Share

Bab 58

Penulis: Kak MungiL
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-21 20:00:15

Zaki yang tadinya meletakkan kepala di lutut, seketika medongak ketika mendengar ada suara yang memanggil namanya. Ternyata yang datang bukan orang yang ia harapkan.

"Zaki, nasib aku gimana?" Rania berjalan menghampiri dan duduk di depan pria itu.

"Rania aku udah pusing banget sama masalahku, kenapa kamu harus hamil sekarang?"

"Aku juga nggak mau hamil, Zaki. Apa kamu pikir aku mau di posisi seperti ini?"

"Aku masih sah menjadi suami Flara. Bagaimana bisa aku menikahi kamu?"

"Ya udah kalau kamu nggak mau tanggung jawab aku akan menggugurkan anak ini."

"Jangan nambah dosa lah, Ran. Ya udah oke kita akan menikah siri. Besok akan aku urus semuanya. Kamu harus ngerti juga sama kondisi aku. Sekarang kamu pulang, ya. Ini udah malam, Ran. kamu ngapain sih ke sini malam-malam?"

"Mau ditemenin kamu."

Zaki menghela nafas dalam. Ia hanya mampu menuruti apa kata Rania. Jika ia menolak apa yang wanita itu katakan, maka akan ada masalah baru yang secara tidak langsung ia ciptakan. Lebih baik ia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 59

    Di tengah malam entah pukul berapa, Rania terbangun dari tidur lelapnya. Ia melihat ke samping, ada Zaki yang tertidur dengan nyenyak. Wanita itu mendudukkan dirinya dengan tegap.Melihat wajah Zaki yang nampak lelah dalam tidurnya, ia menjadi tak tega jika ingin melakukan hal yang diperintahkan Denan. Rania menggigit ujung kukunya bingung. "Gue nggak mau tahu, Ran. Bisa nggak bisa lo harus pergi dari sini. Gue udah bilang sama lo, kan? Jangan pakai perasaan. Gue nyuruh lo ngehancurin dia. Bukan mencintai dia. Gue begini karena gue peduli sama lo, Ran. Kalau sampai Flara nyebar foto lo sama Zaki dulu, nama lo juga yang jelek. Gue nggak mau masa depan lo malah nggak jelas. Gue sayang sama lo sebagai teman gue."Denan sedikit mengarang cerita dengan membawa nama Flara. Ia tak mau jika ia jujur, Rania akan berpikir jika dirinya tak tau diri. Cara ini adalah satu-satunya cara yang Denan dapat untuk menyelamatkan keduanya, menyelamatkan cintanya, dan juga sahabatnya. "Tapi lo tahu gue la

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 60

    Di bawah langit senja yang hampir menyapa. Rania dan Denan sedang berada dalam satu atap kendaraan yang sama. Mereka masih diam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Rania menatap pepohonan dan juga bangunan yang berjajar di pinggir jalan. Ia berpikir hari ini adalah hari terakhir ia melihat keindahan yang biasa ia lihat setiap hari. Mulai esok hari ia akan melihat pemandangan yang berbeda, orang-orang yang asing, dan langit yang mungkin juga berbeda. Semuanya serba berbeda, kehidupan yang akan ia mulai esok hari adalah perubahan hidup yang bisa dibilang dimulai dari nol. "Ran, kalau lo udah sampai kabarin gue, ya. Cuman lo temen yang ngertiin gue, berat juga buat gue untuk berpisah jauh kayak gini. Tapi suatu saat nanti lu bakal balik ke sini, kan? Gue akan terus kabari lo kalau suasana dan situasi di sini udah membaik lo bisa ke sini lagi.""Gue nggak tahu mau balik apa nggak. Lo juga teman satu-satunya buat gue, sejak kenal lo, gue merasa kalau gue punya seorang kakak, gue nggak

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 61

    Denan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mendengar Flara yang mengatakan perutnya mengalami kontraksi membuat pria itu panik Setengah mati. Usia kandungannya baru masuki delapan bulan. Bagaimana wanita itu mau melahirkan, begitu kira-kira pikir Denan. "Fla! Flara kamu di mana?" Denan berteriak ketika ia baru saja mmenuka pintu. Flara tinggal seorang diri di sebuah rumah elit namun hanya satu lantai. Ia belum mengenal siapapun di tempat barunya. Begitu tiba-tiba ia mengalami sakit perut yang luar biasa ia mencoba untuk memesan taksi online, tapi tak kunjung dapat. Lima belas menit ia menunggu, tak kunjung ada perkembangan. Akhirnya mau tak mau ia terpaksa menghubungi Denan agar bisa segera dibawa ke rumah sakit. "Aku di dapur, Den. Aku nggak berani ke mana-mana. Aaah." Flara memekik kesakitan setelah berteriak menjawab pertanyaan Denan. Pria itu seketika berlari ke arah dapur, ia begitu terkejut begitu mendapati Flara yang sudah terduduk di lantai seraya memegangi perutnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 62

