Share

Berenang

Penulis: Taurus Di
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-30 16:44:37

Wajah Francesca memerah ketika hidung mereka bertemu, ia tak sempat lagi menghindar ketika kecupan Enrico dengan cepat mendarat di pipinya. Francesca merasa dirinya bagaikan remaja yang baru mengenal cinta.

Masa remaja yang ia lalui tanpa mengenal cinta, di mana dirinya terlalu fokus dengan musik dan menangani gadis patah hati akibat ulah Aaron, membuat Francesca menjauhkan diri dari percintaan.

Hingga semua berubah karena Enrico. Sikap Monster yang berubah menjadi Malaikat Cinta, mampu mengikis benteng pertahanan Francesca, hingga lahirnya buah dari cinta mereka dan keteguhan untuk melewati lembah kelam.

"Ayo, Mamma dan Pappa kita belenang." Frans masuk ke dalam air dan mulai bermain bola dengan Serra. 

"Frans kita ke pojokan sana, yuk." Serra mengajak bocah terseb

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gelora Cinta Enrico   Ciuman

    Pria itu dengan lembut membelai wajah Francesca dan berbisik, "Apakah ini terlalu cepat, jika aku ingin menciummu?"Mata cantik yang terpejam dan bibir penuh yang tergigit lembut, membuat perasaan Enrico dibalut dalam lingkaran pesona yang tak dapat ia elakan lagi. Tangannya terangkat melepaskan bibir itu, mengusapnya perlahan merasakan kelembutan dan kekenyalan di jemarinya.Rasa halus dan kenyal yang dia rasakan, bibir merah yang terbuka dan wajah cantik yang pasrah, membuat pria itu tak dapat menahan lagi untuk menuntaskan keinginannya.Tanpa menanti jawaban dari pemilik bibir indah itu, ciuman dia daratkan. Bibir mereka saling bersentuhan, menempel lembut dalam getaran perasaan yang tak dapat diucapkan. Bola mata saphire itu terpejam, menikmati kehangatan yang dia rasakan dari sentuhan bibir mereka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Gelora Cinta Enrico   Gudang bawah tanah

    Malam harinya, Serra dan Devonte sudah menyiapkan makan malam di halaman depan Kastil. Cuaca bulan Purnama yang indah membuat mereka memutuskan untuk menikmati sinarnya dengan menikmati barbeque.Hari itu Eva datang bersama Pompei. Eva tampak lebih dewasa setelah tiga tahun berlalu. Dia akhirnya menikah dengan Pompei, pria yang menjadi tangan kanan Enrico dalam mengawasi pekerja di Pulau Olive. Mereka belum dikaruniai anak, membuat Eva sangat sayang dan dekat dengan Fransisco"Flans mau sosis yang banyak. Minumnya coklat sama marshmallow." Flans tak hentinya melihat pada Pompei yang sedang memanggang marshmallow untuk Frans."Jangan banyak-banyak ya, ingat sudah malam." Francesca memberikan peringatan pada anaknya."Kan nanti sebelum bubuk, Frans sikat gigi." Bocah kecil itu sangat pandai beralasan."Asal Frans tidak ketiduran ya." Enrico mengacak rambut Frans

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • Gelora Cinta Enrico   Akar dari Cinta

    Tangan Francesca gemetaran di depan pintu kamar Enrico. Ia berulangkali hendak mengetuk pintu kamar, namun didera keraguan yang luar biasa. Francesca takut melakukan kesalahan jika begitu saja masuk ke dalam kamar, Enrico akan berpikiran buruk padanya."Francisco …." Francesca membuka sedikit pintu kamar Enrico dan memanggil anaknya.Tak ada jawaban yang terdengar di dalam kamar tersebut, membuat Francesca keheranan. Wanita itu memberanikan diri membuka pintu kamar lebih besar dan masuk ke dalamnya.Ia menyebarkan pandangan ke sekeliling kamar tanpa ada tanda-tanda Frans dan Enrico. Keheningan itu membuat Francesca menuju ke kamar mandi dan yang dia lihat hanyalah kekosongan."Ke mana mereka berdua? Kenapa sepi sekali? Bukankah Enrico membawa Frans untuk menyikat giginya dan tidur?" Francesca bergumam dengan perlahan.Wanita dengan mata hazel itu kemudian menatap ke arah lantai atas kamar Enrico,

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • Gelora Cinta Enrico   Sungai kenangan

