Cinta dan Aditya mendekati Carisa secara bersamaan, menggenggam erat tangan putri mereka dan membelai rambut putrinya dengan penuh kasih sayang."Apa Carisa nggak mimpi melihat Papa dan Mama bersama?" tanya Carisa menatap Cinta dan Aditya bergantian.Cinta dan Aditya hanya tersenyum. "Jangan pikirkan itu dulu, Sayang, istirahat lah, supaya kamu cepat sembuh." ujar Aditya mengecup kening Carisa.Carisa hanya tersenyum dan menggenggam erat tangan papa dan mamanya dengan erat."Carisa ingin Papa dan Mama bersatu lagi!" ujar Carisa dengan wajah memohon."Sayang, nanti saja kita bahas itu, ya!" ujar cinta melepas genggaman tangan Aditya.Carisa hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya."Sebaiknya kamu pulang saja, Mas,biar aku sendiri yang menjaga Carisa." ujar cinta menoleh ke arah mantan suaminya itu."Tidak! kamu saja yang pulang, biar aku yang akan menjaga Carisa," ujar Aditya tanpa menoleh ke arah Cinta.Mereka saling berdebat memperebutkan siapa yang berhak menjaga Carisa, sehi
Bab 67Ceraikan aku, DanielSepanjang perjalanan, Daniel mencoba untuk memeluk Cinta seperti biasa, namun, tatapan Cinta teramat sangat tajam, bahkan seperti siap membunuh Daniel jika memaksa untuk memeluknya.Bahkan cinta yang biasanya tertidur selama perjalanan menuju Apartemen, saat itu tetap terjaga, dengan pandangan mata yang lurus menatap ke depan.Perasaan Daniel semakin tidak karuan. Apa kira-kira yang ada di dalam pikiran istrinya itu. Daniel terus menebak-nebak.Sesampai di Penthouse, Cinta berjalan dengan tergesa-gesa, Ia tidak memperdulikan Daniel yang memanggilnya, Cinta mempercepat langkahnya, lalu membuka pintu Apartemen dan masuk ke dalam kamar. Daniel mengikuti dari belakang dengan penuh keheranan. Lelaki bermata sipit itu benar-benar tidak mengerti kemauan istrinya itu, karena dia tidak mengatakan apa pun.Cinta mengambil sebuah koper yang dulu dia bawa ke Apartemen, lalu membuka lemari pakaian dan memasukan lembar demi lembar pakaiannya ke dalam koper tersebut. Perg
Bab 68Daniel melepas kecupan di kening Cinta, dan menurunkan bibirnya. Ia mengecup ujung hidung Cinta dengan lembut, sehingga Cinta mendongakkan wajahnya, air mata lolos begitu saja ketika Daniel melabuhkan bibirnya di atas kelopak bibir Cinta. Ciuman itu begitu dalam. Bahkan, Cinta merasa tidak ingin melepaskan. Daniel memangut bibir Cinta dengan teramat sangat lembut, seperti khawatir melukai pemilik bibir tersebut. Ketika dirasa cukup lama, Daniel melepaskan bibirnya dari kelopak bibir Cinta, ia menatap Cinta dengan penuh kasih sayang, Cinta menatap sorot mata Daniel, tatapan mereka kembali bersirobok, bibir Cinta bergetar.Dengan air mata yang masih terus mengalir, dan bibir yang bergetar, Cinta berusaha mengucapkan sesuatu."A_aku mau kita ..." Belum selesai Cinta berbicara, Daniel kembali meraup bibir Cinta dengan mesra, memeluk tubuhnya dengan erat, dan menuntun Cinta menuju ranjang. Daniel membaringkan Cinta di ranjang tanpa melepaskan ciumannya, membiarkan Cinta menikmat
Bab 69Menang taruhan"Kita berangkat sekarang." Daniel mendekati Cinta dan menggendong istrinya dengan tiba-tiba."Daniel, turunkan aku," Cinta protes ketika Daniel terus membawanya ke luar Apartemen."Jangan berisik, atau aku akan mencumbumu lebih parah lagi," ancam Daniel.Selalu, ancaman Daniel membuat Cinta pasrah, Cinta mengalungkan tangannya di leher Daniel, dan membenamkan wajahnya di dada bidang Daniel, bukan karena Cinta menikmati perlakuan Daniel, namun, karena Cinta tidak ingin penghuni Penthouse lainnya melihat wajahnya. Perempuan yang selalu digendong oleh Daniel menuju Apartemen.Sesampai di dalam mobil, Daniel menurunkan Cinta dengan Hati-hati,seperti meletakkan sebuah berlian yang teramat sangat mahal harganya.Daniel langsung menutup tirai pembatas dan mencondongkan tubuhnya ke arah Cinta."Kamu mau apa?" tanya Cinta menatap dengan penuh selidik."Menurutmu?" Daniel menaikturunkan alisnya dengan senyum menggoda."Jangan macam-macam, ini di dalam mobil, nanti Andi den
