Share

Dia tunangan ku!

Penulis: Embun Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 22:21:52

"Sabar ya nona Maudy, mungkin Tuan Arland tidak begitu, hanya saja waktunya mungkin sangat mendadak jadi tidak sempat mengatakannya!" Bi Ijah masih mencoba berpikir positif supaya Maudy tidak memikirkan hal yang membuatnya sakit.

Maudy diam, ia pun minta izin pada Bi Ijah supaya ia masuk kamar, setelah tiba di kamar ia menangis karena kesal, belum lagi Murni semakin cuek padanya.

"Aku harus bisa menggantikan posisi Bella jadi istri Arland, kalau seperti ini aku hanya akan buang-buang waktu saja di sini, aku tidak akan mendapatkan apapun, tujuanku ke rumah ini untuk mendapatkan harta Alexander," ucapnya dalam hati, ia mengacak-acak kamarnya hingga berantakan.

Bi Ijah mau mengantarkan makanan ke kamarnya, ia melihat kamar itu berantakan dan Maudy terlihat emosi.

"Ada apa nona Maudy?" tanya Bi Ijah panik, ia takut Maudy melakukan kesalahan yang fatal terhadap dirinya.

"Aku baik-baik saja Bi, aku tidak apa-apa!"

Meskipun Maudy mengatakan baik-baik saja, tapi jelas kelihatan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Tragedi

    "Lepaskan aku, Tuan!" Bella meronta dan menangis pada pria yang menariknya mendadak. Namun, suara penuh emosi justru terdengar, "Kau tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri dariku lagi Maudy." Maudy? Tampaknya pria ini salah mengenali orang. "Anda salah, Tuan. Aku bukan kekasih Anda, tapi cleaning service di hotel ini," ucap Bella sembari berusaha menarik tangannya. Sayang, pria yang tampaknya mabuk itu, tidak peduli. Dengan langkah yang sempoyongan, ia langsung mengunci ruangan presiden suite itu, lalu membuang kuncinya ke bawah tempat tidur. Bella gemetar. Ia berusaha mencari kunci itu dengan meraba-raba lantai bawah tempat tidur, tapi tubuhnya justru diangkat dan diletakkan ke ranjang oleh pria itu. "Mulai saat ini, aku tak akan melepaskanmu Maudy. Sudah cukup kau berkali-kali membuatku sakit hati. Kau bahkan pergi dengan Andre." Bella terkesiap. Ia sontak berlari ketika pria itu membuka jasnya, tetapi dengan sigapnya pria itu menarik pinggang Bella dengan

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Pencarian

    "Bella, bangun! Apa yang terjadi? Apa kau sakit?" Di sisi lain, sahabat Bella panik kala menemukannya pingsan di lantai, terlebih kala ia merasakan tubuh Bella yang terasa panas saat diangkat ke atas ranjang. Sunny lantas berusaha menelepon Nilesh, sahabatnya yang lain, agar segera datang ke kosan itu. "Nilesh tolong aku, bisakah kau datang sekarang ke kosan kami? Bella tiba-tiba pingsan dan tubuhnya sangat panas," kata Sunny meminta tolong pada seorang pria yang menyukai Bella sejak 4 bulan lalu. Tanpa basa-basi, Nilesh pun setuju. Pria itu segera datang ke kosan kedua perempuan itu dan mendapati Bella yang terbaring dan Sunny duduk di samping Bella. "Apa yang terjadi, Sun?" tanya Nilesh, khawatir. Ia memegang tangan Bella yang panas dan berkeringat dingin. "Sepertinya, kita harus membawa Bella ke rumah sakit. Aku takut terjadi apa-apa jika kita hanya membiarkan Bella di sini," kata Nilesh pada Sunny. Takut membuat Sunny pun menuruti apa yang dikatakan oleh Nilesh.

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Histeris

    Srak! Sementara itu, Arland sedang berada di kantornya, mendadak tidak fokus dengan apapun yang ia kerjakan, hingga tak sengaja merobek kertas kontrak di hadapannya. Ia tak bisa mencari cleaning service itu karena rapat umum pemegang saham yang harus dilakukan hari ini. Namun tak dipungkiri, dia benar-benar tak nyaman. Sang asisten yang juga sahabatnya sontak mengerutkan kening. Ia dapat merasakan ada yang tidak beres pada Arland. "Sejak tadi, kau tidak fokus bekerja. Apa kau sakit? Jika iya, aku akan mengerjakan itu semua." "Aku baik-baik saja." Kay hanya menggelengkan kepala melihat respons Arland. "Jangan bilang Maudy membuat kekacauan lagi?" gumamnya sambil fokus pada pekerjaannya. Namun, Arland hanya menghela nafasnya. Bukan Maudy, tapi gadis yang kemarin malam menjadi pelampiasannya itu. Menurut Arland, itu adalah kesalahan fatal yang pernah ia lakukan. Bagaimana jika itu tersebar di media? Arland menggelengkan kepala. Harusnya yang dipikirkan adalah bagaimana jika

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Terulang?

