Aw aw awa.... Ternyata duo ini, benar-benar Hot >,< astagaaaa... yuk vote vote nya sayang-sayang, komentar dong ~ biar langsung up next babnya...
“Aku akan membeli obat salep pereda nyeri untukmu, hmm?” seru Felix yang langsung bangun dari duduknya. Cecilia menahan tangan Felix, mencegat prianya untuk beranjak, “Ada apa sayang?” “Gak perlu, Fel.” “Tapi…” Cecilia menggeleng pelan, membuat Felix tersenyum, ia paham jika saat ini kekasihnya itu tidak ingin ditinggal sendirian. Ia kembali berada di sisi Cecilia, berbaring dan memasukkan Cecilia masuk ke dalam pelukannya. “Maaf sudah membuatmu sakit.” Bisiknya mesra. “Aku juga menginginkannya, Fel. Jangan merasa bersalah seperti ini. Lagi pula…” Cecilia berhenti berbicara dan menutup rapat bibir atas dan bawahnya. “Lagi pula apa sayang?” Cecilia menggeleng pelan kepalanya, “Hmm, gak ada.” Felix mengurai pelukannya dan menatap wajah bersemu merah wanitanya itu, “Enak?” tanyanya menggoda sang kekasih. Blush… “Fel….” Felix terkekeh pelan dan kembali memeluk mesra Cecilia, mengecup puncak kepala Cecilia yang di balas oleh Cecilia tak kalah eratnya. Menyandarkan wajahnya di da
Berbeda pula dengan pasangan yang saat ini tengah memadu kasih dengan begitu liar, bahkan mereka lupa jika saat ini, ada kedua orang tua Eleanor, Max dan Hana di lantai bawah. Reynard menghujam Eleanor dengan cepat dan dalam, menyentuh bagian terdalam rahim Eleanor, “Ah! Rey… Ah!” desah Eleanor yang saat ini berada di gendongan Reynard. Tubuhnya melayang dan kedua kakinya melingkar dengan kuat di pinggul Reynard yang terus melesakkan kejantanannya begitu kuat, di posisi seperti ini Eleanor dibuat mengerang dalam kenikmatan, “Oh Rey! Ini sangat dalam sayang!” “Kamu suka?” Eleanor mengangguk cepat dan meraih wajah Reynard, melumat bibir Reynard sembari mengurai rambut lembut Reynard. Reynard sendiri melilit lidah Eleanor, menghentakkan pinggulnya kian cepat dan kuat, tubuh basah mereka saling menempel, memberi kesan licin yang menggairahkan. “Oh Rey! Rey! Aku tidak tahan lagi Rey!” “Keluarkan sayang!” seru Rey mempercepat hujamannya hingga Eleanor kembali menukikkan tubuhnya ke be
Reynard seketika terdiam hingga ia kembali ke alam nyata, ia benar-benar lupa jika saat ini masih berada di dalam kamar kekasihnya.Tok tok tok“Lea…?” Hana kembali mengetuk pintu kamar Eleanor.Ia tersenyum dan menarik napas pelan. Dengan sigap ia memakai pakaiannya dengan tenang lalu menuju walk in closet milik Eleanor, ia membuka satu per satu lemari dan mencari gaun terusan, “Sorry sayang, aku terpaksa!”Setelah mendapatkan yang ia cari, ia segera memakaikan Eleanor pakaian dengan hati-hati. “Beib…?” Eleanor membuka matanya perlahan.“Ah kamu bangun Beib? Sorry, aku hanya ingin memakaikanmu pakaian.”Eleanor tersenyum dan menggeleng pelan, ia melingkarkan kedua tangannya di leher Reynard, “Tidak apa-apa Rey, thank you. Tapi lebih baik aku mandi dulu baru sekalian pakaian,” jawabnya manja.Reynard tersenyum dan mendekatkan telinganya, “nanti saja mandinya, karena…”“Jangan bilang kamu mau la—”“Ada Aunty Hana di depan kamar kamu, beib.”Eleanor yang masih menutup matanya, belum sad
Hana menyusul masuk ke dalam kamar dan menghampiri sang suami yang saat ini tengah duduk di sofa, tempat di mana tadi ia sedang bersama sang istri tengah bercumbu. Panggilan Eleanor membuat keduanya menghentikan kegiatan panas mereka, “Sayang, sebenarnya apa yang terjadi? Apa ada yang tidak aku ketahui?” suara Hana yang begitu lembut bertanya kepada sang suami. Max menoleh dan menarik lembut tangan istrinya, dengan lengannya yang kuat begitu mudah mengangkat tubuh Hana duduk di pangkuannya. “Hah… Eleanor dan Reynard berpacaran.” Ujar Max dengan suara baritonnya. “Wow, sejak kapan? Kenapa aku sama sekali tidak tahu?” jawab Hana dengan wajah penuh senyuman. Max mengerutkan keningnya melihat reaksi yang diberikan istrinya, “Apa kamu tidak keberatan atau ragu dengan hubungan mereka sayang?” Kini bergantian Hana yang bingung dan menatap sang suami, penuh tanda tanya, “Kenapa harus keberatan dan ragu dengan hubungan mereka berdua? Bukannya itu bagus? Akhirnya perasaan putri kita berbal
