Beranda / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / 194 S2: Kehilangan Waktu yang Berharga

Share

194 S2: Kehilangan Waktu yang Berharga

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Mereka ini terbagi di masing-masing titik dengan tugas yang berbeda-beda pula,” lanjut Pasha. “Ada yang mengamati tempat kejadian, menyabotase kamera pengawas, menghalangi pandangan kamera jika risiko sabotase mereka mengalami kegagalan. Dan yang paling fatal adalah orang yang ditugaskan untuk menusuk Kavita sampai kritis.”

Deryl menatap keempat orang itu bergantian.

“Pura-pura tidak kenal?” Ezra menoleh ke arah Deryl. “Masih mau membela diri?”

“Bedebah.”

“Masih bisa mengumpat, oke. Orang yang tadi aku suruh untuk meratakan rumah kamu dengan tanah sudah dalam perjalanan menuju ke sana.”

“Bangsat, kamu ....”

“Tidak usah takut kalau kamu memang tidak bersalah,” kata Ezra tenang, sambil menunjuk keempat orang yang masih berdiri diam. “Cukup mereka saja yang kami urus dan kamu akan tetap di sini sendiri sampai membusuk.”

Deryl menggeser tatapannya.

“Kamu tidak menjebloskan aku ke penjara?”

“Tidak, penjara masih terlalu nyaman buat kamu. Di sana kamu masih dapat makan dan minum d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    195 S2: Kakak Beradik Meskipun Beda Ibu

    Kavita sedang fokus menonton televisi ketika kamar Ezra terbuka dan dia refleks menolehkan kepalanya. “Belum tidur?” tanya Ezra dengan nada dasar khas miliknya. “Saya nunggu kamu,” jawab Kavita jujur seraya mendatangi Ezra yang tiba-tiba memeluknya erat. “Ezra, apa yang terjadi?” Tidak ada jawaban selain hanya tarikan napas berat dan dalam. “Apa ada masalah? Bagaimana pekerjaan kamu hari ini? Gagal atau ...?” Pertanyaan beruntun itu terlontar begitu saja dari bibir Kavita. “Tidak, semuanya lancar-lancar saja.” “Kamu serius kan?” “Sangat serius.” “Terus kenapa ...?” Kavita sangat ingin bertanya perihal Ezra yang tiba-tiba memeluknya begitu dia pulang, tapi sebagian kata-katanya terasa tertelan begitu saja di kerongkongan. “Kamu pasti capek, saya siapkan air hangat untuk kamu mandi ya?” Kavita mengalihkan topik ketika Ezra melepas pelukannya dan mengangguk singkat. Dengan suasana hati yang jauh lebih ringan, Kavita bergegas menyiapkan handuk, satu setel baju bersih dan air han

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    196 S2: Monic adalah Seorang Pencemburu

    “Pasha sudah kasih tahu kamu kalau Monic masuk rumah sakit karena keguguran kan? Kamu ini kakaknya, paling tidak tunjukkanlah empati kamu sedikit saja.” Ezra menarik napas. “Aku ikut sedih mendengarnya, tapi cuma sebatas itu.” “Kamu ...” Endrawan bukan tidak tahu tentang masa lalu yang terjadi antara Ezra dengan Monic di masa lalu hingga sempat membuat keluarga besar Danadyaksa gempar. Namun, salahkah dia jika menginginkan hubungan baik kembali terjalin di antara seluruh anaknya? “Zra, Monic adik kamu.” “Aku tahu, Yah. Maaf, aku tidak ingin membuat suasana di antara kami semakin runyam. Ada dua hati yang harus aku jaga, pertama istriku dan yang kedua adalah suami Monic.” “Jangan jadikan mereka sebagai alasan, Zra. Mereka berdua tahu pasti kalau kamu adalah kakak Monic, jadi tidak masalah kalau kamu datang untuk menjenguk adikmu.” Ezra terngiang kembali ucapan Kavita pada malam itu. ‘Monic seperti ... belum bisa melupakan kamu. Dia mungkin masih memendam perasaan yang kini terha

