"Carikan aku wanita untuk malam ini, Jedy! Kali ini kau harus menemukannya!" geram Luca yang emosinya sudah berkumpul di dadanya. Belum habis emosinya karena perjodohannya, sekarang ia juga harus menghadapi kecemburuan Belinda. Kecemburuan yang sama yang Luca rasakan saat melihat Belinda dengan Daniel. Dan perasaan ini begitu menyiksa Luca. Terutama karena fakta bahwa Belinda adalah adik ipar Luca. Menjijikkan sekali mempunyai perasaan terlarang pada adik ipar sendiri. Ya, Luca sadar Luca merasakannya. Entah perasaan apa ini, hasrat semata atau apa pun itu, tapi yang jelas, Luca menginginkan adik iparnya. Dan makin Belinda garang, makin besar keinginan Luca untuk memiliki wanita itu.Jedy yang mendengar permintaan Luca sampai mengerjapkan matanya tidak percaya. "Hmm, Bos, malam ini? Wanita?" "Apa ucapanku kurang jelas, Jedy? Carikan aku wanita malam ini karena aku membutuhkan pelampiasan dan bookingkan aku kamar hotel. CEPAT LAKUKAN!" titah Luca lagi penuh emosi. "Ah, iya, iya,
Luca pasti sudah kehilangan akal sehatnya saat ia mendadak memeluk dan mencium Belinda. Namun, Luca tidak bisa memikirkan apa pun lagi begitu bibirnya menempel dengan bibir Belinda. Bahkan Luca melupakan sejenak fakta bahwa Belinda adalah adik iparnya dan memagut bibir Belinda dengan lapar, menikmatinya sendirian walaupun wanita itu belum membalasnya. Kedua mata Belinda sendiri masih membelalak lebar saat merasakan bibir Luca membungkam bibirnya. Untuk sesaat, Belinda tidak tahu apa yang harus ia lakukan, tapi gilanya, ia tidak berniat menolaknya. Pagutan bibir Luca terlalu liar dan terlalu memabukkan sampai sekujur tubuh Belinda merinding. Entah kapan terakhir kali Belinda merasakan secara sadar bibirnya dicium dengan begitu bernafsu. Tidak pernah! Tidak pernah oleh Daniel! Hanya oleh Luca malam itu dan saat ini. Ini gila! Belinda tahu ini sangat gila, tapi lebih gilanya lagi, Belinda malah mencengkeram kemeja Luca dan membalas pagutan bibir pria itu dengan sama bernafsunya. Dan
Suasana di kamar Luca masih begitu tegang saat Daniel terus mendorong daun pintu kamar Luca. Belinda sampai harus terus mundur dan makin terhimpit antara daun pintu dan tembok. Entah apa Daniel tahu bahwa Belinda bersembunyi di belakang pintu. Namun, untunglah, mendadak Luca menahan pintu itu agar Daniel tidak mendorongnya lagi. "Aku baru pulang, Daniel. Aku mau mandi lalu istirahat, jadi jangan ganggu aku!" seru Luca menahan rasa geramnya. Sungguh Luca bukanlah pria pengecut, bahkan Luca tidak pernah takut mengakui semua yang ia lakukan, tapi Belinda terus meliriknya sambil menggeleng, seolah mencegah Luca mengatakan apa pun sampai akhirnya Luca pun menyerah. Daniel sendiri menaikkan alis mendengar ucapan Luca. "Well, tenang saja, karena aku tidak akan mengganggumu, Luca. Aku hanya mencari istriku." "Mencari istrimu di kamarku?" balas Luca yang membuat Daniel pun terdiam sejenak. Daniel mengembuskan napas panjangnya dan mengangguk. "Akhir-akhir ini kalian dekat, jadi ...." "K
