Arion dan Felix terperangah, sama-sama kesulitan menelan saliva mereka, “Uncle Max….?” gumam mereka bersama. “Iya, itu syarat yang diberikan uncle Max untuk menunjukkan keseriusanku kepada Lea,” jawab Reynard. “Sayang, duduk dulu.” Ujar Emily menarik lembut tangan suaminya. Cecilia pun menyuruh Felix untuk duduk dan berbicara dengan tenang. Begitu Arion dan Felix duduk, Reynard kembali menceritakan bagaimana ia menemui Uncle Max dan meminta restu kedua orang tua kekasihnya. “Jadi, kau mengiyakan syarat dari uncle?” tanya Arion. Reynard mengangguk, “Apa aku dalam posisi bisa menolak?” jawabnya sambil tersenyum tipis. Emily berdiri dan mendekati Eleanor, “Hey… Are you okay?” Dengan gelengan kepala yang lemah, Eleanor menyambut Emily dan memeluk pinggang Emily, “No, I’m not ok, Em.” Reynard berdiri dari duduknya, “Duduk di sini, Em.” Ujarnya memberikan waktu kepada Emily dan Eleanor. “Thank you.” Emily duduk dan memeluk Eleanor. Cecilia yang memang duduk di sisi Eleanor langsu
Dua hari pun berlalu begitu cepat, di laboratorium yang sangat tertutup itu, ada seorang wanita berhasil menjelajahi beberpa titik laboratorium milik Profesor Graaf. Dan tepat hari ini, sesuai kesepakatan Rafael sudah harus masuk ke laboratorium utama, di mana ia akan melakukan operasi dan semua aktifitas yang katanya akan mengubah hidup Rafael. Naina sendiri tidak tahu apa yang hendak Profesor Graaf akan lakukan kepada Rafael. “Tuan muda, apa Anda akan baik-baik saja jika aku tidak ada disini?” tanya Naina lembut saat masih bersama Rafael di dalam kamar. Rafael berdecak cukup kesal, “Ya entahlah! Kenapa profesor gila itu gahrus mengirimmu kembali! Bagaimana jika aku ingin seks?!” Naina ingin sekali mencabik mulut Rafael yang hanya memikirkan seks saat bersamanya. Ya, Naina selama dua hari di laboratrium ia harus melayani dua pria sekaligus, Rafael dan pengawal yang berhasil ia rayu, Dart. Untuk Rafael sendiri ia tidak kelelahan sama sekali, tapi jika dia bersama Dart, tenagany
Setelah itu Naina dapat mendengar suara derap langkah berat masuk ke dalam mobil dan meraih tangannya, “Saya hanya melakukan prosedur!” seru Dart kepada Naina sembari memborgol satu pergelangan tangan Naina dan yang satunya ia kaitkan di hand grip mobil.Naina hanya membalasnya dengan anggukan kepala sebagai jawaban. Terlihat jelas sekali jika Dart sengaja tidak memborgol kedua tangannya.Tidak lama kemudian ia dapat mendengar suara pintu mobil yang di tutup. Menunggu beberapa menit akhirnya ia dapat merasakan mobil mulai berjalan.Naina yang saatini hanya berdiam diri mulai memikirkan apa saja yang ia harus lakukan untuk memanfaatkan kesempatan besar yang ia dapatkan saat ini.Naina yang sebenarnya memiliki identitas sebagai spy dari salah satu mafia besar di kota Amsterdam tengah menyamar di kediaman Fabio yang mereka ketahui jika Fabio terkait dengan sebuah orgnanisasi besar yang mereka cari.Naina yang awalnya ingin menjadi seorang perawat baik hati dan lembut akhirnya mengubah pl
Nao atau Naina segera memakai pakaiannya dan kembali masuk ke dalam kamera di alat komunikasinya. Di sana sudah duduk Mr. B, Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon dan Zeta yang menunggu laporannya. “Hmm, sebelum itu, apa pria di sampingmu itu aman?” “Sangat aman Nona Alpha! Dia akan tertidur beberapa jam ke depan.” Sahut Nao (Naina). Alpha mengangguk dan membiarkan Nao melanjutkan laporannya, “Jadi selama dua hari saya berada di laboratorium, tidak ada gerakan aneh dari para tim medis. Dan saya kesulitan untuk masuk ke dalam karena keamanan mereka yang cukup ketat, bahkan para pengawal luar dan pengawal di dalam laboratorium di bedakan oleh Profesor Graaf.” “Jadi bagaimana cara kita untuk bisa masuk ke dalam area dalam laboratorium.” Tanya Alpha. “Kalau untuk itu tinggal saya serahkan kepada Nona Beta, kamera pengintai versi terbaru dari Nona Beta sudah aku masukkan ke dalam tubuh Rafael.” “Begitu juga dengan pria ini Nona, aku hanya bisa memberikannya kepada dua orang, dikarenakan
