Beranda / Romansa / Gelora Cinta Enrico / Memandikan Monster

Share

Memandikan Monster

Penulis: Taurus Di
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-16 12:47:14

Tak pernah sebelumnya terjadi pada Enrico, sebuah perasaan rindu yang menyesakan. Dia adalah tipe pria yang sabar dalam menyelesaikan segala sesuatu, pekerjaan atau permasalahan. 

Tetapi ... saat ini bahkan dia berkali-kali ingin meninggalkan perkebunan. Rasa tak sabar menanti matahari bergulir ke arah barat, ternyata sangat menyiksa. 

Pria itu tak mengerti kenapa dia harus meloncat dengan cepat ke atas si Brown dan memacunya dengan cepat ke arah Kastil. Yang dia inginkan adalah melihat keadaan budak liarnya.

Wanita yang seharusnya menjadi pelampiasan dendam dan amarah itu, entah mengapa perlahan bergeser menjadi wanita yang ingin dia lindungi. Perasaan benci itu entah mulai kapan bergeser.

Saat tiba di Kastil, dia bahkan tidak menambatkan kudanya. Membiarkan seorang pekerja untuk melakukan hal itu. Lelaki tampan itu langsung masuk ke dalam Kastil melewati Serra yang mengangguk hormat menyapanya.

Tapi ... kamar yang bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gelora Cinta Enrico   Mencium Bidadari

    Enrico memandang heran pada Francesca yang masih berdiri dengan sikap kaku. Setelah semua kebaikannya, gadis ini sudah berani melawan. Enrico tiba-tiba merasa terlalu memanjakan budak liar itu."Sudahlah, Sayang. Biarkan saja dia pergi. Biar aku saja yang menemanimu makan. Aku suapi yaa, aaa ...." Rebecca menyondorkan sendok yang berisi campuran kentang tumbuk dan sepotong daging.Francesca bisa melihat dari sudut matanya, saat Enrico menghindari suapan dari Rebeca. Bahkan pria itu mendorong tangan wanita cantik itu me jauhi dirinya."Aku bisa makan sendiri!" Dengan gerakan kasar pria yang bertangan kekar dan kulit terbakar matahari, memotong daging lalu memakannya.Francesca masih berdiri bagaikan seorang robot di dekat mereka. Dalam hati dia menggerutu kesal dengan penolakan Enrico. "Hi ih dasar Monster Jelek! Giliran Nona Rebecca menyuapimu, kenapa harus menolak! Menyusahkan saja. Semoga wan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Gelora Cinta Enrico   Hati yang gelisah

    "Enrico sayang. Dari mana saja kau, aku sudah menunggumu sedari tadi." Bibir Rebecca tampak mengerucut manja dengan suara yang berombak lembut.Wanita itu menghampiri Enrico dan berganyut di lengan pria tampan, yang berjalan ke arah tempat duduk tanpa menghiraukan pertanyaannya.Rebecca sudah berganti pakaian saat ini. Dia mengenakan gaun bergaris dada rendah dengan memamerkan anggota tubuhnya. Buah dada berukuran besar itu tersembul sempurna, begitu menggoda. Di bagian bawah gaun yang ia kenakan, terbelah hampir sebatas pangkal paha.Wanita cantik yang memiliki rambut hitam berkilauan, berjalan dengan langkah gemulai. Ia dengan sengaja menyibakan belahan gaun dan memamerkan pahanya yang halus.Rebecca menghampiri Enrico yang duduk menatap taman depan. Gerbang besar itu sengaja di buka sehingga deburan ombak tampak dengan jelas.Wanita dengan dandanan menggoda itu, duduk di samping Enrico. Di

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Gelora Cinta Enrico   Rayuan Rebecca

    Enrico benar-benar terkejut dengan apa yang dia lihat di hadapannya saat ini. Bukan sosok tubuh telanjang yang membuatnya terkejut. Tapi pemilik dari tubuh indah itu lah yang membuat dirinya merasa sangat heran saat ini.Bagaimana bisa wanita itu berada di kamar ini. Apa yang dia lakukan di tempat ini. Enrico yang masih terpaku dengan heran menatap wajah wanita di hadapannya. Ia tidak beraksi saat wanita itu mendekatinya dan menutup pintu kamar.Rebecca yang memutuskan untuk tidur, sudah melepaskan gaun tanpa bra. Dia hanya mengenakan celana dalam segitiga runcing, saat Enrico tiba-tiba membuka pintu kamar.Meskipun diawali dengan rasa terkejut. Rebecca sangat senang sekali ketika mengetahui jika yang datang adalah Enrico.Tanpa merasa malu sedikitpun, wanita yang sedang telanjang itu tersenyum lembut, melangkah dengan kaki yang menyilang, mendekati Enrico.Dia dengan sengaja menempelkan tubuhnya pada tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Gelora Cinta Enrico   Monster Sexy

