Hai kesayangan author~ Jangan lupa berikan Vote untuk karya ini ya sayang ~~ JAngan lupa tinggalkan komentar kalian... Love you
“Hai Emily,” Raul juga menyapa Emily saat pria itu sudah berada di depan Arion dan Emily.“Malam Pak Raul.” Balas Emily dengan formal.Raul mengernyitkan keningnya, “Kenapa kamu begitu formal, Emily? Bukankah kita sudah berteman.”“Ah… Itu,”“Ada perlu apa kamu datang ke kantor jam begini?” sela Arion sembari berdiri di depan Emily, menutupi tubuh Emily dengan tubuh tegapnya.“Aku tadi sekedar lewat dan bertanya ke security, beruntung kamu masih ada. Aku ingin mengajakmu ke Club,” tukas Raul lalu tersenyum, “bagaimana jika sekalian Emily ikut?”Arion berusaha tenang, selain Reynard dan Felix. Raul terbilang cukup akrab dengannya.“Sepertinya tidak bisa bro, aku masih ada pekerjaan setelah dari sini.” Jawab Arion dan menoleh ke belakang, “benarkan, Emily?” tanya sambil mengedipkan mata tanpa di lihat oleh Raul.“Benar Pak, maaf Pak Raul.” Emily dengan tanggap menerima sinyal dari Arion.Raul menghela nafas, “Hah, benarkah. Mau bagaimana lagi, tapi lain kali kamu jangan menolaknya.” Tuk
Keesokan paginya, Arion dan Emily menuju Orion Coorporation bersama-sama. “Sayang, Emily?” Arion memanggil Emily begitu lembut dengan pandangannya fokus menatap lurus ke arah jalan.“Iya?”“Jangan membalas pesan dari siapapun,”“Hem? Lalu bagaimana cara aku bekerja kalau tidak membalas pesan yang masuk?” jawab Emily dengan tenang menatap bingung kepada Arion.Arion menghela nafas, benar yang dikatakan Emily. Dialah yang mengurus segala hal untuk bagian administrasi, bagaimana bisa ia tidak membalas pesan. Salahnya tidak meminta hal itu lebih detail.“Apapun itu, selama bukan di nomor pribadimu sayang.” Jelas Arion menambahkan.“Oh…”“Hari ini aku, Reynard dan Felix akan menungunjungi proyek pembangunan Triple R, tapi sebelum makan siang, aku usahakan untuk kembali.”“Loh? Memangnya ada jadwal seperti itu?” Emily segera membuka ipad yang ada di tangannya melihat jadwal Arion.“Tiba-tiba,”“Lalu bagaimana dengan meeting di jam 9 pagi dan jam 1 siang ini?” tanya Emily.Arion menaikkan sa
Mendengar nama Emily di sebut, Arion menoleh dan mendapati Emily sudah ada di belakangnya, baru saja keluar dari toilet. “Apa tadi dia melihatnya?” batin Arion, gusar.“Semoga saja tidak,” harapnya cemas.Emily berjalan melewati Arion dan raut wajahnya terlihat begitu tenang, tapi enggan melihat ke arahnya.“Emily, ke ruanganku!” tegas Arion.“Baik,” jawab Emily santai.“Rey! Thanks!” seru Arion sambil mengangkat ibu jari nya.“No problem, Bos!”Arion pun masuk ke dalam ruangannya bersama Emily.Begitu pintu tertutup, Arion segera memeluk Emily dari belakang. “Sayang…”“Hmm?”“Jangan marah, please…” gumam Arion di tengkuk leher Emily.Emily hanya mendengus pelan, “Nanti saja kita bicarakan, lebih baik kita naik untuk meeting.”Cup!Arion mencuri satu kecupan di sudut bibir Emily.Namun tatapan tajam terlihat oleh wanitanya itu.Emily melangkah menuju meja dan mengambil tissue, lalu kembali mendekati Arion lagi, “Setidaknya bersihkan dulu bekas lipstick pacar Anda!” tukasnya sinis sema
Akhirnya ketiga pria tampan itu masuk ke dalam kendaraannya. Reynard mengambil posisi mengemudi sedangkan Felix di kursi penumpang bagian depan, Arion di belakang.“Bagaimana dengan kalian?” tanya Felix sembari mengeluarkan ipad dari dalam tas kecilnya.Reynard melirik ke arah Arion, “Aku tidak bisa membaca ekspresi wajah mereka.”“Aku juga, semua terlihat normal, terlalu normal.” Setuju Arion menggapi perkataan Reynard.“Kau sendiri bagaimana? Kamera aman?” tanya Arion kepada Felix.Felix tersenyum dan tangannya bergerak dengan lincah di atas layar Ipad yang ada di tangannya.“Lihat ini,” seru Felix menyodorkan ipadnya kepada Arion.“That’s crazy. Bro!” seru Arion puas.Reynard yang sibuk mengemudi tidak dapat melihat apa yang ada di layar ipad. Sampai Felix berkata jika ia telah menaruh 30 titik kamera di setiap sudut bangunan proyek Triple R.“Hahahah!!! Saatnya beraksi!” tawa Reynard puas.“Lalu kamu bagaimana, Yon?” tanya Reynard kepada Arion tanpa mengalihkan pandangannya.“Baga