"Jangan gila, Daniel! Apa yang bisa aku lakukan dengan Luca?" "Jangan berani membohongiku, Belinda! Aku sudah memberitahumu kalau kau akan merasakan akibatnya kalau mendekatinya lagi kan?" "Aku tidak mendekatinya!" "Kau masih tidak mau mengaku?" "Aku tidak akan mengaku karena aku memang tidak melakukan apa-apa!" Makin lama Belinda makin ahli berbohong dengan meyakinkan. Lagipula Belinda sama sekali tidak merasa bersalah walau membohongi Daniel. Bahkan Belinda menatap Daniel tanpa rasa takut saat ini dan Daniel paling benci saat istrinya menjadi pemberani. "Kau benar-benar berani, Belinda! Tapi baiklah, aku percaya, hanya saja, aku akan membantumu membersihkan aroma itu dari tubuhmu, Belinda!" Dengan cepat, Daniel pun menarik rambut Belinda sampai kepala Belinda mendongak. "Akhh, kau mau apa, Daniel? Sekarang rumah kita terlalu ramai, ada Luca dan Lorena, akhh, lepas, Daniel!" "Aku tahu kalau ada banyak orang, karena itu, aku akan melakukannya di kamar mandi, Sayang! Jangan tak
Belinda masih terus tersenyum menatap ekspresi Lorena yang begitu tegang, tapi Daniel langsung menegur Belinda. "Apa maksudmu, Belinda? Jangan bicara yang tidak-tidak!" kecam Daniel sambil menatap Belinda tajam. Yang namanya selingkuh ya tetap selingkuh. Tidak ada yang mengetahui perselingkuhan Daniel dengan Lorena, bahkan Hector dan Diana sekalipun. Daniel menutup rapat perselingkuhan itu dari semua orang. "Lorena bukanlah wanita murahan yang akan merebut suami orang, dia saja punya banyak kesempurnaan untuk mendapatkan pria lajang manapun, untuk apa dia menggoda suami orang. Kau memang aneh, Belinda! Jalan pikiranmu pun ikut aneh!" seloroh Diana lagi yang terlihat kesal. Namun, Belinda tidak tersinggung dan tetap tersenyum. "Aku hanya memberinya pesan sebagai kakak, Ibu." "Tidak perlu berpesan seperti itu. Lorena jelas lebih mengetahui value-nya daripada orang lain." "Sudah! Sudah! Kita sedang sarapan saat ini, haruskah kalian begitu ribut, hah? Lupakan saja ucapan Belinda bar
"Kau tidak ke kantor lagi pagi ini, Bos?" tanya Jedy pagi itu di teleponnya. "Aku masih mengikuti Belinda, Jedy. Setelah Belinda pulang, aku akan ke kantor." "Ah, baiklah, Bos! Tapi apa Bu Belinda tahu kalau kau mengikutinya sejak kemarin, Bos?" "Tentu saja tidak! Itu tidak penting dia tahu atau tidak, aku hanya memastikan dia tidak bertindak aneh-aneh." "Ah, tapi apa itu benar kalau Pak Daniel berselingkuh dengan Nona Lorena, adik angkatnya sendiri?" "Ck, jangan menyebar gosip, Jedy! Tapi bantu aku satu hal, kurasa aku tidak bisa terus mengikuti Belinda seperti ini. Karena itu, bantu aku untuk menghubungkan GPS-nya dengan ponselku agar aku tahu ke mana dia pergi." "Ah, baik, Bos! Aku akan mengaturnya nanti saat Bu Belinda datang ke kantor." "Baiklah, itu saja, Jedy. Kalau ada apa-apa, telepon aku!" Luca segera menutup teleponnya dan Jedy pun mulai bertanya-tanya sendiri tentang sikap Luca yang tidak biasa ini. Sungguh, kepedulian Luca pada Belinda sudah berlebihan. *Belinda
Kencan ....Mungkin seperti ini rasanya kencan. Berbunga-bunga, berjuta rasanya. Belinda bisa merasakan menjadi dirinya sendiri, bahkan Belinda tidak ragu menjilati jarinya sendiri setelah makan kepiting tadi. Sungguh, sampai setua ini, Belinda tidak pernah merasakan kencan. Belinda yang bukan anak kandung harus belajar lebih keras agar tidak membuat keluarganya malu, karena itu, masa muda Belinda habis untuk belajar. Bahkan saat Belinda menikah pun tidak pernah ada kencan atau manisnya pernikahan seperti pasangan lain. Karena itu, hal kecil seperti bisa makan dengan bebas saja membuat Belinda terus tersenyum."Cantik!" seru Luca tiba-tiba sambil melajukan mobilnya kembali ke kantor. Belinda yang mendengarnya langsung menoleh kaget. "Apa? Kau bilang apa?" "Aku bilang cantik, Belinda!" "Apanya yang cantik?" "Senyummu. Kau cantik sekali saat kau tersenyum," puji Luca sambil menatap Belinda lekat-lekat. Pipi Belinda seketika memanas dan Belinda tahu pipinya pasti memerah seperti a
