Beranda / Romansa / Gara-gara Sapu Ijuk ? / Malam Minggu Bareng Karlinda

Share

Malam Minggu Bareng Karlinda

Penulis: corn leaf
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, hingga malam minggu sudah menyambut Alf. Alf sudah tampil casual dengan celana selutut dan baju kaos serta jaket kw-nya. Willy juga sudah tampil dengan hoodie dan celana selutut. Tak perlu menunggu lama, keduanya bergegas ke tempat yang dijanjikan sebagai tempat pertemuan mereka dan Karlinda.

"Inget, ya... Pokoknya, lo bagian ngobrol sama Karlinda! Biar gue main sama Shafa!" Alf mengingatkan Willy.

"Siap, bro! Aman aja!" jawab Willy.

Setibanya di tujuan, Alf dan Willy dibuat terpesona oleh penampilan Karlinda, yang terlihat seperti emak-emak gaul. Karlinda dan Shafa mengenakan pakaian dengan motif yang sama. Sepertinya pakaian couple ibu dan anak.

"Alf... Kalau gue dideketin sama yang begini... Gue gak nolak," gumam Willy.

Alf hanya terdiam, tapi tetap melangkah mendekati Karlinda dan Shafa.

"Halo, Alf!" sapa Karlinda dengan wajah ceria.

"Om Alf!" Shafa juga ikut

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Nasehat Willy

    Setelah pulang dari malam minggu bareng Karlinda, Willy langsung mengajak Alf untuk bicara sejenak."Lo gak usah berhubungan sama Karlinda lagi, deh!" ujar Willy yang mondar-mandir di kamarnya Alf, macam odong-odong."Emang kenapa, sih? Waktu itu padahal lo yang bilang biar gue jangan mikir aneh-aneh! Temenan aja kayak biasa!" sahut Alf heran."Iya! Itu saat gue belum ketemu dia! Tapi, tadi saat gue ngobrol sama dia, gue menangkap sinyal-sinyal kalau dia mulai suka sama lo!" tegas Willy.Alf terdiam."Bro... Dan gue liat-liat, dia kayaknya tipe yang sangat berambisi mengejar cinta lo! Karena anaknya udah akrab banget sama lo!" imbuh Willy.Alf berdecak. "Itu hanya pikiran lo aja..." Alf merebahkan diri di atas tempat tidur.Willy mengacak rambut kribonya dengan gusar. "Bukan hanya pikiran gue, Alf! Lo ngerti kagak! Gue udah ngobrol bareng dia! Jadi, gue udah ngebaca dari bahasanya dia! Huh!" Willy jadi geregetan."Jadi... Apa yang haru

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Gara-gara... Nugo?

    Willy menatap lekat wajah Alf, yang mulai bercucuran keringat. Resah dan gelisah pada semut merah. Lah? Kok malah nyanyi?Wajah Alf penuh kebimbangan. Padahal beberapa menit yang lalu, Alf penuh semangat ingin menyatakan cinta pada Inn. Sekarang, entah lari kemana semua semangat membaranya tadi. Kebimbangan Alf sontak saja membuat Willy jadi geregetan."Ayo, dong!" desak Willy. "Tadi semangat banget! Sekarang kenapa lo macam kucing kena air gini, sih!" cemooh Willy.Alf berusaha menelan salivanya, yang seolah tertahan di kerongkongan. Padahal udara di luar teras begitu adem, tapi Alf macam orang lagi di pemandian air panas. Tubuhnya sudah keringatan, bukan hanya wajahnya.Willy berdecak sebal. Padahal maunya Willy, malam ini juga Alf harus menyatakan cintanya pada Inn. Willy yakin seribu persen kalau Inn juga punya rasa yang sama pada Alf.Alf menarik napas panjang dan mengembuskannya berkali-kali, mirip ibu-ibu mau lahiran. Willy ha

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Menghindar

    Alf berulang kali mengumpat kebodohannya sendiri, yang marah dan akhirnya menyatakan cinta pada Inn. Padahal, rencananya Alf mau nyatain cinta dengan romantis ala-ala para lelaki di drama Korea. Namun, apa daya... Begitu nama Nugo disebut, emosi Alf naik sampai ke ubun-ubun."Aarrgghhhh!" pekik Alf dengan wajah ditutupi bantal. "Gimana sekarang gue ngadapin Inn!"Alf menurunkan bantal dari wajahnya, beralih memeluk bantal itu."Gak elegan banget nyatain cinta pake marah-marah, Alf! Gimana bisa diterima!" lanjut Alf dengan wajah penuh penyesalan.Alf bangkit dari rebahannya, duduk bersandar pada tembok. Matanya menatap lurus pada plafon, menanti cicak. Heeh?!"Sekarang gue harus gimana...?" tanya Alf pada diri sendiri. "Masa gue non-aktifkan hp gue terus?"Pandangannya beralih pada ponsel yang layarnya gelap gulita.Alf berdecak. "Kalau Inn sampai nyusul ke kantor gimana?" Raut wajah Alf berubah khawatir.