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    197 S2: Ezra Akhirnya Memiliki Komitmen

    “Apa Shadan masih ada di sana?” tanya Ezra waspada. Bukannya dia takut, hanya saja dirinya tidak ingin jika suasana tenang di rumah sakit mendadak berubah jadi ribut-ribut jika Shadan berjumpa dengannya. “Ayah sudah menurunkan dia di kantor tadi,” sahut Endrawan. “Sebentar lagi kita sampai di ruangan rawat inap adikmu.” Monic terperangah tak percaya ketika Endrawan datang berkunjung lagi ke ruang rawat inapnya, apalagi kali ini dia datang bersama Ezra. Seseorang yang pernah menempati tahta tertinggi dalam relung hatinya, itu sebelum dia tahu bahwa mereka berdua ternyata memiliki hubungan darah. “Kalian berdua, dengarkan ayah baik-baik.” Endrawan menatap Ezra dan Monic bergantian. “Ayah sudah tua, karena itu ayah mau anak-anak ayah hidup rukun tanpa mengingat-ingat lagi masalah yang terjadi pada masa lalu.” Baik Ezra maupun Monic tidak ada yang bereaksi. “Semua salah ayah, tentu saja ayah mengakui itu. Siapa yang bisa melawan takdir? Tidak ada,” imbuh Endrawan. “Monic, ayah berk

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    198 S2: Kejutan Spesial untuk Deryl

    “Kalau kamu menyiksanya terlalu lama, kamu juga yang akan rugi.” Pasha berkomentar. “Aku tahu, menghadapi Deryl memang tidak bisa sembarangan. Apa susahnya juga sih dia buka mulut?” Pasha mengangkat bahu. “Jangan terlalu lama menyekapnya, bisa-bisa polisi menjerat kita dengan pasal-pasal penganiayaan, penculikan, atau apalah itu ....” “Semua akan aman, yang penting polisi tidak tahu.” Ezra menyahut santai. “Hari ini juga, suruh orang untuk mengangkut istri dan keluarga Deryl dari rumah mereka dan siapkan alat-alat berat di sana.” Mata Pasha terbelalak mendengar perintah Ezra. “Setelah itu pertemukan Deryl dengan keluarganya, aku ingin tahu sekuat apa dia menutupi rahasia.” “Kamu yakin, Zra?” “Tentu saja, aku tidak pernah main-main. Kalaupun aku sedikit mengulur waktu, itu karena aku ingin menunggu waktu yang tepat. Jadi lakukan sekarang.” “Oke, aku akan segera suruh orang untuk melaksanakan instruksi kamu.” Ezra mengangguk puas, selanjutnya dia meminta Tantri untuk menghandle

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    199 S2: Membalaskan Dendamnya kepada Ezra,

    “Ryl, semakin hari ibu sudah semakin tua ... Apa kamu tidak ingin menemani masa tua ibu?” Deryl mengangkat wajahnya ketika suara ibu terdengar parau.“Selesaikan masalahmu, apa pun itu. Hadapi, kamu tidak perlu takut kalau kamu tidak bersalah ...” sambung ibu. “Tapi kalau kamu memang bersalah, pertanggungjawaban perbuatan itu. Mendiang ayahmu tidak pernah mengajarimu untuk jadi seorang pengecut, ingat itu.”Deryl tersentak, kata-kata ibunya yang terakhir tepat sekali menampar kesadaran sang putra kebanggaan.“Bu, maafkan aku ...” cetus Deryl, nyaris tidak terdengar telinga siapa pun selain Ezra yang berdiri tidak terlalu jauh darinya.“Katakan yang sebenarnya,” pinta ibu Deryl. “Sudah cukup Yura menginap di penjara, Karin dan ibu juga tidak tahu pasti di mana kamu berada ... sudah cukup ....”Karin mengusap-usap bahu ibunya yang terguncang, dia sama tidak mengertinya dengan wanita yang telah melahirkannya itu.“Pasha?” panggil Ezra, karena Deryl tetap pada pendiriannya untuk t

