"Kau sudah bangun?"
David menatap wanita yang tengah duduk di depan cermin besar itu, menyisir rambutnya yang basah setelah keramas. Tubuh montoknya hanya dibungkus handuk pendek berwarna putih, membuat lelaki itu menelan ludahnya kasar. Mirae benar-benar sangat cantik, walaupun wajahnya polos tanpa make-up."Kau cantik sekali tanpa make-up seperti ini Mirae."Lelaki itu berjalan menghampiri Mirae disana, dengan tubuh yang masih tanpa pakaian. Bibirnya mencium lembut pipi mulus itu, dengan lengan yang memeluk tubuhnya dari belakang. Mirae hanya diam, tanpa membalas. Waktu bekerjanya sudah selesai, dan kini sudah saatnya dia untuk pulang."Harusnya aku sudah pulang sejak semalam, tapi kau malah menahan ku."Mirae berbalik menatap lelaki tampan itu, lalu memegang dadanya yang bidang dan kekar. Senyuman kecil nampak dari wajah cantiknya, membuat David ikut tersenyum juga. Dia masih tidak menyangka, akan menghabiskan malam yang panjang dengan lelaki tampan ini. Orang yang dia hargai sebagai atasan dan juga teman suaminya."Jangan ceritakan apapun kepada Rey, kau sudah berjanji padaku."David membalasnya dengan cubitan dipipi Mirae manja, membuat wanita itu menepisnya karena sakit."Ini akan menjadi rahasia kita sayang, asalkan kau akan terus menjadi wanita simpananku," ucap David dengan senyuman nakalnya."Ini hanya cinta satu malam, jangan pernah berharap akan terjadi lagi. Kau sudah memiliki istri David," jawab Mirae dengan suara yang lembut."Mm kau pun sudah memiliki suami Mirae, apa bedanya itu? Kau bisa mendapatkan uang lebih ketika bersamaku. Apa bedanya itu?" Tanya David kembali."Rey akan curiga, aku tidak bisa pergi setiap malam. Kau pun akan dapat masalah nantinya David," jawab Mirae."Tidak akan, karena kita akan bermain rapi.."Lelaki itu menyudahi percakapan mereka, lalu memeluk wanita dihadapannya. David tidak ingin kehilangan Mirae, yang susah payah dia dapatkan. Wanita itu harus menjadi miliknya, tanpa bisa lepas begitu saja. David sedang memikirkan sebuah cara, agar Mirae tetap bersama dirinya setiap saat.Wanita itu tidak terlalu menghiraukan apa yang dikatakan oleh atasannya, dia langsung bergegas untuk segera pulang ke rumah. Walaupun sang suami belum menelpon atau menanyakan kabar dirinya, dia berharap jika Rey akan menunggunya di rumah."Kau benar-benar ingin pulang sekarang?" Tanya David pada wanita itu."Iya aku harus cepat pulang," jawab Mirae."Jadi berapa yang harus aku bayar?" Tanya David kembali."Sesuai perjanjian kita," jawab wanita itu.David mengambil dompetnya, kemudian memberikan wanita itu selembaran uang seratus ribu rupiah. Mungkin jumlahnya hampir dua juta rupiah, berbeda dengan perjanjian pertama mereka. David tahu jika Mirae tidak akan pernah menerima kartu debit yang dia berikan. Jadi lelaki itu memilih untuk memberikan uang secara bertahap, agar tetap bersamanya."Ini terlalu banyak, aku akan mengembalikannya."Ketika Mirae hendak memberikan uang yang terlalu banyak itu, David malah merebut ponsel yang sedang dia pegang. Lelaki itu menghapus aplikasi open boking yang Mirae unduh, lalu memasukan nomor miliknya untuk disimpan. Dia tidak ingin wanita itu mencari lelaki lain untuk ditiduri, kecuali dirinya."Apa yang kau lakukan?!" Tanya Mirae yang langsung merebut kembali ponsel miliknya."Aku tidak ingin kau menjual dirimu pada lelaki lain, jadi cukup denganku saja. Jika kau mau, jadi saja wanita simpananku. Berapa pun aku akan memberinya padamu," ucap lelaki itu dengan wajah seriusnya."Kau yakin? Tidak ingin mencari wanita lain?" Tanya Mirae dengan wajah seriusnya."Tentu saja, ini akan menjadi rahasia kita berdua. Percayalah, kau akan merasa lebih baik ketika bersamaku."Kata-kata lelaki itu membuat Mirae terutama sejenak, memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan. Apakah hubungan ini akan saling menguntungkan