"Aahh ... Mass, apa nggak capek semalaman ML sama aku sih?" tanya Mariana yang lebih mirip rengekan agar suaminya menyudahi ritual bercinta semalamannya pada malam pertama mereka hingga mentari pagi menyapa.Jovan terkekeh sembari melumat bibir istrinya yang sudah nampak merah dan bengkak. Dia tak dapat menahan dirinya lagi setelah sudah dinyatakan sebagai pasangan sah bersama Mariana Jean Richermond. "Kamu yang sabar ya. Ini wujud hasratku yang terpendam selama ini setiap kali melihatmu, Sayang," jawab Jovan sambil mendorong tubuhnya penuh kekuatan seorang pria jantan di dalam labirin sempit istrinya.Mariana menggigit bibir bawahnya menahan sensasi intens yang membawanya untuk segera meledak di puncak gairahnya. Dia menjerit kencang ketika dunia serasa luruh di bawah kakinya. Jovan yang tahu bahwa wanita tercintanya baru saja mengalami orgasme membiarkan Mariana memeluknya erat. Dia juga menyemburkan inti sarinya begitu deras ke dalam rahim hangat istrinya.Badan kekar berotot itu
"Maksud lo pebinor, Jo?" tanya Richard sambil tergelak mendengar pertanyaan curiga kawan semasa SMA nya dulu."Hmm ... iya, kan pagi hits tuh!" sahut Jovan sambil menikmati makan siang yang diambilkan ke piringnya oleh istrinya.Airish hanya cekikikan melihat kakaknya yang nampaknya cemburu kepada Richard. Ternyata lucu juga, pikirnya. Kemudian teman kencan makan siangnya itu pun menjawab pertanyaan kakaknya, "Kagak lah, masih banyak ikan salmon di lautan kalo nggak dapet ikan tuna. HA-HA-HA!""Terus lo lagi pedekate adik gue gitu, Richie?" kejar Jovan penasaran.Richard pun mengangguk seraya berkata, "Mohon doa restu ya, Calon Kakak Ipar!" Mendengar perkataan rekan bisnisnya itu Marian pun menyahut, "Jangan dibuat mainan ya, Richie. Nanti kamu berhadapan juga sama aku kalo bikin Airish patah hati!""Siiaapp! Oya emang beneran kalian mau honeymoon ke Dubai?" tanya Richard kepada Jovan dan Mariana."Iya berangkat pesawat jam 5 sore pakai Emirates Airlines, sampai sekitar jam 10 malam
"Sebentar, Mas Jovan. Ada hal penting yang harus segera aku tangani!" sergah Mariana sesampainya mereka di bandara Uni Emirat Arab.Jovan yang tadinya menggandeng istrinya untuk berjalan bersamanya ke pintu keluar bandara pun terpaksa menghentikan langkahnya. Sedangkan, Richard dan Airish yang kakinya jenjang sudah mendahului mereka untuk memesan taksi bandara yang akan mengantar mereka ke Four Season Resort at Jumeirah."Ada masalah apa di Jakarta, Sayang?" tanya Jovan mengerutkan keningnya penasaran. Nampaknya ada hal emergency yang diketahui Mariana dari ponselnya."Salah satu dokter andalan di rumah sakitku mendadak resigned kata Dokter Emil. Kebetulan aku kenal secara pribadi dengan beliau, kurasa aku mau telepon Dokter Nadine Megawati sebentar, nggakpapa ya?" jawab Mariana merasa tak enak karena bulan madunya bersama Jovan terganggu begini."Nggakpapa, kita cari tempat duduk aja di cafe biar enak. Nanti kamu ketabrak orang lewat kalau berdiri di tengah-tengah lobi bandara, Marie
