Walaupun raganya pernah disentuh oleh pria-pria lain tapi tetap saja tubuhnya selalu takluk pada pria itu dan sangat merindukan Elang. Perpisahan keduanya sungguh berat, walaupun saat ini Elang sudah bersama dengan Indira. Begitu juga dengan Chacha yang sudah bersama dengan Andrew, namun keduanya masih sulit untuk melepaskan diri satu dengan yang lain. Dari tatapan dan tubuh mereka saat ini sebagai bukti akan hal itu.
Entah siapa yang memulai, keduanya kembali mesra dan Elang menarik Chacha membuat wanita itu jatuh ke dalam pelukannya kembali. Ciuman kembali terjadi dan kali ini Elang dan Chacha seolah ingin melampiaskan perasaannya, keduanya menjadi larut dalam gairah. Elang menyudahi ciumannya dan pria itu dengan cekatan menarik lepas kaos yang dikenakannya. Chacha dengan mengangkat kedua tangannya seolah membantu Elang menarik lepas yang dikenakannya.
Kaos itu langsung mendarat di lantai ketika Elang melepaskannya. Chacha yang dari tadi sudah tidak menggunakan aDengan sigap Elang mengangkat tubuh seksi milik Chacha, membawanya seperti koala dengan bibir yang masih sibuk dengan kegiatannya. Menuntun langkahnya ke ranjang besar. Chacha memekik kecil ketika Elang menjatuhkannya dengan kasar di atas ranjang.Pria itu merangkak naik menyusul sang pujaan, dengan sedikit menindih tubuh Chacha. Elang kembali melumat bibir itu. Chacha mencoba merapatkan pahanya namun Chacha dibuat tersentak ketika pahanya dibuka paksa dan dilebarkan paksa untuk mengangkang.“Kali ini aku tidak bisa menahannya.” Suara serak milik Elang terdengar pelan karena kini pria itu mengarah pada selangkangannya kembali. Tepat di depan kewanitaannya yang sedari tadi berkedut.“Ahhh Elangg...” Chacha kembali mendesah.“Sebutkan namaku lagi, Chaaa.”Sangat hangat ketika Chacha merasakan sapuan lidah Elang kembali dengan miliknya yang sudah basah. Tidak ada gerakan dari pria itu, Elang hanya menggerakan dengan cepat lidahnya dengan menggigit klitorisnya. Bukannya merasa sakit, Chac
“Aku tidak menyesal. Aku hanya bertanya, aku takut kalau kamu menyesal. Aku nggak siap akan itu.” Elang tertawa lalu mencium pelipis Chacha. “Jangan takut, aku nggak menyesal. Aku malah menyukainya dan aku menginginkannya lagi.” Ucap Elang sambil meremas payudara Chacha yang disebalah kanan membuat wanita itu memejamkan matanya sejenak. “Apapun yang kulakukan denganmu tak pernah menjadi penyesalan di dalam hidupku, kamu jelas tahu itu Cha.” Lanjut pria itu lagi dengan mencoba mengulum puncak yang disebelah kiri.“Kamu nggak marah sama aku dengan masa laluku yang menjijikkan? Kamu juga masih mau melakukannya denganku, harusnya kamu jijik dan nggak mau melakukan itu lagi. Bagaimanapun aku sudah berkhianat, aku melakukannya dengan banyak pria. Bahkan kamu tahu keinginanku sangat aneh, fantasiku juga berbeda dengan perempuan normal lainnya. Hubunganku dengan Andrew juga kamu tahu gimana, apa kamu ngg—”“Apa kamu m
Setelah pelepasannya selesai Elang kembali menatap liar tubuh telanjang Chacha yang begitu seksi.Kemudian Chacha merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dengan nakal Chacha juga mengangkangkan lebar pahanya di hadapan Elang yang sedang melihatnya. Elang langsung bangkit dan sudah berada di hadapan milik Chacha yang sedang mengangkang lebar.Kepala Elang langsung menelusup masuk ke dalam selangkangan Chacha. Wanita itu bisa merasakan ciuman Elang di dalam miliknya. Elang menjilati milik Chacha dengan bernafsu apa lagi pria itu tidak pernah bosan untuk merasakan milik Chacha yang sudah merasuki indera penciuman Elang membuat hasratnya semakin besar."Aaaahh.. Elangggg." Desah Chacha nakal.Elang seakan tidak pernah puas menikmati milik Chacha yang sudah mulai mengeluarkan cairan-cairan cintanya. Bahkan pria itu sedang asyiknya menikmati bagian terkecil yang ada di dalam milik Chacha yang membuat wanita itu tidak berhenti mendesah nikmat.“Aaaakkkk&
