuah konter ponsel terkenal dikawasan jabodetabek. Mereka bilang, ponsel dengan logo apel tergigit adalah merk ponsel terbaik, lengkap dengan berbagai macam kelebihan yang sejujurnya tidak terlalu Naya mengerti apa bedanya.

Saat ini, ada dua ponsel di kedua tangan Naya. Berasal dari merk yang sama, bagi Naya bentuk fisik dari kedua ponsel itu tidak jauh berbeda. Jadi, Naya putuskan untuk ambil yang harganya paling mahal saja.

"Ternyata bener, dunia itu memang sempit, ya. Buktinya, kita berdua ketemu disini."

"Kamu?"

"Rega."

Naya cu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Get Me Pregnant   17

    "Mama Rosa?" Rosa menoleh kearah pintu. Dimana Naya baru saja muncul dan masuk kedalam ruang rawat inap Deaz berada. Naya menatap sendu lelaki yang terbaring tak berdaya diatas brangkar rumah sakit. Langkahnya membawa Naya mendekat dan langsung menggenggam satu tangan Deaz dengan tangan kanan, lalu menyentuh dahi suaminya itu yang berkeringat dengan punggung tangan satunya lagi. Deaz tampak menggumam pelan dalam tidurnya, lantas bergerak memeluk tangan Naya dalam tidur lelapnya itu. Melihat itu, Rosa segera meminta Naya untuk duduk di kursi yang sudah tersedia tak jauh dari brangkar mengingat Naya sedang mengandung. "Deaz sakit sejak tiga hari yang lalu. Dia demam dan darah rendah. Tapi begitu sembuh dari sakitnya, kondisi Deaz malah semakin parah karena dia terus muntah-muntah hingga menyebabkannya kekurangan banyak cairan," jelas Rosa, membuat Naya semakin khaw

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   18

    Hoeek! Hoeek! Naya terlonjak bangun dari atas ranjangnya. Mengusap pelan kedua mata ketika mendengar suara orang muntah dari dalam kamar mandi, Naya memungut cepat celana dan baju untuk dia kenakan dan langsung bergegas menyusul suara yang Naya tebak adalah suaminya. "Deaz?" Dari pantulan cermin, Naya bisa melihat wajah kusut bangun tidur Deaz yang tampak begitu kacau dengan rambut berantakan. Naya mendekat ketika tatapan mereka bertemu melalui pantulan cermin. "Kenapa masuk kesini?" "Kamu muntah lagi?" "Keluar, Nay. Nanti kamu jijik."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   19

    "Yakin, aku tinggal sendirian gak papa. Teman-teman kamu belum datang loh." Naya mengangguk meyakinkan suaminya itu. Saat ini, Naya sudah tiba di mall kawasan jabodetabek. Deaz yang mengantarkan Naya kesini, sementara lelaki itu akan berangkat ke bengkel. "Yakin kok. Sebentar lagi, palingan Celine sama Agatha udah nyampe. Kamu berangkat kerja aja sekarang." Deaz mengangguk. "Sini, aku mau cium kamu dulu." Dari jendela depan mobil, Deaz segera melabuhkan satu ciuman di kening untuk Naya sebelum melajukan mobilnya pergi meninggalkan gadis itu sendiri. Melihat kepergian mobil Deaz, yang telah berbaur dengan mobil-mobil yang lain di jalan raya itu, Naya segera merogoh ponselnya dari dalam tas. Mendial nomor salah satu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   20

    Tok Tok Tok. "Woi ... Keluar lo! Lagi berbuat mesum ya?" "Udah dobrak aja pintunya bang." "Jangan! Tolong jangan di dobrak!" Naya berseru panik. Sementara para lelaki diluar terdengar makin menggerutu kesal. Mereka berpikir Naya sedang berbuat mesum di dalam bersama seorang lelaki. Naya ingin keluar, tapi terlalu malu jika harus dihadapkan pada sekumpulan lelaki di balik pintu bilik toilet tersebut. "Yang lagi di dalam. Kalau gak keluar, kita ikut dong!" "Goblok! Panggil security lah." "Lah, mana tahu bisa threesome?" "Heh, otak lo!" Suara diluar sana terus terdengar. Sementara Naya menggigit ujung kuku jari tangannya dengan kedua kaki bergerak resah. Masih menahan pintu bilik agar tidak dibuka paksa dari luar. "Aku harus gimana nih?" gumam Naya pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   21