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Kabur

    Alf sedang membersihkan laboratorium dibantu Willy sore itu. Hukuman akibat keterlambatannya.Sebenarnya, bukan Alf saja yang telat, Willy juga. Tapi, entah kenapa Ibu Nover yang mood-nya lagi enggak baik, hanya memberikan hukuman pada Alf. Alasannya, karena Alf yang bangun telat dan menyebabkan Willy ikut terlambat. Hmm, padahal Willy kan bisa aja ngojek.Alf meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat aktivitasnya hari ini."Haduh, gila! Capek banget! Pokoknya sampe kosan, gue harus berendam air hangat!" ujar Alf sambil meletakkan peralatan bersih-bersih di janitor."Emang di kosan kita ada bak mandi ala hotel gitu?" cibir Willy.Alf terkekeh. "Gak ada, sih. Cumaaaa, kan bisa pake drum. Tinggal masukin airnya, berendam deh, di dalamnya," Alf menaik-turunkan alisnya."Gila lo! Lo pikir badan lo masih badan bocah! Badan segede gentong, mau berendam dalam drum! Jangan malu-maluin gue, deh!" Willy menggelengkan kepala. Takjub p

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Menghindar Lagi?

    Tak terasa sudah seminggu berlalu sejak Alf menghindari Inn. Dalam waktu seminggu itu pun, Inn tidak jua menghubungi Alf lagi. Hanya Karlinda yang terus menghubungi Alf, entah basa-basi menanyakan kabar, sudah makan atau belum, hingga bagaimana kerjaan Alf di kantor. Perhatian Karlinda, tentu saja membuat Willy uring-uringan. Ditambah lagi, Alf selalu kedapatan sedang senyum-senyum sendiri saat chatting dengan Karlinda. Willy jadi curiga, jangan-jangan Alf mulai ada rasa sama Karlinda. Atau paling enggak, mulai nyaman.Sama seperti sore ini di kosan. Alf baru selesai chatting sama Karlinda, hanya membicarakan masalah tabungan. Tapi, raut wajah Alf yang berseri-seri, membuat Willy tak suka. Jiah?! Willy macam pacar yang lagi cemburuan aja!"Ya, kan gak mungkin gue masang tampang jutek," Alf membela diri saat Willy menceramahinya."Gue liat hari ke hari macam hubungan lo sama Karlinda makin dekat! Udah lebih dari nasabah dan karyawan bank!" sindir Willy.

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Tak Terduga

    "OM ALF!" Teriakan bahagia dari Shafa tertangkap telinga Alf, saat dia baru saja tiba di taman hiburan, sore itu.Alf segera mengangkat tubuh gadis mungil bermata bulat itu. "Waduhh! Makin berat aja, nih! Kapan-kapan, kakak Alf gak bisa gendong Shafa lagi!"Shafa tertawa dengan riangnya. "Shafa kan rajin makan, om! Karna kata mama, kalau Shafa rajin makan, om Alf mau ngajak Shafa jalan!""Iya, dong! Kalau Shafa rajin makan, kakak Alf seneng main sama Shafa!" Alf menimpali."Kok manggil kakak, sih? Kan oooommm, bukan kakak... Karena om kan mau jadi papanya Shafa!" lanjut Shafa dengan polosnya.Alf hanya menjawab dengan mengulum senyum. Sedangkan Karlinda malah tampak tenang."Ya, udah! Sekarang, kita mau main kemana, nih?" tanya Alf sambil berjalan pelan, disusul Karlinda."Di sana, om!" tunjuk Shafa pada sebuah wahana kincir angin. Alf dan Karlinda pun menyetujuinya, dan segera mengantri. Entah kenapa mereka kelihatan seperti kel