“Hai, baik. Kabar kamu gimana? Baik jugakan?” Indira tertawa lalu menganggukkan kepalanya.“Kabarku baik. Ayo kita duduk.” Indira mengajak Chacha untuk duduk di kursi tunggu tersebut. “Udah lama banget nggak ketemu sama kamu. Elang kemarin sempat cerita mengenai keadaan Kakak kamu. Aku turut sedih dengarnya, mudah-mudahan Kakak kamu segera sadar ya. Aku yakin Kakak kamu kuat dan dia bisa bangun lagi dan ketemu sama kamu. Aku tahu Kakak kamu sayang banget sama kamu.” Chacha tersenyum.“Makasih ya.” Ucap Chacha tulus.“Aku paham Elang juga ikut sibuk di rumah sakit karena harus pantau keadaan Kakak kamu. Makanya aku nggak masalah kalau Elang nggak pulang. Tapi aku nggak tahu kamu datang, Elang nggak ada cerita sama aku tentang kedatangan kamu. Ini ada makanan buat kamu, biasanya buat Kak Andre karena jaga Kak Bryan. Tapi ini buat kamu aja karena kamu yang jaga, kamu juga perlu makan jangan sampai sakit. Jaga orang sakit itu juga butuh tenaga dan harus bahagia, jangan sampai stress ya? K
“Yaudah kita pulang yuk, aku udah selesai.” Ajak Elang yang baru saja menghampiri Chacha. Wanita itu baru saja selesai makan malam dengan Andre di kantin.“Boleh.” Chacha langsung saja bangkit berdiri.“Maaf ngerepotin ya Lang, titip Chacha.” Kata Andre pada Elang.“Santai aja Kak, kayak sama orang asing aja. Yaudah kalau gitu kita pamit pulang, kalau ada apa-apa kabarin ya Kak.” Andre menganggukkan kepalanya. Elang dan Chacha berjalan meninggalkan Andre menuju parkiran. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke apartemen Elang.“Makasih ya, aku mandi duluan.” Chacha segera masuk ke dalam kamarnya tanpa menunggu jawaban dari Elang.Wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi dan membuka seluruh pakaiannya. Chacha menghidupkan shower dan membasahi tubuhnya. Pintu kamar mandi terbuka membuat Chacha kaget dan melihat Elang yang masuk tanpa menggunakan apapun. Kini Elang sama telanjangnya seperti Chacha.“Kamu mau ngapain?” Tanya Chacha panik.“Mau mandi jugalah.” Jawab Elang sambil te
Chacha terbangun dari tidurnya saat handphonenya berdering dari tadi. Wanita itu masih sangat mengantuk, bahkan Elang masih saja tidur di sampingnya. Wanita itu mengambil handphonenya di atas nakas dan melihat Andrew menghubunginya melalui panggilan video. Sudah pasti hal itu membuat Chacha sangat kaget, dengan cepat ia turun dari tempat tidur dan memakai bajunya.Wanita itu segera keluar dari kamar dengan membawa handphonenya. Chacha menutupi tubuhnya dengan benar bahkan memperbaiki penampilannya agar Andrew tak curiga padanya. Jantungnya berpacu dengan cepat, semoga saja Andrew tidak sadar ada sesuatu yang aneh dengannya. Ia juga berharap agar Elang jangan sampai bangun dari tidurnya dan sadar bahwa ia tak ada di samping pria itu.“Hallo,” Jawab Chacha dan tersenyum menerima panggilan video dari Andrew itu.“Kenapa kau sangat lama sekali mengangkat panggilanku?” Tanya Andrew.“Aku baru saja bangun tidur karena kau menghubun