Berbeda dengan keadaan di Berlin, hari ini, sesuai kesepakatan. Reynard akan pergi mengikuti pelatihan. Pria itu baru saja mendarat di Bandara Internasional Berlin Brandenburg dengan menggunakan private jet milik Arion, private jet yang membawanya kembali dari Amsterdam. Setelah menghabiskan dua hari dua malam bersama sang kekasih hati. “Rey...” Panggilan lembut membuat Rey menoleh, menatap kekasihnya yang tengah memeluk lengannya. “Iya beib?” “Baik-baik di sana, hmm?” Reynard tersenyum dan mengangguk, “Iya, kamu juga baik-baik disini, hmm?” Setelah menghabiskan waktu dua malam yang intim, berbicara dari hati ke hati. Eleanor mulai bisa menerima keputusan yang di ambil oleh Reynard. Meskipun berat, inilah ujian untuk hubungan mereka. Ia sadar dengan kebijakan sang Ayah setelah kata-kata yang dikeluarkan oleh Reynard saat mereka pillow talk, “Aku mungkin melakukan hal yang sama jika aku memiliki seorang putri nantinya, jika ada seorang pria tengil dan mengabaikan putriku selama
Tibalah Arion dan Emily di mansion Harold. Di mana saat pintu terbuka, terlihat lukisan yang begitu indah menyambut mereka. Lukisan yang di buat oleh seseorang yang begitu menghargai Bella, memberikan hadiah tersebut.“Kak Arion...!” seru gadis berambut blonde sambil melambaikan tangan ke arah Arion, tersenyum begitu manis dan bahagia melihat kedatangan Arion.“Kak emily!” Sophia pun menyambut Emily dengan senyum bahagia.“Haii Sophia... Long time no see... Kamu semakin cantik, sayang!” sambut Emily kepada Sophia.Sophia segera berdiri dan berlari kecil menghampiri Arion dan Emily, ia masuk ke dalam pelukan Emily, “Kak Emily juga semakin cantik! Dan oh my! Perut kakak?” seru Sophia dengan mata berbinar-binar melihat perut Emily yang kian membesar.“Hahhaha...”“Iya, gendut ya?”Sophia menggelengkan kepalanya, No. No. No.! Ini sangat menggemaskan!” serunya senang sambil mengusap perut Emily.“Hah, ternyata kau menyuruh kami datang karena ini!” imbuh Arion.Sophia mendongak ke atas dan
“Uncle Gerald... Aku ingin bertanya pada uncle tentang siapa sebenarnya Steve dan Jennifer?!”Pertanya frontal yang tanpa ragu Arion layangkan kepada Gerald.“What??? Apa yang baru saja kau bilang?!” pekik Gerald. Kemudian terdengar ia berbicara, “Baby, tunggu dulu. Arion sepertinya ingin berbicara hal penting.”“Iya uncle, aku sudah tahu siapa Steve dan Jennifer, jadi jangan lagi uncle tutupi, ceritakan apa yang uncle ketahui!”“Astagaaa Arion! Your Dad bisa membunuhku!”“Aku tidak peduli uncle, kalau tidak aku akan memberitahu aunty Irene tentang status uncle yang sebenarnya!”“Shit! Kau sudah bisa mengancamku Arion!”“Well, terpaksa! Karena saat ini hanya uncle yang bisa memberikan aku jawaban!”Gerald menghela napas berat, “Baiklah! Uncle akan menceritakan tentang uncle bersama wanita yang bernama jennifer dan pria bernama Steve. Tapi uncle harap, kamu tidak menyalahkan apapun lagi, karena semua itu sudah menjadi masa lalu.”“Hmm, baik uncle.” Jawab Arion cepat, mengiyakan. Tapi w
“Hingga tak terduga aku tahu jika Steve dan Giselle sepertinya menutupi sesuatu...”“Lanjutkan uncle!”“Hah... Baiklah! Lagi pula kau sudah dewasa dan segera memiliki seorang anak!’“Lalu...”---"Hai Pak Steve..!!!" sapa Gerald ramah menyambut Steve."Hai Pak Gerald..!!" balas Steve."Halo Pak Frank, !!" sambung Steve menjabat tangan Gerald dan Frank bergantian."Halo Pak Steve..!!" balas Frank."Mari..mari masuk.." seru Gerald.Steve di perkenalkan dengan beberapa pebisnis handal dari negara China, Jepang, Indonesia, Korea, Swiss, Polandia, Inggris, dan Venezualla.Tidak terasa mereka mengobrol sampai sore. Beberapa tamu yang lain sudah kembali ke negara mereka masing-masing."Steve, bagaimana kalau kita lanjut sampai malam..?" seru Gerald yang memanggil Steve tanpa embel-embel Pak.Karena merasa nyambung, Gerald, Steve dan Frank tidak lagi menggunakan panggilan formalitas diantara mereka."Come on Bro..!!! Kami akan berbagi sesuatu dengan mu kalau kamu tidak keberatan dengan pembag
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re