Luca dan Belinda sontak menoleh bersamaan ke arah sumber suara dan mereka pun membelalak menatap sosok Daniel di sana. Ya, Daniel langsung pulang setelah ditelepon oleh Pak Yonan karena Pak Yonan merasa bersalah setelah melihat Belinda terluka. Tentu saja Daniel merasa marah pada istrinya itu, tapi demi citra baiknya di depan Pak Yonan yang merupakan orang penting itu, Daniel pun langsung pulang dengan penerbangan paling cepat yang bisa ia dapatkan. Dan di sinilah Daniel, merasa terkejut sendiri melihat Luca yang sedang membopong Belinda dengan begitu mesra. "D-Daniel?" lirih Belinda yang langsung kebingungan turun dari gendongan Luca. Luca sendiri menurunkannya, tapi tetap memegangi Belinda yang oleng dan masih belum bisa berdiri dengan sempurna itu. "Kami mengalami sedikit insiden yang tidak menyenangkan di resort. Kaki Belinda terkilir dan bengkak, karena itu, kami pulang lebih cepat, dan aku sedang membantunya masuk barusan," jelas Luca. "Tapi aku juga terkejut melihatmu pula
Jantung Belinda langsung berdebar tidak karuan menatap Luca berdiri di depan pintu toiletnya, apalagi mendengar pertanyaan pria itu. Entah bagaimana Luca bisa berada di rumah sakit dan bagaimana mereka bisa bertemu seperti ini. "Apa yang terjadi dengan wajahmu, Belinda?" ulang Luca sambil menatap lekat wajah Belinda. Namun, Belinda tidak mau memperpanjang masalah dan buru-buru memakai kembali maskernya. "Tidak ada. Aku tidak apa. Permisi!" seru Belinda yang ingin melarikan diri dari Luca. Namun seperti biasa, Luca tidak akan membiarkan wanita itu lepas darinya. "Tunggu, Belinda! Buka maskermu!" seru Luca sambil langsung mencengkeram lengan Belinda. "Akh, sakit, Luca, lepaskan aku!" "Buka maskermu, Belinda! Aku mau melihatnya!" "Melihat apa?" "Lebam di dagumu!" "Lebam apa? Kau salah lihat. Aku ke sini hanya untuk memeriksa kakiku." "Jangan berpura-pura di depanku, Belinda. Buka atau aku yang akan membukanya sendiri!" "Ck, lepaskan aku, Luca! Lepaskan!" Belinda menarik paksa
Tidak ada yang bicara lagi sepanjang perjalanan pulang selain Belinda yang terus melirik Luca. Hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah dan sialnya, mobil Daniel sudah ada di sana. Belinda pun langsung membelalak dan menahan napasnya sejenak melihat mobil itu. "Daniel sudah pulang? Mengapa dia mendadak pulang?" seru Belinda dengan nada yang begitu cemas. Luca sampai mengernyit menatap Belinda. Entah mengapa setiap kali membahas Daniel, ekspresi Belinda selalu aneh, seperti tertekan, seperti malas, seperti takut, entah bagaimana menjelaskannya. Belinda sendiri langsung keluar dari mobil Luca dengan tetap terpincang-pincang dan saat Luca menyusul keluar mobil, tepat saat itu, Daniel pun keluar dari rumah bersama sopir Belinda. "Kalian pergi bersama lagi? Itu mengejutkan sekali, Luca. Kau tidak memberitahuku kalau kau akan ke rumah sakit, Belinda. Dan aku terkejut melihatmu menyusul istriku ke rumah sakit, Luca," seru Daniel sambil menatap Luca dan Belinda bergantian. Sungguh, suasa
