Beranda / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / 227 S3: Mari Kita Buat Kesepakatan

Share

227 S3: Mari Kita Buat Kesepakatan

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sayang sekali janji itu belum sempat Ezra respons karena kedatangan salah satu teman Monic yang mengajaknya masuk kelas.

Kini, semua telah berubah.

Di depan menara tinggi yang menjadi ikon Paris, Ezra menatap puncak kepala Kavita yang mendongak penuh kekaguman.

“Kamu suka tempat ini?”

“Iya ...” Kavita mengangguk kuat-kuat, bohong besar jika dia bilang bahwa dia merasa biasa-biasa saja berada di tempat yang menakjubkan seperti ini.

“Bagus, tidak sia-sia.” Ezra ikut mendongak dan menatap menara Eiffel yang menjulang indah itu.

Bukan tanpa alasan dia mengajak Kavita liburan ke Paris. Selain karena ingin melepas masa lalu, Ezra juga memiliki tujuan lainnya.

“Sebelum sama aku, kamu pernah ke sini sama siapa?” tanya Kavita ingin tahu.

“Kenapa kamu malah mengajukan pertanyaan yang berpotensi memancing keributan seperti ini?”

“Aku cuma bertanya, penasaran saja.”

Ezra menarik napas. Di saat dia tidak ingin membahas masa lalu, Kavita justru malah mengingatkannya.

“Nanti kamu tersinggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Setia_AM
tunggu ya, masih atur jadwal dengan buku lain
goodnovel comment avatar
Naily Mahmuda
kapan up lagi...
goodnovel comment avatar
boeland
Double up nya kapan lagi min….
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    228 S3: Memaafkan Bukan Berarti Melupakan

    “Tapi aku ....” Kavita belum sempat menyelesaikan ucapannya, tapi Ezra sudah merengkuhnya dalam hangat pelukan. Tidak sejengkal pun Ezra ingin melepasnya. Ribuan kilometer dari tempat itu .... “Lihat ini.” Shadan mendongak ketika Monic menerobos masuk ke kamarnya sambil menyerahkan sebuah amplop kepadanya. “Kalau urusan kerjaan, besok saja kamu serahkan ke sekretaris aku.” Shadan hanya menoleh sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya membaca buku. “Ini sama sekali bukan urusan kerjaan, Dan!” “Terus apa?” “Ya makanya kamu lihat dulu!” sentak Monic tidak sabar. Shadan berdecak. “Sudah jadi istri orang kok kelakuannya masih sama.” “Sudahlah, jangan banyak bicara. Buka saja amplop itu.” Shadan terpaksa meletakkan bukunya dan meraih amplop pemberian Monic, dia membuka isinya dan tercengang. “Apa ini?” Tangan Shadan meletakkan beberapa lembar foto di atas meja. “Ezra sama istrinya ... yah, tidak ada yang aneh. Mereka pasti sedang liburan,” komentar Shadan biasa-bia

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    229 S3: Tidak Segera Hamil Lagi

    Gerakan tangan Kavita langsung terhenti setelah mendengar jawaban lugas Ezra. “Begitu ya?” “Memang begitu, apa masalahnya?” Ezra menyahut pertanyaan Kavita dengan pandangan mata terarah ke layar televisi yang menyala. “Enteng sekali kamu bicara, laki-laki kalau sudah sukses ternyata sama saja ya?” komentar Kavita tidak senang, dia merapikan kembali perlengkapan make up itu ke dalam kotaknya. “Aku salah apa lagi?” tanya Ezra bingung. Namun, Kavita tidak menjawab dan menyimpan kotak make up pemberiannya dengan wajah masam. Ezra yang tidak begitu memperhatikan, memilih berbaring sembari memejamkan matanya. “Ceria sekali kalian sehabis liburan,” sambut Miranti pagi itu saat mereka bertiga bertemu di dapur. “Nenek, ayo sarapan sama-sama!” ajak Kavita seraya meraih lengan Miranti yang tersenyum lebar kepadanya. “Kamu bisa istirahat dulu, Rita.” “Baik, Nyonya.” Kavita menarik satu kursi untuk Miranti, Ezra senang dengan sikap istrinya yang terlihat menyayangi sang nenek. “Makan y

