Bab 108Daniel kembaliCinta dan Andi yang melihat dan mendengar Daniel, merasa ada yang aneh. Daniel berbicara seperti CEO. Sama seperti sebelum amnesia.Sepanjang hari, Daniel mengajak mereka melihat semua mesin-mesin yang bekerja dengan baik. Dan setiap Daniel mengatakan bisa untuk dipraktekkan pada manusia, wajah mereka kembali pias.Mereka hanya istirahat sejenak.Daniel juga membawa mereka ke perkebunan sawit yang berada di Jambi Selatan. "Ini semua adalah perusahaan saya. Lihat. Pohon sawitnya sangat subur. Buahnya juga banyak!" Daniel menunjuk beberapa pohon sawit yang subur dengan buah lebat."Itu karyawan saya." Daniel mengajak mereka menghampiri karyawan yang sedang memupuk pohon sawit."Apakah seperti ini cara kalian memberi pupuk pada pohon sawit di perusahaan cabang?" Daniel kembali menatap tajam.Mereka hanya mengangguk. Namun, tidak berani menatap.Waktu terus berjalan. Hingga malam hari. Daniel mengajak mereka menuju tempat wisata di Kota Jambi. Jembatan Gentala Aras
Bab 109Cinta yang manja******"Sebentar lagi, kamu akan hancur berkeping-keping."Sosok itu berlalu meninggalkan Cinta dan Daniel yang masih saling memangut dengan mesra."Kenapa kamu ngelakuin ini?" Cinta mendongak dan mengecup rahang kokoh yang berada di hadapannya."Karena aku ingin melancarkan rencanamu," jawab Daniel mengecup ujung hidung Cinta."Tapi sikapmu menyakitiku ...!" Cinta merengut seraya mengalungkan tangannya di leher Daniel."Ehem, sepertinya ada yang merindu setengah mati, nih!" Daniel menoleh tangan Cinta yang menggelayut manja di lehernya."Aku rindu ...!" Cinta membingkai wajah Daniel dengan binar bahagia."Kamu mau kita melepas rindu hanya dengan berciuman? Hmm?" Daniel menggendong Cinta turun dari saung dan menggandeng tangannya."Cinta ...!" tiba-tiba seseorang memanggil Cinta.Cinta menoleh dan mencoba mengingat sosok yang memanggilnya. Cinta baru teringat kalau perempuan itu adalah adik kelasnya yang bernama Yana.Mereka saling memperkenalkan laki-laki yan
Bab 110Mengunjungi Gilang********Daniel merasa sangat bahagia. Sudah hampir empat bulan semenjak malam pertama mereka, Cinta semakin manja. Bahkan Cinta tidak akan mau bangun kalau belum dikecup oleh Daniel.Kalau Cinta sedang berada di rumah kedua orang tuanya, mereka akan melakukan Video Call sepanjang malam. Cinta baru akan tertidur kalau sudah mendapat ciuman melalui layar ponsel dari suaminya itu."Aku merasa kalau ... Aku tidak sanggup hidup tanpa kamu," sahut Cinta membingkai wajah Daniel."Kamu belum menebak pertanyaanku!" ujar Daniel menyibak anak rambut yang menutupi wajah Cinta."Risa melahirkan?" tebak Cinta.Daniel mengangguk. "Benarkah?" Wajah Cinta berbinar bahagia."Kita diundang untuk datang dalam acara tasyakuran si kembar!" sahut Daniel."Kapan?" tanya Cinta antusias."Besok," sahut Daniel singkat."Kita kapan berangkat?" "Pagi ini, Sayang," Cinta memeluk suaminya dengan raut wajah yang tidak biasa."Kenapa?" tanya Daniel heran."Maaf, aku belum bisa hamil unt
Bab 111Ancaman Carisa********"Sayang, kenapa?" Daniel merangkul bahu Cinta.Cinta menatap Daniel dengan linangan air mata."Daniel ... Ini ...." "Kenapa, Sayang?" Daniel mengerutkan keningnya melihat Cinta yang semakin gelisah."Carisa pergi dari rumah setelah mendapat kiriman Video dari papanya.""Video apa?" "Video kita berciuman di kafe Gentala Arasy beberapa bulan yang lalu," ujar Cinta dengan linangan air mata."Sekarang Carisa di rumah papanya?" Daniel mengusap wajahnya dengan kasar."Iya, Ayah dan Ibu meminta aku untuk pulang. Aku harus menjelaskan kepada mereka tentang video ini," Cinta memberikan ponselnya kepada Daniel.Daniel terbelalak saat melihat video didalam ponsel tersebut.Video saat Daniel memangut bibir Cinta dengan mesra ketika mereka menjebak pelaku penggelapan pupuk.Video itu diambil dari jarak jauh, sehingga tidak terdengar pembicaraan mereka.Daniel memeluk Cinta yang gelisah."Aku takut, Daniel ...!" Cinta menangis di pelukan suaminya."Jangan takut, S