selamanya? Atau malah membawa malapetaka yang akan merusak rumah tangganya. Namun dibalik itu semua, Mirae merasa sangat bahagia bisa kembali merasakan gairah yang sempat hilang di dalam hidupnya. David adalah orang pertama yang membuat wanita itu lupa akan masalahnya."Kau memang lelaki yang sangat baik, terima kasih telah menawarkan hal ini padaku."Mirae mengusap wajah lelaki tampan itu mesra, kemudian mengecup bibirnya sekilas. David sampai diam terpaku, tanpa bisa berkata-kata lagi. Dia merasa sudah berhasil telah mendapatkan wanita yang di inginkannya."Jadi kau mau menerima tawaranku?" Tanya David dengan lengan yang menggenggam erat wanita itu.Mirae mengangguk, "Hm, aku setuju. Asalkan kau bisa menjaga rahasia ini dengan rapi. Ingat! Jangan buat istrimu merasa curiga, kau harus tetap memberi dia perhatian seperti biasa.""Iya aku tahu. Sekarang, aku akan sering bermain ke rumahmu sayang. Ah rasanya benar-benar seperti mimpi."Kedua orang itu saling berpelukan, lalu kembali berciuman. Mirae memeluknya tanpa ragu, begitu pun David. Hubungan baru telah mereka buat sekarang, tinggal bagaimana keduanya menjalaninya dengan baik. Mirae cukup bahagia, karena bisa mendapatkan orang yang mampu menerima dia dengan baik. Disamping itu, David juga bisa membantu keuangannya yang sedang tidak baik-baik saja. Dia sangat bahagia, benar-benar bahagia."Sampai jumpa nanti, jangan lupa hubungi aku sayang.""Hm."David mengantar Mirae sampai dirumahnya, walaupun tidak langsung di depan. Mereka mencari tempat tersembunyi, agar orang-orang yang kenal dengan mereka, tidak melihatnya.Mirae turun dari mobil, lalu berjalan meninggalkan David disana. Wajahnya terlihat penuh dengan kebahagiaan, seolah baru saja mendapatkan keberuntungan. Dia sampai lupa, masalah yang baru saja di alaminya beberapa hari ini, bersama sang suami."David.. tidak ada salahnya aku menjalin hubungan seperti ini bukan? Lagi pula siapa yang memulai mengkhianati cinta yang aku berikan pada lelaki sialan itu? Tentu saja kau Rey!"Sifat lembut Mirae kini berubah, karena rasa sakit di dalam hatinya. Dia merasa bodoh karena terus saja mengalah pada orang yang selalu menindas nya. Padahal selama ini, Mirae sudah sangat sabar dan memberikan segalanya pada lelaki itu. Namun apa yang Rey berikan padanya? Hanya rasa sakit."Maafkan aku Rey, tapi lebih baik aku bersama David dari pada bersamamu...""Sepuluh juta? Uang untuk apa itu Mirae?"Seorang lelaki berkaos hitam itu cukup terkejut, mendengar ungkapan dari salah seorang pegawainya. Apalagi ketika dia tahu, jika wanita itu memiliki seorang suami yang berhubungan akrab dengannya. Untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu? "Mirae, apa suamimu tahu kau akan meminjam uang?"Lelaki tampan itu kembali bertanya, seolah tidak percaya jika dia akan meminjam uang sebanyak itu. Dia bukan seorang bos yang memiliki banyak uang, karena usaha yang dia jalankan hanya bisnis kecil-kecilan. Dia hanya memiliki belasan pegawai, yang bekerja langsung dibawah tanggung jawabnya."Mm, sebenarnya ini keperluan pribadi Bos. Jadi aku harap Bos tidak mengatakan apapun pada suamiku nantinya."Wanita bernama Mirae itu menundukkan kepalanya, berharap jika lelaki yang baru sebulan menjadi atasannya itu, akan meminjamkan uang. Dia sangat butuh untuk melunasi hutang yang menumpuk beberapa bulan terakhir ini, tanpa suaminya tahu. Mirae harus mencari uang pinj