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    200 S2: Surat Panggilan Kepolisian untuk Shadan

    “Aku ... aku belum rela ... melihat Vita melupakan aku, Bu ...” cicit Deryl, dia yang semula begitu arogan di hadapan Ezra kini luruh di depan ibunya sendiri. Mendengar ucapan Deryl itu, Yura merasa kulitnya seperti disiram dengan air panas. “Kamu ini apa-apaan sih, Ryl? Kamu itu sudah cerai sama Vita!” Namun, Deryl seolah tuli dengan protes yang dilontarkan Yura.“Aku kira Vita akan menderita kalau pisah dari aku, tapi ternyata tidak ... Aku lihat dia semakin bahagia, seperti terlepas dari beban berat yang selama ini dia pikul di pundaknya ....”“Cukup ya, Ryl! Vita bukan siapa-siapa kamu lagi, mau sampai kapan kalian akan terus membicarakan dia, hah? Sampai aku gugat cerai kamu seperti yang dia lakukan dulu?”“Tidak, jangan!” cegah Deryl buru-buru, seolah tersadar dari lamunannya.“Kalau begitu, sadar diri!”Ibu Deryl sebetulnya ikut sakit hati setiap kali mendengarkan Yura bicara keras terhadap putranya, tapi mau bagaimana lagi. Deryl terlalu dibutakan cinta, hingga tida

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    201 S2: Kedatangan Dua Tamu Agung

    Pantas jika Kavita merasa khawatir karena selama dua tahun lebih menjadi istri, dia tidak pernah melihat Ezra jatuh sakit kecuali gara-gara nekat menyantap ayam pedas bersamanya beberapa bulan lalu.“Cepat sembuh ...” bisik Kavita, dipandanginya pahatan sempurna Sang Pencipta yang masih terpejam rapat.Kavita tidak tahu berapa lama dia ketiduran. Ketika terbangun, dia mendapati Ezra sudah tidak ada di sampingnya lagi.“Ke mana dia?” gumam Kavita panik sembari buru-buru turun dari tempat tidur. Dia mengecek kamar mandi, tapi Ezra tidak juga ditemukan. Karena itu Kavita cepat-cepat membasuh wajahnya dan segera keluar untuk mencari Ezra.Tempat pertama yang Kavita datangi adalah dapur, tapi tidak ada seorang pun yang terlihat termasuk Emi dan Toni.“Ke mana sih dia?” gumam Kavita cemas seraya menaiki tangga menuju ke lantai dua, lalu berbelok ke arah kamar Miranti.“Rita, saya mau bertemu nenek.” Kavita meminta izin kepada pengasuh nenek Ezra.“Siapa itu, Rita?”“Kavita, Nyonya

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    202 S2: Melawan Orang Tua Sendiri

    Endrawan menatap Ezra tak berdaya. “Menyesal aku bicara sama anak kamu itu, tidak ada gunanya!” gerutu Mervia dengan suara keras. “Tidak jauh beda dia sama ibunya.” “Sudahlah, kamu tidak perlu lagi menjelekkan siapa pun.” “Nah kan, kamu masih saja membelanya.” Endrawan geram. “Masih tidak cukupkah dengan aku tetap berada di samping kamu dan anak-anak kita? Aku bahkan rela menjauhkan Ezra dari keluarga besar kita ....” “Anak itu memang dari awal tidak pantas bersanding dengan keluarga besar kita,” potong Mervia dengan nada enggan. “Jadi kamu tidak perlu merasa telah melakukan pengorbanan besar terhadap keluarga, karena itu memang kewajiban kamu untuk menyingkirkan Ezra dan ibunya.” “Cukup,” tegur Endrawan tegas karena mereka tengah bersama sopir pribadi yang mengemudikan mobil mereka. “Tidak perlu diperpanjang, lebih baik kamu pikirkan anak kamu yang satu itu. Bisa-bisanya dia membuat masalah sampai melibatkan pihak berwajib, ini benar-benar memalukan.” Mervia menatap garang pada

Bab terbaru

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    264 (TAMAT) S3: Mental Istri Ezra Terguncang?