Pria C terus bermain di liang kewanitaan Hana hingga dirinya mencapai klimaks dan menumpahkan di atas punggung Hana. "Ahhh...shit !! Miliknya nya sungguh luar biasa !!" maki Pria C tersebut yang kini sudah terduduk di sofa untuk beristirahat. Dan di saat bersamaan rambut Hana di tarik dan kepala di gerakkan dengan kasar. Pria A bergerak cepat dan menekan miliknya hingga ke dalam tenggorakan Hana membuat dirinya terus mengeluarkan air mata merasakan perih luar biasa. Belum juga dirinya harus menahan perih tersebut. Kini di bagian bawah tubuhnya kembali di di hantam dengan kasar oleh pria lain. "Aggkk Agkk Akhh.." suara Hana tercekat karena kini tenggorokannya di penuhi oleh cairan lengket si Pria A yang sudah menumpahkan cairannya ke dalam tenggorokan Hana. "Uekk Uhhkk..Akkkh.." Hana yang hendak muntah karena rasa asing itu kembali harus menelan sperma milik pria si A karena mulut nya di bekap. "Telan milikku !!" Hana lagi-lagi menangis. Dan dengan susah payah harus menelan cai
"Bangun dan biarkan mereka yang selesaikan yang disini !!" titah Austin dan melirik sesaat ke arah wanita yang tengah menangis."Ba—baik Tuan..." jawab Max dan segera berdiri dan melirik ke arah Hana.Hana juga menatap lurus ke arah pria yang sudah menyelamatkannya.Namun, Max berjalan mengikuti langkah Austin."Ah..apakah aku tidak dapat bertemu lagi dengan anda Tuan..?" batin Hana."Hahhh !! Fin ! Bantu wanita itu !! Sepertinya Max tidak kuat untuk menggendongnya...!" seru Austin.Sedangkan anak buah Max memukul lima belas pria, hingga semua bawahan si Pria A tidak berdaya tergeletak di lantai.Max membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang dia dengar."Baik Tuan !!!" jawab Fin dengan cepat lalu mengambil selimut yang ada di atas buffet dan hendak melangkah namun Max segera menatapnya dengan tatapan ingin mencabik-cabiknya."Aku masih bisa Tuan...!" sela Max dan meraih selimut yang di pegang Fin."Ta—tapi Tuan Max, anda saat ini terluka pa—" Fin tidak melanjutkan ucapannya
“Pergilah ke negara konflik untuk melakukan misi pelatihan Keluarga Harold lebih awal!”Deg!Reynard yang mendengar syarat dari Max tertegun, namun ia sudah bertekad dan berjanji. Bukankah sebagai laki-laki harus memegang kata-katanya.Ia menutup mata dan menarik napas, “Baik kalau itu yang uncle mau. Saya akan pergi ke pelatihan sesuai yang uncle katakan.”Max mengangguk, “Hmm ok! Aku akan mengatur keberangkatanmu secepatnya dalam dua hari ini! Dan kau akan mengambil misi untuk jangka waktu 6 bulan paling cepat dan paling lama 2 tahun!”Reynard kesulitan menelan salivanya, beberapa jam saja tidak melihat Eleanor, rindu sudah menumpuk di dadanya.Dan sekarang ia harus menjalani pelatihan selama enam bulan sampai dua tahun?“…”Max tersenyum smirk saat melihat Reynard terdiam, “Apa kau berubah pikiran?”“Uncle tahu kau pasti tidak akan sanggup, bagaimana mungkin kau mau pergi ke misi berat seperti itu hanya untuk Eleanor bukan? Padahal di luar sana banyak wanita cantik yang bisa kau ken
Arion dan Emily memutuskan untuk menginap di paviliun di mansion utama setelah acara kumpul bersama Uncle Brice dan istrinya.Di sofa yang lebar, Arion tengah memeluk dan memanjakan sang istri. Ia memeluk Emily dari belakang, membelai leher, dada sampai ke perut Emily, tak luput cumbuan mesra ia layangkan di tengkuk leher Emily.Menghirup aroma manis yang menyeruak dari tubuh istrinya itu. Emily menutup mata, menikmati moment dan setiap sentuhan lembut yang di lakukan Arion.Hal ini Arion lakukan untuk membuat pikiran sang istri lebih tenang dan rileks di masa kehamilannya, menjauhkan sang istri dari beban pikiran yang sering mengganggunya.Emily tersenyum, tangan kananya naik menyentuh wajah Arion yang sudah di tumbuhi rambut halus. Emily mendongakkan kepalanya, membiarkan Arion menyesap dan mencumbu lehernya.Di iringi music instrument piano yang menenangkan, membuat posisi mereka ini seperti sedang berdansa.“Nyaman?” tanya Arion berbisik di telinga sang istri.Emily tersenyum dan