    Malam itu mereka tidur di satu tempat tidur dengan Frans di tengah. Francesca memejamkan mata dan tertidur dengan tenang dalam perasaan damai, sementara Enrico memandang kedua orang yang sudah masuk dalam hatinya, penuh perasaan cinta.Ia tertidur jauh di tengah malam. Tangannya melingkar melalui Frans hingga ke lengan Francesca. Perasaan sebagai seorang pria yang harus melindungi keluarga itulah yang muncul dalam pikiran Enrico.Pagi harinya ia terbangun dengan menemukan Francisco menatapnya gembira. Balita itu tersenyum lebar dengan mata birunya yang mempesona."Flans bobok sama Pappa ya?"Enrico berdehem sebelum akhirnya mengangguk."Sayang, Mamma gak bobok sama kita juga ya." Bibir kecil berwarna merah itu mengerucut. Saat pagi hari Frans bangun dari tidurnya dia tidak menemukan siapapun kecuali Enrico

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Gelora Cinta Enrico   Gubuk

    Tangan Francesca masih melingkar di leher Enrico begitu juga ke dua kakinya. Wanita itu merasa nyaman dengan posisinya saat ini. Teringat saat dulu ketika Enrico membawanya ke sungai ini. Pria itu seketika memeluk dirinya dan mengatakan ada buaya yang lewat. Jika dipikirnya kembali, tidak ada buaya di pulau ini. Semua area sudah jauh dari binatang buas, kecuali ular tentunya. Dalam hati Francesca terkekeh. Tidak ada ular di sungai ini. Itu hanya alasan yang sengaja ia katakan. Posisi ini adalah posisi yang sama yang pernah dia lakukan dulu, saat Enrico dengan sengaja menipunya. "Apakah ularnya sudah pergi?" tanya Enrico perlahan. "Belum, dia masih ada di belakangmu." Francesca dengan sengaja menggerakkan kakinya untuk membuat arus air terasa di dekat kaki pria itu. "Kalau begitu, jangan bergerak. Tetaplah diam apapun yang terjadi." Ucapan mesra dan dalam Enrico entah mengapa tera

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Gelora Cinta Enrico   Menikahlah denganku

    Musik mengalun dengan lembut, bunga-bunga bertebaran dimana-mana. Anak-anak kecil berlarian dengan gembira, meskipun mereka sudah mengenakan pakaian yang cantik. Hari ini semua diliputi kebahagiaan.Penduduk di pulau, yang biasanya tidak pernah mengenakan pakaian resmi, saat ini semua sudah tampak rapi.Para wanita memoles wajahnya dengan menggunakan perona pipi dan bibir. Setiap pria pun sudah merapikan kumis dan jambang serta menggunakan minyak rambut.Mereka pria dan wanita mulai menempati kursi yang tersedia dan beberapa berdiri, berjajar dengan rapi, menantikan calon pengantin yang akan tiba.Di depan sana di dalam Capel, Devonte berdiri dengan gelisah. Meskipun demikian raut kebahagiaan terlihat jelas menghiasi wajahnya. Pria itu sudah menunggu kesempatan ini bertahan-tahun lamanya. Setelah memastikan Enrico pulih dan bersama Francesca lagi, hatinya diliputi ketenangan."Frans, jangan berlarian terus. Li

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Gelora Cinta Enrico   Menyatukan diri

    "Minumlah ini." Enrico menyodorkan segelas port wine (sejenis anggur yang sangat manis). Pria itu sudah menghidupkan perapian di kamarnya. Suasana hangat terasa memenuhi ruangan kamar Enrico dan menyusup dalam hati Francesca. Anggur manis yang diminumnya terasa manis di mulut dan mengalir hangat di dalam tubuh. Perlahan rasa manis di dalam mulutnya bertambah manis ketika bibir dan lidah Enrico menjalar dengan penuh kemesraan dan kehangatan. Rasa manis dari mulut Enrico yang juga baru saja menegak port wine, membaur dalam setiap lumatan dan kecupan di bibir Francesca. Mereka larut dalam luapan kebahagiaan hingga lupa akan waktu. Tangan Enrico mengusap lembut punggung Francesca dan semakin lama semakin menuntut. Ciuman di sepanjang leher wanita itu begitu menggebu, apalagi belahan dada yang sangat rendah. Desahan Francesca yang lembut membuat pria itu semakin tergoda untuk menyentuh bagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Gelora Cinta Enrico   Mansion