    Sebagai ayah pun dia sudah berusaha untuk tidak menghujat takdir yang menimpa putri mereka. “Divta sayang, kamu melamun?”Kavita menunduk dan mendaratkan kecupan di atas kening putrinya yang berbaring di sampingnya.Kepada Divtara sedikit miring ke kanan meskipun Kavita sudah sering membetulkannya dengan perlahan.Setiap kali melihat paras cantik putrinya itu, hati Kavita teriris perih. Dia memiliki kekhawatiran tersendiri tentang masa depan Divtara, terlebih jika sang anak tampil di depan umum.“Ibu sayang kamu, kita hadapi sama-sama ya?” bisik Kavita dengan penuh cinta. Tangan kecil Divtara bergerak-gerak, dan Kavita lantas menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi di pipinya yang menggemaskan.“Anaknya Siska sudah sebesar apa, ya?” gumam Kavita setelah dia selesai menyusui anaknya.“Sebenarnya kapan hari itu Pasha menelepon, dia bilang kalau Siska ingin datang berkunjung.” Ezra memberi tahu. “Tapi aku bilang kalau kamu masih baby blues, jadi belum bisa menerima kunjungan u

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    263 S3: Kesabaran Ezra Sangatlah Terbatas

    “Bisa jadi penyebabnya karena belum bisa menerima kehadiran si kecil sepenuhnya ....” “Tidak, Dok. Kemarin-kemarin istri saya masih bersikap normal dan tetap memperlakukan putri kami dengan baik.” Dokter Amel berpikir sebentar. “Meskipun tidak semua ibu yang baru saja melahirkan mengalaminya, tapi kemungkinan baby blues bisa terjadi, Pak.” “Lalu bagaimana cara mengatasinya, Dok?” “Peran Bapak sangat penting untuk menjaga kestabilan mental Bu Kavita yang baru saja melahirkan, jangan biarkan istri Bapak merasa bersalah terkait dengan kondisi putrinya ....” Ezra mendengarkan penjelasan Dokter Amel dengan saksama. Kavita berubah menjadi pendiam sejak keributan yang terjadi di rumah sakit, Ezra sempat khawatir jika dia akan bersikap tak acuh terhadap putri mereka. Namun, ternyata dugaan buruk Ezra sama sekali tidak terbukti. Kavita tetap memperhatikan bayi mereka dengan penuh kasih sayang, sama sekali tidak terlihat mencurigakan. “Istirahatlah sebentar, kita gantian.” Ezra mengusap

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    262 S3: Aku Bisa Memiliki Suamimu

    “Dasar istri tidak berguna, ibu yang melahirkan anak cacat sama sekali tidak pantas untuk menyentuh kulitku!” Wajah Kavita terasa perih, tapi itu belum apa-apa jika dibandingkan dengan pedihnya hati akibat kata-kata kejam Yura. “Masih saja kamu mengusik hidupku, apa mau kamu sebenarnya?” bisik Kavita supaya putri kecilnya tidak terbangun karena suara pertengkaran yang tidak semestinya. “Mauku? Aku mau membuat hidup kamu hancur, seperti kamu menghancurkan hidup aku sama Deryl!” Kavita terperangah. “Lihat saja, kamu pasti akan diceraikan suami kamu. Atau ... setidaknya kamu pasti akan diduakan karena anak cacat kalian tidak akan bisa jadi kebanggaan orang tua.” “Tutup mulutmu!” desis Kavita dengan tangan terkepal. “Kamu pikir Pak Ezra akan tahan melihat keturunannya yang cacat?” “Jangan sebut anakku cacat!” “Lalu apa? Tak sempurna?” ejek Yura sinis. “Persiapkan saja diri kamu, Vit. Aku akan menjadi wanita kedua suami kamu dan memberikan keturunan berkualitas untuknya, aku akan m