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    230 S3: Urusan Pribadi Pasha dan Siska

    Setelah masuk hotel dan duduk di kursi, Siska dan Kavita duduk bersanding dengan diapit suami masing-masing. Sementara itu Roni dan Ririn duduk di tempat yang agak jauh. “Lega sekali rasanya karena kita tidak perlu dekat-dekat suami istri toksik itu,” bisik Siska di telinga Kavita. “Mana kalau bicara sama kamu, dia tidak ada sopan santun sama sekali.” “Dia belum pernah jadi istri pengusaha, jadi mungkin seperti itu kelakuannya.” Kavita balas berbisik. Suara riuh rendah para tamu perlahan teredam ketika beberapa orang muncul di depan panggung. Di kursi masing-masing, Siska dan Kavita tidak kalah tegang menunggu pengumuman pemenang kontrak. “Ezra atau Pak Pasha?” Kavita menoleh ke arah Siska. “Pak Ezra atau Pasha, bebas!” Kavita mengangguk, sebelah tangannya meremas jemari Siska untuk menyalurkan ketegangan yang terasa. “... akan ada dua perusahaan yang mendapatkan kontrak kerja ini, sehingga kolaborasi keduanya diharapkan bisa meningkatkan daya beli konsumen dan menjaga persaing

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    231 S3: Kavita Pernah Terlibat Skandal

    Ezra tidak menjawab dan tetap mengemudikan mobilnya. Sejak percakapan singkat itu, Kavita terus memikirkan Siska. Dia teringat wajah murungnya yang dia lihat pada pertemuan terakhir mereka di kantor Ezra. Akhirnya setelah mempertimbangkan cukup lama, dia meraih ponselnya dan menghubungi Siska. “Halo, Vit?” “Lama tidak ngobrol, Sis.” “Maaf ya, kemarin-kemarin aku mungkin bersikap kurang baik sama kamu ....” “Tidak kok, aku pikir kamu mungkin sedang tidak enak badan atau punya masalah pribadi. Aku tidak akan memaksa kalau kamu tidak mau cerita,” ucap Kavita buru-buru. “Aku ... aku masih shock saja, Vit.” “Separah itukah?” “Iya ....” Kavita terdiam. Sekian lama bersahabat dengan Siska, dia sangat hapal bagaimana suaranya ketika sedang banyak pikiran. Mendadak ada lengan yang memeluk pinggang Kavita dari belakang dan membuatnya nyaris menjerit, dia menoleh dan melihat Ezra yang memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu. Kesal karena mendapat gangguan di saat yang tidak tepat, K

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    232 S3: Masa Lalu Itu Terbongkar Luas

    “Tunggu, aku mau lihat itu notifikasi apa.” Kavita berbalik dan dengan enggan menyerahkan ponselnya kepada Ezra. Suaminya itu langsung menggulir layar ponsel Kavita dengan sangat teliti, hingga tidak ada satupun bagian yang luput dari tatapan matanya yang menyorot tajam. “Ini apa-apaan? Siapa yang mengumbar masa lalu kita? Ini privasi,” komentar Ezra dengan suara penuh tekanan. “Kenapa kamu diam saja?” Kavita buru-buru menggeleng. “Aku tidak tahu apa-apa, akhir-akhir ini banyak akun sosial media yang mencatut nama akunku, dan ... isinya berita-berita semacam itu.” “Akhir-akhir ini dan kamu cuma diam saja? Kenapa kamu tidak memberi tahu aku?” Kavita diam sejenak sebelum menjawab. “Aku pikir ini tidak akan bertahan lama, karena aku bukanlah orang penting yang harus mereka bicarakan ....” Ezra menarik napas, kedua matanya kembali menelusuri setiap berita yang di-tag ke akun sosial media Kavita. Bahkan dari sekian hal privasi yang dia simpan sampai detik ini, pernikahan kontraknya