    Tidak ada pilihan lain, mau tak mau Zaki dan Bu Lisa yang masih berada di sana harus meninggalkan rumah pemberian Pak Burhan. Mau menyangkal sekeras apapun, mereka tak bisa berbuat apa-apa. "Kamu dan ayahmu sama saja, Zaki. Kamu bodoh. Sekarang akan semakin runyam saja semuanya. Sementara lagi, berita soal ayahmu pasti naik ke media. Belum lagi berita kamu, pasti akan jadi bom yang ke dua buat kita.""Ibu jangan nyalahin aku sama Ayah aja. Ini semua salah kita. Bahkan aku yang nggak tahu apa-apa juga ikut terseret ke dalam masalah kalian."Pertengkaran mereka terhenti karena sudah sampai di rumah milik Bu Lisa dan Pak Burhan. Kedatangan mereka tentu saja di sambut oleh Pak burhan dengan tatapan heran. Bagaimana tidak? Anak dan istrinya turun dari mobil dengan membawa beberapa barang. Entah barang siapa. "Apa-apaan ini?""Tanyakan saja pada anakmu ini. Ayah sama anak sama-sama bikin susah," sungut Bu Lisa lalu berjalan masuk rumah. Pak Burhan hanya mengikuti Bu Lisa dengan ekor mat

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 63

    Malam itu Zaki dan Pak Burhan dibuat khawatir dan cemas oleh Bu Lusi. Sepelepas pertengkarannya dengan sang anak, Pak Burhan dibuat terkejut dengan kondisi Bu Lusi yang sudah tergeletak di lantai kamar mandi. Bu Lusi bukan tipikal orang yang gampang sakit dan pingsan. Bahkan selama hidupnya, beliau pingsan bisa dihitung dengan jari. Itulah sebabnya Pak Burhan dan Zaki benar-benar dibuat panik olehnya. ***Di rumah sakit yang sama, ketegangan dan kecemasan yang sebelumnya menghinggapi Denan kini sudah terurai. Pria itu bisa bernafas lega karena kontraksi yang dialami Flara hanyalah kontraksi palsu. Wanita itu kini harus bermalam di rumah sakit karena tekanan darah yang sedikit tinggi, ditambah lagi kontraksi palsu yang dialaminya begitu hebat membuatnya harus dipantau oleh dokter. "Aku beli makan dulu, ya. Kamu mau makan apa?""Terserah. Apa aja aku makan.""Jangan kemana-mana sebelum aku datang. Harus tetap duduk diam di sini."Flara hanya mengangguk. Wanita itu menatap punggung D

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 64

    Zaki diam, tatapan kesedihan dan luka yang ia lihat di mata Denan sudah tak perlu lagi dijelaskan dengan kata-kata. Sorot mata yang Denan pancarkan menyiratkan luka yang begitu dalam. Meskipun Zaki saat ini juga sedang merasakan kerugian dari yang Denan lakukan, Ia tak ingin menyalahkannya. Sungguh Zaki saat ini tidak ingin menyalahkan siapapun. Menurutnya, percuma saja menyalahkan manusia-manusia yang berperan dalam masalah ini. Mau sekeras apapun dan bagaimanapun ia menyalahkan orang-orang yang ada di dalamnya, keadaan tidak akan berubah. Sebagai manusia satu-satunya yang waras di antara keluarganya. Zaki merasa harus menyelesaikan apa yang sudah terlanjur berantakan dan amburadul. Kehidupannya, keluarganya, dan kalau perlu masa depannya ia tata mulai dari sekarang. Dan Zaki merasa, detik inilah ia akan memulainya. Mau tidak mau, bisa atau tidak, ia bertekad untuk mendamaikan semuanya. Ia tahu ini tidak mudah, butuh perjuangan ekstra, tapi ini jalan satu-satunya agar semua bisa ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 65