    "Apa yang kau lakukan di sini? Siapa yang kau cari?" Saat dirinya mengejar Bella, tiba-tiba Kay menarik tangannya lalu bicara dengan Arland. Seketika mata Arland memandang ke segala arah, ia kehilangan Bella. "Sial, apa yang kau lakukan? Aku kehilangan dia, bodoh!" bentak Arland, kesal karena Kay telah menggagalkan pertemuannya dengan gadis yang ia cari. "Aku tidak mengerti? Ada apa?" tanya Kay menaikkan kedua alisnya. "Lupakan!" Arland tak bisa mengatakannya pada Kay. Ia langsung masuk ke mobilnya lalu memukul setir mobilnya dengan marah. Sementara itu, tanpa disadari siapapun, Bella berlari tergesa-gesa dan nafasnya tak beraturan. Ia tadi merasa sangat frustasi di kamar sendirian sebab Sunny menggantikan dirinya untuk bekerja setelah dirinya terbangun dari pingsan. Oleh karena itu, Bella pergi ke swalayan dengan berjalan kaki–idak peduli dengan kendaraan yang melintas kencang di sampingnya. Ia pasrah dengan apapun yang terjadi padanya Tapi siapa sangka, Bella justru ha

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Pulih

    Di sisi lain, Bella tampak mulai pulih. Masuk pada shift kedua, Bella berjalan seorang diri menuju hotel. Meski Nilesh selalu menjemputnya, namun kali ia menolak tawarannya. Dia sudah berjanji pada dirinya untuk mengatur jarak dengan pria itu agar tak menyakitinya. Namun saat Bella berjalan dengan santai, tiba-tiba Arland melewati jalan itu. Ia tanpa sengaja melihat Bella dan mencoba turun dari mobilnya. Dengan cepat, ia bergegas ke arah Bella dan menarik tangannya pelan. Namun siapa sangka, gadis itu gemetar melihatnya! "Lepaskan aku," lirihnya. Tanpa sadar, Bella meneteskan air matanya sembari mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Arland. Arland sontak menghela napas kasar. "Jangan takut, aku hanya ingin bicara denganmu." Bella menggelengkan kepala. Air mata terus mengalir dari pipinya, bahkan Arland bisa merasakan emosi pada diri Bella. "Aku tidak membutuhkan laki-laki biadab sepertimu yang bahkan berani menghancurkan kehidupan seseorang yang bahkan tidak kau

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Cemburu

    Bella tampak terkesiap. Namun, ia segera menormalkan eskpresinya. "Tidak ada alasan lain. Aku hanya ingin pergi.” “Ayo kita pulang, Nilesh. Berlama-lama di kafe ini, juga tidak akan merubah keadaan," ucap Bella lagi. Ia takut Nilesh berhasil mengorek rahasia mengerikan itu. Nilesh tampak menghela napas. Pria itu sebenarnya merasa kesal karena tahu tak bisa membujuk Bella sama sekali. Terpaksa, pria itu pun keluar bersama Bella dari kafe itu. Meski demikian, Nilesh masih merasa ada sesuatu yang tidak beres. Entah apa ….. Hanya saja, satu hal yang mengganggunya. Mengapa Bella juga tidak mau jujur pada Nilesh? Apakah gadis itu tak menyadari perasaannya? Tanpa disadari pria itu, Bella melirik Nilesh dalam diam. "Maafkan aku Nilesh, aku tidak ingin menjadi masalah untukmu nanti," ucapnya dalam hati. Sementara itu, Arland terpaksa meninggalkan hotel itu dan kembali ke kantornya karena mendadak ada meeting dadakan dengan beberapa orang penting dari perusahaan asing. Mereka san