    "Nona ... ssttt kemari?" Eva menarik tangan Rebecca ke arah luar Kastil.Dia membawa Rebecca ke belakang sebuah pohon. Gadis itu menoleh ke sana dan kemari sebelum berbicara."Apaan sih Eva? Mau apa kita di sini?" tanya Rebecca gusar."Duh, Nona. Sebentar saya memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan kita.""Maksudmu?""Nona tahu, semalam tuan Enrico keluar dari kamar siapa?"Rebecca tersenyum. "Ooo ... ternyata kau sudah tahu?""Loh, Nona sudah tahu?" Eva merasa heran melihat Rebecca tersenyum sendiri."Tentu saja aku tahu, Bodoh. Enrico semalam keluar dari kamarku. Kita habis bermesraan, ah ... luar biasa indah rasanya." Rebecca memejamkan mata, mengingat pelepasannya dengan membayangkan sentuhan Enrico."Ooo ... berarti saya salah lihat ya." Eva mengernyitkan keningnya."Salah lihat, memangnya apa yang kau lihat?" Kali ini ganti Rebecca yang mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Gelora Cinta Enrico   Hasrat Monster

    Aroma parfum, perpaduan kaktus dan buah anggur dengan wangi akhir kayu yang berbaur dengan lavender. Aroma maskulin yang berbaur dengan kelembutan menyerbak masuk ke penciuman Francesca. Menghantarkan ketenangan.Entah mengapa tatapan itu tidak menakutkan, justru terasa sangat menyilaukan. Sinar kelembutan yang dipancarkan mata biru saphire itu, tak sanggup di balas oleh gadis bermata hazel.Dia memejamkan mata dan lagi-lagi membuat gerakan yang menarik minat pria bermata saphire, menggigit bibir. Gerakan sederhana yang terasa sangat sensual bagi pria tersebut.Ibu jari lelaki tampan itu mengusap lembut bibir merah muda, yang bergetar dan mendesah lemah. Jemari itu melepaskan bibir ranum dari gigi putih yang rapi dan membuatnya terbuka.Enrico memandangi wajah lembut dan cantik Francesca di pangkuannya. Sinar bulan purnama yang menerangi, membuat kecantikan dalam keremangan malam, terpancar sangat sempurna.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • Gelora Cinta Enrico   Menjinakan Monster

    Kuku-kuku Francesca menancap dengan keras di punggung penuh otot. Darah mulai merembes keluar dari pakaian pria itu, tidak juga membuat dia merasakan sakit.Tangan Monster terus meremas dada Francesca, sementara bibirnya tak berhenti mencium dan menghisap leher gadis malang tersebut. Dia begitu terlena dengan kelembutan kulit Francesca yang menyapu bibirnya, ditambah lagi kekenyalan yang dirasakan oleh tangannya."Tolonggg hentikann, jangan lakukan ini, aku mohon ...," isak gadis malang itu semakin lemah.Air mata menetes dengan deras, bibirnya bergetar memohon. Tangan Enrico menggenggam kerah pakaian gadis malang itu, hendak merobek. Saat itulah matanya menatap mata hazel yang berlinangan air mata.Monster itu tertegun. Cairan krystal yang menggenang lalu menetes dengan deras membuatnya terhenyak. Perlahan tubuh monster itu melemah.Pribadi lembut Enrico kembali menyeruak ke permukaan. Je

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • Gelora Cinta Enrico   Kesempatan

    Matahari menyembul perlahan dari ufuk timur, mengantarkan lukisan pemandangan yang indah. Bias sinarnya menerangi alam. Semburat itu terlalu indah untuk di lewatkan.Francesca mengerjapkan matanya, menatap lurus ke arah lautan. Detak jantung pria itu terdengar jelas di telinganya.Tangan-tangan kekar Enrico masih memeluknya dengan erat dan kedua kaki panjang yang masih mengunci kakinya.Gadis itu perlahan menatap kulit tangan yang legam terbakar matahari dan masih bertautan di atas perutnya.Bagian dari tubuh yang gagah, menyakinkan dirinya jika saja mereka dipertemukan dengan cara yang berbeda, mungkin perasaan hatinya juga akan berbeda.Kehangatan dan kelembutan ini, tentu saja menjadi saat indah yang menjadi impian setiap wanita, termasuk dirinya. 'Jika saja, semuanya diawali dengan cara yang berbeda, mungkin aku akan membuka hati padamu. Mungkin aku akan ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-22
  • Gelora Cinta Enrico   Hukuman bagi Pengkhianat