Bab 112Amarah Carisa*******Cinta mencoba menenangkan hatinya. Berharap kalau ayahnya akan melunak, tapi sepertinya Pak Ruslan benar-benar marah."Ini kunci motormu. Mulai sekarang, jangan pernah lagi kamu pergi kemana-mana bersama dia." Pak Ruslan memberikan kunci sepeda motor kepada Cinta."Dan kamu ... aku tidak ingin kamu ikut campur untuk urusan Cinta dan Carisa. Karena kamu hanya orang luar!" Pak Ruslan menunjuk Daniel yang hendak mendekati Cinta.Cinta menoleh Daniel yang dengan tatapan iba. Namun, segera melajukan sepeda motornya meninggalkan rumahnya dan menuju rumah Aditya.Sepanjang perjalanan, Cinta terus menangis. Cinta tidak menyangka akan mendapati masalah yang berat dalam rumah tangganya dan Daniel.Cinta takut menghadapi hari yang berat jika Carisa tidak bisa dibujuk. Sesampai di halaman rumah mantan mertuanya, Cinta segera mematikan motor dan mengucap salam."Ouwh, jadi perempuan murahan ini punya nyali juga untuk datang kemari?" Seorang perempuan paruh baya berna
Bab 113Menjauhi Daniel*******Daniel terbangun dari tidurnya dan meraba Cinta di sebelahnya. Namun, kosong. Daniel tersenyum mengingat penyatuan mereka tadi malam. Cinta begitu berbeda. Cinta lebih mendominasi dengan cumbuan-cumbuan yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya. Bahkan Cinta meminta penyatuan kesekian kali. Jika sebelumnya Daniel harus merayu agar Cinta bertahan dengan penyatuan selanjutnya, malam tadi Cinta terus mencumbu Daniel sehingga laki-laki berdarah Tiongkok itu tidak bisa menahan hasratnya.Daniel segera turun dari ranjang dan ingin segera memeluk istrinya yang tadi malam memberikan sensasi yang berbeda. Daniel yakin Cinta berada di dapur seperti biasa. Daniel berniat untuk mencumbu Istrinya yang mulai nakal dan mengajak bercinta di dapur dengan lebih menggila.Daniel terkejut ketika medapati dapur yang kosong tanpa Cinta. Biasanya, Cinta pasti akan berada di depan kompor dan sibuk berkutat dengan bumbu dapur. Cinta akan menguncir kuda rambutnya sehingga membua
Bab 114Pesakitan Cinta*******Mereka akhirnya berhasil membawa Carisa kembali ke rumah. Cinta mencium Carisa berkali-kali. Gadis kecil itu berpegangan kuat pada baju Cinta saat berkendara sepeda motor.Sesampai di rumah, Cinta mengatakan kepada Carisa tentang kontrak kerjanya pada LuckyNai, Corp."Berarti Mama akan bekerja pada Om Nai selama lima tahun?" Carisa berdecak kesal."Iya, Sayang!" sahut Cinta.Carisa menatap Cinta dengan tatapan tidak suka."Carisa nggak mau Mama dekat dengan Om Nai. Carisa nggak mau sampai Mama jatuh cinta pada Om Nai dan menikah dengannya," sahut Carisa."Mama janji, akan berusaha menghindar darinya," ujar Cinta menggenggam erat tangan Carisa."Mama nggak boleh nginap di Kota Jambi saat kerja di Kota. Mama harus bolak balik dari sini!" Carisa menatap Cinta dengan tajam."Iya, Sayang. Mama akan berangkat dari rumah setelah azan subuh. Dan sebelum azan magrib Mama akan pulang lagi kemari!" sahut Cinta tersenyum.Sebenarnya, Cinta tidak sanggup menerobos d
Bab 115Peristiwa menakutkan******Daniel berdiri di depan cermin. Menatap lima garis berwarna merah di pipinya. Garis yang terasa sakit, tapi lebih sakit karena pelakunya adalah sosok yang begitu Daniel cintai. Daniel tidak pernah menyangka akan mendapat tamparan yang begitu keras dari istri kesayangannya. Istri yang menjadi candu baginya untuk selalu memiliki dan mencumbu dalam ikatan cinta yang suci.Daniel mengingat kembali kenangan tentang sosok itu. Kenangan yang dilaluinya selama hampir satu tahun terakhir. Kenangan dimana awal mereka bertemu dan mengikat mereka dalam ikatan pernikahan yang suci.Sosok yang awalnya pernah memberi garis itu pada pipinya pada saat pagi setelah peristiwa penyatuan pertama. Tamparan demi tamparan sering mendarat di wajah Daniel, tapi tidak terasa sakit karena saat itu Daniel belum merasakan perasaan yang teramat sangat dalam. Namun, perlahan sosok itu mengganti garis tersebut dengan kecupan hangat karena hampir setiap hari, istri kesayangannya it