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    261 S3: Jadi Aib yang Memalukan

    Kavita meremas kedua tangannya ketika Ezra berlalu pergi dari hadapannya. Seorang perawat masuk sambil mendorong kereta bayi diikuti Ezra yang berjalan di belakangnya. Kavita bangun dan dengan susah payah duduk di tepi ranjang saat perawat itu semakin dekat. “Ini bayinya, Bu. Perempuan,” kata perawat itu sembari mengangkat seorang bayi yang dibungkus rapat dengan selimut dan memberikannya kepada Kavita. “Perempuan ya, Sus?” “Betul Bu, perempuan.” Kavita dan Ezra saling pandang, sementara perawat itu membantu membetulkan letak perlekatan antara ibu dan bayinya. “Coba disusui bayinya dulu, Bu.” “Baik, Sus.” Sampai di titik ini, Kavita tidak melihat ada yang aneh dengan putrinya. Bayi itu menyesap air susunya dengan perlahan, sementara matanya terpejam rapat. “Sebenarnya ... keistimewaan apa yang kamu maksud?” tanya Kavita ingin tahu selagi putri mereka masih menyusu, sementara perawat tadi sudah pergi. “Dokter bilang kalau keistimewaan yang tentunya berbeda dengan bayi kebanya

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    260 S3: Anak Kita Terlahir Istimewa

    “Tidak apa-apa, Ad. Cepat sedikit,” pinta Kavita dengan wajah pias. Rasa sakit di perutnya berangsur reda, sehingga dia bisa duduk dengan tenang sementara mobil yang dikemudikan Adya melaju ke kantor Ezra. Bos pemilik Dyaksa Company itu nyaris berlari dan melompat ke dalam mobil ketika Tantri memberi tahu bahwa Adya akan mengantar Kavita ke rumah sakit. “Kamu kenapa? Sudah mau melahirkan sekarang?” tanya Ezra buru-buru sambil mengusap kening Kavita yang berkeringat. “Tidak tahu, tapi ... perut ini sudah sakit ....” “Adya, bisa kamu ngebut sedikit?” Ezra menoleh ke arah Adya yang sedang fokus mengemudi. “Bisa Pak, saya usahakan!” Ezra kembali menoleh ke arah Kavita yang memejamkan mata karena menahan rasa sakit yang sesekali timbul. Tangan Ezra diremas dengan kuat setiap kali Kavita merasakan sakit yang teramat sangat. “Kamu bertahan dulu ....” “Ini sakit sekali, aku ... mau cepat melahirkan ....” “Tunggu sebentar, kita akan sampai rumah sakit.” Ezra mengusap-usap perut buncit

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    259 S3: Monic Juga Sedang Hamil

    Kavita mengangguk paham. “Tidak apa-apa Dok, yang penting sehat dan tidak berisiko seperti kemarin.” “Kita akan memantau bersama-sama, jangan lupa untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin yang saya resepkan.” Ezra tidak berkata apa-apa dan hanya menyimak percakapan yang berlangsung antara dokter dengan Kavita. “Mau mampir ke mana?” tanya Ezra sambil melirik Kavita yang sedang mengunyah roti. “Ke rumah Pak Pasha, aku mau bertemu Siska. Sudah terlalu malam belum?” “Aku akan telepon Pasha sebentar,” sahut Ezra sementara Kavita menunggu dengan antusias. Itu karena dia sudah lama tidak bertemu Siska yang sama-sama sedang mengandung buah hati. “Pasha bilang kalau Siska belum tidur, jadi kita masih bisa mampir sebentar.” Ezra memberi tahu. “Kalau begitu, ayo.” Kavita menyimpan kembali rotinya dan meraih sebotol air mineral untuk melicinkan tenggorokannya. Setibanya di rumah Pasha, Siska menyambut kedatangan Kavita dengan senyum merekah di bibirnya. Mereka berdua berpelukan

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    258 S3: Sudah Mengakui Kekalahan?