    Naya meremas kedua tangannya sendiri, menatap tajam punggung Deaz yang sedang berdiri membelakanginya, membantu Monica yang sedang memutar entah apa menggunakan kedua tangannya, tampak sedikit kesusahan. Jika dilihat dari sudut Naya saat ini, posisi Deaz lebih mirip disebut sebagai pelukan mesra. Ditambah tawa renyah dari kedua orang itu. Entah di sengaja atau tidak, Deaz jelas-jelas tidak lagi memperhatikan keberadaan Naya sejak kedatangan perempuan bernama Monica itu. Naya rasanya ingin menangis saja sekarang. Melihat bagaimana suaminya tampak begitu akrab dengan perempuan lain, meski hanya dilabeli sebagai teman, tentu saja Naya merasa sakit hati. Apalagi, Monica jelas selalu berusaha melakukan skinship, meski tahu bahwa dirinya ada disana dan telah Deaz perkenalkan sebagai istri beberapa menit yang lalu. "Deaz! Aku laper!" Sengaja, Naya berusaha mengalihkan fokus Deaz. Suaminya itu me

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   22

    Naya meringis, menatap posisi tubuh nya yang masih terbaring di atas lantai dapur. Hari sudah berganti menjadi malam, entah sudah berapa lama dia jatuh pingsan. Naya langsung menyentuh perutnya sendiri, sudah tidak lagi sakit, tapi Naya sedikit pusing, mungkin karena baru saja pingsan. Bangkit berdiri dengan hati-hati, Naya melangkah menuju kamarnya. Membuka loker hendak mencari minyak angin, namun sebuah amplop dengan logo rumah sakit tersimpan disana membuat Naya mengerutkan keningnya penasaran. Mengambil amplop putih tersebut, Naya baru saja hendak membuka isinya namun terkejut ketika seseorang sudah menarik amplop itu terlebih dahulu. "Deaz?" "Mau cari apa?" Deaz yang entah kapan sudah tiba di rumah itu, tampak berjalan kearah lemari, membuka sebuah brankas dengan kode sandi dan menyimpan amplop tersebut di sana. Melihat itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   23

    "Loh, Nay kok sendirian aja. Ayo masuk." Naya mengangguk. Mengikuti ibu mertuanya yang langsung mengajak Naya menuju ruang keluarga. Rumah mertuanya, sama besarnya dengan rumah kakek Naya. Hanya saja perabotannya terlihat jauh lebih klasik namun tetap berkelas. Naya segera mengambil posisi duduk di kursi sofa, sementara Rosalinda membantu pelayan menyajikan berbagai macam camilan yang sudah ia siapkan untuk menantunya. Naya tersenyum lebar melihat beberapa camilan kesukaannya yang sudah tersaji di atas meja. Sepertinya, dia akan betah berada di rumah mertuanya. "Mama, yang bikin semua ini buat Naya?" "Iya. Tapi dibantu sama pelayan juga." "Katanya, kamu suka cookies dan segala macam pudding. Omong-omong, di dalam kulkas juga masih ada es krim sama coklat. Naya mau?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Get Me Pregnant   24

    Atmosfir di dalam ruangan itu mendadak jadi panas. Jeni berdiri kikuk diantara Naya dan Deaz, merasa tidak nyaman, sekertaris Deaz itu segera pamit undur diri meninggalkan ruangan. Memberikan Deaz dan juga Naya waktu pribadi. Deaz segera melangkah maju, mendekati Naya yang masih diam ditempatnya berdiri. Ribuan pikiran berkecamuk dalam otaknya, mengenai darimana Naya tahu alamat kantor tempatnya bekerja, dan siapa yang memberi tahu Naya tentang pekerjaan yang sengaja Deaz sembunyikan selama ini. Deaz hendak membuka mulutnya, namun suara Naya telah lebih dulu menyela. "Aku tadi ke bengkel, tapi kamunya gak ada." Deaz diam. Memberikan Naya kesempatan untuk melanjutkan bicara.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13

Bab terbaru

  • Get Me Pregnant   56

    Mengenakan kemeja putih dan celana hitam panjang, Deaz tampak mengetuk-etukan jemari tangan kanannya di atas lutut kaki kanan, duduk cemas tepat di tengah-tengah pengadilan agama, menunggu Abinaya yang belum datang di persidangan kali ini. Pikiran Deaz sangat kacau kini. Keringat bahkan muncul di kedua telapak tangannya yang dingin. Kedua orangtuanya sudah mengambil tempat duduk sedari tadi, namun keberadaan Tomi Sutedja juga belum terlihat disana. Deaz menarik napas, menghembuskannya dengan berat. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh dirinya kalau akan mengalami saat-saat yang seperti ini. Duduk di hadapan para hakim dan para saksi untuk proses perceraiannya dengan sang istri. Deaz takut. Dia tidak ingin pernikahannya berakhir dengan perpisahan. Tapi, mereka sudah sejauh ini. Deaz sudah sangat terlambat untuk memperjuangkan pernikahan mereka yang bahkan belum satu tahun terjalin. "Maaf, saya sedikit terlambat." Deaz menoleh ke arah