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    233 S3: Berpengaruh Terhadap Perusahaan Ezra

    Kavita menarik napas, beban yang dia pikul jelas lebih besar karena selain label janda yang dibahas, juga ada kisah pernikahan kontrak dirinya dan Ezra yang terjadi saat dia masih menjadi istri sah dari suami pertamanya. Tentu saja banyak komentar pembaca yang menyudutkan Kavita sebagai wanita matre, haus harta dan juga gila karena seorang perempuan tidak diperkenankan untuk memiliki dua suami dalam satu waktu. “Vit, maaf sebelumnya. Apa aku boleh tanya sesuatu?” ucap Siska hati-hati mengingat apa yang dia katakan merupakan topik paling sensitif. “Soal apa?” Siska menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya. “Soal pernikahan kamu sama Pak Ezra yang katanya terjadi di saat kamu masih jadi istri sah Deryl, apa itu ... benar?” Kavita terdiam. “Maaf, aku tidak bermaksud kepo sama urusan kamu. Aku Cuma tidak ingin termakan berita di luar sana,” kaya Siska cepat-cepat. Kavita mengangguk. “Itu benar, Sis. Bukan tanpa alasan aku melakukannya, toh itu juga atas persetujuan D

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    234 S3: Aku Pernah Punya Dua Suami

    Ezra mengangguk. “Bisa jadi kan? Pemberitaan itu sangat menguntungkan mereka, terlebih para pesaing pasti berlomba untuk mengambil hati para klien yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan.” Pasha paham sekarang. “Aku akan terus mengusutnya, jangan khawatir.” Ezra tidak lagi berkomentar, kini jemarinya sibuk berbalas pesan dengan salah satu klien. “Pembatalan lagi,” katanya sembari menatap Pasha. “Dia bilang baru saja mendapatkan tawaran bagus dari Metalic ....” “Tunggu sebentar, Metalic? Kamu tadi bilang Metalic?” sela Pasha buru-buru. “Iya, yang edisi sebelumnya terpilih mendapatkan kontrak selain aku.” “Itu kan perusahaan Roni, mantan suaminya Siska!” “Oh, aku tidak memperhatikan. Selama ini belum pernah ada kerja sama yang melibatkan kami.” Pasha menyandarkan punggungnya di kursi yang menghadap meja kerja Ezra. “Kalau aku curiga sama Roni, logis atau tidak menurut kamu?” Ezra berpikir sebentar. “Dia mantan suaminya Siska kan? Enam puluh persen logis, apalagi kalau di

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    235 S3: Tidak Pantas Jadi Istri Ezra Lagi

    “Baik, Pak. Kami masih menyelidiki beberapa orang, tidak menutup kemungkinan kalau pelaku akan bertambah lagi jumlahnya.” Ezra mengangguk dan segera pergi meninggalkan kantor polisi. “Kenapa kamu?” Ezra keheranan karena Pasha terus diam sepanjang perjalanan menuju kantornya. “Bukankah tadi kamu sangat bersemangat?” Pasha menarik napas. “Kamu tahu siapa salah satu dari mereka?” “Tidak ....” “Dia istri Roni.” “Kamu yakin?” Pasha mengangguk kuat-kuat, dia sendiri tidak habis pikir apa motif Ririn melakukan itu. Disuruh Roni kah? Terjadi kesunyian panjang ketika Ezra dan Pasha kembali dari kantor polisi. “Bagaimana keadaan Kavita?” tanya Pasha ingin tahu. “Sangat tertekan, tentu saja.” Pasha menarik napas panjang. “Sama seperti Siska, biarpun dia berusaha menutupinya dariku.” Mereka tidak bicara lagi sampai mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman kantor Dyaksa Company. “Jadi bagaimana? Apa yang selanjutnya harus kita lakukan untuk memulihkan mental istri-istri kita yang su

Bab terbaru

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    264 (TAMAT) S3: Mental Istri Ezra Terguncang?