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Menculik

    Menahan gejolak emosi, Arland terus mengikuti Bella. Terus begitu, hingga tepat di sebuah gang, motor yang diikutinya tampak berhenti. Hanya saja, Arland mendadak mencengkram setirnya kuat. Lagi-lagi, ia bisa melihat Bella terlihat begitu akrab dengan pria yang tak dikenalnya itu. Apakah ini alasan Bella tak mau menerima permintaan maaf atau tanggung jawabnya? Terlebih, tatapan mata pria itu penuh cinta pada Bella! "Siapa laki-laki itu?" geram Arland. Kepalanya mendadak dipenuhi keinginan memukul atau menghabisi pria yang bahkan namanya tak ia ketahui itu. Tahu bahwa cepat atau lambat itu bisa terjadi jika masih terus di sana, Arland langsung memacu mobilnya lalu pergi menuju club dengan kecepatan tinggi. Ia tak ingin masalah pribadinya merusak reputasi perusahaan keluarga yang dibangun sejak lama. Ada banyak orang yang bergantung padanya. Hanya saja, begitu tiba di club, ia tak bisa menahan diri lagi. Dengan cepat, Arland meneguk minuman yang ada di meja Kay, h

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Gairah (18+)

    Tak lama, keduanya tiba di ruangan megah nan indah milik Arland. Meski demikian, Bella masih belum juga sadar. Pria itu lantas membaringkan tubuh Bella di atas ranjang yang empuk dan lembut, lalu meneguk beberapa gelas alkohol yang kebetulan ada di ruang penyimpanan miliknya. Tubuh pria itu terasa semakin panas, hingga ia memutuskan berendam di bathtub. untuk menetralkan hawa panas di tubuhnya. Sayangnya, usaha Arland sia-sia saat wajah Bella melintas di pikirannya. Ia keluar dengan hanya handuk melilit bagian pinggang ke bawah. Tanpa busana, Arland masuk ke dalam kamar. Iblis menguasai dirinya, hingga Arland langsung membuka pakaian Bella satu per satu. Memandangi wajah gadis yang ternyata mampu membuat hasratnya semakin menggebu–sesuatu yang tak pernah Arland rasakan sebelumnya. Tangan pria itu bergerak tanpa dikomando menyentuh seluruh tubuh Bella. Dengan cepat, Arland sudah berada di atas tubuh gadis itu dan mengecup bibir Bella dengan lembut, hingga menuju

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Dia tunangan ku!

    "Sabar ya nona Maudy, mungkin Tuan Arland tidak begitu, hanya saja waktunya mungkin sangat mendadak jadi tidak sempat mengatakannya!" Bi Ijah masih mencoba berpikir positif supaya Maudy tidak memikirkan hal yang membuatnya sakit. Maudy diam, ia pun minta izin pada Bi Ijah supaya ia masuk kamar, setelah tiba di kamar ia menangis karena kesal, belum lagi Murni semakin cuek padanya. "Aku harus bisa menggantikan posisi Bella jadi istri Arland, kalau seperti ini aku hanya akan buang-buang waktu saja di sini, aku tidak akan mendapatkan apapun, tujuanku ke rumah ini untuk mendapatkan harta Alexander," ucapnya dalam hati, ia mengacak-acak kamarnya hingga berantakan. Bi Ijah mau mengantarkan makanan ke kamarnya, ia melihat kamar itu berantakan dan Maudy terlihat emosi. "Ada apa nona Maudy?" tanya Bi Ijah panik, ia takut Maudy melakukan kesalahan yang fatal terhadap dirinya. "Aku baik-baik saja Bi, aku tidak apa-apa!" Meskipun Maudy mengatakan baik-baik saja, tapi jelas kelihatan di

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Maudy pura-pura bersandiwara

    "Kenapa harus takut? ya sudah mandi sana!" ucap Kay, ia juga tahu Sunny sangat merasa canggung saat mereka tiba di rumah sakit. Sunny masuk ke kamar mandi, ia mandi tapi berusaha untuk tidak berisik. "Dia sangat takut padamu Arland, sejak Anthony mengejarnya!" ucap Kay. "Kenapa harus takut, aku tidak pernah melakukan apapun padanya," jawabnya. Lalu Bella bangun saat ia mendengar percakapan antara Arland dan Kay, ia pun perlahan duduk lalu pindah ke kursi, ia menyelimuti Arland supaya tetap hangat, ia melihat dari jendela hujan masih deras, ia juga tidak melihat Sunny ada di antara mereka. "Lho, dimana Sunny?" ia bingung karena tidak melihat Sunny sejak ia bangun tidur. "Di kamar mandi," ucap Kay. "Aku pikir dia pergi," kata Bella, kini ia merasa lega mengetahui Sunny masih ada di dekatnya. Nilesh merasa gelisah ketika ia mulai memimpikan Bella, ia merasa tak tenang, bahkan saat Anthony menyuruhnya sarapan, ia menolaknya dengan alasan belum selera makan, wajahnya penuh