    Di hari yang masih pagi, bahkan matahari masih enggan menampakkan sinarnya, Denan sudah melajukan langkahnya di koridor rumah sakit. Suasana rumah sakit yang masih sedikit sunyi membuat derap langkah Denan terdengar jelas menggema di penjuru ruangan. "Udah bangun?" ucapnya pada Flara yang sedang duduk bersandar pada bantal dengan ponsel di tangannya. Flara sedikit terkejut, ia menoleh ke dinding di mana ada jam yang terpasang di sana. masih jam setengah enam dan Denan sudah sampai di sini, begitulah batin Flara. "Aku ada bubur buat kamu. Makan, mumpung masih hangat.""Ini masih terlalu pagi untuk makan.""Memang kenapa? Kamu makan nggak buat diri kami sendiri. Nanti setelah makan aku bawa jalan-jalan ke taman rumah sakit. Masih pagi, udara masih segar."Flara dengan semangat empat lima merebut kotak foam yang berisi bubur ayam beserta kerupuknya. Memakan dengan lahap dan nikmat. Bukan karena lapar. Ia ingin segera keluar dari ruangan terkutuk ini untuk menghirup udara yang lebih se

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-25
  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 66

    "Zaki."Flara mengerutkan kening tipis, apa yang media beritakan mengenai Zaki jika Denan saja belum membuat kegaduhan. Itulah setidaknya yang ada dalam pikiran Flara. "Bukannya kamu belum melakukan apa-apa?" tanya Flara setelah beberapa detik terdiam. "Memang belum. Aku belum melakukan apa yang kamu minta, tapi ternyata Tuhan sudah berkehendak lain. Tuhan selalu adil, Fla. Zaki mungkin memang tidak punya salah denganku. Tapi dia punya dosa pada wanita yang begitu mencintainya. Karma dibayar kontan.""Jangan bertele-tele Denan, berita apa?" desak Flara tak sabar. "Zaki kehilangan rumah karena wanita simpanannya.""Apa, kok bisa? Maksud kamu Rania.""Memang siapa lagi wanita simpanan Zaki selain Rania?""Tapi gimana ceritanya? Yang jelas dong, Den. Aku nggak ngerti." "Rania membawa kabur surat sertifikat rumah milik Zaki, lalu dia jual dan dia kabur ke luar negeri. Tadi memang sempat Rania bilang ke aku kalau dia itu mau ke luar negeri. Katanya, sih mau liburan, ya aku yang nggak m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-25

Bab terbaru

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 90

    Mendengar teriakan Zaki refleks Denan berlari ke arah kamar mandi, ia meninggalkan ibunya yang juga sama terkejutnya. Namun beliau tak bisa melakukan apa-apa selain menunggu kedua anaknya, karena jangankan ikut mereka melihat apa yang terjadi, membawa kursi rodanya untuk maju saja beliau tak bisa melakukannya."Ada apa, Ki?" Mata Denan teralihkan pada sang Ayah yang sudah tergelak di lantai. "Kenapa diam saja? Siapkan mobil kita bawa ke rumah sakit biar aku yang bawa." Denan masuk ke kamar mandi dan mengangkat tubuh kurus Pak Burhan.Tak pernah ia sangka atau bahkan terbesit di kepalanya jika ia akan menggotong tubuh Pak Burhan dengan rasa khawatir yang seperti sekarang ini."Astaga, apa yang terjadi dengan ayahmu?"Denan tak sempat menjawab, ia harus cepat membawa ayahnya ke mobil untuk ia bawa ke rumah sakit."Aku bawa Ibu bentar." Denan kembali berlari ke dalam rumah setelah meletakkan ayahnya ke kursi penumpang bagian depan.Zaki memberanikan diri untuk mengecek nadi ayahnya. Sung

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 89

    "Haruskah aku berdamai denganmu? Aku merasa ibuku bahagia saat mengajakku ke sini. Senyum yang puluhan tahun hilang akhirnya sering aku lihat belakangan ini. Ibu juga nggak pernah marah-marah ke aku hanya karena aku memaksakan diri untuk berbuat baik ke kalian. Mungkin saatnya aku membuka lembaran baru.""Dengan cara?""Mengubah Denan yang dulu. Yah, meskipun jujur saja aku berat melakukannya, aku akan lakukan demi Ibu. Hanya itu yang dia minta ke aku.""Kau masih berat memberi maaf pada Ayah?"Denan mengangguk. "Banyak hal menyakitkan yang aku lalui, aku berjuang sendirian untuk buat aku sembuh, aku punya orang tua lengkap, tapi rasanya tidak punya orang tua. Apa yang dilakukan Pak Burhan seakan membuat lukaku abadi. Tapi mau bagaimana lagi? Ibuku menuntutku untuk berlapang dada memberikan maaf, jadi meskipun lukaku akan menganga selamanya aku akan berusaha untuk lupa.""Lalu bagaimana denganku?""Sebenarnya aku masih sakit karena kau menikahi Flara, tapi, ya sudahlah lupakan saja. K