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Bingung

    Alf terpaku menatap plafon kamarnya, sedangkan Willy menganga menatapnya. Beberapa kali terlihat Alf menggelengkan kepalanya, sambil jemarinya mengacak kasar rambutnya yang mulai memanjang. Willy hanya mengerjapkan mata dengan pikiran penuh tanya pada tingkah laku sahabatnya.Memang, sih... Alf sering banget bertingkah aneh, dan Willy sudah biasa dengan hal itu. Tapi, masalahnya saat ini, tingkah aneh Alf dilakukan setelah pria itu bertemu si high quality—janda, Karlinda. Willy jadi ber—negative thinking pada Alf. Jangan-jangan dugaannya kalau Karlinda menyatakan cinta, benar terjadi?!Willy menghitung-hitung, sudah kesepuluh kali Alf menarik-narik ujung rambutnya, karena kemungkinan-kegalauan di hatinya. Atau mungkin sebenarnya, Alf sedang berencana untuk membotakkan kepalanya, dengan cara menarik perlahan helaian rambutnya hingga putus?! Hmph!"Jadi... Lo gak mau jelasin ke gue, apa yang terjadi tadi?" Willy mulai membuka

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Kabar dari Diego

    Suasana laboratorium siang itu sepi dari bahan ghibahan. Para laboran sedang berkutat dengan kerjaan mereka masing-masing. Tatapan mereka rata-rata menunjukkan fokus penuh pada setiap sampel yang sedang diperiksa. Hingga tiba-tiba, Ibu Nover muncul di ambang pintu, mengagetkan semua yang sedang berkonsentrasi. Dalam hatinya, mereka sedang bertanya-tanya, siapa yang membuat kesalahan sampai Ibu Nover tiba-tiba muncul. Hmm... Macam Ibu Nover muncul kalau ada yang salah aja..."Diego... Ke ruangan saya," ujar Ibu Nover dengan nada biasa saja, tidak melengking seperti saat memanggil Alf atau Willy. Wanita itu segera kembali ke ruangannya, meninggalkan tatapan melotot semua laboran pada Diego."Lo ngebuat kasus apa?" tanya Merlin. "Padahal tadi gue pikir Alf atau Willy yang bakal dipanggil, loh!""Emak pikir kita berdua ini tukang buat onar, apa! Makanya dipanggil terus?" Willy menimpali."Ember!" sahut emak Merlin jutek."Mending cepetan lo ke ruan

Bab terbaru

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Thank You

    Terima kasih untuk semua yang sudah menyempatkan diri membaca novel ini. Saya tahu, bahwa novel ini masih jauh dari kesempurnaan, entah dalam penulisan maupun alurnya. Karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dari para pembaca. Buat semua yang sudah membaca novel ini, baik yang hanya dibaca, yang sampai masukkin ke rak buku, bahkan yang mengeluarkan duitnya buat buka bab berbayar, ataupun pakai koin gratisan... KALIAN LUAR BIASA! I LOVE YOU, ALL! Tanpa dukungan kalian, novel ini tak berarti apa-apa.Akhir kata, tetap semangat membaca! Tetap semangat menulis! Semoga, kita bisa ketemu lagi di cerita-cerita berikutnya! PS : Yang mau kenalan, yuk kunjungi i*******m @kuandwicka. Ada banyak komik strip atau animasi juga. Thank you! ^^

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Bonus 4 Yes! For sure!

    Memang benar bahwa cinta datang tiba-tiba. Memang benar, bahwa cinta terkadang menunjukkan kepada kita, orang yang tidak pernah kita duga. Memang benar, bahwa cinta penuh misteri. Hanya Sang Pemilik cinta sejati, yang paling tahu apa yang terbaik buat makhluk ciptaan-Nya. Saat kita mendambakan seseorang, yang tidak pernah menginginkan kita. Ada satu hati yang berharap kehadirannya diketahui oleh hati kita. Dan, itulah yang terjadi pada seorang pria gempal, sahabat sejatinya Jacob Alfred, Willy. Willy sedang merapikan peralatan gelas, karena hari ini adalah jadwal piketnya. Alf sudah pamit lebih dahulu, karena katanya mau keluar bareng Inn. Akhir-akhir ini, semenjak punya gandengan, Alf memang jarang pulang bareng Willy. Alhasil, Willy diantar oleh Ellen. Sebenarnya, Willy sudah menolak penawaran Ellen, karena Willy ingin menjadi lelaki mandiri, dengan pulang pakai grab. Tapi, entah kenapa, Ellen terus memaksa, seperti hari ini. Ellen terlihat menunggu dengan sabar, di lorong laborat

