"Sepuluh juta? Uang untuk apa itu Mirae?"
Seorang lelaki berkaos hitam itu cukup terkejut, mendengar ungkapan dari salah seorang pegawainya. Apalagi ketika dia tahu, jika wanita itu memiliki seorang suami yang berhubungan akrab dengannya. Untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu?"Mirae, apa suamimu tahu kau akan meminjam uang?"Lelaki tampan itu kembali bertanya, seolah tidak percaya jika dia akan meminjam uang sebanyak itu. Dia bukan seorang bos yang memiliki banyak uang, karena usaha yang dia jalankan hanya bisnis kecil-kecilan. Dia hanya memiliki belasan pegawai, yang bekerja langsung dibawah tanggung jawabnya."Mm, sebenarnya ini keperluan pribadi Bos. Jadi aku harap Bos tidak mengatakan apapun pada suamiku nantinya."Wanita bernama Mirae itu menundukkan kepalanya, berharap jika lelaki yang baru sebulan menjadi atasannya itu, akan meminjamkan uang. Dia sangat butuh untuk melunasi hutang yang menumpuk beberapa bulan terakhir ini, tanpa suaminya tahu. Mirae harus mencari uang pinjaman lain, untuk menutupi semuanya.David, nama lelaki yang kini berhadapan langsung dengan wanita cantik itu. Dia cukup terkejut, karena Mirae tidak menginginkan pembicaraan mereka ini sampai pada sang suami. Lelaki yang cukup akrab bahkan seorang berbincang hangat dengannya. David hanya khawatir, jika sampai Rey berpikiran buruk terhadap mereka."Aku bukannya tidak bisa memberimu pinjaman, tapi jika sampai Rey tahu, ini akan jadi masalah Mirae. Apalagi uang yang kau pinjam cukup banyak," ucap lelaki bernama David itu.Mirae memegang lengan atasannya tanpa sadar, dia bahkan memohon dengan tatapan melas. Berharap jika David akan memberikan jawaban yang berbeda dari sebelumnya."Bos tolong, bantu aku sekali ini saja. Sebagai gantinya kau akan menuruti apa yang kau perintahkan!" Ucap Mirae penuh semangat.Seketika tatapan David berubah, mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu. Sebegitu antusiasnya Mirae, demi mendapatkan pinjaman yang sangat dia inginkan itu. Hingga rela melakukan apapun yang diperintahkan oleh atasannya.David berpikir sejenak, sebuah hal kotor yang selalu melintas di dalam otak lelaki dewasa. Sebuah malam indah, dengan wanita cantik bertubuh seksi yang ada dihadapannya itu. Tapi sebisa mungkin David menghilangkan pikrian buruk itu, karena Mirae adalah istri temannya."Semuanya? Kau yakin akan menuruti apa yang aku perintahkan padamu?" Tanya lelaki itu dengan senyuman kecil diwajahnya.Entah mengapa Mirae merasa tidak enak, apa dia sudah salah bicara?Wanita itu membalikan badannya, berusaha untuk tidak berpikiran buruk pada atasannya yang super baik itu. David adalah seorang kepala rumah tangga, yang memiliki istri yang sangat cantik. Dia tidak mungkin memanfaatkan kemalangan orang lain, untuk kepentingannya semata.Namun sebuah pelukan dari belakang, membuat tubuh wanita itu mendadak lemas. Jantungnya berdetak begitu kencang, bahkan wajahnya pun ikut mendadak pucat. Dia berusaha keras melepaskan pelukan yang mendekapnya begitu erat, lalu memberi batasan pada bos tampannya itu."Bos jangan seperti ini, nanti ada yang lihat bagaimana?!"Mirae merasa sangat risih dengan sikap atasannya itu, namun di sana tidak akan ada orang yang bisa melihat mereka. Ruangan itu sangat tertutup, dan para pegawai lain sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.David mengambil dompet yang ada di dalam saku celananya, kemudian memperlihatkan kartu debit miliknya pada wanita itu. Dia memamerkan dengan sombongnya, seolah bisa membeli apapun dengan jumlah uang yang ada di dalamnya.Kekayaan yang ada di dalam hidupnya, memang tidak murni semua adalah miliknya. Namun dia adalah kepala keluarga, yang sudah bersusah payah menjalankan bisnis kecil-kecilan itu. David bisa menyenangkan istrinya, kemudian menabung untuk beberapa keperluan pribadi. Tidak ada salahnya, jika dia berusaha pamer di depan wanita miskin ini bukan?"Hanya sepuluh juta? Bagaimana cara kau membayarnya nanti?" Tanya David pada wanita itu.Mirae menatap serius, "Aku bisa mencicilnya setiap bulan.""Aku tidak butuh cicilan, bagaimana jika kau membayarnya dengan cara lain?" Tanya lelaki itu kembali."Cara lain? Apa yang kau maksudkan itu Bos?" Tanya Mirae dengan wajah penuh curiga.Dimas mendekatkan wajahnya pada wanita dihadapannya, lalu tersenyum bagaikan iblis. Tidak ada maksud sedikitpun untuk memanfaatkan Mirae, namun dia juga butuh timbal balik untuk semua kebaikannya selama ini. Hubungan David dengan sang istri sedang tidak baik sekarang ini, dan dia butuh seseorang yang mampu mengerti dirinya. Mirae adalah sosok hangat, yang selama ini dia pandang dengan penuh obsesi. Seorang istri dari teman sepermainannya, yang cukup membuat lelaki tampan ini tertarik."Aku ingin kau menemaniku makan malam ini, itu saja."Lelaki itu berbisik dengan suara pelannya, membuat bulu kuduk Mirae merinding setengah mati. Apakah ajakan itu benar adanya? Hanya sebuah cara makan tanpa permintaan yang lebih dari itu. Jujur dia sangat takut, jika sampai hal ini terdengar oleh suaminya. Apa yang akan dikatakan Rey nanti? Jika Mirae pergi dengan temannya sendiri."Bos, tidak bisakah kau meminta hal lain?" Tanya Mirae pada lelaki itu.David memutar bola matanya, "Tidak ada. Lagi pula apa salahnya kita pergi keluar? Hanya acara makan saja. Jangan bilang kau takut denganku, hm?""Aku hanya sedang memikirkan perasaan suamiku Bos. Dia pasti akan sangat marah," jawab Mirae."Aku tahu dia pernah selingkuh dibelakang mu, dan aku juga tahu jika hal itu terulang kembali hingga ketiga kalinya. Mirae jangan menjadi wanita yang bodoh, dia pantas merasakan hal yang sama denganmu di masa lalu. Rey itu lelaki idiot yang tidak bisa melihat wanita dengan baik. Bagaimana mungkin meninggalkan wanita secantik dirimu untuk seorang janda busuk? Aku tahu wanita itu Mirae, bahkan cerita keduanya."Perasaan Mirae terasa sangat gelisah sekarang ini, mendengar ungkapan menyakitkan yang dikatakan atasannya itu. Sekilas dia kembali mengingat perselingkuhan yang dilakukan suaminya beberapa waktu yang lalu, ketika dia baru saja kehilangan anak yang dia kandung selama sembilan bulan lamanya. Sebuah peristiwa yang akan selalu Mirae ingat seumur hidupnya, tanpa bisa dia lupakan.Pintu maaf memang sudah dia buka lebar untuk sang suami, namun entah mengapa rasa sakit itu tidak pernah hilang. Mirae hanya bisa pasrah dengan kejadian itu, dan menyadari semua kekurangannya. Namun David tidak berpikir demikian, dia merasa kesal karena temannya itu bersikap sok tampan dengan wajah pas-pasan nya. Dia paham bagaimana wanita ini menahan sakit, bahkan sekarang? Dia menyelesaikan