    “Aku tidak jijik,” katanya sambil memeluk Kavita erat. Pada awalnya Kavita enggan menanggapi, tapi pelukan Ezra yang hangat dan nyaman tak urung membuatnya bahagia sehingga dia balas memeluk dengan erat. “Besok aku akan kerja lagi untuk kalian ....” “Kalian?” “Kamu dan calon anak kita.” Kavita melepaskan diri dari pelukan Ezra. “Kaki kamu bagaimana?” “Kamu lihat kan kalau aku sudah bisa berjalan? Tinggal masa pemulihan saja sambil beraktivitas normal seperti biasa, jadi aku akan secepatnya kerja. Kasihan juga Pasha karena harus membagi fokusnya di dua tempat,” ujar Ezra panjang lebar. Dua bulan kemudian .... “Bagaimana hasilnya, Dokter?” “Istri Anda positif hamil, Pak. Saya ucapkan selamat!” Sepasang suami istri itu saling tatap. “Dugaan aku benar kan, Mon? Kamu itu hamil, aku lega sekali.” Monic berdecak, dia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya justru merasakan enggan berbahagia dengan kabar gembira ini. “Aku sempat takut kamu tidak bisa hamil lagi setelah

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    257 S3: Pergi Tanpa Pamit

    Mata Ezra mengintip sedikit. “Itu pakai urine?” “Iya ....” “Jorok sekali, singkirkan sana.” Kavita memukul bahu Ezra karena tidak terima dengan komentarnya. “Perkembangan kaki kamu bagaimana, Zra?” tanya Miranti ketika Ezra muncul di kamarnya. “Sudah jauh lebih baik, Nek. Meskipun aku belum bisa berlari, setidaknya sudah bisa berjalan dan tidak perlu kursi roda lagi.” “Syukurlah ... Oh ya, kapan itu kamu teriak-teriak kenapa? Nenek sudah tanya Rita, katanya Kavita pingsan karena kelelahan ....” Ezra mengangguk pelan, dia ingat bahwa dirinya belum memberi tahu kabar kehamilan Kavita kepada Miranti. Baru juga dia akan bercerita, dari sudut matanya Ezra melihat Kavita yang keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. “Kavita sepertinya mau pergi, Nek. Nanti saja aku cerita!” pamit Ezra sambil berlalu meninggalkan kamar Miranti untuk menyusul kepergian istrinya. Ketika menuruni tangga, Ezra tidak ingin bertindak ceroboh dengan memaksakan kakinya untuk melangkah terburu-buru.

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    256 S3: Periksa ke Dokter Kandungan

    “Rita, aku seperti mendengar sesuatu.” Miranti menatap wanita yang sudah merawatnya bertahun-tahun itu. “Saya tidak dengar apa-apa, Nyonya.” “Rita, cepat ke sini!” Miranti langsung menggoyang lengan Rita. “Itu suara Ezra!” Atas desakan Miranti yang begitu khawatir terhadap cucunya, Rita cepat-cepat berlari menuju kamar Ezra. “Maaf, Pak Ezra ... Ada apa?” “Kavita pingsan, saya tidak tahu apa yang terjadi ....” Rita buru-buru mendekati Kavita yang tergeletak di lantai kamar Ezra, dia berusaha membangunkannya dengan mengguncang bahu dan pipi Kavita bergantian. “Vita, bangun. Vita?” Ezra hanya menyaksikan bagaimana Rita masih berjuang untuk membangunkan Kavita. “Apa dia masih bernapas?” tanya Ezra ragu. Rita mendongak. “Tentu saja, Pak. Mungkin Vita kelelahan atau kurang istirahat ....” Ezra menyipitkan mata, sikap abainya sedikit terbentuk gara-gara melihat Kavita bersama Adya di dapur tadi. Egois? Memang. Rita meminta izin Ezra untuk mencari botol minyak kay

DMCA.com Protection Status