Jolie memang beruntung, tapi tokoh utamanya kamu, Angela :))
Kerutan tampak jelas di antara alis Claus kala menatap tangan Angela dan Duke yang masih terpaut. Apalagi, ketika mendengar gumaman lirih Duke menyebut tunangannya malaikat.“Maksudku, namamu mempunyai arti malaikat.” Duke melanjutkan ucapannya.“Ah … benar ….” Angela terkekeh kecil.Dia pikir, Duke adalah pria kaku yang tidak bisa bercanda. Tapi, tampaknya dia keliru. Meski tak seperti sedang membuat lelucon, dia mengira jika Duke sedang bercanda dengannya.“Apa kalian akan terus berpegangan tangan selama rapat?” tegur Claus.Duke dan Angela sama-sama menarik tangan mereka, kemudian tersenyum sebelum duduk. Awalnya, Claus tak terganggu oleh hal-hal kecil itu. Namun, makin lama, cara bicara mereka semakin berlebihan, seakan-akan sudah mengenal lama.Sejak Duke menyuruh Ivy masuk untuk menjelaskan proyek baru mereka, Duke sering menanyakan pendapat Angela tentang acara yang akan mereka selenggarakan. Bahkan, Claus tidak dimintai pendapat sama sekali.“Ingat, Tuan Duke, aku yang punya w
‘Apa aku barusan berpikir wanita yang mungkin menjebakku itu menarik? Wah … aku benar-benar sudah gila! Aku pasti terobsesi dengan kinerja karyawan sampai berpikir dia yang sedang bersemangat itu cukup menarik.’Lagi pula, mereka bisa saja pura-pura baru mengenal dan sengaja menunjukkan adegan itu untuk mengelabuinya, pikir Claus.“Saya akan menunggu Anda, Nona.” Perkataan Duke pada Angela menyadarkan Claus.Angela langsung berlari kecil kembali ke ruangannya untuk mengambil desain perhiasan yang ditinggal di laci meja kerjanya.“Bukankah kau bilang sedang sibuk dan hanya bisa meluangkan waktu sebentar?” sindir Claus kala Angela sudah tak terlihat.“Acaraku setelah ini dibatalkan. Aku malah ingin mengajakmu makan siang bersama, sekaligus membicarakan lokasi yang akan kita gunakan.”Claus tersenyum tanggung. Bahkan, Duke mengajaknya makan siang pun cukup mengherankan.Walaupun dia memperkenalkan Duke pada Angela sebagai temannya, namun dia merasa hubungan mereka tidak se-dekat itu samp
Kenapa dia harus mengkhawatirkan yang tidak perlu?Di Smith Group, Claus lebih berkuasa dari Duke. Nyatanya, Angela segera menurut setelah disuruh mengikuti Hector ke ruangannya.Ivy juga langsung berkemas setelah Duke mengatakan akan kembali ketika jam makan siang nanti. Setidaknya, Claus akan mengantar Duke sampai elevator demi menjaga kesopanan. Meski dia mengenal Duke, namun Duke adalah pemimpin perusahaan lain yang perlu dihormati dalam situasi formal.“Aku akan kembali lagi nanti. Jangan lupakan janjimu dan mengajak tunanganmu,” pesan Duke.Claus malah mendekat, menatap Duke penuh ancaman. “Asalkan kau lebih sopan dengan tunanganku, aku akan membiarkannya ikut.”Duke menyeringai. “Aku sudah sangat sopan padanya. Tanyakan saja pada Ivy. Hanya kau yang menganggapku tidak sopan.”Itu benar. Namun, Claus tetap tak terima ketika tunangannya didekati wanita lain.“Dengar, Duke, aku tidak suka kau merayu tunanganku. Lakukan itu kepada wanita lajang lain.”…Duke tiba-tiba terkekeh. Sun