    Email sudah terkirim. Rebecca menyeringai puas, rencana kali ini terasa begitu mudah. Dia segera mematikan komputer itu kembali setelah memastikan emailnya terkunci kembali.Wanita itu kemudia melangkah keluar menuju balkoni. Dia memberikan tatapan sekilas pada Francesca yang duduk dengan kaku di samping Enrico.Rebecca mengambil segelas lemon tea dingin dan meneguknya perlahan. Dia menatap Enrico yang tetap tenang dengan buku di tangannya."Enrico sayang ... sudah lama kau tidak mengajakku melihat keindahan bawah laut. Aku mau diving!"Enrico mengangkat kepalanya dan menatap Rebecca dengan mengernyitkan kening. Dia tidak pernah membawa wanita itu untuk menikmati keindahan laut. Leonardo yang membawanya kala itu.Sejenak ia enggan, namun saat melirik gadis di sebelahnya. Enrico menganggukan kepala."Baiklah. Katakan pada Eva untuk memberitahu Pompei agar menyiapkan semua peralatan." ujar Enrico pada France

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-22

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Enrico   Kebahagiaan ( Tamat)

    SATU TAHUN KEMUDIAN "Kau sudah pastikan kalau bekal Frans sudah disiapkan Denisa?" Napas Francesca tersengal ketika menanyakan hal itu. "Iya sudah. Jangan mengkhawatirkan hal itu. Frans akan baik-baik saja." Enrico tampak memegang tangan Francesca dengan cemas. Butiran keringat dingin menghiasi kening wanita cantik yang bertambah pucat itu. Tangan dinginnya dalam genggaman tangan Enrico yang hangat. "Frans … apakah … dia menanyakanku?" Sesaat setelah rasa sakitnya mereda Francesca kembali mengkhawatirkan Frans, anak sulungnya. "Tentu saja. Dia sangat merindukanmu. Kau harus kuat dan sehat ya. Kami memerlukan dirimu." Enrico dengan sabar mengelus rambut Francesca.

  • Gelora Cinta Enrico   Cinta dalam hidupku

    "Duh, Kak Francesca cakep banget." Anna menautkan tangannya di lengan kakak perempuannya. "Kau juga cantik sekali Anna dan kau juga sangat menawan. Tak di sangka kalian bisa tampil sangat anggun dan dewasa." Di tengah keluarganya, Francesca merasa kebahagiaannya nyaris sempurna. "Kita 'kan sudah dewasa bukan anak-anak lagi," sahut Anna dan Adelaide bersamaan. "Iya, sudah bisa berpacaran." Francesca menertawakan wajah mereka yang seketika manyun. "Apa ada yang sudah memiliki pacar?" "Anna itu banyak yang 'nembak' tapi dia suka pilih-pilih." "Apaan sih, Adelle!" Semburat merah muda membuat wajah Anna bertambah cantik. "Benarkah? Sssttt pacaran saja, jangan seperti

  • Gelora Cinta Enrico   Pesta

    "Nyonya Francesca Torres? Mari lewat sini." Seorang wanita yang anggun menghampiri Francesca.Francesca menatap heran ke arah seorang wanita tak dikenalnya yang bergaun indah. Sebuah alat terselip di telinga yang membuat dia bisa berkomunikasi dengan orang lain. Wanita itu segera memimpin langkah dan memisahkan Denisa dari Francesca. Meskipun heran Francesca tetap mengikuti langkah wanita yang membawa dirinya ke pintu utama.Anggukan kecil dari wanita tersebut merupakan tanda yang dimengerti oleh pengawal, mereka segera membuatkan pintu.Mata hazel Francesca seketika menyipit ketika melihat kemewahan dan kemeriahan acara di dalamnya. Dia termangu menatap ratusan pasang mata yang seketika menatap ke arahnya seolah mereka sudah menantikan kehadirannya.Musik lembut k

  • Gelora Cinta Enrico   Putri dalam dongeng

    Francesca mematut dirinya di depan cermin, perubahan penampilan yang sangat luar biasa terjadi pada dirinya saat ini. Wajah polos, imut dan manis itu telah berubah penuh riasan memukau yang sangat dewasa dan anggun.Dia hampir tak percaya ketika Leonardo mengirimkan seorang penata rias untuk memoles wajahnya dengan warna-warni yang senada. Kecantikan Francesca tampak lebih menonjol setelah tangan-tangan tampil tersebut menghiasi wajahnya. Wajah mungilnya terlihat sangat berbeda membuatnya merasa seakan menatap sosok lain di pantulan cermin."Anda luar biasa cantik dan sangat anggun, Nyonya. Bagaikan putri dalam dongeng." Perias itu memuji kecantikan Francesca. Dia berulang kali memutari tubuh wanita cantik yang baru saja dia dandani.“Sedikit parfum lagi anda akan spektakuler." Perias itu memilih b