masalah keuangannya sendiri, tanpa bantuan sang suami.Seorang wanita tangguh, kenapa harus di sia-siakan seperti itu?"Tolong jangan bahas itu lagi Bos. Jika kau tidak ingin meminjamkan uang, aku bisa mencarinya ke tempat lain."Mendengar ucapan itu dari bawahnya, David buru-buru memberikan kartu debit miliknya pada Mirae."180465, ambil saja sesuka hatimu. Jika sudah selesai, kau bisa kembalikan padaku."Wanita itu terdiam kaku, sembari menatap kartu debit yang ada ditangannya. Apa David benar-benar serius dengan keputusannya? Dia bahkan memberitahu password dari rekening yang tak seharusnya di ketahui orang lain."Bos, apa maksudnya ini?" Tanya Mirae dengan wajah bingungnya."Lupakan semua perkataan ku tadi, kau bisa meminjam tanpa syarat Mirae. Jika urusanmu sudah selesai, kau bisa kembalikan itu padaku besok. Pergilah..""Mirae, buatkan aku mie goreng!"Seorang lelaki berkemeja biru berteriak kencang, sembari menutup kembali tudung saji yang baru saja dia buka. Matanya merasa bosan, dengan masakan rumahan yang tidak berharga itu.Tahu tempe dan sayur bening tanpa bakso ataupun sosis, itu bukan makanan yang ingin dia santap malam ini. Padahal Mirae sudah susah payah memasak, setelah pulang bekerja. Walaupun tadi sempat ada masalah yang membuatnya bimbang, kewajiban seorang istri harus tetap dijalankan. Akan tetapi lelaki bernama Rey itu, tidak bisa menghargai istirnya. "Rey, bukankah kau sangat ingin sayur sop? Aku sudah membuatnya sekarang. Lagi pula sayang jika tidak dimakan, mubajir."Mirae mengambil satu centang nasi ke atas piring, bermaksud untuk meminta sang suami memakan masakannya. Akan tetapi Rey malah menepisnya hingga pecah, lalu mencubit lengan sang istri kencang. Mirae hanya mampu menjerit kesakitan, dengan mata yang berkaca-kaca. Perlakuan seperti ini sudah sering dia dapatkan, namun t
"Mau kemana kau David!"Lelaki berkaos abu itu pergi dengan wajah penuh amarah, meninggalkan sang istri yang terus menggerutu tanpa jeda. Sebagai seorang suami, dia merasa sangat kesal. Karena keinginannya tidak di penuhi. "David sialan!"Dia masuk ke dalam mobil silver nya, kemudian pergi meninggalkan sang istri yang menjerit tanpa henti. David tidak bisa mentoleransi lagi, sikap wanita itu yang acuh tak acuh padanya. Padahal dia adalah seorang suami yang pantas untuk di hargai, namun wanita itu selalu meremehkan dia di atas segalanya."Sialan, dia pikir pantas bersikap seperti itu padaku?!"David menghentikan laju mobilnya, kemudian merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Lelaki itu menatap sebuah aplikasi berwarna hijau, yang cukup menarik perhatiannya. Lengannya mencari-cari sesuatu yang bisa membuat matanya fresh, seorang wanita cantik atau mungkin teman yang bisa dia ajak bicara."Mereka cantik sekali, adakah yang mau menemaniku malam ini?"Coba-coba lelaki itu mengirim pesa