Angela langsung mengatupkan mulutnya. Dia tidak seharusnya membongkar rahasia itu.Biarpun dia sebal karena Travis telah memanfaatkannya, dia ingin menunjukkan jika desain barunya bisa mengalahkan Travis. Namun, bukan berarti dia ingin menjatuhkan Travis dengan sesuatu yang telah diberikannya.“Apa perkataanmu bisa dipertanggungjawabkan?” “Tidak. Aku hanya asal bicara karena sedang melamun,” balas Angela dengan cepat.Manik hijau Justin kembali menatap Angela seperti sedang mencari sesuatu yang sulit ditemukan. Keringat bercucuran di tengah dada Angela meski ada penyejuk ruangan.“Apa yang sedang kau lamunkan sampai tidak konsentrasi bicara?”Angela diam-diam menghela napas lega. Meski sedikit banyak bicara, Justin dengan mudah melepaskan kesalahannya.“Ah … aku hanya … sedikit lapar.” Angela tertawa canggung.“Apa kau belum sarapan? Jangan-jangan, kau menunggu Claus di sini agar bisa makan siang dengannya …”‘Uh … kenapa dia terus bertanya seperti polisi? Dan kenapa dia duduk semaki
Justin dan Angela spontan saling mendorong. Tingkah mereka seperti ketahuan sedang berselingkuh di mata Claus.Claus marah besar! Apa dia telah dikhianati?Namun, kalau dipikir-pikir, mengapa dia harus marah sampai menghabiskan energi?“Oh, kau sudah datang.” Justin gegas menyambut Claus. “Angela barusan mengajariku menggambar desain perhiasan. Aku sepertinya mulai tertarik dengan bidang ini, Claus.”Justin mengalihkan pandangan, merasa tak nyaman oleh tatapan tajam Claus nan mematikan. Apa dia telah melakukan kesalahan? Jarang sekali Claus bersikap buruk padanya. Tiga pria yang menginginkan kakak sepupunya selalu berusaha dekat dengannya.“Angela, bisakah kau memberi nomor ponselmu? Aku ingin berguru padamu.” Justin buru-buru mengalihkan pembicaraan.“Boleh, tapi ajaranku cukup mahal.”Justin terperangah. “B-berapa?”Angela terkekeh keras. Reaksi Justin selalu bisa menghiburnya.“Apa kau percaya aku akan meminta bayaran padamu? Lagi pula, aku juga masih belajar. Kita bisa belajar be
“Apa yang kau pikirkan?!” segah Claus, tak suka melihat seringai dan tatapan Duke yang penuh selidik.Duke jelas curiga. Pasalnya, si kembar sering mengajak Jolie makan di restoran itu. Namun, Duke tak mengatakannya untuk menjaga hati Angela. “Kalian ini mirip pasangan yang bertunangan karena paksaan orang tua. Terlihat seperti orang asing yang baru saja saling mengenal.”Claus menatap tajam Angela. ‘Apa kau bodoh? Sudah jelas ada gambar wajah papa yang cukup besar di dekat nama restoran! Seharusnya kau pura-pura pernah ke sini!’ batinnya geram.Angela tampaknya menyadari kesalahan itu. Dia lantas memberi alasan jika dia lebih suka makan di tempat sederhana. Ivy pun membenarkan perkataannya.Ketegangan pun mereda. Mereka lantas masuk ke dalam, duduk di kursi VIP lantai atas sambil membicarakan perihal bisnis selagi menunggu makanan.Perbincangan mereka akhirnya berhenti ketika pelayan menyajikan hidangan. Air liur Angela hampir tumpah melihat visual makanan di piringnya.Namun, piring
“Um, Mama, bolehkah aku keluar menemui temanku sebentar?” Angela sengaja memanggil Laura dengan sikap manis untuk mendapatkan izin.Laura langsung meletakkan cangkir teh. Matanya berkaca-kaca oleh panggilan Angela, serta cara bicaranya yang lebih santai.Akhirnya, Angela mulai membuka hatinya. Laura yakin, meski awalnya terpaksa, percintaan putranya akan membahagiakan seperti kisah cintanya dengan Asher.Angela mendadak terbebani oleh tatapan Laura. ‘Aku tidak seharusnya memanggilnya mama,’ sesalnya.“Kenapa kau tidak menyuruh temanmu datang kemari saja? Mama akan menyiapkan jamuan dan kamar untuk temanmu menginap,” tutur Laura lembut.Meski baru mengenal sebentar, Angela cukup kagum pada Laura. Selain cantik, Laura sangat perhatian, penuh kasih sayang, dan selalu tampak anggun.Pantas saja Asher tergila-gila pada istrinya.Jika benar-benar mencintai Claus, Angela pasti akan sangat senang memiliki ibu mertua seperti Laura. Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi, pikirnya.“Temanku pa