Tanpa diduga oleh Dokter Nadine Megawati, pagi itu dia akan berpapasan dengan Dokter Zayn Alarik Pradipta di parkiran dokter. Pria itu tersenyum mengejek menatap ke dokter wanita tersebut. "Hai, Nadine. Kebetulan sekali kita bertemu lagi!" sapa Zayn sok ramah sekalipun tatapannya kurang ajar dan membuat Dokter Nadine berdecak kesal."Cihh ... nggak usah sok ramah deh, Dok. Saya tuh males ketemu lagi sama kamu setelah kejadian kemarin!" sahut Dokter Nadine kesal sekaligus muak. Kalau tidak dijanjikan untuk diatur praktiknya berbeda rumah sakit oleh Mariana, dia pasti sudah memilih untuk resigned.Lift yang membawa mereka berdua ke lantai yang sama di poli pediatrik pun bergerak dengan cepat. Maka setelah terdengar bunyi 'ting', Dokter Nadine segera melangkah keluar menuju ke ruang praktiknya tanpa mengindahkan keberadaan dokter hidung belang tersebut.Pembicaraannya dengan Mariana telah membuatnya menjadi lebih tenang. Dokter Zayn pasti akan dipindahkan dari rumah sakit yang sama denga
"Aaarrhh!" jerit Mariana ketika tubuh rampingnya digendong lalu diceburkan ke air yang ada di tepi pantai La mer oleh suaminya."Mas Jovan nakal sih! Kan aku jadi basah semua," protes Mariana lalu menarik tangan pria itu agar ikut terjatuh ke dalam air laut berombak tenang itu.Jovan hanya tertawa-tawa sembari menjawab, "Kan emang ke pantai tujuannya buat basah-basahan, Sayang!" Dia pun memeluk tubuh ramping berbalut bikini two piece warna biru langit itu erat-erat sembari duduk di atas pasir putih menunggu didatangi gelombang ombak yang kecil-kecil.Kemudian Mariana menunjuk ke arah Richard dan Airish yang sedang asik menerbangkan layangan dengan bantuan tiupan angin pantai yang kencang. "Mereka cepat akrab ya, Mas?" ucapnya sambil tersenyum mendongak ke Jovan."Aku lega sih, Richard berhenti mengejarmu, Marie. Dia modelan cowok yang kalau sudah punya keinginan harus dapat sejak kami berteman SMA dulu. Dia sudah nggak ada usaha pedekate ke kamu di belakangku 'kan?" balas Jovan menata
Sesampainya di kamar Four Season Resort, Mariana segera masuk ke kamar mandi karena merasa kulitnya lengket oleh air laut di Pantai La mer tadi, dia ingin mandi. Namun, Jovan yang bergabung di bawah shower tak sanggup menahan hasratnya lagi menatap kemolekan tubuh istrinya tanpa tertutupi selembar kain pun."Aaarrhh! Mass?" jerit Mariana terkesiap dipeluk erat oleh suaminya dari belakang dalam kondisi basah kuyup. Jovan menghujani leher dan bahu Mariana dengan kecupan panas bibirnya. Tangannya membelai lembut titik-titik sensitif istrinya hingga wanita itu tak tahan untuk tak mendesah pasrah dilanda gelombang gairah yang dahsyat."Marie, aku mau kamu di sini sekarang ... boleh ya?" ujar Jovan di tepi telinga Mariana. Sebuah anggukan pelan memulai sebuah keintiman yang dipimpin oleh hasrat jantan Jovan. Dia mendesak tubuh Mariana hingga punggung wanita itu menempel ke dinding lalu menyatukan inti gairah mereka yang sama-sama saling menginginkan. Kedua lengan Mariana ditalikan ke leh
"Tunggu sebentar ya, Dokter Zayn. Ibu Maya Suratih sedang ada meeting dengan managemen rumah sakit," ujar sekretaris Dokter Maya yang menyambut Zayn pagi itu di depan ruangan kerja bosnya.Dengan senyum berkharisma, Zayn menjawabnya, "Nggakpapa kok, Mbak Rini. Biar saya tunggu saja di sini atau gimana?""Mari saya antar ke dalam saja, Dokter Zayn bisa duduk menunggu di sofa yang lebih nyaman!" Wanita berpakaian resmi dan rapi itu berjalan membukakan pintu ruang kerja presdir Rumah Sakit Wira Husada Medika tersebut lalu meninggalkan Zayn sendirian di dalam.Sembari menunggu Dokter Maya tiba, pria itu pun mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan berinterior mewah. Sungguh menarik! batin Zayn, dia berjalan menuju ke meja kerja presdir untuk melihat foto berbingkai yang diletakkan di atas meja kerja berkayu cokelat itu.Sepasang mata monolid pemuda tersebut melebar lalu Zayn mengambil salah satu bingkai foto yang menampakkan seorang wanita cantik. "Ini pasti Dokter Maya, dia nampak awet