"Pelaku? Aku? Pelaku apa maksudmu, Luca? Aku tidak mengerti. Mungkin alih-alih Belinda, kau yang butuh istirahat, Luca.""Kau jelas mengerti maksudku, Daniel. Bukan hanya satu kali aku melihatmu kasar pada Belinda. Jadi, ubah sikapmu, Belinda itu istrimu, bukan mainanmu atau bawahanmu!" geram Luca yang memang selalu terang-terangan itu. Daniel tetap mencoba tersenyum dan mengangguk. "Well, walaupun aku merasa kau berlebihan, tapi terima kasih atas perhatianmu, Luca! Dan aku akan membawa istriku ke kamar! Ayo, Sayang!" seru Daniel yang mencengkeram lengan Belinda makin erat. Luca sendiri akhirnya melepaskan lengan Belinda, tapi perasaan Luca masih tidak karuan sampai ia hanya menatap punggung Daniel dan Belinda. Dengan cepat, Daniel dan Belinda pun masuk ke kamar dan Daniel langsung mengempaskan tubuh Belinda ke lantai. "Akh!" pekik Belinda tertahan. Daniel sendiri langsung menghampiri Belinda dan berjongkok di depan wanita itu, lalu langsung mencengkeram rahang istrinya itu. "Apa
"Kau tahu kantor Daniel kan, Jedy? Selidiki ke sana dan selidiki juga tentang kedekatannya dengan Lorena!" titah Luca tidak lama setelah ia menutup telepon dari Nando. Jedy sampai mengernyit mendengar perintah yang tidak biasa itu. "Menyelidiki Pak Daniel dan Nona Lorena? Apa maksudnya, Bos?" "Kau tahu kalau selama ini mereka terlalu dekat kan, Jedy? Dan kata Nando, dia melihat Daniel dan Lorena tidur di satu kamar yang sama. Tentu saja itu tidak wajar bagiku." Luca tidak pernah berkomentar saat Hector dan Diana mengangkat Lorena sebagai anaknya. Sifat Lorena yang manja pun membuat Luca biasa saja melihat Lorena bermanja pada Hector, Diana, bahkan Daniel sekalipun. Kecuali dengan Luca, tentu saja, bertemu saja jarang dan Luca tidak pernah benar-benar menganggap Lorena adiknya. Terkadang manja di depan umum atau saat sedang kumpul keluarga, itu masih biasa di mata Luca, tapi tentu saja tidak dengan manja di kamar tidur, itu sama sekali tidak biasa. Jedy sendiri hanya bisa terdiam
"Kapan Ayah pulang? Kurasa ini sudah waktunya melakukan rencana yang Ayah sempat katakan padaku itu, Ayah!" seru Daniel pada Hector di teleponnya. Setelah mendapatkan peringatan dari Luca, emosi Daniel pun tidak bisa diredam lagi. Luca sudah melewati batas sampai Daniel ingin sekali menghajar pria itu, tapi sialnya, Daniel tidak bisa. Daniel ingin melampiaskan kemarahannya pada Belinda pun Daniel juga tidak bisa. Daniel tidak mungkin menambahkan bekas luka baru di tubuh Belinda dan malah membuat Luca makin menggila nantinya. Namun, amarah Daniel membuatnya tidak bisa diam saja hingga akhirnya Daniel memikirkan cara untuk membuat Luca menjauh dari istrinya, yaitu dengan memberikan seorang istri juga untuk Luca. "Ah, maksudmu tentang Pak Yonan dan Grace, Daniel?" tanya Hector di teleponnya. "Tentu saja, Ayah. Bukankah kerja sama yang memberikan untung besar harus segera dilakukan?" "Ya, kau benar, Daniel! Ayah akan pulang dua hari lagi dan Ayah akan langsung mengundang Pak Yonan
Belinda tidak bisa menahan ekspresinya saat mendengar Luca akan dijodohkan. Belinda membelalak kaget dan langsung menatap Luca dengan tatapan yang sulit diartikan. Begitu juga dengan Luca yang masih membelalak menatap Hector tidak percaya. "Apa ini, Ayah? Perjodohan apa?"Namun, Hector hanya tertawa mendengarnya. "Seperti yang kau dengar, Luca. Ayah dan Pak Yonan sudah sepakat untuk menjodohkan kau dan Grace. Kalian terlihat sangat cocok." "Tapi mengapa Ayah tidak pernah membicarakan ini dulu padaku? Ini ...." Luca marah. Nada bicara Luca pun mulai meninggi, tapi untungnya ia masih sadar bahwa keluarga Pak Yonan masih ada di sana. Tidak mungkin ia mengamuk seperti orang gila dan akan mempermalukan keluarganya sendiri. Karena itu, Luca pun menahan dirinya, tapi tatapan Luca tetap terarah tajam pada ayahnya itu. "Ayah, untuk hal seperti ini seharusnya Ayah bicara padaku dulu kan?" geram Luca menahan amarahnya. Diana, ibu Luca yang duduk di samping Hector pun tersenyum. "Bukankah k