Claus mendobrak pintu kamar orang tuanya. Asher yang sedang mencumbu istrinya, spontan melempar bantal ke arah pintu dengan kencang, yang akhirnya tertangkap oleh Claus. Sementara itu, Laura sontak menggulung badannya dengan selimut.“Claus!” bentak Asher, murka. Apa Claus ingin melihat tubuh istrinya? “Anak durhaka!!”Claus berpaling ke samping. Dia sangat kesal sampai lupa jika saat ini adalah waktu orang tuanya bersenang-senang dan tidak boleh diganggu.“Kenapa Mama mengizinkan wanita itu keluar malam-malam?! Kalau terjadi sesuatu padanya, kita yang akan repot nantinya!”Kepala Laura menyembul di balik selimut, tapi Asher segera menutupinya lagi. Asher tak sudi memperlihatkan tubuh seksi istrinya pada siapa pun, termasuk pada putra-putranya. Sejak Claus dan Collin mulai sekolah, Laura bahkan tak diizinkan mandi bersama si kembar lagi. Itu adalah hal yang tak pantas bagi Asher.Kesal oleh kehadiran Claus yang sangat mengganggu, terbersit dalam pikiran Asher untuk membalasnya.“Kami
Claus Smith duduk di kursi baru yang belum lama disiapkan pemilik toko. Beberapa wanita yang lewat di depan toko berbisik-bisik sambil tersenyum ke arahnya. Ada pula yang senantiasa memandanginya dari kejauhan.Sejak kecil, Claus dan Collin banyak muncul di layar kaca pada acara-acara besar, baik pada berita bisnis maupun pemerintahan. Banyak yang mengenal dua wajah tampan itu, khususnya di ibu kota.Mereka tak pernah muncul langsung di depan umum. Karena itu, keberadaan Claus cukup menarik perhatian.Claus biasanya malas meladeni mereka. Namun, saat ini, dia menunjukkan karismanya terang-terangan.“Papaku bekerja di Smith Group, Tuan. Bolehkah aku berfoto denganmu? Aku ingin menunjukkan pada papaku,” pinta gadis yang memakai seragam SMP.Claus tersenyum miring. “Aku bahkan bukan selebriti.” Namun, tetap berpose dengan gadis itu.“Anda jauh lebih berharga dibanding aktor ternama, Tuan!”Melihat ada yang diperbolehkan mengambil foto dengan salah satu si Kembar Smith, beberapa gadis lai
Angela berniat menyusul Duke untuk menyerahkan desain yang terakhir dibuatnya. Dia ingin memastikan tim-nya tak mengalami kesulitan selama dia libur satu bulan.Alih-alih menemukan Duke, Angela justru melihat orang-orang berkerumun di jalan dekat perusahaan. Di antara kaki-kaki orang yang berdiri di sana, Angela melihat wajah yang familier.“Travis ….”Kertas-kertas dalam map berhamburan jatuh di tanah. Kedua tangan Angela terangkat, menutup mulutnya penuh keterkejutan.Suara keras sirene ambulance menyadarkannya. Namun, Angela tetap melangkah seperti orang linglung. Mendekati mantan kekasihnya yang sedang ditangani oleh tiga petugas medis.Travis diangkat ke atas brankar, lalu memasuki ambulance. Hanya tersisa darah yang menggenang di permukaan aspal.“Angela!” seru Leona, muncul di antara kerumunan orang yang mulai meninggalkan lokasi. ““Apa yang terjadi?” tanya Angela, masih tampak terkejut.Angela tak seharusnya khawatir. Namun, tak elak, dadanya sesak melihat Travis seperti oran