"Lea, Celine! Selamat datang kembali di Swiss," sambut Jorges D'Argentine memeluk hangat puteri serta cucu kesayangannya bergantian dengan istrinya."Kakek, lama kita tak jumpa. Celine rindu kakek nenek!" ucap Celine kecil dengan polos. Dia pun digendong oleh pria berusia kepala 6 itu.Jorges D'Argentine memiliki banyak pertanyaan untuk puterinya. Namun, dia menepikannya dalam benaknya dan memilih mencurahkan perhatiannya kepada Celine yang mungil di lengan kokohnya. "Kini kita akan selalu bersama, Celine. Nanti Kakek yang akan mengantarkanmu ke sekolah sekaligus mengantar mama bekerja, oke?" ujarnya membalas perkataan cucunya.Sementara itu Nyonya Eleanor D'Argentine yang mengikuti langkah suaminya dari belakang bersama Azalea berbincang dengan suara bervolume pelan. "Apa kamu sudah yakin bercerai dari Zayn, Nak?" tanya mama Azalea merangkul bahu puterinya."Ya. Tanpa keraguan, Ma. Aku akan menetap di Swiss seumur hidupku. Kesalahan di masa laluku tak akan terhapus, tetapi masa depan
Dengan pikiran buntu dan hati yang panas Zayn berjalan kaki di trotoar setelah meninggalkan kediaman Richermond. Harapan terakhirnya pupus sudah. Semua gara-gara pria sialan keturunan Adira Lukmana itu! Zayn merutuki Jovan.Ketika sampai di sebuah halte bus, Zayn memilih untuk duduk sendiri bengong meratapi nasibnya yang naas. Dia seharusnya menjadi pewaris tunggal aset kekayaan mendiang papanya. Namun, semua tidak bisa diusut. Pengacara keluarga Pradipta malah tersandung kasus hukum hingga masuk bui. Dia sekarang luntang lantung hanya punya dompet dan HP saja. Entah barangnya di kost sudah dibuang ke mana oleh pengelola tempat tersebut atau pula disimpan kalau orangnya baik hati. Zayn belum sempat pulang ke kost. Sebuah mobil sedan Ferrari merah berhenti tak jauh dari halte bus tempat Zayn duduk bengong sendirian di sana. Seorang wanita dengan penampilan heboh dan riasan tebal mendekati Zayn."Hai, apa Mas lagi butuh pekerjaan? Kenalkan namaku Mami Rosa. Aku suka wajah dan perawaka
"Bebaskan saja dia dari tuntutan hukum, Pak Sondang Sirait. Saya lebih senang kalau Zayn menghidupi dirinya sendiri di luar penjara. Cabut laporan kasus saya dari kepolisian ya!" tutur Dokter Maya Suratih pasca sembuh dari cedera di kepalanya.Kepalanya memang bocor di sisi kiri akibat dipukul oleh mantan suaminya itu menggunakan trofi yang terbuat dari kaca. Sungguh tragis justru dia dilukai dengan trofi favorit kebanggaannya sebagai rumah sakit favorit konsumen 6 tahun yang lalu. Saat itu Rumah Sakit Permata Indah Medika masih dipegang managemen lama belum diakuisisi oleh grup Richermond, jadi rumah sakitnya menjadi pilihan utama pasien ibu kota.Usut punya usut, mantan suaminya pernah punya masa lalu hingga memiliki anak haram dengan komisaris utama rumah sakit tersebut. Namun, Dokter Maya menganggap rahasia kelam itu sebatas cukup tahu saja.Pengacara kepercayaan Dokter Maya pun menjawab disertai peringatan, "Baik kalau itu yang diinginkan oleh Bu Dokter Maya. Saya cabut berkas pe