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Bella tidur dipelukan Arland

    Anthony marah-marah ketika ia belum bisa menggerakkan kakinya yang di tembak oleh Kay, ia tidak terima kalah dengan Kay, ia juga menyalahkan Nilesh atas kekalahan mereka, sebab Kay tahu apa yang mereka lakukan. "Semua ini salah mu, kau tidak becus melakukan pekerjaan mu, aku menyesal telah percaya padamu!" ucapnya dengan sombong walaupun ia terbaring di atas tempat tidur rumah sakit. "Harusnya kau berterima kasih padaku, sampai saat ini Arland juga masih ada di rumah sakit, jika bukan karena aku yang melakukan itu, Arland sudah lebih dulu membunuh mu," jawab Nilesh dengan kesal sebab Anthony masih terus marah padanya. "Diam kau, semua ini juga salahmu," Anthony tetap menyalahkan Nilesh. Nilesh keluar dari ruangan itu lalu ia duduk di luar, ia kesal dengan sikap Anthony yang tidak tahu diri itu, selalu di tolong tapi tatap saja selalu menyalakannya. "Aaaaa," ia teriak marah, tapi saat ini ia masih membutuhkan bantuan Anthony untuk menghancurkan Arland, karena Arland yang meny

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Maudy gelisah memikirkan Kay

    Sunny sangat syok lalu memeluk Kay dengan erat, ia menangis tubuhnya gemetar, lagi-lagi ia dibuat ketakutan oleh suruhan Anthony. "Tolong ampuni aku, lain kali aku tidak akan mengganggunya lagi," ucap pria yang di lukai oleh Kay. Tapi Kay sama sekali tidak percaya dengan omongannya, ia harus tetap waspada jika sewaktu-waktu mereka datang lagi dan labuh banyak membawa pasukannya. "Aku tidak akan mengampuni siapapun yang berani menyakitinya, aku akan membuat seluruh keturunan kalian menderita, jika kalian tidak percaya, lakukan saja!" Kay segera meninggalkan mereka, Kay membawa Sunny menjauh dari orang-orang yang selalu membuatnya ketakutan. "Aku tidak tahu hidupku akan seperti apa jika kau tidak datang menyelamatkan ku, kupikir hidupku akan segera berakhir saat itu juga," ucapnya, bahkan saat di mobil pun ia tetap memeluk Kay. "Jangan khawatir, aku akan selalu melindungi mu," Kay mengelus kepalanya supaya ia merasa tenang. Kay membawanya pulang ke rumah sakit untuk menemui

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Sunny diculik

    Bella dan Sunny duduk berdampingan saat menunggu Arland di rumah sakit, Sunny merasa khawatir jika seandainya keluarga Arland atau Kay tidak menerima dirinya, sebab ia memiliki keterikatan dengan Anthony. Sunny duduk diam lesu, ia tidak mengatakan apapun pada Bella, ia masih memikirkan kehidupannya nanti jika Kay tidak lagi melindunginya, saat ini hanya Kay yang ia percaya, apalagi Anthony sudah tahu keberadaannya, pasti ia akan selalu mengincarnya "Kenapa kau diam saja?" tanya Bella padanya, sebab sejak tadi ia hanya diam saja lalu merenung. "Bella, aku tidak tahu harus melakukan apa jika aku seorang diri saja, aku tidak tahu Bella, mungkin aku akan terjerumus lagi ke dalam kejahatan itu, aku sangat bodoh sampai aku harus mengharapkan orang lain untuk melindungi ku," ucapnya, ia merasa sedih, ia juga takut. "Jangan memikirkan itu, aku ada di sini, percayalah padaku!" Bella berusaha membuat Sunny tenang, meskipun ia juga khawatir jika mertuanya tidak mengizinkan Sunny tinggal