Ketika keluar dari ruang kerja Claus, Duke berpapasan dengan Angela. Dia bingung harus bereaksi apa ketika Angela tersenyum menyapa.“Selamat siang, Tuan Duke.”Alhasil, Duke hanya mengangguk singkat. Dia bahkan tak menatap Angela. Bukan karena dia membenci Angela karena tak bisa memilikinya, namun dia tak mau mengharapkan wanita yang telah menjadi istri pria lain.Setidaknya, Duke butuh waktu supaya hubungan mereka menjadi biasa. Hanya sekedar relasi kerja. Dia perlu melupakan sosok malaikat yang sangat diinginkan untuk pertama kalinya.Ya. Angela adalah keinginan pertama Duke Volker. Dia tak pernah menginginkan apa pun karena ayahnya selalu memberikan segalanya dengan mudah.“Apa Tuan Duke marah padaku?” gumam Angela bingung, menatap pria itu semakin menjauh dan akhirnya tak terlihat lagi di kantornya.***“Tuan Duke!” seru Travis Wood sambil berlari ke arah mobil Duke Volker di tepi jalan samping perusahaan.Duke menghentikan gerakannnya, menoleh ke belakang. Travis sudah berdiri d
Suasana hening dalam sekejap. Tiba-tiba, Claus tertawa keras.Apa Duke mencoba membodohinya? Jelas-jelas, dia sering menghabiskan waktu sejak kecil dengan Duke, tetapi tak pernah bertemu Angela Quinn. Bagaimana mungkin Duke jatuh cinta pada Angela sejak belasan tahun lalu?“Katakan itu benar. Lalu, apa kau mencoba merebut Angela dariku dengan menggagalkan pernikahanku?”“Kau sudah menikah dengannya. Hal ini tidak perlu kau pertanyakan.”Meski tak menjawab dengan tepat, namun Duke juga tak mengelak. Duke tak menyalahkan usahanya karena memang mendengar dari Ivy jika Angela terpaksa menikah dengan Claus.“Tidak. Aku harus tahu alasan kau mengakui telah menjebakku, sedangkan kita sama-sama tahu kalau kau tidak mungkin melakukan perbuatan rendahan seperti itu.”“Itu artinya, kau tidak cukup mengenalku.” Duke tak menyangkalnya.Sudah berkali-kali Claus kalah saat berargumen dengan Duke. Pria itu tak mudah diajak bicara, terlalu serius, namun ucapannya terkadang sulit untuk dibantah.Terleb
Perintah Claus justru membuat Angela sadar ada yang janggal. “Tapi, Claus, mana mungkin aku juga mencicipi kulit Collin untuk membedakan kalian? Aku juga tidak mau membuka bajunya untuk melihat semua tanda perbedaan yang kau sebutkan.”!!!Kepala Claus bagaikan terkena lemparan batu. Angela benar-benar merusak suasana!Namun, ucapan Angela benar. Tak mungkin Claus sudi melihat istrinya mencicipi tubuh Collin!Otak Claus berputar cepat agar Angela kembali terpancing. Namun, gairah membuat pikirannya kurang berfungsi dengan benar.Alhasil, Claus melemparkan dirinya ke belakang. Berbaring di ranjang sambil memijat pelipis.“Ugh … aku seharusnya tidak memaksakan diriku untuk membuatmu paham. Aku malah jadi kesakitan sendiri gara-gara kau sentuh.” Sakit yang selalu Claus katakan itu hanya menunjukkan gairahnya yang meluap dan ingin dipuaskan. Dia tak benar-benar sakit dan sebenarnya bisa mengalihkan pikiran ke arah lain agar mereda.Namun, dia tak mau. Untuk apa punya istri jika dia masi
Angela malu setengah mati. Rupanya, Claus serius dengan ucapannya, tak mengajaknya ke hotel untuk melakukan kegiatan panas.“Jangan mengalihkan perhatianmu, Angela Quinn!” tegas Claus.Angela buru-buru melihat jemarinya yang dibimbing Claus. Tampak titik kecil di samping kiri dada berotot suaminya.“Lalu, di sini …” Suara Claus semakin berat. Dia membuka telapak tangan Angela, menggerakkan perlahan di tubuhnya sampai ke otot perut. “Otot perut Collin tidak sekeras ini dan jauh lebih lembek,” bualnya. Angela mendadak merasakan panas di tubuhnya ketika melihat perut Claus, dan malah turun melihat ke bawahnya. Pipinya mulai merona, tetapi tak mengalihkan pandangan.Claus tersenyum samar. Kecerdasannya di luar akal sehat, pikirnya. Dia tahu Angela mulai merasakan sensasi yang menggelitik insting sebagai seorang istri.Claus tak berbohong jika dirinya hanya ingin menunjukkan perbedaan tubuhnya dengan Collin. Namun, jika Angela mau melakukan aktivitas panas seperti semalam, Claus dengan se