Luca sama sekali tidak bisa tidur malam itu. Jantungnya masih berdebar begitu kencang setelah bertengkar dengan ayahnya. Luca merasa kesal luar biasa karena Hector juga mau mengatur hidupnya layaknya Hector mengatur hidup semua orang. Bukan hanya itu yang membuat Luca kesal, karena Belinda juga menjadi penyebab kekesalan Luca. Memang Belinda tidak melakukan apa-apa, tapi kemesraan yang Daniel tunjukkan di ruang makan tadi benar-benar membuat Luca panas. Apalagi Belinda terlihat biasa saja mendengar perjodohan Luca dengan Grace. "Sial! Mengapa aku harus terus memikirkan Belinda? Aku dijodohkan dengan siapa, itu sama sekali bukan urusannya kan? Ck, tapi sial! Aku masih tidak terima dia menjauhi aku. Pasti karena Daniel! Ya, Daniel pasti mengancamnya atau mungkin memukulnya," geram Luca sambil mengepalkan tangannya.Jujur, sampai sekarang Luca masih tidak percaya Daniel bisa berselingkuh dan melakukan KDRT. Walaupun memang sekarang juga belum ada bukti pastinya, tapi apa yang Luca liha
Sembilan bulan kehamilan Belinda yang kedua adalah sembilan bulan yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa kalau ternyata Belinda hamil anak kembar. Luca sampai tidak berhenti memekik senang saat melihat hasil USG, sedangkan Belinda kaget sendiri sampai tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Luca pun menjadi makin protektif pada Belinda, bahkan Belinda tidak boleh mengangkat barang yang berat sama sekali, termasuk menggendong Jonathan. Luca yang selalu menggendong Jonathan dan menggantikan Belinda mengurus anak mereka itu, bahkan Luca membawanya ke kantor sampai para karyawan gemas sendiri dan bergantian menjaga Jonathan. Kadang Jonathan akan berlarian kesana kemari sambil berteriak kegirangan. Kadang Jonathan akan duduk di meja sekretaris sambil membuyarkan berkas. Kadang Jonathan juga duduk di divisi besar dan bernyanyi dengan gembira. Jonathan adalah anak yang sangat bahagia dan dicintai banyak orang. Dan kini, Jonathan akan menjadi kakak dari dua bayi kembar yang lucu ya
"Kami membawakan oleh-oleh dan vitamin untuk Ayah." Luca dan Belinda menjenguk Hector di penjara hari itu. Tinggal di penjara dan beraktivitas santai tanpa memikirkan urusan politik dan bisnis lagi membuat Hector nampak lebih segar dan tanpa beban. Hector benar-benar sudah melepaskan semuanya dan berniat pensiun setelah keluar dari penjara. Hector pun berniat tinggal di rumah saja dan menghabiskan masa tuanya bersama anak cucunya. "Ah, terima kasih, Luca, Belinda. Tapi biarkan Ayah melihat cucu Ayah dulu." Luca dan Belinda membawa Jonathan ke penjara dan Hector pun tidak berhenti tertawa gemas melihat tingkah cucunya itu. "Haha, dia makin lucu dan makin tampan, tapi cepatlah pulang, tidak baik terlalu lama membawa bayi di sini. Tapi beberapa bulan lagi, dia berulang tahun kan? Maaf ya, Grandpa tidak bisa membelikan hadiah apa-apa, tapi Luca, belikan mainan sepeda motor yang plastik itu untuknya. Katakan itu dari Grandpanya."Luca tertawa sambil mengangguk. "Tentu, aku akan melaku