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay mendapatkan masalah baru

    Dengan terpaksa, Anthony dan Nilesh tunduk pada Kay, Kay sama sekali tidak lengah, ia fokus pada Anthony, ia tidak mau gegabah. Anthony mencoba memanfaatkan Sunny, tapi Kay segera mengetahuinya, ia segera melepaskan tembakan sekali hampir mengenai Anthony, Anthony kaget lalu menunduk, ia takut di lukai oleh Kay. "Sunny adalah milikku, aku ke sini untuk mengambil apa yang menjadi milikku, kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang bukan milikmu Kay, biarkan Sunny ikut denganku, tanyakan saja padanya, dia adalah milikku!" Anthony dengan bangga mengatakan itu, tapi Sunny muak mendengar ucapan Anthony. "Aku bukan milikmu, aku bukan barang, aku berhak menentukan pilihan ku, lagipula aku tidak suka padamu, aku dan Kay sudah menikah, siapa yang kau bilang milikmu? apa kau tidak merasa bersalah mengatakan hal itu?" Sunny berbohong supaya Anthony tidak mengganggunya lagi. "Kau jangan berbohong Sunny, Kay akan menikah dengan mantan kekasihnya Amanda, kenapa kau mau tinggal dengan pri

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Anthony menemukan Sunny

    Murni tetap tenang meski Maudy memberinya beberapa pertanyaan mengenai Arland dan Bella, ia tidak mau Maudy sampai tahu jika Arland berada di rumah sakit. "Arland sendiri yang meminta Bella menemaninya, biarlah dia ikut, lagi pula mommy bisa mengurus Novia, mommy tidak kemana-mana juga," ucapnya lalu ia duduk di sofa karena selama di rumah sakit ia tidak bisa menyandarkan tubuhnya. "Pasti mereka berbohong, tidak mungkin Bella mendadak pergi dengan Arland keluar kota," gumamnya, ia masih penasaran tapi sepertinya Murni menutupi sesuatu darinya, yang anehnya lagi, Tuan Alexander segera membawa Novia masuk ke kamarnya. Murni meminta Bi Ijah membuatkan minuman dingin untuknya, tenggorokannya terasa sangat kering. "Bibi tolong buatkan minum dingin," ucap Murni dengan lembut, Bi Ijah segera ke dapur kalau membuat minuman itu. Maudy pergi ke kamarnya, ia mondar-mandir di dalam, sebab Kay juga belum kembali, ia tidak mungkin mendapatkan informasi itu dari Murni. "Kapan Kay kembali

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Murni berbohong pada Maudy

    Tuan Alexander bersiap untuk pulang ke rumah dengan Novia, sedangkan Bella dan Kay akan tinggal di rumah sakit menjaga Arland. "Mom, tolong jangan katakan apapun, aku bukan tidak percaya sama bibi, tapi Maudy akan mendesaknya sampai bibi bicara, kita harus merahasiakan ini dari Maudy sampai terbukti ia tidak bersekongkol dengan papanya dan juga Anthony." Kay sangat mewaspadai Maudy, sampai sekarang ia tidak percaya padanya meskipun Maudy selalu berbuat baik di depannya. "Sayang, kamu pulang dulu ya sama opa Oma, tapi mama mau kamu berjanji!" "Berjanji apa ma?" Novia tidak mengerti apa yang di katakan Bella padanya. "Kamu harus janji, jika Tante Maudy bertanya apapun padamu tentang papa dan mama, jangan katakan apapun ya, mama mohon ya nak," Novia diam, ia masih belum mengerti apa yang dimaksud mamanya itu. "Novia, kalau misalnya Tante Maudy bertanya, dimana papa dan mama, kamu harus bilang tidak tahu, papa dan mama bekerja ada urusan, mama mohon ya nak, supaya papa bisa

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Anthony dan Nilesh bertengkar

    "Papa janji setelah papa pulang kita akan jalan-jalan keluar negeri," ucap Arland sambil mengelus rambut Novia. "Janji ya pa, kita akan jalan-jalan!" Novia mengingatkan janji itu supaya Arland tidak lupa. Novia kembali bermain game di ponsel, Arland merasa sedih saat Novia menagih janji padanya. Kay masih duduk di sofa, ia terlihat murung, Sunny tidak tahu harus bicara apa padanya. Kay melihat jam di tangannya sudah pukul 07.15, ia segera menghabiskan teh nya lalu beranjak. "Aku akan ke rumah sakit, tetaplah di rumah, jika ada sesuatu yang kau butuhkan katakan saja padaku," ucapnya lalu ia segera pergi. Sunny menutup pintu rapat-rapat setelah Kay pergi meninggalkan rumah, ia masuk kamar karena merasa sedih, ia khawatir jika suatu saat nanti Anthony menemukannya. "Ya Tuhan, jauhkan aku dari pria jahat itu, aku tidak ingin menjadi tawanannya, aku menyesal telah percaya padanya dulu," ucap Sunny sambil menangis, kalau bisa ia ingin tinggal bersama Kay supaya ia aman dari

DMCA.com Protection Status