"Tubuhmu..."David tidak bisa berkata-kata, melihat Mirae telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Dia melihat perut dan payudara yang kendur, belum lagi bekas jahitan di atas vagina yang cukup besar. Kulitnya memang sangat putih, walaupun terdapat beberapa stretch mark yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Dia terlihat sangat menyedihkan sekarang ini."Aku tidak secantik dan semulus yang mungkin kau bayangkan. Tubuhku penuh dengan luka dan benar-benar menjijikan. Kau harusnya mencari wanita yang lebih sempurna, bukan aku yang hina ini."Mirae mengambil selimut yang ada di atas ranjang putih itu, lalu menutupi tubuhnya. Dia merasa malu, dengan lelaki yang begitu terosbesi mengejarnya. Dia malu, karena tidak bisa memuaskan ekspetasi lelaki tampan itu. Namun sebenernya David tidak merasa kecewa, atau jijik sekalipun. Dia malah merasa sangat kasihan dan sedih melihat keadaan Mirae yang seperti ini. Sedikit cerita pernah dia dengar dari orang-orang, jika Mirae telah melalui beberapa k
"Kau sudah bangun?"David menatap wanita yang tengah duduk di depan cermin besar itu, menyisir rambutnya yang basah setelah keramas. Tubuh montoknya hanya dibungkus handuk pendek berwarna putih, membuat lelaki itu menelan ludahnya kasar. Mirae benar-benar sangat cantik, walaupun wajahnya polos tanpa make-up."Kau cantik sekali tanpa make-up seperti ini Mirae."Lelaki itu berjalan menghampiri Mirae disana, dengan tubuh yang masih tanpa pakaian. Bibirnya mencium lembut pipi mulus itu, dengan lengan yang memeluk tubuhnya dari belakang. Mirae hanya diam, tanpa membalas. Waktu bekerjanya sudah selesai, dan kini sudah saatnya dia untuk pulang."Harusnya aku sudah pulang sejak semalam, tapi kau malah menahan ku."Mirae berbalik menatap lelaki tampan itu, lalu memegang dadanya yang bidang dan kekar. Senyuman kecil nampak dari wajah cantiknya, membuat David ikut tersenyum juga. Dia masih tidak menyangka, akan menghabiskan malam yang panjang dengan lelaki tampan ini. Orang yang dia hargai seba
"Kau sudah bangun?"David menatap wanita yang tengah duduk di depan cermin besar itu, menyisir rambutnya yang basah setelah keramas. Tubuh montoknya hanya dibungkus handuk pendek berwarna putih, membuat lelaki itu menelan ludahnya kasar. Mirae benar-benar sangat cantik, walaupun wajahnya polos tanpa make-up."Kau cantik sekali tanpa make-up seperti ini Mirae."Lelaki itu berjalan menghampiri Mirae disana, dengan tubuh yang masih tanpa pakaian. Bibirnya mencium lembut pipi mulus itu, dengan lengan yang memeluk tubuhnya dari belakang. Mirae hanya diam, tanpa membalas. Waktu bekerjanya sudah selesai, dan kini sudah saatnya dia untuk pulang."Harusnya aku sudah pulang sejak semalam, tapi kau malah menahan ku."Mirae berbalik menatap lelaki tampan itu, lalu memegang dadanya yang bidang dan kekar. Senyuman kecil nampak dari wajah cantiknya, membuat David ikut tersenyum juga. Dia masih tidak menyangka, akan menghabiskan malam yang panjang dengan lelaki tampan ini. Orang yang dia hargai seba
"Tubuhmu..."David tidak bisa berkata-kata, melihat Mirae telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Dia melihat perut dan payudara yang kendur, belum lagi bekas jahitan di atas vagina yang cukup besar. Kulitnya memang sangat putih, walaupun terdapat beberapa stretch mark yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Dia terlihat sangat menyedihkan sekarang ini."Aku tidak secantik dan semulus yang mungkin kau bayangkan. Tubuhku penuh dengan luka dan benar-benar menjijikan. Kau harusnya mencari wanita yang lebih sempurna, bukan aku yang hina ini."Mirae mengambil selimut yang ada di atas ranjang putih itu, lalu menutupi tubuhnya. Dia merasa malu, dengan lelaki yang begitu terosbesi mengejarnya. Dia malu, karena tidak bisa memuaskan ekspetasi lelaki tampan itu. Namun sebenernya David tidak merasa kecewa, atau jijik sekalipun. Dia malah merasa sangat kasihan dan sedih melihat keadaan Mirae yang seperti ini. Sedikit cerita pernah dia dengar dari orang-orang, jika Mirae telah melalui beberapa k