  • Gelora Cinta Enrico   Apa itu Cinta

    "Bagaimana jika mereka bahagia tanpa kehadiranku?" Francesca mengulang pertanyaan Leonardo dengan putus asa.Hati wanita itu seakan terguncang mendengar perkataan Leonardo. Benarkah kehadirannya selama ini tidak pernah memberikan kebahagian? Bagaimana mungkin semua kebahagiaan yang mereka rasakan selama beberapa bulan ini hanya sandiwara?Apakah Enrico begitu marah padanya sehingga harus pergi begitu saja.Jikalau sedari awal dia menceritakan kepada Enrico mengenai status dirinya, apakah semua ini tidak akan terjadi?"Apakah Enrico berkata seperti itu padamu?" Francesca tampak sangat tertekan.Leonardo mengangkat kedua bahunya acuh seraya menyandarkan punggung ke bangku dan menatap ke arah taman. Dia mengalihkan p

  • Gelora Cinta Enrico   Bahagia tanpa diriku

    "Dad! Apa passport Anna, Adel dan Archie sudah siap?" Anna menghubungi Andrew Knight melalui video call."Sudah beres, Princes.""Lalu, kapan kita mulai berangkat?" Adelaide tiba-tiba sudah di samping saudara kembarnya."Sudah tidak sabar semua ya, my Princes?" Andrew semakin senang menggoda kedua putri kembarnya yang beranjak dewasa."Iyalah, ini kan pertama kalinya kami bisa keluar negeri." serentak Adel dan Anna menjawab perkataan Daddy Andrew."Bukannya kalian sudah pernah ke Indonesia?""Beda Daddy. Ini pertama kali kita ke Eropa dengan pesawat pribadi." Anna mencibir ke arah Andrew Knight."Benar! Iya kalau kak Conrad

  • Gelora Cinta Enrico   Melubangi kondom

    Francesca benar-benar merasa terpuruk. Keadaannya sangat labil dan lemah. Wanita cantik itu terlihat kacau dan terus menangis meskipun tidak sekeras sebelumnya. Serra sudah membawa Francesca kembali ke Mansion utama dan menemani wanita itu untuk berbaring di tempat tidur, tapi Francesca menolak dan bersikeras untuk menanti kedatangan Enrico dan Frans di ruang tamu. Francesca bahkan tidak menyentuh makanan yang tersedia hanya segelas coklat hangat yang dipaksakan oleh Serra. Aroma manis dan rasanya yang legit hanya bisa sedikit saja menenangkan hati Francesca. “Ini sudah malam Serra … mereka tidak juga kembali." Suaranya terdengar serak. "Cobalah berpikir tenang dan positif. Enrico tidak mungkin menjauhkan dirim

  • Gelora Cinta Enrico   Pergi

    "Wah, ada telol ayam di kepala Flans dah sekalang." Tangan mungil Frans menggosok keningnya yang sudah membengkak sebesar telur ayam.Gerakan lucu dari wajah imut yang meringis membuat Enrico tertawa sedangkan Francesca tersenyum lebar. Enrico tak hentinya membelai kepala Frans penuh kasih sayang."Muka Flans jelek ya?" Bibir mungil Flans tampak manyun."Nggak. Frans lucu, Frans tetap tampan meskipun ada telur di sini." Enrico memencet dahi anaknya."Aow! Sakit Pappa." Frans menjerit dengan sorot mata marah."Iya, maafkan Pappa. Frans kalau jalan hati-hati ya, tidak perlu berlari dengan kencang apalagi di atas lantai marmer, licin.""Tadi Flans kangen Pap

  • Gelora Cinta Enrico   Hati yang resah

    Baru saja Devonte berbalik dari pintu ruangan Enrico, dia harus kembali berhadapan dengan Francesca. Tak dapat dia gantikan wajah kecemasan dengan senyuman tenang, karena wanita itu sudah menyadarinya."Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau tampak muram?" pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Francesca hanya dijawab dengan hembusan nafas Devonte."Apa terjadi sesuatu dengan Enrico? Kalian bertengkar? Bagaimana keadaannya saat ini?" Francesca bergerak maju melewati Devonte dan hendak memegang gagang pintu."Jangan masuk."Tangan Francesca berhenti untuk menggerakkan gagang pintu, dia membalikan tubuhnya dan menatap heran ke arah Devonte."Dia sudah tahu." Perkataan sepintas Devonte masih menimbulkan pert

DMCA.com Protection Status