Usai rapat yang berlangsung selama dua jam itu, Arion segera turun dan kembali ke ruangannya.“Malam ini aku akan kembali ke lokasi proyek,” tukas Felix sebelum mereka berpisah. Karena Reynard dan Felix akan langsung masuk ke dalam ruang control mereka.Arion mengangguk, “Tetap waspada,” pesannya kepada Felix.Di saat bersamaan pintu lift terbuka, Arion keluar, sedangkan Reynard dan Felix melanjutkan naik ke lantai atas.Pria tampan itu berjalan masuk ke dalam ruangannya yang langsung ia kunci. Keningnya berkerut tidak mendapati Emily di dalam, bahkan para pekerja pun sudah tidak terlihat.“Em?”“Emily?”Arion memutuskan untuk menelpon wanitanya itu.Drrzzz DrzzzzTerlihat ponsel Emily bergetar di atas meja kerja Arion. “Dia di mana?”Pria itu berjalan menuju ruangan barunya.CeklekSenyuman tipis terbentuk di wajah tampan itu mendapati kekasihnya saat ini tengah terlelap di atas kasur.Pria itu melangkah dengan hati-hati, mendekat ke arah ranjang, lalu membungkuk, menatap wajah canti
Drzzzttt… Drzzzttt…Ponsel Emily terus berbunyi membuat Arion terjaga darit idurnya, “Damn! Ini sudah jam berapa?” gumamnya serak melihat ke arah jendela, warna langit sudah berubah gelap. Cahaya lampu dari gedung-gedung tinggi terlihat jelas olehnya.Perhatiannya kemudian teralihkan oleh ponsel Emily, lalu melihat ke Emily yang masih tertidur lelap di dalam pelukannya.Diciumnya puncak kepala Emily penuh cinta dan bangun dengan hati-hati. Berjalan menuju buffet lemari, melihat siapa yang menghubungi wanitanya itu, tiba-tiba keningnya berkerut melihat nama Raul di layar ponsel Emily.“Untuk apa dia menghubungi Emily di jam seperti ini?” gumamnya pelan.“Yon?” terdengar suara Emily yang juga ikut terbangun karena nada dering ponselnya.“Ya sayang?” Arion menoleh dan menghampiri Emily dengan tangannya yang memegang ponsel wanitanya itu.Mata Emily tertuju di ponselnya saat Arion memberikan ponselnya, dia meraihnya dan melihat si penelpon. Hal yang sama pun terjadi, Emily bingung kenapa
Dua puluh menit perjalanan, akhir mereka tiba di kediaman Ethan dan Della. Namun, raut wajah Emily terlihat tidak begitu baik. “Ada apa, hmm?” tanya Arion begitu memakirkan kendaraannya tepat di depan pintu utama. Emily menoleh ke arah Arion. “Yon…” “Iya?”“Aku khawatir dengan reaksi papa dan mama.” Jujur Emily. Arion tersenyum dan membelai wajah Emily dengan lembut, “Biar aku yang bicara.” Wanita cantik itu pun mengangguk pelan. Arion membuka seatbeltnya, lau membuka seatbelt Emily. “Tunggu.” Arion segera keluar dan mengitari mobil, membuka pintu untk Emily. “Ayo, sayang.” Arion mengulurkan tangannya, membawa Emily di dalam genggamannya. Dan di saat bersamaan terlihat Rhea baru saja keluar dari mansion mereka dengan helm fullface di tangannya. “Kak Arion!” seru Rhea senang melihat Arion. “Hai Rhe!”sahut Arion melakukan tos ala pria, namun tangannya yang satu tidak melepaskan genggaman tangannya dari Emily. Rhea memainkan kedua alisnya naik turun, “Akhirnya go public kak?”
“Mommy?” gumam Arion dan Chelsea bersamaan saat melihat Bella yang menyusul keluar. Bella dengan wajah sumringahnya menghampiri Arion, Emily dan Chelsea. “Siapa yang menikah? Chelsea? “Ihh Mom, bukan aku ‘lah!” sahut Chelsea dengan cepat. “Jadi, Arion dan Emily?” Blush…. Wajah Emily memerah bak kepiting rebus. “Mom…” Arion tersenyum melihat Bella yang begitu bersemangat. “Sudah aku duga, Mommy pasti tahu sesuatu.” “Ooops!” Bella menoleh ke Chelsea dan menarik serta Emily, “Ayo, kita masuk.” Arion terkekeh melihat sikap sang mommy, kemudian menyusul langkah para wanita cantik itu masuk ke dalam mansion. “Kak Chelsea…!” teriak twins dengan begitu bersemangat, mereka menuruni tangga dengan berlari.Chelsea tersenyum senang dan membuka lebar kedua tangannya menyambut pelukan adik kembarnya. “Sorry kemarin Kakak gak datang di birthday party kalian.” “No problem kak,” jawab Irina. “Benar kak! Kaka datang aja kami sudah senang banget! Padahal kakak lagi sibuk banget.” Imbuh Iris me
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re