Akhirnya ketiga pria tampan itu masuk ke dalam kendaraannya. Reynard mengambil posisi mengemudi sedangkan Felix di kursi penumpang bagian depan, Arion di belakang.“Bagaimana dengan kalian?” tanya Felix sembari mengeluarkan ipad dari dalam tas kecilnya.Reynard melirik ke arah Arion, “Aku tidak bisa membaca ekspresi wajah mereka.”“Aku juga, semua terlihat normal, terlalu normal.” Setuju Arion menggapi perkataan Reynard.“Kau sendiri bagaimana? Kamera aman?” tanya Arion kepada Felix.Felix tersenyum dan tangannya bergerak dengan lincah di atas layar Ipad yang ada di tangannya.“Lihat ini,” seru Felix menyodorkan ipadnya kepada Arion.“That’s crazy. Bro!” seru Arion puas.Reynard yang sibuk mengemudi tidak dapat melihat apa yang ada di layar ipad. Sampai Felix berkata jika ia telah menaruh 30 titik kamera di setiap sudut bangunan proyek Triple R.“Hahahah!!! Saatnya beraksi!” tawa Reynard puas.“Lalu kamu bagaimana, Yon?” tanya Reynard kepada Arion tanpa mengalihkan pandangannya.“Baga
Usai rapat yang berlangsung selama dua jam itu, Arion segera turun dan kembali ke ruangannya.“Malam ini aku akan kembali ke lokasi proyek,” tukas Felix sebelum mereka berpisah. Karena Reynard dan Felix akan langsung masuk ke dalam ruang control mereka.Arion mengangguk, “Tetap waspada,” pesannya kepada Felix.Di saat bersamaan pintu lift terbuka, Arion keluar, sedangkan Reynard dan Felix melanjutkan naik ke lantai atas.Pria tampan itu berjalan masuk ke dalam ruangannya yang langsung ia kunci. Keningnya berkerut tidak mendapati Emily di dalam, bahkan para pekerja pun sudah tidak terlihat.“Em?”“Emily?”Arion memutuskan untuk menelpon wanitanya itu.Drrzzz DrzzzzTerlihat ponsel Emily bergetar di atas meja kerja Arion. “Dia di mana?”Pria itu berjalan menuju ruangan barunya.CeklekSenyuman tipis terbentuk di wajah tampan itu mendapati kekasihnya saat ini tengah terlelap di atas kasur.Pria itu melangkah dengan hati-hati, mendekat ke arah ranjang, lalu membungkuk, menatap wajah canti
Drzzzttt… Drzzzttt…Ponsel Emily terus berbunyi membuat Arion terjaga darit idurnya, “Damn! Ini sudah jam berapa?” gumamnya serak melihat ke arah jendela, warna langit sudah berubah gelap. Cahaya lampu dari gedung-gedung tinggi terlihat jelas olehnya.Perhatiannya kemudian teralihkan oleh ponsel Emily, lalu melihat ke Emily yang masih tertidur lelap di dalam pelukannya.Diciumnya puncak kepala Emily penuh cinta dan bangun dengan hati-hati. Berjalan menuju buffet lemari, melihat siapa yang menghubungi wanitanya itu, tiba-tiba keningnya berkerut melihat nama Raul di layar ponsel Emily.“Untuk apa dia menghubungi Emily di jam seperti ini?” gumamnya pelan.“Yon?” terdengar suara Emily yang juga ikut terbangun karena nada dering ponselnya.“Ya sayang?” Arion menoleh dan menghampiri Emily dengan tangannya yang memegang ponsel wanitanya itu.Mata Emily tertuju di ponselnya saat Arion memberikan ponselnya, dia meraihnya dan melihat si penelpon. Hal yang sama pun terjadi, Emily bingung kenapa
Dua puluh menit perjalanan, akhir mereka tiba di kediaman Ethan dan Della. Namun, raut wajah Emily terlihat tidak begitu baik. “Ada apa, hmm?” tanya Arion begitu memakirkan kendaraannya tepat di depan pintu utama. Emily menoleh ke arah Arion. “Yon…” “Iya?”“Aku khawatir dengan reaksi papa dan mama.” Jujur Emily. Arion tersenyum dan membelai wajah Emily dengan lembut, “Biar aku yang bicara.” Wanita cantik itu pun mengangguk pelan. Arion membuka seatbeltnya, lau membuka seatbelt Emily. “Tunggu.” Arion segera keluar dan mengitari mobil, membuka pintu untk Emily. “Ayo, sayang.” Arion mengulurkan tangannya, membawa Emily di dalam genggamannya. Dan di saat bersamaan terlihat Rhea baru saja keluar dari mansion mereka dengan helm fullface di tangannya. “Kak Arion!” seru Rhea senang melihat Arion. “Hai Rhe!”sahut Arion melakukan tos ala pria, namun tangannya yang satu tidak melepaskan genggaman tangannya dari Emily. Rhea memainkan kedua alisnya naik turun, “Akhirnya go public kak?”