"Mirae, buatkan aku mie goreng!"Seorang lelaki berkemeja biru berteriak kencang, sembari menutup kembali tudung saji yang baru saja dia buka. Matanya merasa bosan, dengan masakan rumahan yang tidak berharga itu.Tahu tempe dan sayur bening tanpa bakso ataupun sosis, itu bukan makanan yang ingin dia santap malam ini. Padahal Mirae sudah susah payah memasak, setelah pulang bekerja. Walaupun tadi sempat ada masalah yang membuatnya bimbang, kewajiban seorang istri harus tetap dijalankan. Akan tetapi lelaki bernama Rey itu, tidak bisa menghargai istirnya. "Rey, bukankah kau sangat ingin sayur sop? Aku sudah membuatnya sekarang. Lagi pula sayang jika tidak dimakan, mubajir."Mirae mengambil satu centang nasi ke atas piring, bermaksud untuk meminta sang suami memakan masakannya. Akan tetapi Rey malah menepisnya hingga pecah, lalu mencubit lengan sang istri kencang. Mirae hanya mampu menjerit kesakitan, dengan mata yang berkaca-kaca. Perlakuan seperti ini sudah sering dia dapatkan, namun t
"Mau kemana kau David!"Lelaki berkaos abu itu pergi dengan wajah penuh amarah, meninggalkan sang istri yang terus menggerutu tanpa jeda. Sebagai seorang suami, dia merasa sangat kesal. Karena keinginannya tidak di penuhi. "David sialan!"Dia masuk ke dalam mobil silver nya, kemudian pergi meninggalkan sang istri yang menjerit tanpa henti. David tidak bisa mentoleransi lagi, sikap wanita itu yang acuh tak acuh padanya. Padahal dia adalah seorang suami yang pantas untuk di hargai, namun wanita itu selalu meremehkan dia di atas segalanya."Sialan, dia pikir pantas bersikap seperti itu padaku?!"David menghentikan laju mobilnya, kemudian merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Lelaki itu menatap sebuah aplikasi berwarna hijau, yang cukup menarik perhatiannya. Lengannya mencari-cari sesuatu yang bisa membuat matanya fresh, seorang wanita cantik atau mungkin teman yang bisa dia ajak bicara."Mereka cantik sekali, adakah yang mau menemaniku malam ini?"Coba-coba lelaki itu mengirim pesa
"Tubuhmu..."David tidak bisa berkata-kata, melihat Mirae telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Dia melihat perut dan payudara yang kendur, belum lagi bekas jahitan di atas vagina yang cukup besar. Kulitnya memang sangat putih, walaupun terdapat beberapa stretch mark yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Dia terlihat sangat menyedihkan sekarang ini."Aku tidak secantik dan semulus yang mungkin kau bayangkan. Tubuhku penuh dengan luka dan benar-benar menjijikan. Kau harusnya mencari wanita yang lebih sempurna, bukan aku yang hina ini."Mirae mengambil selimut yang ada di atas ranjang putih itu, lalu menutupi tubuhnya. Dia merasa malu, dengan lelaki yang begitu terosbesi mengejarnya. Dia malu, karena tidak bisa memuaskan ekspetasi lelaki tampan itu. Namun sebenernya David tidak merasa kecewa, atau jijik sekalipun. Dia malah merasa sangat kasihan dan sedih melihat keadaan Mirae yang seperti ini. Sedikit cerita pernah dia dengar dari orang-orang, jika Mirae telah melalui beberapa k
"Kau sudah bangun?"David menatap wanita yang tengah duduk di depan cermin besar itu, menyisir rambutnya yang basah setelah keramas. Tubuh montoknya hanya dibungkus handuk pendek berwarna putih, membuat lelaki itu menelan ludahnya kasar. Mirae benar-benar sangat cantik, walaupun wajahnya polos tanpa make-up."Kau cantik sekali tanpa make-up seperti ini Mirae."Lelaki itu berjalan menghampiri Mirae disana, dengan tubuh yang masih tanpa pakaian. Bibirnya mencium lembut pipi mulus itu, dengan lengan yang memeluk tubuhnya dari belakang. Mirae hanya diam, tanpa membalas. Waktu bekerjanya sudah selesai, dan kini sudah saatnya dia untuk pulang."Harusnya aku sudah pulang sejak semalam, tapi kau malah menahan ku."Mirae berbalik menatap lelaki tampan itu, lalu memegang dadanya yang bidang dan kekar. Senyuman kecil nampak dari wajah cantiknya, membuat David ikut tersenyum juga. Dia masih tidak menyangka, akan menghabiskan malam yang panjang dengan lelaki tampan ini. Orang yang dia hargai seba