Dini hari sekitar pukul 03.00 WIB Mariana merasakan bagian paha dalamnya dialiri air hangat. Awalnya dia berpikir sedang bermimpi dan mengompol. Namun, ketika merabanya dan mendapati bahwa itu sepertinya air ketubannya ia segera menggoyang-goyang bahu suaminya."Mas Jovan, aku pecah ketuban!" ucapnya sedikit panik karena hampir melahirkan.Jovan yang tadinya masih mengantuk karena baru tidur beberapa jam setelah beberapa putaran bercinta dengan Mariana semalam segera bangun lalu duduk di ranjang. Dia bertanya, "Kuantar ke rumah sakit sekarang ya?""Iya, Mas. Ganti baju dulu. Panggil Pak Sapto buat anterin kita," jawab Mariana lalu perlahan bangkit dari tempat tidur dengan perutnya yang sangat besar. HPL memang besok sebetulnya, wajar lebih cepat sehari. Berat janin terakhir sudah 3.4 kilogram sudah cukup untuk dilahirkan kata Dokter Royce Adler. Mariana mengganti gaun tidurnya yang basah dengan daster batik berkancing depan agar mudah berganti baju pasien nanti di rumah sakit.Setela
"Permisi, Bu. Saya Zayn Alarik Pradipta, kliennya Om Charles. Apa beliau ada di tempat?" ujar Zayn berusaha menemui pengacaranya yang berjanji akan membantu mengurus masalah hak warisnya yang sulit diproses karena surat-surat habis terlahap api saat kediaman Pradipta kebakaran tempo hari.Wanita yang berjaga di bagian front desk kantor firma pengacara serta notaris Hutapea and Friends menghela napas mengulang kalimat yang sama untuk kesekian kalinya ke klien bosnya. "Maaf ya, Mas. Sepertinya saya nggak bisa memberi tahukan sampai kapan beliau tidak bisa memproses kasus hukum Anda. Pak Charles Hutapea tersandung kasus money laundry pejabat pemerintahan sehingga harus ditahan di Rutan Salemba untuk sementara," terang Bu Dyah Pertiwi, karyawati berusia setengah abad itu kepada Zayn yang mendadak bengong."Ta—tapi, perkara hak waris saya gimana dong, Bu? Mungkin rekan Om Charles bisa bantu?!" kejar Zayn, dia risau uang tabungannya tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. "Bisa, sil
Jorges D'Argentine mengusap sudut matanya yang basah. Di sisinya, puteri kesayangannya mengenakan gaun putih sederhana dengan model sabrina mermaid dress memegang lekuk lengannya berjalan dalam langkah anggunnya menuju ke sebuah gazebo berhias mawar putih.Pagi yang sejuk tanpa tertutup lapisan salju di Danau Biel menjadi hari pernikahan sakral yang dinantikan oleh Patrick Olsen. Setelah perjuangan tanpa henti selama berbulan-bulan bolak-balik Jakarta-Genewa, segalanya terbayar lunas. Pada akhirnya Mariana melepaskan kepergian dokter spesialis obsgyn andalannya kembali ke Swiss untuk seterusnya. Dokter Royce Adler yang terikat kontrak menggantikan dirinya sebagai dokter praktik di poli obsgyn rumah sakit jaringan Richermond.Wanita pujaan hatinya yang mungkin adalah jawaban doanya untuk seorang kekasih yang baik hati itu melangkah di seberangnya bersama Tuan Jorges D'Argentine, papanya. Sama seperti calon papa mertuanya, Patrick pun menitikkan air mata haru yang membuat tamu undangan
Sudah beberapa bulan berlalu semenjak pernikahan resmi antara Zayn dan Dokter Maya. Rumah tangga mereka nampak harmonis tanpa ada pertengkaran yang berarti. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh jua.Memang Zayn sudah mendapat mobil baru untuk akomodasinya pulang pergi ke rumah sakit dan bepergian sendiri. Dokter Maya berangkat ke tempat kerjanya tanpa suaminya seusai sarapan pagi bersama. Dia tidak menaruh curiga sama sekali seperti apa kelakuan Zayn di balik punggungnya.Kehidupan seksual pasangan pengantin baru itu pun sangat aktif nyaris setiap malam mereka bermesraan. Itu pun Dokter Maya bukan hanya dihajar satu atau dua ronde di atas ranjang. Maka dari itu dia tidak pernah berpikir masih ada hasrat yang tak tersalurkan oleh suaminya. Akan tetapi, sesuatu yang tak pernah ia duga terjadi di bawah atap rumahnya.Pintu kamar tidur Zayn diketok tiga kali sebelum dibuka perlahan dari luar. Seorang perempuan berambut panjang hitam legam tergerai sepunggung masuk