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 88

    "Iya, aku ini memang mengharapkan maaf Denan, tapi jika memang kesalahan dan dosa aku terlalu besar baginya. Aku tidak akan mengharapkan itu lagi, yang penting Denan mau ketemu aku, itu sudah cukup." Pak Burhan menatap dalam anak keduanya itu. "Denan, tidak apa-apa kamu tidak menganggap Ayah adalah ayahmu, tapi setidaknya biarkan Ayah menjadi teman. Atau perlakukan Ayah seperti orang asing. Setidaknya, kamu pasti memanusiakan orang asing."Saking putus asanya Pak Burhan, beliau sampai rela dianggap orang asing agar Denan bisa bicara dengan ramah padanya. "Anak didikan Ibu pasti baik dan tidak akan membiarkan orang tuanya memohon secara terus menerus." Bu Salma mengatakan itu dengan penuh penekan sama tatapan yang menusuk. Denan sampai sedikit gugup melihat tatapan ibunya yang lain dari biasanya. Sepertinya Bu Salma benar-benar sudah tidak bisa memberikan toleransi pada sang anak. Akhirnya Denan memaksakan diri untuk berperilaku dan bersikap baik pada ayahnya. Dan keterpaksaan itu

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 87

    "Kalau kamu nggak dianggap anak, kamu nggak akan bisa ketemu sama Ayah sekarang, kamu sudah di buang dan nggak akan tahu, kenal, apalagi ketemu sama Ayah. Nyatanya sekarang kamu masih bisa hidup sehat dan bebas ketemu sama ayah. Diakui, dianggap itu bukan hanya perkara kamu diperkenalkan sama publik atas semua orang, Den. Dengan membetikan kehidupan yang layak juga termasuk diakui." Zaki nampak lebih dewasa setelah setelah Roda Kehidupan membuatnya jungkir balik. "Nggk usah banyak komentar, nggak usah ngajarin aku kalau kau tidak pernah jadi aku.""Aku memang tidak pernah menjadi kamu. Tapi aku sekarang merasakan hal yang sama sakitnya seperti kamu meskipun dalam versi yang berbeda. Ayolah Denan, kita ini sama-sama saling tersakiti karena seseorang. Tapi tidak perlu kita bawa rasa sakit itu sampai ke masa depan, karena itu akan menggerogoti kebaikan dan hati kita sendiri.""Ibu bangga sama kamu, Zaki. kamu bisa berpikiran sepositif itu dengan kondisi kamu yang sekarang. Ibu bangga sa

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 86

    "Kamu berskiap begini bisa membuat Ibu sehat memang?""Ya nggak juga, orang kayak gitu nggak pantas dimaafkan, Ibu. Kesalahannya udah berkerak.""Denan, Ibu kasih tahu, ya. Kamu udah terlalu lama tenggelam, Nak. Ayo kita buka lembaran baru sama Ibu. Kita damai dengan masa lalu. Ibu benar-benar akan merasa tenag dan damai kalau kamu mau dengerin kata Ibu. Pelan-pelan, Nak. Yang jadi korban nggak hanya kamu, Zaki juga. Setidaknya kamu damai sama adik kamu, Nak. Kalian saudara, kalau Ibu sama Ayah udah nggak ada, kalian harusnya saling jaga. Tidak bermusuhan seperti ini. Kamu hanya punya Zaki, begitu pula sebaliknya. Zaki malah hancur karirnya, kamu pun tahu. Sekarang dia jadi kerja apa adanya, kan? Dia jadi t8oang punggung untuk ayahnya yang sering sakit. Sedangkan kamu, kamu masih bisa bekerja dengan baik, tenang, kamu nggak perlu besok mikir mau makan apa, tidur nyenyak atau tidak, nggak pernah kesusahan. Kesusahan kita sudah berakhir di masa lalu. Sekarang mereka menerima karma dari