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Bonus 3 Good bye

    Alf menemui Karlinda untuk terakhir kalinya, karena wanita itu memberi kabar bahwa dirinya akan dipindahkan ke daerah lain. Alf pun meminta izin pada Inn, agar bisa menemui Shafa, karena tujuan Alf salah satunya ingin bertemu Shafa. "Boleh... Gak usah minta izin ke aku, kali..." ujar Inn. "Yah... Takutnya, gak ngomong trus kamu tahu sendiri, malah mikir yang gak-gak," jawab Alf. "Aku percaya, kok sama kamu... Nunggu dari SMA aja bisa, masa aku harus curiga sama yang beginian," sahut Inn membuat hidung Alf kembang kempis, saking bangganya pada diri sendiri. Karena sudah mendapat kepercayaan dari sang pujaan hati, Alf pun bergegas ke tempat pertemuannya dengan Inn, tempat mereka bertemu pertama kali di luar urusan kantor, KeEfCe. Shafa terlihat sedang bermain di area permainan dengan wajah bahagia, khas anak-anak. Alf segera menuju ke meja Karlinda. Wanita itu tampak sedang memotret wajah bahagia putri tunggalnya. "Sore mbak!" sapa Alf sambil duduk di hadapan Karlinda. "Hai, Alf!"

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Bonus 2 Moiz dan...

    Reuni sekolah yang diadakan bersama pentas seni, rupanya tak mau dilewatkan oleh Moiz dan Ui yang berada di kota lain. Mereka meminta cuti 'semester' kedua lebih awal dari biasanya. Namun, tidak bagi Yen yang bekerja pada instansi pemerintahan. Dia hanya bisa gigit jari kali ini karena tak ada kunjungan apapun ke kota Kupang. Ui : Sorry, Yen... Kali ini lo jaga kota Atambua aja, ya. Hahahah... Yen : Ish! Kenapa juga diadainnya hari kamis, gak hari sabtu aja, kek! Alf : Kan sekalian HUT sekolah, Neng! Yen : BETE! Pokoknya jangan ngirimin foto di grup ini! Bakal gue bakar grupnya! Inn : Cup cup cup... Sabar, say... Sabtu turun Kupang, ya... Biar kita jelong-jelong bareng lagi... Mumpung dua sejoli ini ada di sini. Moiz : Ehm... Sorry, tapi Sabtu ini gue udah ada janji... Yen : Janji sama siapa? Moiz : Mau tau aja, atau mau tau banget? Ui : Dia mau ketemu GEBETANNYA! Alf, Yen, Inn : WHAT?! WHO?! Ui : Itu mah gue gak tau. Dia gak ngasitau gue! Moiz : Maaf... Moiz telah meningga

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Bonus 1 Ternyata selama ini

    Alf dan Inn sedang jalan-jalan di malam minggu-yang akhirnya dihabiskan Alf dengan PACAR. Keduanya tampak bercanda-tawa di alun-alun kota, sambil menatap berbagai aktivitas di tempat itu. Ada band jalanan, tari-tarian dari para pekerja seni, maupun beragam permainan untuk anak-anak. Meskipun hanya menghabiskan malam minggu 'receh', namun kedua sejoli itu tampak bahagia. Hingga dering ponsel Alf tiba-tiba, terasa mengganggu pendengaran Alf. "Ck! Siapa, sih? Gangguin malam minggu gue aja!" Alf berdecak malas sambil merogoh ponsel dalam saku celananya. Mata Alf membelalak sempurna, saat mendapati nama my mom di layar ponselnya. "Aduh! Emak nelpon? Ada apa, ya?" gumam Alf sambil menggeser tombol hijau di layar. Inn hanya menatapnya dalam diam. "Ya, halo mak!" sapa Alf. "ALF! HALO, ALF!" Suara emak terdengar menggelegar bak membelah telinga Alf. "Aduh, mak... Alf bisa budek kalau emak teriak begitu..." ujar Alf. "Ngomong pelan aja napa, sih?" "Halo, Alf?!" Emak masih terus memanggil n