"Apa yang kalian lakukan di sana? Dasar menjijikkan!" seru Belinda begitu garang saat melihat perselingkuhan tepat di depan matanya. Daniel dan Lorena yang tadinya masih begitu asik menikmati aktivitasnya pun begitu terkejut dan menoleh bersamaan. Daniel mengangkat kepalanya dari paha Lorena dan Lorena sendiri sontak menurunkan kakinya dari atas meja. "K-Kak Belinda?" sapa Lorena yang langsung berdiri sambil merapikan gaun tidurnya yang terangkat lalu rambutnya yang acak-acakan. Daniel sendiri yang tidak menyangka akan dipergoki oleh Belinda pun masih terlihat kaget, tapi seperti biasa, ia tetap berusaha bersikap biasa saja. "Aku sudah bilang berkali-kali untuk mengetuk pintu sebelum kau masuk kan, Belinda?" geram Daniel yang sudah bangkit berdiri dari kursinya. Dua kancing teratas kemeja Daniel masih terbuka, ditambah penampilan Lorena yang sedikit acak-acakan. Bahkan orang bodoh pun pasti mengerti apa yang baru saja mereka lakukan sampai Belinda makin jijik pada keduanya. "Untu
Sembilan bulan kehamilan Belinda yang kedua adalah sembilan bulan yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa kalau ternyata Belinda hamil anak kembar. Luca sampai tidak berhenti memekik senang saat melihat hasil USG, sedangkan Belinda kaget sendiri sampai tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Luca pun menjadi makin protektif pada Belinda, bahkan Belinda tidak boleh mengangkat barang yang berat sama sekali, termasuk menggendong Jonathan. Luca yang selalu menggendong Jonathan dan menggantikan Belinda mengurus anak mereka itu, bahkan Luca membawanya ke kantor sampai para karyawan gemas sendiri dan bergantian menjaga Jonathan. Kadang Jonathan akan berlarian kesana kemari sambil berteriak kegirangan. Kadang Jonathan akan duduk di meja sekretaris sambil membuyarkan berkas. Kadang Jonathan juga duduk di divisi besar dan bernyanyi dengan gembira. Jonathan adalah anak yang sangat bahagia dan dicintai banyak orang. Dan kini, Jonathan akan menjadi kakak dari dua bayi kembar yang lucu ya
"Kami membawakan oleh-oleh dan vitamin untuk Ayah." Luca dan Belinda menjenguk Hector di penjara hari itu. Tinggal di penjara dan beraktivitas santai tanpa memikirkan urusan politik dan bisnis lagi membuat Hector nampak lebih segar dan tanpa beban. Hector benar-benar sudah melepaskan semuanya dan berniat pensiun setelah keluar dari penjara. Hector pun berniat tinggal di rumah saja dan menghabiskan masa tuanya bersama anak cucunya. "Ah, terima kasih, Luca, Belinda. Tapi biarkan Ayah melihat cucu Ayah dulu." Luca dan Belinda membawa Jonathan ke penjara dan Hector pun tidak berhenti tertawa gemas melihat tingkah cucunya itu. "Haha, dia makin lucu dan makin tampan, tapi cepatlah pulang, tidak baik terlalu lama membawa bayi di sini. Tapi beberapa bulan lagi, dia berulang tahun kan? Maaf ya, Grandpa tidak bisa membelikan hadiah apa-apa, tapi Luca, belikan mainan sepeda motor yang plastik itu untuknya. Katakan itu dari Grandpanya."Luca tertawa sambil mengangguk. "Tentu, aku akan melaku