Dokter Patrick Olsen mencoba mensiasati kesulitannya untuk resigned dari rumah sakit tempat bekerjanya saat ini dengan mengumpulkan jatah cutinya selama beberapa bulan terakhir. Memang mencari dokter spesialis yang bagus tidak mudah, biasanya dokter yang sudah berpengalaman terkontrak praktik di rumah sakit lain. Sedangkan, dokter yang baru lulus pendidikan spesialis masih butuh menimba pengalaman di meja praktik. Adik angkatan sealmamaternya yang diterima bekerja di rumah sakit jaringan Richermond masih di bawah pemantauannya dan dokter senior poli obsgyn lainnya. Kini dia harus berpesan dengan serius kepada Dokter Royce Adler selama mengambil cuti seminggu penuh."Dokter Royce, kuharap kau ingat semua tips dan trick praktik obsgyn yang sudah kuajarkan kepadamu. Ingat-ingat itu semua selama aku pergi seminggu ke Swiss, okay?" ujar Dokter Patrick duduk berhadapan di ruangan praktiknya bersama Dokter Royce Adler.Pria berambut model taper fade warna pirang itu menyeringai jenaka. "He
"Untuk apa perjanjian pranikah ini, Pak?!" bentak Zayn setelah membaca judul berkas yang disodorkan oleh notaris Dokter Maya Suratih kepadanya di ruang tunggu kantor dinas kependudukan Jakarta Pusat.Pak Rian Fantoni yang dipercaya oleh Dokter Maya mewakilinya sebagai pihak legal dalam setiap perjanjian hukum yang dia buat menjawab standar saja pertanyaan Zayn, "Ini sudah jadi keputusan klien saya, Pak. Zaman sekarang harus serba hati-hati terutama Bu Maya itu seorang wanita sukses dengan banyak harta. Kalau Anda menolak mungkin pernikahan ini tidak bisa terlaksana. Kami nantikan itikad baiknya untuk menanda tangani perjanjian pranikah tersebut!"Kening Zayn berkerut dalam, dia tak menyangka bahwa dalam dua pernikahan dia harus selalu diatur dengan perjanjian pranikah. Harta terpisah, tak ada gono gini setelah bercerai. Hatinya terasa dongkol, niatnya mendapat cipratan harta kekayaan Dokter Maya pun pupus sudah. Apa gunanya jadi suami kere setelah menikahi janda kaya raya itu? pikir Z
"Mas Zayn, maaf. Bukannya tidak bisa diurus hal warisnya, tapi butuh waktu yang tidak diprediksi lamanya karena semua berkas penting habis dilahap api dalam kebakaran rumah tempo hari," tutur Charles Hutapea, pengacara langganan keluarga Pradipta. Kemudian Zayn membalas, "Apa mendiang papa nggak membuat surat warisan semasa hidup dulu, Om?" Sebuah gelengan dengan raut wajah prihatin itu disertai jawaban, "Beliau tidak ingin berpikir cepat meninggal dunia waktu saya menyarankan dulu, Mas. Sayang sekali ketika jatuh sakit, saya tidak tahu karena memang sibuk dengan pekerjaan dan Pak Bram pun sama sekali tidak menghubungi saya lagi.""Ckkk ... payah sekali, lantas jalan keluar yang bisa saya tempuh apa dong, Om? Eman-eman sekali warisan ratusan milyar itu nilainya!" Zayn berdecak kesal dengan wajah tertekuk bersandar di sofa kantor pengacara kondang tersebut.Charles Hutapea beranjak berdiri lalu mengambil sebuah map berkas di rak dokumennya. Dia pun duduk kembali dan menyodorkan sebua