    Sebagai ayah pun dia sudah berusaha untuk tidak menghujat takdir yang menimpa putri mereka. “Divta sayang, kamu melamun?”Kavita menunduk dan mendaratkan kecupan di atas kening putrinya yang berbaring di sampingnya.Kepada Divtara sedikit miring ke kanan meskipun Kavita sudah sering membetulkannya dengan perlahan.Setiap kali melihat paras cantik putrinya itu, hati Kavita teriris perih. Dia memiliki kekhawatiran tersendiri tentang masa depan Divtara, terlebih jika sang anak tampil di depan umum.“Ibu sayang kamu, kita hadapi sama-sama ya?” bisik Kavita dengan penuh cinta. Tangan kecil Divtara bergerak-gerak, dan Kavita lantas menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi di pipinya yang menggemaskan.“Anaknya Siska sudah sebesar apa, ya?” gumam Kavita setelah dia selesai menyusui anaknya.“Sebenarnya kapan hari itu Pasha menelepon, dia bilang kalau Siska ingin datang berkunjung.” Ezra memberi tahu. “Tapi aku bilang kalau kamu masih baby blues, jadi belum bisa menerima kunjungan u

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    263 S3: Kesabaran Ezra Sangatlah Terbatas

    “Bisa jadi penyebabnya karena belum bisa menerima kehadiran si kecil sepenuhnya ....” “Tidak, Dok. Kemarin-kemarin istri saya masih bersikap normal dan tetap memperlakukan putri kami dengan baik.” Dokter Amel berpikir sebentar. “Meskipun tidak semua ibu yang baru saja melahirkan mengalaminya, tapi kemungkinan baby blues bisa terjadi, Pak.” “Lalu bagaimana cara mengatasinya, Dok?” “Peran Bapak sangat penting untuk menjaga kestabilan mental Bu Kavita yang baru saja melahirkan, jangan biarkan istri Bapak merasa bersalah terkait dengan kondisi putrinya ....” Ezra mendengarkan penjelasan Dokter Amel dengan saksama. Kavita berubah menjadi pendiam sejak keributan yang terjadi di rumah sakit, Ezra sempat khawatir jika dia akan bersikap tak acuh terhadap putri mereka. Namun, ternyata dugaan buruk Ezra sama sekali tidak terbukti. Kavita tetap memperhatikan bayi mereka dengan penuh kasih sayang, sama sekali tidak terlihat mencurigakan. “Istirahatlah sebentar, kita gantian.” Ezra mengusap

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    262 S3: Aku Bisa Memiliki Suamimu

    “Dasar istri tidak berguna, ibu yang melahirkan anak cacat sama sekali tidak pantas untuk menyentuh kulitku!” Wajah Kavita terasa perih, tapi itu belum apa-apa jika dibandingkan dengan pedihnya hati akibat kata-kata kejam Yura. “Masih saja kamu mengusik hidupku, apa mau kamu sebenarnya?” bisik Kavita supaya putri kecilnya tidak terbangun karena suara pertengkaran yang tidak semestinya. “Mauku? Aku mau membuat hidup kamu hancur, seperti kamu menghancurkan hidup aku sama Deryl!” Kavita terperangah. “Lihat saja, kamu pasti akan diceraikan suami kamu. Atau ... setidaknya kamu pasti akan diduakan karena anak cacat kalian tidak akan bisa jadi kebanggaan orang tua.” “Tutup mulutmu!” desis Kavita dengan tangan terkepal. “Kamu pikir Pak Ezra akan tahan melihat keturunannya yang cacat?” “Jangan sebut anakku cacat!” “Lalu apa? Tak sempurna?” ejek Yura sinis. “Persiapkan saja diri kamu, Vit. Aku akan menjadi wanita kedua suami kamu dan memberikan keturunan berkualitas untuknya, aku akan m