"Eiffel, I'm in love!" teriak Jedy di bawah menara Eiffel malam itu. Dua minggu setelah menikah, Luca dan Belinda langsung pergi berbulan madu. Mereka tidak pergi berdua saja, tapi mereka membawa Jonathan bersamanya. Ameena sendiri sekarang menjadi pengasuh Jonathan dan Ameena selalu diajak ke mana pun Jonathan pergi. Bukan hanya Ameena, tapi karena mereka akan berlibur kali ini, mereka pun mengajak serta Jedy, Nando, dan Lorena. Tentu saja perjalanan itu menjadi perjalanan yang tidak terlupakan bagi mereka karena Jedy dan Nando yang masih jomblo ingin mendapatkan pasangan di kota paling romantis di dunia itu. Jedy yang antusias pun terus berteriak di bawah menara Eiffel itu sampai Luca mendadak malu sendiri mendengarnya. "Haruskah kau berteriak seperti itu? Seperti kau tidak pernah ke Eiffel saja. Aku kan pernah mengajakmu ke sini waktu itu." "Tapi ini pertama kalinya aku pergi dengan wanita, Bos. Tapi wanitanya tidak peka, karena itu, aku harus berteriak keras-keras," sahut Je
"Sekali lagi selamat, Kak Belinda dan Kak Luca." Lorena kembali memeluk Belinda dan Luca setelah acara pernikahan yang sakral itu akhirnya selesai. Hanya keluarga yang hadir dan mereka pun melanjutkan acara itu dengan makan siang bersama. Suasananya pun begitu kekeluargaan dan Belinda juga terlihat begitu santai dengan gaun pengantin sederhananya.Hector dan Diana sendiri sudah dibawa kembali ke penjara, tapi mereka pergi dengan tawa yang terus merekah di wajah mereka. Bahkan, sebelum pergi, mereka menciumi Jonathan dengan gemas. "Terima kasih, Lorena. Tapi aku mau memberikan hadiah kecil untukmu," seru Belinda yang langsung meraih buket pengantinnya. Awalnya Lorena sempat mengernyit sebelum ia melihat buket pengantin Belinda dan mendadak membelalak. "Apa itu? Buket pengantin untukku?" "Ya, ini untukmu agar kau segera menyusulku dan menikah lagi, Lorena." "Yang benar saja, Kak Belinda. Akhirnya aku akan kembali melanjutkan sekolahku dan aku belum memikirkan pernikahan lagi." "
Sebuah taman di sebuah hotel mewah menjadi tempat dilangsungkannya sebuah acara sakral hari itu, yaitu pernikahan dari Luca dan Belinda. Dihadiri oleh hanya keluarga dekat mereka, akhirnya hari pernikahan yang ditunggu pun tiba. Hector dan Diana pun diijinkan untuk menghadiri acara sakral itu hanya beberapa jam saja dan atmosfer di venue acara membuat mereka merinding saking bahagianya. Luca, anak mereka terlihat begitu gagah dengan setelan formalnya. Luca berdiri di panggung untuk menunggu pengantinnya tiba dan Luca sudah tidak sabar lagi untuk menjadikan Belinda sebagai istrinya yang sah. Belinda sendiri sudah begitu tegang di dalam ruang VIP hotel itu dan Belinda memakai gaun pengantinnya lagi. "Aku masih tetap tegang sekalipun ini pernikahanku yang kedua," seru Belinda pada Amelia yang sedang menggendong Jonathan. Bayi mungil itu sama sekali sudah tidak mungil sekarang. Jonathan yang sudah berumur lima bulan itu terlihat sangat montok, terasa berat, dan sangat aktif. Seperti
"Welcome home, Jonathan Alfredo." Semua orang memekik bahagia menyambut kepulangan Belinda dan bayi kecilnya dari rumah sakit. Bayi kecil itu diberi nama Jonathan Alfredo. Jonathan artinya pemberian Tuhan. Jonathan memang pemberian Tuhan yang paling indah dalam hidup Luca dan Belinda. Jonathan juga adalah pejuang kecil yang bahkan sejak dalam kandungan sudah menghadapi ketegangan yang begitu besar bersama Belinda saat harus menghadapi Daniel waktu itu. Sungguh, Jonathan sudah terlatih menjadi kuat sejak dalam kandungan. Lorena adalah orang yang paling heboh hari itu karena Lorena menghias rumah keluarga Alfredo dengan balon-balon berwarna biru dan hiasan lainnya yang membuat rumah itu menjadi meriah. Dibantu oleh Jedy dan Ameena, Lorena pun menyiapkan hidangan spesial untuk merayakan kepulangan Belinda ini. "Ya ampun, Lorena! Ini kejutan sekali! Terima kasih sudah menyiapkan semua ini untuk Jonathan," seru Belinda yang langsung memeluk Lorena. Jonathan sendiri masih digendong ol