Claus terkesiap. Dia cemburu buta seperti Asher Smith?Mustahil! Angela yang mulai tergila-gila dan seharusnya cemburu!“Omong kosong! Jangan menyamakanku dengan Asher Smith! Pergi sana!”Collin mengumpat pada saudara kembarnya setelah dilepaskan. Dia juga minta maaf pada Angela meski tetap kesal pada Claus. Angela lantas ikut pulang dengan Claus di mobil yang sama. Memikirkan ucapan Collin dan sikap berlebihan Claus.Apa benar Claus cemburu?Angela tanpa sadar tersenyum. Dia ingin disayangi suaminya dengan tulus setelah pernah merasakan dikhianati pria.“Bisa-bisanya kau yang adalah istriku tidak bisa membedakanku! Kau benar-benar mengecewakan,” ucap Claus dingin, membuyarkan lamunan Angela.“Maaf … tapi, mama dan papamu saja terkadang tidak bisa membedakan kalian, Claus. Aku juga baru mengenalmu.”Claus membuang napas kasar. Dia kesal, tapi tiba-tiba memikirkan ide sempurna.“Kau harus belajar membedakanku dengan Collin.” Claus menendang belakang kursi sopir dengan gaya arogan. “Be
‘Kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak?’ batin Angela. Dia hanya duduk mendengar percakapan Collin dengan klien perusahaan.“Bibi Nora, kenapa tidak mampir ke rumah? Mama pasti akan senang bertemu denganmu.” Tampaknya, klien yang mereka temui berhubungan dekat dengan keluarga Smith. Collin sampai memanggilnya bibi dalam pertemuan resmi antara perusahaan mereka.Mendadak, Angela merasa janggal dengan cara bicara Collin. ‘Apakah karena mereka saling mengenal sehingga dia tampak hangat dan ramah?’ Suaminya jarang bersikap seperti itu.“Nanti saja. Aku ada urusan lain dan harus segera pergi setelah ini selesai.”Seperempat jam kemudian, mereka menyelesaikan urusan bisnis mereka. Nora segera berpamitan pulang setelah sekretarisnya membisikkan jadwal selanjutnya.“Sampai bertemu lagi … Claus atau Collin? Ya ampun, sejak tadi aku benar-benar bingung siapa kau?” Nora terkekeh kecil. “Co—Claus, Bibi. Hati-hati di jalan.” Collin hampir lupa sedang bersandiwara di depan Angela. Beruntung, Ang
“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur Collin, tiba-tiba muncul di belakang Claus. Dia ikut mengintip ke arah yang dilihat saudara kembarnya. “Dia orang yang berniat buruk pada Angela, bukan?”“Ck! Bukan urusanmu! Kenapa kau mengikutiku? Jangan dekat-dekat denganku! Malas sekali kalau orang mulai membandingkan kita.”Namun, Collin tetap mengikuti Claus. “Aku mau memberimu dokumen baru dari Tuan Victor!”“Berikan pada Hector! Berhenti mengikutiku!!”Angela melihat saudara kembar itu berjalan cepat melintasi ruangan. ‘Apa yang mereka lakukan? Kenapa Collin memakai baju yang sama dengan Claus? Sepertinya, tadi Collin tidak memakai baju itu. Yang mana suamiku?’Penasaran, Angela mengikuti mereka. Sebagai istri yang baik, dia harus mulai bisa membedakan si kembar.Seberapa keras pun menebak-nebak, jika keduanya sama-sama bicara kasar, Angela tetap tak bisa membedakannya. Dari suara, tinggi badan, gaya rambut, dan warna mata mereka tak ada yang berbeda.“Sialan! Kenapa dia malah lari begitu?