"Mau kemana kau David!"Lelaki berkaos abu itu pergi dengan wajah penuh amarah, meninggalkan sang istri yang terus menggerutu tanpa jeda. Sebagai seorang suami, dia merasa sangat kesal. Karena keinginannya tidak di penuhi. "David sialan!"Dia masuk ke dalam mobil silver nya, kemudian pergi meninggalkan sang istri yang menjerit tanpa henti. David tidak bisa mentoleransi lagi, sikap wanita itu yang acuh tak acuh padanya. Padahal dia adalah seorang suami yang pantas untuk di hargai, namun wanita itu selalu meremehkan dia di atas segalanya."Sialan, dia pikir pantas bersikap seperti itu padaku?!"David menghentikan laju mobilnya, kemudian merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Lelaki itu menatap sebuah aplikasi berwarna hijau, yang cukup menarik perhatiannya. Lengannya mencari-cari sesuatu yang bisa membuat matanya fresh, seorang wanita cantik atau mungkin teman yang bisa dia ajak bicara."Mereka cantik sekali, adakah yang mau menemaniku malam ini?"Coba-coba lelaki itu mengirim pesa
"Mirae, buatkan aku mie goreng!"Seorang lelaki berkemeja biru berteriak kencang, sembari menutup kembali tudung saji yang baru saja dia buka. Matanya merasa bosan, dengan masakan rumahan yang tidak berharga itu.Tahu tempe dan sayur bening tanpa bakso ataupun sosis, itu bukan makanan yang ingin dia santap malam ini. Padahal Mirae sudah susah payah memasak, setelah pulang bekerja. Walaupun tadi sempat ada masalah yang membuatnya bimbang, kewajiban seorang istri harus tetap dijalankan. Akan tetapi lelaki bernama Rey itu, tidak bisa menghargai istirnya. "Rey, bukankah kau sangat ingin sayur sop? Aku sudah membuatnya sekarang. Lagi pula sayang jika tidak dimakan, mubajir."Mirae mengambil satu centang nasi ke atas piring, bermaksud untuk meminta sang suami memakan masakannya. Akan tetapi Rey malah menepisnya hingga pecah, lalu mencubit lengan sang istri kencang. Mirae hanya mampu menjerit kesakitan, dengan mata yang berkaca-kaca. Perlakuan seperti ini sudah sering dia dapatkan, namun t
"Sepuluh juta? Uang untuk apa itu Mirae?"Seorang lelaki berkaos hitam itu cukup terkejut, mendengar ungkapan dari salah seorang pegawainya. Apalagi ketika dia tahu, jika wanita itu memiliki seorang suami yang berhubungan akrab dengannya. Untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu? "Mirae, apa suamimu tahu kau akan meminjam uang?"Lelaki tampan itu kembali bertanya, seolah tidak percaya jika dia akan meminjam uang sebanyak itu. Dia bukan seorang bos yang memiliki banyak uang, karena usaha yang dia jalankan hanya bisnis kecil-kecilan. Dia hanya memiliki belasan pegawai, yang bekerja langsung dibawah tanggung jawabnya."Mm, sebenarnya ini keperluan pribadi Bos. Jadi aku harap Bos tidak mengatakan apapun pada suamiku nantinya."Wanita bernama Mirae itu menundukkan kepalanya, berharap jika lelaki yang baru sebulan menjadi atasannya itu, akan meminjamkan uang. Dia sangat butuh untuk melunasi hutang yang menumpuk beberapa bulan terakhir ini, tanpa suaminya tahu. Mirae harus mencari uang pinj