Untung saja Chacha berpakaian dengan layak karena Andrew tadi menghubunginya. Tadinya Chacha takut Andrew menemukan sesuatu yang aneh ditubuhnya saat panggilan video, maka itu Chacha berpakaian cukup tertutup untuk ukuran di rumah saja. Dengan memakai kaos kebesaran dan celana pendek yang kaosnya menutupi lebih dari setengah paha Chacha.“Kamu kenapa kayak kelihatan kaget gitu? Kamu nggak senang aku datang?” Tanya Indira dengan pakaian rapi dan membawa kotak makanan.“Enggak, aku kaget aja dengan kamu yang tiba-tiba datang tanpa kasih tahu aku.” Indira berdecak.“Aku dari tadi udah hubungi kamu, tapi kamunya aja yang nggak jawab telepon aku. Mau sampai kapan kamu nahan aku di sini? Kamu nggak mau kasih aku masuk?” Tanya Indira lagi, akhirnya Elang sadar dan membuka pintu lebih lebar dan membiarkan Indira masuk.“Hai Indira, selamat pagi.” Sapa Chacha ramah begitu Indira masuk.“Hai Cha, udah bangun juga ternyata. Aku pikir kamu masih tidur, kalian kompak ya dua-duanya udah bangun.” Ka
Sesampainya di hotel Chacha mengirimkan pesan sebuah nomer kamar dan nama hotelnya agar Elang bisa mengirimkan barangnya. Wanita itu tak lagi menanggapi pesan yang dikirimkan Elang padanya. Chacha langsung saja menghapusnya setelah membacanya. Pintu tertutup, Andrew langsung saja menariknya menuju ranjang.Tanpa pikir panjang, Andrew langsung saja membuka pakaian Chacha dan menanggalkan pakaiannya juga. Chacha tahu ia tak lagi bisa menolak keinginan pria itu, karena sudah beberapa saat mereka tidak melakukannya. Untung saja ia bisa menahan Elang untuk tidak meninggalkan bekas ditubuhnya.Maka itu ia aman dan Andrew tidak tahu apa yang sudah dilakukannya di belakang Andrew selama ia berada di Indonesia. Andai saja Andrew tahu, maka hidupnya akan hancur. Andrew akan menyiksanya dan tidak akan memberi ampun padanya. Lagi pula saat ini ia juga sangat merindukan kekasihnya itu. Karena ini pertama kali bagi keduanya berpisah cukup lama setelah menjalin hubungan.&ldqu
EKSTRAPART 2“Cepatlah! Mommy sudah kesakitan!” teriak Agrata pada Bernard yang ada di depan sedang menyetir mobil.Sedangkan Agrata berada di belakang bersama Chacha yang sudah kesakitan karena mau melahirkan. Wanita itu merintih kesakitan, peluh sudah memenuhi keningnya.“Di mana Daddymu? Apakah kau sudah berhasil menghubunginya?” tanya Chacha pada Agrata.“Tak perlu memikirkannya, kalau dia tak datang aku yang akan menemanimu. Jangan khawatir tentang itu, aku akan menghajarnya nanti,” jawab Agrata.“Aku hanya mau Daddymu, teruslah hubungi dia,” pinta Chacha sambil merintih. Hal itu membuat Agrata berdecak.Agrata sangat kesal pada Andrew, karena Agrata sudah melarang untuk Andrew pergi bekerja tetapi Andrew tetap saja bersikeras untuk pergi bekerja.“Ikuti apa kata Mommymu Agrata. Aku sedang menyetir,” kata Bernard pada Agrata.Maka Agrata tak punya pilihan lain selain mencoba menghubungi Andrew. Namun setelah dihubungi hasilnya juga tetap sama Andrew masih saja tak mengangkat pang
Pria itu terdiam sejenak lalu sadar apa yang dimaksud oleh Chacha. Andrew langsung saja menghela napasnya dan berdecak lalu turun dari ranjang. Chacha tertawa dengan keras, wanita itu tahu jika Andrew sudah berusaha menahan diri untuk menyerangnya.Bagaimana tidak, Chacha sengaja hanya memakai pakaian dalam saja. Hal itu membuat Andrew kehilangan akal. Sejak Chacha hamil, baginya Chacha begitu menggoda. Dibagian tertentu milik Chacha membesar dan itu membuat Andrew tak bisa menahan diri.Perut Chacha yang semakin membesar membuat kesan seksi bagi Andrew. Pria itu tak pernah melakukannya sebelumnya bersama dengan Ibu hamil, hal itu membuat fantasi pria itu bermain. Saat dua wanita masa lalunya hamil, Andrew langsung saja meninggalkan keduanya dan mencari wanita lain untuk memberikan kepuasan padanya.Namun saat bersama Chacha, pria itu tak menginginkan perempuan lain. Maka itu Andrew sangat menggilai Chacha belakangan ini termasuk ketika wanita itu hamil. Andrew sangat takluk dan tak p