"Eiffel, I'm in love!" teriak Jedy di bawah menara Eiffel malam itu. Dua minggu setelah menikah, Luca dan Belinda langsung pergi berbulan madu. Mereka tidak pergi berdua saja, tapi mereka membawa Jonathan bersamanya. Ameena sendiri sekarang menjadi pengasuh Jonathan dan Ameena selalu diajak ke mana pun Jonathan pergi. Bukan hanya Ameena, tapi karena mereka akan berlibur kali ini, mereka pun mengajak serta Jedy, Nando, dan Lorena. Tentu saja perjalanan itu menjadi perjalanan yang tidak terlupakan bagi mereka karena Jedy dan Nando yang masih jomblo ingin mendapatkan pasangan di kota paling romantis di dunia itu. Jedy yang antusias pun terus berteriak di bawah menara Eiffel itu sampai Luca mendadak malu sendiri mendengarnya. "Haruskah kau berteriak seperti itu? Seperti kau tidak pernah ke Eiffel saja. Aku kan pernah mengajakmu ke sini waktu itu." "Tapi ini pertama kalinya aku pergi dengan wanita, Bos. Tapi wanitanya tidak peka, karena itu, aku harus berteriak keras-keras," sahut Je
"Sekali lagi selamat, Kak Belinda dan Kak Luca." Lorena kembali memeluk Belinda dan Luca setelah acara pernikahan yang sakral itu akhirnya selesai. Hanya keluarga yang hadir dan mereka pun melanjutkan acara itu dengan makan siang bersama. Suasananya pun begitu kekeluargaan dan Belinda juga terlihat begitu santai dengan gaun pengantin sederhananya.Hector dan Diana sendiri sudah dibawa kembali ke penjara, tapi mereka pergi dengan tawa yang terus merekah di wajah mereka. Bahkan, sebelum pergi, mereka menciumi Jonathan dengan gemas. "Terima kasih, Lorena. Tapi aku mau memberikan hadiah kecil untukmu," seru Belinda yang langsung meraih buket pengantinnya. Awalnya Lorena sempat mengernyit sebelum ia melihat buket pengantin Belinda dan mendadak membelalak. "Apa itu? Buket pengantin untukku?" "Ya, ini untukmu agar kau segera menyusulku dan menikah lagi, Lorena." "Yang benar saja, Kak Belinda. Akhirnya aku akan kembali melanjutkan sekolahku dan aku belum memikirkan pernikahan lagi." "
Sebuah taman di sebuah hotel mewah menjadi tempat dilangsungkannya sebuah acara sakral hari itu, yaitu pernikahan dari Luca dan Belinda. Dihadiri oleh hanya keluarga dekat mereka, akhirnya hari pernikahan yang ditunggu pun tiba. Hector dan Diana pun diijinkan untuk menghadiri acara sakral itu hanya beberapa jam saja dan atmosfer di venue acara membuat mereka merinding saking bahagianya. Luca, anak mereka terlihat begitu gagah dengan setelan formalnya. Luca berdiri di panggung untuk menunggu pengantinnya tiba dan Luca sudah tidak sabar lagi untuk menjadikan Belinda sebagai istrinya yang sah. Belinda sendiri sudah begitu tegang di dalam ruang VIP hotel itu dan Belinda memakai gaun pengantinnya lagi. "Aku masih tetap tegang sekalipun ini pernikahanku yang kedua," seru Belinda pada Amelia yang sedang menggendong Jonathan. Bayi mungil itu sama sekali sudah tidak mungil sekarang. Jonathan yang sudah berumur lima bulan itu terlihat sangat montok, terasa berat, dan sangat aktif. Seperti
"Welcome home, Jonathan Alfredo." Semua orang memekik bahagia menyambut kepulangan Belinda dan bayi kecilnya dari rumah sakit. Bayi kecil itu diberi nama Jonathan Alfredo. Jonathan artinya pemberian Tuhan. Jonathan memang pemberian Tuhan yang paling indah dalam hidup Luca dan Belinda. Jonathan juga adalah pejuang kecil yang bahkan sejak dalam kandungan sudah menghadapi ketegangan yang begitu besar bersama Belinda saat harus menghadapi Daniel waktu itu. Sungguh, Jonathan sudah terlatih menjadi kuat sejak dalam kandungan. Lorena adalah orang yang paling heboh hari itu karena Lorena menghias rumah keluarga Alfredo dengan balon-balon berwarna biru dan hiasan lainnya yang membuat rumah itu menjadi meriah. Dibantu oleh Jedy dan Ameena, Lorena pun menyiapkan hidangan spesial untuk merayakan kepulangan Belinda ini. "Ya ampun, Lorena! Ini kejutan sekali! Terima kasih sudah menyiapkan semua ini untuk Jonathan," seru Belinda yang langsung memeluk Lorena. Jonathan sendiri masih digendong ol