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    261 S3: Jadi Aib yang Memalukan

    Kavita meremas kedua tangannya ketika Ezra berlalu pergi dari hadapannya. Seorang perawat masuk sambil mendorong kereta bayi diikuti Ezra yang berjalan di belakangnya. Kavita bangun dan dengan susah payah duduk di tepi ranjang saat perawat itu semakin dekat. “Ini bayinya, Bu. Perempuan,” kata perawat itu sembari mengangkat seorang bayi yang dibungkus rapat dengan selimut dan memberikannya kepada Kavita. “Perempuan ya, Sus?” “Betul Bu, perempuan.” Kavita dan Ezra saling pandang, sementara perawat itu membantu membetulkan letak perlekatan antara ibu dan bayinya. “Coba disusui bayinya dulu, Bu.” “Baik, Sus.” Sampai di titik ini, Kavita tidak melihat ada yang aneh dengan putrinya. Bayi itu menyesap air susunya dengan perlahan, sementara matanya terpejam rapat. “Sebenarnya ... keistimewaan apa yang kamu maksud?” tanya Kavita ingin tahu selagi putri mereka masih menyusu, sementara perawat tadi sudah pergi. “Dokter bilang kalau keistimewaan yang tentunya berbeda dengan bayi kebanya

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    260 S3: Anak Kita Terlahir Istimewa

    “Tidak apa-apa, Ad. Cepat sedikit,” pinta Kavita dengan wajah pias. Rasa sakit di perutnya berangsur reda, sehingga dia bisa duduk dengan tenang sementara mobil yang dikemudikan Adya melaju ke kantor Ezra. Bos pemilik Dyaksa Company itu nyaris berlari dan melompat ke dalam mobil ketika Tantri memberi tahu bahwa Adya akan mengantar Kavita ke rumah sakit. “Kamu kenapa? Sudah mau melahirkan sekarang?” tanya Ezra buru-buru sambil mengusap kening Kavita yang berkeringat. “Tidak tahu, tapi ... perut ini sudah sakit ....” “Adya, bisa kamu ngebut sedikit?” Ezra menoleh ke arah Adya yang sedang fokus mengemudi. “Bisa Pak, saya usahakan!” Ezra kembali menoleh ke arah Kavita yang memejamkan mata karena menahan rasa sakit yang sesekali timbul. Tangan Ezra diremas dengan kuat setiap kali Kavita merasakan sakit yang teramat sangat. “Kamu bertahan dulu ....” “Ini sakit sekali, aku ... mau cepat melahirkan ....” “Tunggu sebentar, kita akan sampai rumah sakit.” Ezra mengusap-usap perut buncit

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    259 S3: Monic Juga Sedang Hamil

    Kavita mengangguk paham. “Tidak apa-apa Dok, yang penting sehat dan tidak berisiko seperti kemarin.” “Kita akan memantau bersama-sama, jangan lupa untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin yang saya resepkan.” Ezra tidak berkata apa-apa dan hanya menyimak percakapan yang berlangsung antara dokter dengan Kavita. “Mau mampir ke mana?” tanya Ezra sambil melirik Kavita yang sedang mengunyah roti. “Ke rumah Pak Pasha, aku mau bertemu Siska. Sudah terlalu malam belum?” “Aku akan telepon Pasha sebentar,” sahut Ezra sementara Kavita menunggu dengan antusias. Itu karena dia sudah lama tidak bertemu Siska yang sama-sama sedang mengandung buah hati. “Pasha bilang kalau Siska belum tidur, jadi kita masih bisa mampir sebentar.” Ezra memberi tahu. “Kalau begitu, ayo.” Kavita menyimpan kembali rotinya dan meraih sebotol air mineral untuk melicinkan tenggorokannya. Setibanya di rumah Pasha, Siska menyambut kedatangan Kavita dengan senyum merekah di bibirnya. Mereka berdua berpelukan

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    258 S3: Sudah Mengakui Kekalahan?