  • Get Me Pregnant   55

    Deaz mengendari mobilnya teramat pelan. Tidak ada hasrat untuk pulang, namun Deaz juga tidak mungkin terus terpuruk dengan keadaan. Lelaki itu masih sibuk bekerja lalu pulang seperti biasanya, meski bayang-bayang Naya terus menghantuinya bagai kaset rusak. Deaz tetap harus hidup. Deaz masih ingin hidup untuk kembali bersama Naya dan calon anak mereka. Kerumunan tepat di depan sana, menghentikan laju Deaz secara tiba-tiba. Deaz mengerutkan keningnya, mengamati keadaan di depan sana yang terlihat begitu tegang. Bahkan ada pula mobil polisi yang terparkir di sana. Merasa penasaran, Deaz pun memutuskan untuk turun dan berjalan mendekat. Deaz terkejut saat menyadari rumah itu adalah rumah yang sama, saat Deaz menolong Tsania dan bayinya yang dikurung Endru di dalam kamar rumah itu, satu minggu yang lalu. "Maaf, kalau boleh tahu, apa yang sedang terjadi di sini?" Seorang ibu-ibu berhijab yang Deaz tanyai pun menjawab. "Ada korban kasus pem

  • Get Me Pregnant   54

    Deaz meletakkan kepalanya di kemudi mobil, memejamkan mata namun tidak tidur. Sudah satu minggu hidup lelaki itu kacau, sangat. Naya pergi dan Tsania terus menyalahkan dirinya atas kematian putrinya. Begitu mendengar suara gerbang yang di geser terbuka, Deaz mengangkat kepalanya, memperlihatkan wajah kusut kurang tidur lelaki itu. Inilah yang Deaz tunggu-tunggu, Mobil Tomi Sutedja keluar dari gerbang besar itu. Buru-buru Deaz pun menyalakan mesin mobil miliknya dan melaju perlahan mengikuti mobil tersebut. Kegiatan seperti inilah yang Deaz lakukan selama satu minggu ini. Mengikuti mobil Tomi Sutedja diam-diam dan berakhir kecewa saat mobil itu lagi-lagi berhenti di perusahaan Sutedja Company. Deaz memukul stir, mengacak rambutnya frustasi. Dia benar-benar persis orang gila sekarang. Deaz bahkan lupa mandi, dan makan jika memang perutnya sudah terasa perih. Deaz sudah tidak lagi menangis, air mata buayanya mungkin sudah habis. Toh, d

  • Get Me Pregnant   53

    1 MINGGU KEMUDIAN. Paris, Perancis. Naya terbangun dari tidurnya saat mendengar suara bel rumah yang terdengar. Perempuan itu kemudian keluar dari kamarnya, melangkah ke arah pintu dan membukanya. "Hai, apa aku mengganggu?" "Lumayan, aku baru saja bangun." "Oh. Maaf kalau begitu," kata Shawn, sambil menggaruk belakang lehernya. Naya tertawa renyah melihat tingkah lelaki itu. "Bercanda." Shawn mengangguk, kemudian mengulurkan sesuatu yang dia bawa untuk Naya. "Untukmu." "Wah. Aku merepotkan lagi." "Tidak masalah. Aku senang di repotkan." "Mau masuk?" Tawar Naya. "Ah itu, sebenarnya aku ingin mengajakmu keluar. Bagaimana?" Naya terdiam, tampak menimang.