"Tubuhmu..."David tidak bisa berkata-kata, melihat Mirae telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Dia melihat perut dan payudara yang kendur, belum lagi bekas jahitan di atas vagina yang cukup besar. Kulitnya memang sangat putih, walaupun terdapat beberapa stretch mark yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Dia terlihat sangat menyedihkan sekarang ini."Aku tidak secantik dan semulus yang mungkin kau bayangkan. Tubuhku penuh dengan luka dan benar-benar menjijikan. Kau harusnya mencari wanita yang lebih sempurna, bukan aku yang hina ini."Mirae mengambil selimut yang ada di atas ranjang putih itu, lalu menutupi tubuhnya. Dia merasa malu, dengan lelaki yang begitu terosbesi mengejarnya. Dia malu, karena tidak bisa memuaskan ekspetasi lelaki tampan itu. Namun sebenernya David tidak merasa kecewa, atau jijik sekalipun. Dia malah merasa sangat kasihan dan sedih melihat keadaan Mirae yang seperti ini. Sedikit cerita pernah dia dengar dari orang-orang, jika Mirae telah melalui beberapa k
"Mau kemana kau David!"Lelaki berkaos abu itu pergi dengan wajah penuh amarah, meninggalkan sang istri yang terus menggerutu tanpa jeda. Sebagai seorang suami, dia merasa sangat kesal. Karena keinginannya tidak di penuhi. "David sialan!"Dia masuk ke dalam mobil silver nya, kemudian pergi meninggalkan sang istri yang menjerit tanpa henti. David tidak bisa mentoleransi lagi, sikap wanita itu yang acuh tak acuh padanya. Padahal dia adalah seorang suami yang pantas untuk di hargai, namun wanita itu selalu meremehkan dia di atas segalanya."Sialan, dia pikir pantas bersikap seperti itu padaku?!"David menghentikan laju mobilnya, kemudian merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Lelaki itu menatap sebuah aplikasi berwarna hijau, yang cukup menarik perhatiannya. Lengannya mencari-cari sesuatu yang bisa membuat matanya fresh, seorang wanita cantik atau mungkin teman yang bisa dia ajak bicara."Mereka cantik sekali, adakah yang mau menemaniku malam ini?"Coba-coba lelaki itu mengirim pesa
"Mirae, buatkan aku mie goreng!"Seorang lelaki berkemeja biru berteriak kencang, sembari menutup kembali tudung saji yang baru saja dia buka. Matanya merasa bosan, dengan masakan rumahan yang tidak berharga itu.Tahu tempe dan sayur bening tanpa bakso ataupun sosis, itu bukan makanan yang ingin dia santap malam ini. Padahal Mirae sudah susah payah memasak, setelah pulang bekerja. Walaupun tadi sempat ada masalah yang membuatnya bimbang, kewajiban seorang istri harus tetap dijalankan. Akan tetapi lelaki bernama Rey itu, tidak bisa menghargai istirnya. "Rey, bukankah kau sangat ingin sayur sop? Aku sudah membuatnya sekarang. Lagi pula sayang jika tidak dimakan, mubajir."Mirae mengambil satu centang nasi ke atas piring, bermaksud untuk meminta sang suami memakan masakannya. Akan tetapi Rey malah menepisnya hingga pecah, lalu mencubit lengan sang istri kencang. Mirae hanya mampu menjerit kesakitan, dengan mata yang berkaca-kaca. Perlakuan seperti ini sudah sering dia dapatkan, namun t
"Sepuluh juta? Uang untuk apa itu Mirae?"Seorang lelaki berkaos hitam itu cukup terkejut, mendengar ungkapan dari salah seorang pegawainya. Apalagi ketika dia tahu, jika wanita itu memiliki seorang suami yang berhubungan akrab dengannya. Untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu? "Mirae, apa suamimu tahu kau akan meminjam uang?"Lelaki tampan itu kembali bertanya, seolah tidak percaya jika dia akan meminjam uang sebanyak itu. Dia bukan seorang bos yang memiliki banyak uang, karena usaha yang dia jalankan hanya bisnis kecil-kecilan. Dia hanya memiliki belasan pegawai, yang bekerja langsung dibawah tanggung jawabnya."Mm, sebenarnya ini keperluan pribadi Bos. Jadi aku harap Bos tidak mengatakan apapun pada suamiku nantinya."Wanita bernama Mirae itu menundukkan kepalanya, berharap jika lelaki yang baru sebulan menjadi atasannya itu, akan meminjamkan uang. Dia sangat butuh untuk melunasi hutang yang menumpuk beberapa bulan terakhir ini, tanpa suaminya tahu. Mirae harus mencari uang pinj