Dua minggu setelah sidang Hector dan Diana selesai, akhirnya hari yang dinantikan pun tiba, yaitu kelahiran anak pertama Luca dan Belinda. Belinda sudah mengalami mulas sejak sore hari dan rasa itu makin tidak jelas saat makan malam hari itu. Belinda sendiri sudah tinggal lagi di rumah besar keluarga Alfredo bersama Luca dan Ameena. Nenek Ameena pun ikut tinggal bersama di sana. Beberapa pelayan lama yang masih setia pun dipanggil kembali, kecuali beberapa pelayan yang merupakan kaki tangan Baron tidak dipekerjakan kembali. Lorena sendiri kembali tinggal bersama Pak Landon dan Bu Landon, walaupun Lorena sering sekali berkunjung dan menginap. Beberapa hari ini, Amelia juga ikut menginap di rumah keluarga Alfredo untuk menemani Belinda yang akan segera melahirkan itu. "Hmm, perutku makin tidak enak dan rasanya agak basah, aku akan ke kamar mandi dulu," seru Belinda yang langsung melesat ke kamar mandi. Luca dan Amelia sampai ikut tegang sendiri. "Luca, siapkan semua barang Belind
Dua bulan berlalu dan proses hukum atas Hector dan Diana pun berjalan sangat lancar dan kooperatif. Persidangan dilakukan berkali-kali dengan cukup melelahkan, sebelum akhirnya Hector dan Diana beserta beberapa pejabat lain terbukti bersalah. Hector dan Diana tidak pernah absen dalam sidangnya. Diana pun begitu setia mendorong kursi roda Hector. Ya, Hector akhirnya harus memakai kursi roda karena ada bagian syaraf geraknya yang mengalami kerusakan permanen. Mungkin, selamanya Hector tidak akan bisa berjalan lagi, tapi Hector pun sudah menerimanya. Tanpa mengelak apa pun lagi, Hector pun mengakui semua perbuatannya dengan gentle dan tidak meminta pengampunan lagi. Dengan suaranya yang tegas seperti saat ia berbicara di depan banyak orang, Hector pun meminta maaf dengan tulus pada semua orang yang mengenalnya dan orang yang pernah ia rugikan secara langsung maupun tidak langsung. "Aku Hector Alfredo, mengakui bersalah dan melakukan semua yang dituduhkan. Aku melakukan korupsi itu d
Tidak ada perpisahan yang indah.Sekalipun berpisah dengan psikopat jahat seperti Daniel, nyatanya air mata semua orang tetap terburai saat harus mengantarkan Daniel ke tempat peristirahatan terakhirnya. Luca tidak berhenti memeluk Diana yang begitu lemas. Wajah cantik wanita itu terlihat lesu dan pucat selama beberapa hari sejak Daniel meninggal. Diana tidak berhenti menangis dan kehilangan yang dirasakan Diana seolah menular pada semua orang. Amelia juga hadir pada acara Daniel dan Amelia juga tidak berhenti meneteskan air matanya. Begitu juga dengan keluarga Pak Landon dan pejabat penting lain yang hadir di sana. Kematian Daniel tidak benar-benar dipublikasikan secara jujur. Daniel yang sempat diketahui menjadi buron pun hanya dikabarkan mengalami kecelakaan dan meninggal. Itu adalah bentuk penghormatan terakhir pada Daniel. Cukup keluarga mereka dan beberapa orang yang terlibat yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. "Selamat jalan, Daniel! Selamat jalan, Anak Ibu! Ibu berha