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Epilog

    Honda Grand Astrea melaju dengan pasti memasuki kompleks perumahan Dreamland, dan berhenti di depan sebuah rumah berwarna peach. Alf segera turun dari motor, sambil merapikan rambut dan kemejanya. Merasa bahwa penampilannya masih tampan melebihi Cha Eun Woo, Alf segera melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah wanita yang sudah menjadi kekasihnya sejak dua bulan lalu. Inn. Alf menarik napas panjang, sebelum memberanikan diri mengetuk pintu rumah itu. Namun, belum sempat Alf melancarkan aksinya, sebuah suara dengan nada melengking, mengejutkannya. "Loooohhhh? Kak Alf!" Princess yang semakin montok, karena katanya Nugo suka sama wanita berisi-sudah berdiri di belakang Alf. "Mau ngejemput kak Inn, ya?" Alf hanya membalasnya dengan nyengir kuda. Meskipun hubungannya dan Princess semakin membaik, karena Inn sudah menceritakan pada Princess bahwa Alf adalah teman masa SMA-nya, yang dulu disukai Princess. Di samping itu, Princess yang sedang berbunga-bunga asmara, karena mendapat paca

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Confession (Ending)

    Inn berdiri menatap Alf yang masih duduk di bangku, dengan wajah memohon. Memohon agar Inn tidak meninggalkannya. Wanita itu pun kembali duduk di samping Alf, sambil melepaskan tangannya dari genggaman Alf. "Jadi?" tanya Inn dengan pandangan lurus ke depan. Tak beralih pada Alf. Tangannya terlipat di atas perut. Alf menyiapkan pita suaranya, biar tidak tiba-tiba rusak. Beberapa kali terdengar dehamannya, membuat Inn mencebik. "Sebelumnya... Aku mau nanya sesuatu ke kamu dulu," ujar Alf. "Apa?" "Waktu itu... Saat kamu lagi makan bareng Nugo dan Princess, aku ngomong sesuatu... Tapi, kamu belum ngasih jawaban ke aku," jawab Alf. Wajahnya mulai terlihat serius. "Oooohhhh, yang waktu itu?" Inn memanjangkan nada suaranya. "Bener banget! Aku juga mau minta penjelasan kamu soal itu!" Kali ini Inn sudah berbalik cepat-menatap tajam Alf, tepat di matanya. Telunjuknya mengarah ke dada pria itu. Matanya perlahan menyipit, membuat Alf malah terheran-heran. "Apa maksud kamu gak suka aku jal

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Tukang Ngintip ?

    Alf masih berdiri terpaku, begitu juga Inn. Hingga ibu Nover menyadarkan Inn, bahwa mereka harus segera turun dari panggung. Inn dengan kikuknya berjalan menuruni tangga, tapi pandangan Alf terus melekat padanya. Seolah tidak mau melepaskan wanita itu dan menghilang di keramaian. Willy yang masih duduk, menatap Karlinda dengan senyum simpul menghiasi wajah cantiknya. Willy sudah merasakan sakit hati akibat wanita pujaannya bersama lelaki lain. Dia mengerti jika saat ini Karlinda mungkin saja merasakan hal yang sama dengannya. Dia hanya bisa membalas wanita itu dengan senyum penuh makna. Alf masih bergeming, seolah tubuhnya tak ingin duduk. Tak mau melewatkan tatapan Inn yang begitu hangat padanya. Ya, wanita itu sedang melangkahkan kakinya menuju Alf, dengan adegan slow motion dalam pandangan Alf. Senyum terukir di bibir Inn, membuat Alf kepanasan dengan detak jantung tak beraturan. Padahal sedang berada di luar ruangan dengan angin sepoi-sepoi, tapi Alf mala

  • Gara-gara Sapu Ijuk ?   Kejutan Kedua

    Acara pesta berlangsung dengan meriah dan penuh sukacita. Setelah beberapa sambutan, termasuk sambutan dari Ibu Nover, kini tibalah acara ramah-tamah. Semua tamu yang diperkirakan sekitar 500 orang, dipersilahkan menikmati santapan yang telah disediakan di beberapa bagian taman. Makanan Indonesia maupun luar, tersaji di atas beberapa buah meja panjang, yang dijaga oleh para pramusaji. Alf, Karlinda, Jessy dan Boy pun segera melangkahkan kaki menuju meja yang ingin mereka cicipi makanannya. Dan tidak disangka, mereka berpapasan dengan Ellen, Willy, serta Merlin yang datang sendirian. Alf bisa menangkap raut wajah tak percaya dari Willy, saat mendapati wanita pujaannya datang bersama si sekuriti yang baru sebulan bekerja di Lab. Sisilia. Tapi, berbeda dengan Willy, Merlin malah memperlihatkan tatapan 'apa gue bilang!' Tatapan Willy juga serupa tatapan Ellen, saat melihat gandengan Alf adalah temannya, Karlinda. Ellen hanya mengangkat telunjuknya sambil mengarah

DMCA.com Protection Status