“Agrata, ada apa? Kenapa kau terlihat tak semangat kali ini?” tanya Chacha saat melihat Agrata banyak diam saat semua orang sibuk menyiapkan diri.Saat ini mereka sedang dalam di studio foto milik Andrew, mereka akan melakukan pemotretan keluarga. Kehamilan Chacha yang sudah lebih delapan bulan membuat mereka sepakat untuk mengabadikan momen itu dalam pemotretan yang dipikirkan oleh Chacha. Untuk konsep Chacha memang mempunyai keinginannya tersendiri. Maka itu Andrew segera mewujudkan keinginan istrinya itu.“Tak apa,” jawab Agrata cuek. Agrata hendak pergi namun Chacha langsung saja menahannya.“Kau tak bisa membohongiku Agrata, katakan atau kita membatalkan kegiatan hari ini? Aku tak mau situasimu ini merusak rencana kita hari ini. Kehadiranmu di foto ini sangat diperhitungkan, bagaimanapun ini untuk adikmu,” tegas Chacha membuat Agrata menghela napasnya. “Apa ini ada kaitannya dengan Mommymu yang tak ada kabar?” tebak Chacha membuat Agrata langsung saja menatapnya dengan lekat. “Ka
“Hai, apa kabar?” tanya Elang pada Indira yang baru saja membuka pintu rumah itu.Elang berpakaian rapi tanda bahwa pria itu baru pulang dari rumah sakit. Kantong matanya sangat terlihat jelas besar dan menghitam. Pria itu memang belum tidur, sepulang keluar dari rumah sakit tujuannya hanya satu yaitu ke rumah Indira untuk bertemu dengan anak-anaknya.“Hai, kabar aku baik. Kamu baru pulang dari rumah sakit?” tanya Indira memastikan ketika melihat keadaan Elang yang sedikit kacau itu.“Iya, tadi malam ada pasien gawat darurat yang harus di operasi. Baru selesai tadi pagi, kacau banget ya?” tanya Elang sambil tertawa melihat keadaannya.“Sedikit. Mau mampir? Mungkin mau ketemu sama Esya?” tawar Indira sambil menyebutkan nama anak mereka yang terakhir.Anak mereka belum genap dua tahun, sehingga tak bisa ikut pergi bermain dengan Elang. Kedatangan pria itu ke tempat Indira karena mau membawa kedua anaknya yang sudah cukup besar untuk bermain sesuai janjinya. Selain itu Elang ingin membaw
“Kenapa kau memegang perutmu? Apakah ada yang sakit?” tanya Andrew khawatir.Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar. Chacha duduk bersandar di kepala ranjang sedangkan Andrew baru saja keluar dari kamar mandi masih menggunakan handuk menutupi pinggangnya. Rambut serta tubuhnya masih basah. Melihat Chacha mengelus perutnya membuat Andrew panik.“Tidak, aku hanya mau mengelusnya saja. Aku masih tak menyangka, kalau aku hamil sekarang. Aku benar-benar tak menyangka hal ini terjadi padaku. Bagiku semuanya masih terlalu abu-abu, aku benar-benar masih belum percaya. Aku hamil lalu melahirkan, hal yang tak pernah kuinginkan dulu tapi sekarang aku jadi tak sabar,” kata Chacha sambil tertawa.“Kau benar, aku juga tak pernah menginginkan pernikahan bahkan anak. Tapi Agrata dan Adelicia hadir di luar kendaliku. Tapi walaupun begitu mereka hadir untuk mengobati lukaku, terima kasih karena kehadiranmu bisa membuatku menerima mereka sepenuhnya,” ucap Andrew tulus sambil mengelus pipi istrinya i