  • Get Me Pregnant   52

    Air mata Naya terus mengalir turun. Gadis itu berulangkali mengusapnya namun tidak mau berhenti juga. Sopir taksi sampai heran melihat wanita hamil yang duduk di belakang itu. Naya menatap keluar jendela, membiarkan angin menyapa wajahnya yang memerah karena terus menangis. Cukup lama perjalanan dari bengkel ke rumah Tomi Sutedja, akhirnya taksi pun berhenti tepat di depan gerbang besar rumah mewah itu. Naya segera turun tanpa membayar uang taksi terlebih dahulu, seorang satpam yang membukakan gerbang yang akan membayar tagihan untuk cucu kesayangan Tomi Sutedja. Naya kemudian melangkah masuk kedalam rumah karena pintunya memang tidak di tutup. Naya melangkah cepat ke arah ruang tamu, samar-samar terdengar suara percakapan dari sana sambil menahan perut besarnya dengan tangan kanan. Dan begitu melihat Tomi Sutedja yang duduk di sofa panjang ruang tamu, Naya langsung be

  • Get Me Pregnant   51

    "Hai." Naya mengangguk singkat membalas sapaan itu. Gadis itu segera duduk di kursi restoran yang berseberangan dengan tempat duduk Endru. "Maaf, karena telah mengganggu waktumu dengan memintamu datang kemari." "Ada apa?" Tanya Naya to the point. Endru kemudian meletakkan sebuah amplop di atas meja, membuat Naya mengernyitkan kening melihat itu. Endru kemudian menjelaskan.. "Itu riwayat kesehatan milik saya. Saya penderita ...." "Borderline personality disorder. Ya, aku sudah tahu." Endru menaikkan satu alisnya tinggi-tinggi. "Dari Tsania?" Naya mengangguk. "Ya. Endru menghela napas berat, kepalanya tertunduk. Naya menatap dalam diam lelaki di hadapannya itu. "Saya tidak akan menceraikan Tsania." "Saya sangat m

  • Get Me Pregnant   50

    "Kenapa lama?" Naya kembali duduk di kursinya usai dari kamar mandi. Gadis itu tersenyum tipis ke arah Deaz. "Maaf. Tadi BAB." "Tapi kamu gak papa kan?" Deaz bertanya dengan mimik wajah khawatir. "Enggak kok." "Serius, Nay?" "Iya, aku serius." Deaz mengangguk, meski masih menatap ke arah Naya dengan seksama. Dihadapannya, Naya mulai kembali menikmati makanannya yang tadi sempat tertunda, namun entah kenapa Deaz merasa Naya menyembunyikan sesuatu darinya. Sementara Naya diam-diam kembali memikirkan pertemuannya dengan lelaki asing di depan toilet tadi. "Apakah, kita saling mengenal?" "Saya suami Tsania." Naya terbelalak mendengar informasi tersebut. Langkah kedua kakinya terayun mundur. Senyum ramah yang Endru pasang sedari tadi pun p

  • Get Me Pregnant   49

    Perlahan, kedua kaki Naya bergerak mundur, tidak jadi masuk kedalam. Dadanya sesak. Naya tidak sanggup membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam sana. Kedua matanya terasa sangat panas, meski di lubuk hati kecilnya, Naya masih menaruh kepercayaan pada Deaz. Deaz tidak mungkin selingkuh. Deaz tidak mungkin berkhianat. Deaz tidak mungkin... "Akh!" Naya memekik, hampir saja tubuhnya akan terjatuh ketika gadis itu ingin berlari pergi dari sana, jika saja kedua tangan kokoh seseorang tidak dengan sigap menahannya. "Sayang?" Naya mengangkat pandangannya dan terkejut. "De-deaz?" "Kamu, ngapain disini?" "Itu ... kamu, kenapa kamu ...." "Bang! Tsania mau lahiran ini!" Teriakan itu, langsung mengalihkan perhatian Deaz dan Naya secara bersamaan. &nbs

  • Get Me Pregnant   48

    "Setelah melarikan diri, ternyata di sini kamu malah selingkuh." "Bajingan!" Teriak Deaz kesal ketika melihat Tsania ditampar. Namun satu tonjokan langsung melayang di rahang Deaz ketika lelaki itu hendak bergerak maju. Dua lawan satu, jelas saja Deaz tidak bisa menyeimbangi kedua lelaki berbadan besar itu. Tubuh Deaz berulangkali di hajar hingga punggungnya membentur tembok. Sementara Tsania hanya bisa menangis dan menjerit, memohon pada suaminya untuk melepaskan Deaz. "Endru! Kumohon jangan! Lepaskan Deaz! Kumohon suruh kedua anak buahmu untuk berhenti." Brak! "Endru!" Kepala Deaz pening. Kepalanya baru saja menghantam meja namun lelaki itu masih bisa berdiri dan langsung membalas pukulan dua orang lelaki yang baru saja merusak ketampannya itu. Deaz marah bukan main. "Deaz! Kumohon Berhenti! Pergilah dari

DMCA.com Protection Status