“Mommy?” gumam Arion dan Chelsea bersamaan saat melihat Bella yang menyusul keluar. Bella dengan wajah sumringahnya menghampiri Arion, Emily dan Chelsea. “Siapa yang menikah? Chelsea? “Ihh Mom, bukan aku ‘lah!” sahut Chelsea dengan cepat. “Jadi, Arion dan Emily?” Blush…. Wajah Emily memerah bak kepiting rebus. “Mom…” Arion tersenyum melihat Bella yang begitu bersemangat. “Sudah aku duga, Mommy pasti tahu sesuatu.” “Ooops!” Bella menoleh ke Chelsea dan menarik serta Emily, “Ayo, kita masuk.” Arion terkekeh melihat sikap sang mommy, kemudian menyusul langkah para wanita cantik itu masuk ke dalam mansion. “Kak Chelsea…!” teriak twins dengan begitu bersemangat, mereka menuruni tangga dengan berlari.Chelsea tersenyum senang dan membuka lebar kedua tangannya menyambut pelukan adik kembarnya. “Sorry kemarin Kakak gak datang di birthday party kalian.” “No problem kak,” jawab Irina. “Benar kak! Kaka datang aja kami sudah senang banget! Padahal kakak lagi sibuk banget.” Imbuh Iris me
Di saat Emily, hendak tidur bersama Chelsea dan twins. Tiba-tiba notifikasi ponsel Emily berbunyi, wanita cantik itu segera membuka pesan yang tentu saja di kirim oleh Arion. ‘Keluar sayang’ Emily mengerutkan keningnya. Dengan hati-hati ia turun dari tempat tidur, di mana di sebelahnya saat ini Chelsea sudah tertidur lelap. Emily melangkah keluar dari kamar temaran itu, ia menggunakan cahaya dari layar ponselnya sebagai penerangan. Begitu ia membuka pintu, terlihat pria tampan dengan pakaian rumahan sudah berdiri dengan bersandar di pilar sambil bersedekap. Pria itu tersenyum manis dan memamerkan lesung pipi yang begitu menawan, perlahan melangkah mendekati dirinya. “Ayo, sayang.” Sembari memakaikan Emily kimono yang ia pakai sebelumnya, karena kekasihnya itu hanya memakai gaun tidur yang cukup terbuka. Mungkin milik Kak Chelsea atau Twins. Emily terlihat bingung, “Mau kemana? Ini sudah jam dua belas, Yon.” Sahutnya yang mengikuti Arion, memasukkan kedua tangannya, lalu sete
Arion membawa tubuh Emily masuk ke dalam dekapannya, “Mau pindah di kamar?” tanya Arion lembut. Emily menggelengkan kepalanya pelan, dan semakin masuk ke dalam dekapan Arion. Membuat pria tampan itu tersenyum lembut dan memperbaiki posisinya. “Hmm… sayang…” Emily mendongak, menatap wajah Arion yang terdapat bulu halus di wajahnya, menambah kadar ketampanan pria ini. “Hmm?” “Aku ingin menceritakan sesuatu.” Ucap Arion pelan. Emily hanya diam tanpa melepaskan tatapan matanya menatap wajah kekasihnya itu. Dia menanti, menunggu penjelesan yang selama ini sangat ia tunggu. Cup! Arion mengecup dan melumat bibir Emily dengan lembut, “Sayang,” ucapnya lagi begitu melepaskan lumatannya sembari membelai wajah cantik Emily. “Aku dijebak oleh Tasha.” Emily membelalakkan kedua mata indahnya, wanita cantik itu duduk dan menatap lurus ke arah Arion, “Apa maksud kamu sayang?” tanyanya tanpa memedulikan penampilannya sekarang bisa saja membuat kekasihnya itu kembali menerkamnya. Arion
Arion turun terlebih dahulu kemudian mengitari depan mobil, bergegas membuka pintu untuk kekasih hatinya, dengan sneyuman lembut ia mengulurkan tangannya. “Hati-hati, sayang.” Ucapnya lembut seraya menahan puncak kepala Emily agar tidak terbentur dengan atap mobil. Emily menerima uluran tangan Arion, keluar dari mobil dengan senyuman manisnya. “Sayang…” gumam Emily terkejut saat Arion langsung meraih pinggangnya membuat tubuh mereka begitu rapat. Tanpa ragu ia mengecup kening Emily, di mana pagi ini, suasana depan kantor begitu ramai. Para karyawan berlalu lalang, mereka serentak melihat hal luar biasa dari pria nomor dua di perusahaan ini. Yang tidak lain adalah putra mahkota dari Austin Harold, penerus keluarga Harold sedang mencumbu sekretarisnya sendiri. Arion yang melihat wajah merona Emily hanya tersenyum, “Iya sayang?” “Yon… Em?” Arion dan Emily sontak menoleh ke asal suara tersebut, terlihat Reynard saat ini berdiri dengan ekspresi yang tak bisa di jelaskan. Sedangkan F