Dua minggu setelah sidang Hector dan Diana selesai, akhirnya hari yang dinantikan pun tiba, yaitu kelahiran anak pertama Luca dan Belinda. Belinda sudah mengalami mulas sejak sore hari dan rasa itu makin tidak jelas saat makan malam hari itu. Belinda sendiri sudah tinggal lagi di rumah besar keluarga Alfredo bersama Luca dan Ameena. Nenek Ameena pun ikut tinggal bersama di sana. Beberapa pelayan lama yang masih setia pun dipanggil kembali, kecuali beberapa pelayan yang merupakan kaki tangan Baron tidak dipekerjakan kembali. Lorena sendiri kembali tinggal bersama Pak Landon dan Bu Landon, walaupun Lorena sering sekali berkunjung dan menginap. Beberapa hari ini, Amelia juga ikut menginap di rumah keluarga Alfredo untuk menemani Belinda yang akan segera melahirkan itu. "Hmm, perutku makin tidak enak dan rasanya agak basah, aku akan ke kamar mandi dulu," seru Belinda yang langsung melesat ke kamar mandi. Luca dan Amelia sampai ikut tegang sendiri. "Luca, siapkan semua barang Belind
Dua bulan berlalu dan proses hukum atas Hector dan Diana pun berjalan sangat lancar dan kooperatif. Persidangan dilakukan berkali-kali dengan cukup melelahkan, sebelum akhirnya Hector dan Diana beserta beberapa pejabat lain terbukti bersalah. Hector dan Diana tidak pernah absen dalam sidangnya. Diana pun begitu setia mendorong kursi roda Hector. Ya, Hector akhirnya harus memakai kursi roda karena ada bagian syaraf geraknya yang mengalami kerusakan permanen. Mungkin, selamanya Hector tidak akan bisa berjalan lagi, tapi Hector pun sudah menerimanya. Tanpa mengelak apa pun lagi, Hector pun mengakui semua perbuatannya dengan gentle dan tidak meminta pengampunan lagi. Dengan suaranya yang tegas seperti saat ia berbicara di depan banyak orang, Hector pun meminta maaf dengan tulus pada semua orang yang mengenalnya dan orang yang pernah ia rugikan secara langsung maupun tidak langsung. "Aku Hector Alfredo, mengakui bersalah dan melakukan semua yang dituduhkan. Aku melakukan korupsi itu d
Tidak ada perpisahan yang indah.Sekalipun berpisah dengan psikopat jahat seperti Daniel, nyatanya air mata semua orang tetap terburai saat harus mengantarkan Daniel ke tempat peristirahatan terakhirnya. Luca tidak berhenti memeluk Diana yang begitu lemas. Wajah cantik wanita itu terlihat lesu dan pucat selama beberapa hari sejak Daniel meninggal. Diana tidak berhenti menangis dan kehilangan yang dirasakan Diana seolah menular pada semua orang. Amelia juga hadir pada acara Daniel dan Amelia juga tidak berhenti meneteskan air matanya. Begitu juga dengan keluarga Pak Landon dan pejabat penting lain yang hadir di sana. Kematian Daniel tidak benar-benar dipublikasikan secara jujur. Daniel yang sempat diketahui menjadi buron pun hanya dikabarkan mengalami kecelakaan dan meninggal. Itu adalah bentuk penghormatan terakhir pada Daniel. Cukup keluarga mereka dan beberapa orang yang terlibat yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. "Selamat jalan, Daniel! Selamat jalan, Anak Ibu! Ibu berha