    Sepanjang perjalanan menuju ke Mansion, hati Francesca di liputi kegelisahan. Banyak hal yang harus dia katakan pada Devonte. Apalagi keinginan Enrico untuk pernikahan secara hukum, meskipun hal itu adalah seharusnya dan membanggakan, tetapi hal itu juga merupakan ancaman.Bagiaman jika Enrico mengetahui jika mereka sudah menikah sebelumnya, akankah pria ini memaafkan dirinya? Akankah kenangan buruk di masa lalu muncul dan menghalangi kebahagiaan mereka?Sesampainya di depan gerbang Mansion, tampak sedikit keributan yang menghalangi mobil Enrico untuk masuk. Enrico mengernyitkan keningnya melihat seorang wanita berteriak memanggil namanya."Rebecca …," desah Francesca gugup."Kau mengenalnya?" Enrico menoleh ke arah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Enrico   Kebahagiaan ( Tamat)

    SATU TAHUN KEMUDIAN "Kau sudah pastikan kalau bekal Frans sudah disiapkan Denisa?" Napas Francesca tersengal ketika menanyakan hal itu. "Iya sudah. Jangan mengkhawatirkan hal itu. Frans akan baik-baik saja." Enrico tampak memegang tangan Francesca dengan cemas. Butiran keringat dingin menghiasi kening wanita cantik yang bertambah pucat itu. Tangan dinginnya dalam genggaman tangan Enrico yang hangat. "Frans … apakah … dia menanyakanku?" Sesaat setelah rasa sakitnya mereda Francesca kembali mengkhawatirkan Frans, anak sulungnya. "Tentu saja. Dia sangat merindukanmu. Kau harus kuat dan sehat ya. Kami memerlukan dirimu." Enrico dengan sabar mengelus rambut Francesca.

  • Gelora Cinta Enrico   Cinta dalam hidupku

    "Duh, Kak Francesca cakep banget." Anna menautkan tangannya di lengan kakak perempuannya. "Kau juga cantik sekali Anna dan kau juga sangat menawan. Tak di sangka kalian bisa tampil sangat anggun dan dewasa." Di tengah keluarganya, Francesca merasa kebahagiaannya nyaris sempurna. "Kita 'kan sudah dewasa bukan anak-anak lagi," sahut Anna dan Adelaide bersamaan. "Iya, sudah bisa berpacaran." Francesca menertawakan wajah mereka yang seketika manyun. "Apa ada yang sudah memiliki pacar?" "Anna itu banyak yang 'nembak' tapi dia suka pilih-pilih." "Apaan sih, Adelle!" Semburat merah muda membuat wajah Anna bertambah cantik. "Benarkah? Sssttt pacaran saja, jangan seperti

  • Gelora Cinta Enrico   Pesta

    "Nyonya Francesca Torres? Mari lewat sini." Seorang wanita yang anggun menghampiri Francesca.Francesca menatap heran ke arah seorang wanita tak dikenalnya yang bergaun indah. Sebuah alat terselip di telinga yang membuat dia bisa berkomunikasi dengan orang lain. Wanita itu segera memimpin langkah dan memisahkan Denisa dari Francesca. Meskipun heran Francesca tetap mengikuti langkah wanita yang membawa dirinya ke pintu utama.Anggukan kecil dari wanita tersebut merupakan tanda yang dimengerti oleh pengawal, mereka segera membuatkan pintu.Mata hazel Francesca seketika menyipit ketika melihat kemewahan dan kemeriahan acara di dalamnya. Dia termangu menatap ratusan pasang mata yang seketika menatap ke arahnya seolah mereka sudah menantikan kehadirannya.Musik lembut k

  • Gelora Cinta Enrico   Putri dalam dongeng

    Francesca mematut dirinya di depan cermin, perubahan penampilan yang sangat luar biasa terjadi pada dirinya saat ini. Wajah polos, imut dan manis itu telah berubah penuh riasan memukau yang sangat dewasa dan anggun.Dia hampir tak percaya ketika Leonardo mengirimkan seorang penata rias untuk memoles wajahnya dengan warna-warni yang senada. Kecantikan Francesca tampak lebih menonjol setelah tangan-tangan tampil tersebut menghiasi wajahnya. Wajah mungilnya terlihat sangat berbeda membuatnya merasa seakan menatap sosok lain di pantulan cermin."Anda luar biasa cantik dan sangat anggun, Nyonya. Bagaikan putri dalam dongeng." Perias itu memuji kecantikan Francesca. Dia berulang kali memutari tubuh wanita cantik yang baru saja dia dandani.“Sedikit parfum lagi anda akan spektakuler." Perias itu memilih b