    “Aku tidak jijik,” katanya sambil memeluk Kavita erat. Pada awalnya Kavita enggan menanggapi, tapi pelukan Ezra yang hangat dan nyaman tak urung membuatnya bahagia sehingga dia balas memeluk dengan erat. “Besok aku akan kerja lagi untuk kalian ....” “Kalian?” “Kamu dan calon anak kita.” Kavita melepaskan diri dari pelukan Ezra. “Kaki kamu bagaimana?” “Kamu lihat kan kalau aku sudah bisa berjalan? Tinggal masa pemulihan saja sambil beraktivitas normal seperti biasa, jadi aku akan secepatnya kerja. Kasihan juga Pasha karena harus membagi fokusnya di dua tempat,” ujar Ezra panjang lebar. Dua bulan kemudian .... “Bagaimana hasilnya, Dokter?” “Istri Anda positif hamil, Pak. Saya ucapkan selamat!” Sepasang suami istri itu saling tatap. “Dugaan aku benar kan, Mon? Kamu itu hamil, aku lega sekali.” Monic berdecak, dia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya justru merasakan enggan berbahagia dengan kabar gembira ini. “Aku sempat takut kamu tidak bisa hamil lagi setelah

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    257 S3: Pergi Tanpa Pamit

    Mata Ezra mengintip sedikit. “Itu pakai urine?” “Iya ....” “Jorok sekali, singkirkan sana.” Kavita memukul bahu Ezra karena tidak terima dengan komentarnya. “Perkembangan kaki kamu bagaimana, Zra?” tanya Miranti ketika Ezra muncul di kamarnya. “Sudah jauh lebih baik, Nek. Meskipun aku belum bisa berlari, setidaknya sudah bisa berjalan dan tidak perlu kursi roda lagi.” “Syukurlah ... Oh ya, kapan itu kamu teriak-teriak kenapa? Nenek sudah tanya Rita, katanya Kavita pingsan karena kelelahan ....” Ezra mengangguk pelan, dia ingat bahwa dirinya belum memberi tahu kabar kehamilan Kavita kepada Miranti. Baru juga dia akan bercerita, dari sudut matanya Ezra melihat Kavita yang keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. “Kavita sepertinya mau pergi, Nek. Nanti saja aku cerita!” pamit Ezra sambil berlalu meninggalkan kamar Miranti untuk menyusul kepergian istrinya. Ketika menuruni tangga, Ezra tidak ingin bertindak ceroboh dengan memaksakan kakinya untuk melangkah terburu-buru.

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    256 S3: Periksa ke Dokter Kandungan

    “Rita, aku seperti mendengar sesuatu.” Miranti menatap wanita yang sudah merawatnya bertahun-tahun itu. “Saya tidak dengar apa-apa, Nyonya.” “Rita, cepat ke sini!” Miranti langsung menggoyang lengan Rita. “Itu suara Ezra!” Atas desakan Miranti yang begitu khawatir terhadap cucunya, Rita cepat-cepat berlari menuju kamar Ezra. “Maaf, Pak Ezra ... Ada apa?” “Kavita pingsan, saya tidak tahu apa yang terjadi ....” Rita buru-buru mendekati Kavita yang tergeletak di lantai kamar Ezra, dia berusaha membangunkannya dengan mengguncang bahu dan pipi Kavita bergantian. “Vita, bangun. Vita?” Ezra hanya menyaksikan bagaimana Rita masih berjuang untuk membangunkan Kavita. “Apa dia masih bernapas?” tanya Ezra ragu. Rita mendongak. “Tentu saja, Pak. Mungkin Vita kelelahan atau kurang istirahat ....” Ezra menyipitkan mata, sikap abainya sedikit terbentuk gara-gara melihat Kavita bersama Adya di dapur tadi. Egois? Memang. Rita meminta izin Ezra untuk mencari botol minyak kay

DMCA.com Protection Status