Bab 70Daniel setengah berlari menyusul Cinta, dan meraih pinggang istrinya itu. "Daniel ... Jangan macam-macam, ingat, di sini status aku hanya sekretaris kamu." Cinta melotot ke arah Daniel membuat Daniel tidak berkutik dan memilih mundur.Cinta kembali bergegas menuju ruang rawat Carisa."Assalamualaikum," Cinta masuk ke dalam ruang rawat Carisa."Waalaikumsalam, mama kenapa lama sekali?" tanya Carisa mengerucutkan bibirnya."Mama menyelesaikan pekerjaan mama dan menyerahkannya kepada Bos, karena mama mau cuti selama Carisa sakit." Jawab Cinta berbohong."Jadi, mama akan menjaga dan merawat Carisa selama sakit?" sahut Carisa dengan wajah sumringah."Iya, Sayang," jawab Cinta mengusap kepala Carisa dengan lembut."Emangnya Bos mama mengizinkan mama libur?" tanya Carisa mencebikkan bibirnya."Tentu saja," jawab Cinta memeluk putrinya itu dengan erat."Ayah baru saja berniat untuk memintamu izin pada Pak Nai, karena ayah tidak kuat kalau begadang menjaga Carisa di sini, mungkin pengar
Bab 71Mendekati Carisa*******Cinta tersenyum melihat Carisa yang mulai dekat dengan Daniel, di dalam hatinya berharap, Carisa bisa menerima Daniel sebagai ayah sambungnya."Nah, di dalam kotak ini, juga KFC yang lagi viral, lho!" ujar Daniel mengambil kotak dari hadapan Carisa dan membukanya."Waaahhh KFC saus keju, Carisa suka, Carisa mau makan, mama!" Seru Carisa menoleh ke arah Cinta.Daniel menaikturunkan alisnya menatap Cinta. "Sebentar, mama cuci tangan dulu, ya!" Cinta berjalan menuju wastapel dan diikuti oleh Daniel."Ingat, Sayang. Hukuman untuk yang kalah taruhan!" Daniel menaikturunkan alisnya seraya melenggang pergi meninggalkan Cinta.Cinta menghentikan pergerakan mencuci tangannya, seketika Cinta menutup mulut ketika mengingat taruhan yang ditawarkan oleh Daniel, jika Carisa menyukai hadiah tersebut, Cinta harus tidur dalam dekapan Daniel sepanjang malam selamanya. Cinta menoleh ke arah Daniel yang tampak berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya. Cinta merasa da
Bab 72******"Argh!" Aditya menepuk dinding rumah sakit dengan keras."Sudahlah, Bro, biarkan saja Carisa bersama ibunya!" bujuk laki-laki bernama Anton, yang merupakan sahabat Aditya."Kamu nggak tau aja, aku berencana untuk mendekati Cinta lagi!" jawab Adit dengan pandangan datar."Kamu mau rujuk?" Anton mengernyitkan keningnya."Iya, kamu tidak tahu saja, Cinta sekarang teramat sangat cantik dan berkelas, dia bekerja di perusahaan asing, jika aku kembali rujuk dengannya, aku bisa hidup berbahgia dengan memiliki istri yang cantik dan kaya." jawan Aditya tersenyum."Cinta memang cantik, kamu sudah mengakui itu sejak dahulu, bukan?" tanya Anton menyelidik."Benar, tapi sekarang lebih cantik, dulu Cinta miskin, sehingga aku harus memilih hidup bersama ibuku yang kaya raya, tapi Sekarang, Cinta kaya raya, aku pasti juga bisa menikmati kekayaannya. Lagipula, kamu pasti tahu, kalau sampai kapanpun, aku masih mencintai Cinta." jawab Aditya menatap Anton."Sekarang, apa yang akan kamu laku
Bab 73Memburu penabrak CarisaCinta terbangun ketika tenggorokannya terasa kering, Cinta bangkit dan hendak mengambil air putih di atas nakas, namun, pandangannya tertuju ke arah Daniel yang berbaring di atas brangkar Carisa seraya memeluk Carisa dan mereka tertidur dengan lelap.Cinta berjalan dengan perlahan mendekati mereka yang sepertinya telah terbuai oleh mimpi. Cinta melihat pori-pori tubuh Daniel yang sepertinya merasa dingin oleh udara AC, dikarenakan suaminya itu tidak pernah tidur tanpa selimut.Cinta kembali ke sofa, mengambil selimut yang digunakannya untuk tidur, lalu berjalan mendekati Daniel dan Carisa. Cinta menyelimuti suaminya tersebut dengan sangat hati-hati. Ketika Ia hendak mengambil air minum di atas nakas, tiba-tiba saja, Daniel memegang tangan Cinta dan menatap istrinya itu dengan sorot mata sendu."Daniel ...." Cinta tidak melanjutkan perkataannya, dikarenakan Daniel mengisyaratkan untuk tidak berbicara, namun meminta Cinta untuk mendekatkan wajahnya.Cinta