  • Gelora Cinta Enrico   Apa itu Cinta

    "Bagaimana jika mereka bahagia tanpa kehadiranku?" Francesca mengulang pertanyaan Leonardo dengan putus asa.Hati wanita itu seakan terguncang mendengar perkataan Leonardo. Benarkah kehadirannya selama ini tidak pernah memberikan kebahagian? Bagaimana mungkin semua kebahagiaan yang mereka rasakan selama beberapa bulan ini hanya sandiwara?Apakah Enrico begitu marah padanya sehingga harus pergi begitu saja.Jikalau sedari awal dia menceritakan kepada Enrico mengenai status dirinya, apakah semua ini tidak akan terjadi?"Apakah Enrico berkata seperti itu padamu?" Francesca tampak sangat tertekan.Leonardo mengangkat kedua bahunya acuh seraya menyandarkan punggung ke bangku dan menatap ke arah taman. Dia mengalihkan p

  • Gelora Cinta Enrico   Bahagia tanpa diriku

    "Dad! Apa passport Anna, Adel dan Archie sudah siap?" Anna menghubungi Andrew Knight melalui video call."Sudah beres, Princes.""Lalu, kapan kita mulai berangkat?" Adelaide tiba-tiba sudah di samping saudara kembarnya."Sudah tidak sabar semua ya, my Princes?" Andrew semakin senang menggoda kedua putri kembarnya yang beranjak dewasa."Iyalah, ini kan pertama kalinya kami bisa keluar negeri." serentak Adel dan Anna menjawab perkataan Daddy Andrew."Bukannya kalian sudah pernah ke Indonesia?""Beda Daddy. Ini pertama kali kita ke Eropa dengan pesawat pribadi." Anna mencibir ke arah Andrew Knight."Benar! Iya kalau kak Conrad

  • Gelora Cinta Enrico   Melubangi kondom

    Francesca benar-benar merasa terpuruk. Keadaannya sangat labil dan lemah. Wanita cantik itu terlihat kacau dan terus menangis meskipun tidak sekeras sebelumnya. Serra sudah membawa Francesca kembali ke Mansion utama dan menemani wanita itu untuk berbaring di tempat tidur, tapi Francesca menolak dan bersikeras untuk menanti kedatangan Enrico dan Frans di ruang tamu. Francesca bahkan tidak menyentuh makanan yang tersedia hanya segelas coklat hangat yang dipaksakan oleh Serra. Aroma manis dan rasanya yang legit hanya bisa sedikit saja menenangkan hati Francesca. “Ini sudah malam Serra … mereka tidak juga kembali." Suaranya terdengar serak. "Cobalah berpikir tenang dan positif. Enrico tidak mungkin menjauhkan dirim

  • Gelora Cinta Enrico   Pergi

    "Wah, ada telol ayam di kepala Flans dah sekalang." Tangan mungil Frans menggosok keningnya yang sudah membengkak sebesar telur ayam.Gerakan lucu dari wajah imut yang meringis membuat Enrico tertawa sedangkan Francesca tersenyum lebar. Enrico tak hentinya membelai kepala Frans penuh kasih sayang."Muka Flans jelek ya?" Bibir mungil Flans tampak manyun."Nggak. Frans lucu, Frans tetap tampan meskipun ada telur di sini." Enrico memencet dahi anaknya."Aow! Sakit Pappa." Frans menjerit dengan sorot mata marah."Iya, maafkan Pappa. Frans kalau jalan hati-hati ya, tidak perlu berlari dengan kencang apalagi di atas lantai marmer, licin.""Tadi Flans kangen Pap

  • Gelora Cinta Enrico   Hati yang resah

    Baru saja Devonte berbalik dari pintu ruangan Enrico, dia harus kembali berhadapan dengan Francesca. Tak dapat dia gantikan wajah kecemasan dengan senyuman tenang, karena wanita itu sudah menyadarinya."Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau tampak muram?" pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Francesca hanya dijawab dengan hembusan nafas Devonte."Apa terjadi sesuatu dengan Enrico? Kalian bertengkar? Bagaimana keadaannya saat ini?" Francesca bergerak maju melewati Devonte dan hendak memegang gagang pintu."Jangan masuk."Tangan Francesca berhenti untuk menggerakkan gagang pintu, dia membalikan tubuhnya dan menatap heran ke arah Devonte."Dia sudah tahu." Perkataan sepintas Devonte masih menimbulkan pert

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status