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 85

    "Salma, kamu datang?" tanya Pak Burhan seakan tak percaya dengan apa yang beliau lihat. Zaki mendorong kursi roda Bu Salma agar lebih dekat dengan ayahnya. "Aku tinggal dulu, ya. Ada urusan sebentar." Zaki sengaja memberikan waktu pada mereka untuk bicara dari hati ke hati. Biar bagaimanapun status mereka masih suami istri meski tidak diakui negara."Bagaimana kabarmu?" Pak Burhan yang bertanya. "Alhamdulillah, baik. Aku dengar kamu sering sakit. Apa ada yang kamu pikirkan?""Tentu saja ada, banyak malah. Sejak kehidupan aku berantakan aku terpikir bahwa ini adalah hasil dari apa yang aku perbuat selama ini. Mumpung diberi kesempatan, aku ingin meminta maaf padamu dan Denan. Ngomong-ngomong ke mana dia? Tidak ikut denganmu? Dia belum mau menemui aku?""Kamu tahu sendir, kan Denan seperti apa anaknya? Dia yang keras kepala. Mana mungkin bisa memaafkan seseorang dengan begitu mudahnya. Kalau dia bisa memaafkan orang dengan mudah, hal yang terjadi akhir-akhir ini tidak akan pernah te

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 84

    "Denan, kalau kamu tidak mau melakukannya demi Ayah, setidaknya lakukan ini demi Ibu. Penyesalan akan selalu datang terlambat, Ibu mohon sekali aja kamu temui Ayah. Kasih tahu kalau kamu maafin dia, setelah itu kamu boleh nggak ketemu sama dia lagi. Ibu janji nggak akan minta kamu untuk ketemu sama dia lagi setelah ini.""Kalau mau ke sana aku antar, tapi aku nggak mau nemuin." Denan lalu kembali keluar rumah. Padahal baru saja ia sampai di rumah setelah dari rumah Flara, namun hatinya yang suntuk membuatnya kembali keluar. Bu Salma menghela nafas panjang. Sudah menjadi kebiasaan Denan jika ia suntuk dengan keadaan, ia pasti akan keluar rumah melampiaskannya entah pergi ke mana. Selama ini Bu Salma tidak pernah tahu. "Itulah yang tidak Ibu sukai dari anak Ibu. Kalau keadaan nggak cocok sama hatinya ya itu, langsung pergi. Nanti pulang tengah malam, nggak tahu pergi ke mana. Tapi kamu nggak usah khawatir, Ibu secepatnya akan ke sana. Kalau Denan nggak mau, Ibu dulu yang akan ke sana.

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 83

    Zaki menghabiskan waktu dengan Brianna selama satu jam lamanya. Karena mengingat bahwa ia keluar rumah bukan hanya untuk menemui anaknya. Ia juga harus menemui Bu Salma dan Denan untuk bertemu dengan ayahnya yang sedang lemah tak berdaya berada di rumah sakit. Hati dan hidup Zaki sebenarnya sudah hancur, ia sudah tidak tahu tujuannya untuk hidup itu sendiri apa, untuk siapa. Zaki benar-benar berada di posisi yang ia sendiri tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya dengan kata-kata. Namun Zaki berusaha untuk kuat, tegar, dan menampakkan wajah yang seakan hidupnya tidak ada beban. Ia harus tetap memakai topeng ketika berada di luar rumah. Ia tidak mau menunjukkan pada dunia bahwa ia sebenarnya sudah menjadi kepingan. Biarkan dirinya sendiri saja yang tahu betapa hancurnya seluruh kehidupan dan hatinya. Berangkat dari rumah Flara menuju rumah Bu Salma hanya memakan waktu sekitar lima belas menit saja. Zaki dengan mantap berjalan menuju rumah minimalis berlantai dua. Pintu terbuka beg

  • Gara-gara Jatah Mantan   Bab 82

    "Jadi yang selama ini yang aku lakukan tidak berarti untukmu?" "Aku nggak bilang begitu, Denan. Justru karena pengorbanan dan apa yang sudah kamu lakukan itu sangat berarti untukku. Itu sebabnya aku menjadikan kamu sebagai sahabatku. Aku ingin kita ini bisa bersama tanpa harus terikat dengan hubungan suami istri. Kalau kita bisa dekat dengan cara seperti itu, kenapa kita harus menikah? Sungguh, akan sama tidak baik untuk ke depannya kalau aku memilih kamu menjadi suamiku atau mempertahankan Zaki sebagai suamiku. Yang pertama kalian berdua pernah singgah di hidupku dan menyakitiku, meskipun kalian berdua sama-sama berubah dan berusaha untuk menjadi lebih baik, bukan berarti aku harus menerima kalian menjadi pasangan hidup, kan? Dan alasan ke dua. Aku nggak mau membuat hubungan kalian akan semakin berantakan. Okelah nggak apa-apa lah kalau kamu nggak mau damai sama Zaki. itu urusan kalian, tapi aku tidak mau kalau aku milih di antara kalian dan justru kalian akan semakin mengibarkan b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status