Bernard yang ada di depan ikut tertawa, padahal Chacha masih saja malu ketika harus bermesraan di depan orang. Chacha menyandarkan kepalanya dibahu Andrew dan pria itu mengelus perut Chacha yang masih rata itu. Chacha senang mendapat perhatian yang begitu besar dari Andrew.Selama ini Chacha tak yakin akan mempunyai anak, bahkan setelah setahun menikah Chacha tak terpikirkan akan diberikan. Ia sudah sempat menyerah ketika sudah mulai berharap. Namun ternyata hal tak terduga itu terjadi, kini ia diberikan kepercayaan untuk mempunyai seorang anak dari rahimnya sendiri.Kalau dulu Chacha sangat takut hamil, kali ini ia sangat bersemangat. Chacha ingin tahu bagaimana rasanya hamil dan mengandung selama sembilan bulan. Bagaimana rasanya ngidam, bagaimana rasanya emosi tak stabil karena hamil. Lalu yang terkahir Chacha ingin tahu bagaimana rasanya melahirkan.Dulu Chacha takut punya anak karena tak mau terima anaknya seperti kedua orangtuanya. Ia takut menjadi orangtua yang gagal lalu membu
Satu Tahun Kemudian“Kita kenapa harus periksa ke rumah sakit Mom? Aku tak sakit, aku sehat,” rengek Adelicia pada Chacha. Wanita itu tertawa sambil mengusap kepala Adelicia.“Ini bukan pertama kalinya kita periksa, setiap tahun kita juga pergi periksa. Kamu mau pergi liburan tidak? Kalau mau ikut kamu harus mau diperiksa, tidak akan sakit.” Adelicia menghela napasnya panjang membuat Chacha mengacak-acak rambut Adelicia.Mereka memang sedang berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin yang sering dilakukan setiap tahunnya. Bahkan Chacha dan Andrew melakukan pemeriksaan setahun dua kali. Andrew sedang menemani Agrata pemeriksaan di dalam, pria itu banyak berubah. Sikapnya sudah jauh lebih banyak berubah salah satunya mulai peduli dan mau terlibat pada anak-anaknya.Sikap Andrew semakin hangat, maka itu Andrew mau menemani Agrata di dalam. Sedangkan Chacha menunggu bersama dengan Adelicia, setelah ini Adelicia yang masuk dan diperiksa. Setelah itu Andrew dan Chacha, anak-anak
Andrew memberhentikan pompaannya dan membiarkan Chacha meresapi gelombang pelepasannya hingga usai. Wanita itu lalu bersandar dengan lemas di bahu Andrew. Pria itu lalu kembali memompa lubang milik Chacha dengan perlahan dan kemudian menatap Andrew dengan tatapan sayu. Tangan kanan wanita itu lalu mengusap wajah pria itu yang berkeringat dengan mesra. Lalu Chacha melumat bibir Andrew yang di balas Andrew dengan liar. Lidah keduanya saling berbelit dan bergulat. Andrew lalu melangkah pelan menuju ke ranjang Chacha sambil sesekali memompa milik Chacha sementara bibirnya saling melumat tanpa henti. Setelah sampai di tepi ranjang, lalu Andrew membaringkan tubuh Chacha tanpa melepaskan penyatuan mereka. Pria itu kembali memompa dengan kuat.Ciuman keduanya menggila dan terdengar suara napas tersengal, Chacha membuka mulutnya dan Andrew dengan liarnya membagikan air liurnya ke dalam mulut Chacha yang seakan sudah tidak sadar menanti kepuasan. Setelah itu keduanya kembali mereka berciuman.
Andrew membawa Chacha serta kedua anaknya untuk pergi liburan sekaligus berbulan madu dengan Chacha yang kini sudah menjadi istrinya itu. Walaupun keduanya sering menghabiskan waktu berdua seperti itu, namun rasanya tetap saja berbeda kalau sudah menikah.Keduanya juga sepakat akan membawa Agrata dan Adelicia, karena ini bukan hanya sekedar bulan madu biasa. Tapi sekaligus liburan pertama mereka dengan status sebagai keluarga. Ini memang bukan yang pertama bagi mereka, tapi dengan status yang berbeda akan terasa beda.Kini Chacha resmi menyandang status nyonya Andrew Cordon. Bahkan nama Chacha juga sudah berubah, ada nama Cordon di belakang. Chacha sedang menemani kedua anak Andrew berenang, sedangkan Andrew sedang pergi mengurus keperluan mereka selama liburan.Ada hal yang harus Andrew lakukan langsung, maka itu pria tersebut pergi meninggalkan Chacha sejenak bersama dengan anak-anaknya agar liburan mereka ke depan berjalan dengan baik. Kini seluruh akses yang Andrew punya juga kini