Share

Season 2 : Bab 239

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-07 21:01:30

Seorang gadis menatap layar televisi dengan senyuman yang begitu bahagia.

Layar televisi yang tergantung di sudut kafe menampilkan sosok pria berwibawa dalam balutan jas abu-abu tua. Senyumnya yang nampak dingin, namun karismanya begitu kuat.

Seorang CEO legendaris yang telah puluhan tahun memimpin salah satu perusahaan terbesar di negeri ini. Namanya menjadi simbol kekuatan dan konsistensi di dunia bisnis. Semua orang mengaguminya, tanpa terkecuali.

Pria yang dimaksud adalah William.

Gadis itu tersenyum tipis, matanya masih terpaku pada layar. Sorot matanya bukan hanya sekadar kekaguman, tapi ada sesuatu yang lebih.

“Elle!”

Suara parau memecah lamunannya. Elle tersentak dan segera menoleh ke arah sumber suara.

“Iya, Bu?” jawabnya.

Wanita paruh baya yang duduk di balik meja kasir tampak kelelahan. Keringat membasahi pelipisnya meski kipas angin terus berputar d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 240

    Ronald menatap Merin dengan tatapan yang nampak sedikit kesal. “Bu, tolong jangan berlebihan seperti itu. Elle juga tidak akan pernah mungkin melakukannya ibu tuduhkan.” Merin mencebik kesal. “Kau bela saja dia terus, Ronald. Asal kau tahu, Ibu itu ingin yang terbaik untukmu. Apa kau tahu dia itu siapa? Dia bukan siapa-siapa! Sedangkan Erika, dia itu putrinya manager utama di perusahaan tempat mu bekerja, kan? Erika itu jauh lebih—” “Bu, tolong,” sela Ronald, kali ini lebih keras. “Aku tahu Ibu suka Erika, tapi ini bukan soal itu. Ini soal cara Ibu memperlakukan Elle. Jangan terlalu kasar, dia juga manusia, Bu…” Suasana menjadi hening sejenak. Merin menatap anak lelakinya itu seolah tidak percaya dengan sikap putranya sendiri. “Astaga, kau lebih membela dia daripada ibumu sendiri? Ronald, kau anak kandung yang Ibu lahirkan!” suara Merin gemetar, kini bukan karena marah, melainkan karena perasaan kecewa. Erik

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 241

    Hari itu langit sedikit mendung, tapi semangat Elle tetap cerah seperti biasanya. Di tangannya ada sekotak buah peach segar favorit Ronald dan juga Merin. Ia pun tersenyum membayangkan Ronald yang akan lahap memakan buah itu. Dengan hati-hati, Elle melangkah menuju rumah sederhana milik kekasihnya, penuh harap bisa sedikit menyenangkan hati keluarga Ronald, terutama sang ibu yang selama ini tak pernah benar-benar menerimanya dengan baik. Saat pintu dibuka, Ronald menyambutnya dengan senyuman hangat. “Kau datang juga akhirnya, Sayang. Aku pikir kau sibuk hari ini,” ucap Ronald, memeluk Elle singkat. “Tadi memang ada hal yang harus aku kerjakan. Untung saja cepat selesai,” jawab Elle. “Syukurlah... padahal ini akhir pekan,” ujar Arnold. “Oh, iya... Aku bawa peach,” ucap Elle sambil tersenyum. “Kalian suka buah peach, kan?” Namun senyum itu tak bertahan lama lagi. Di belakang Ron

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 242

    Ronald menggelengkan kepalanya, mencoba menenangkan situasi yang mulai terasa canggung dan memalukan. “Tidak. Sayang, bukan begitu maksudku. Aku cuma ingin kau mengerti bahwa semua itu adalah hal yang tidak penting. Bagiku, asalkan darimu tentu saja aku akan bahagia menerimanya.” Dia terus menatap Elle, yang sedari tadi berdiri diam sambil menunduk. Ada rona kecewa di wajahnya, tapi seperti biasa, Elle terlalu kuat untuk sedikit saja menunjukkan bahwa dia terluka. “Aku tidak pernah mempedulikan buah itu mahal atau murah,” lanjut Ronald, suaranya agak serak. “Apapun yang Elle berikan, aku akan makan dengan senang hati. Karena itu datang dari dia.” Elle mengangkat wajahnya perlahan. Matanya bertemu dengan mata Ronald, dan senyumnya yang tipis tak bisa menyembunyikan getir yang mengendap di hatinya. “Terima kasih, Ronald,” kata Elle akhirnya, suaranya datar. “Tapi, ini bukan soal buah. Bukan soal murah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 243

    Ronald berdiri tegap di lobi mewah Hotel Aravelle De Louac. Setelan jas abu keperakan membingkai tubuhnya dengan baik, dan sepatu pantofel nya mengilap tanpa cela. Di sebelahnya, Merin mengenakan gaun renda berwarna biru laut dengan tas tangan kecil yang tampak dipakai hanya di acara-acara spesial saja. Wajahnya menegang karena gugup, namun senyum lebarnya terus mengembang karena antusiasme yang tidak bisa disembunyikan. Di tangan mereka, sebuah kotak kado dibungkus dengan kertas berwarna emas pastel dan pita satin merah menyala. Mereka pikir itu cukup pantas untuk acara sebesar ini, setidaknya, itu yang mereka harapkan. Namun, dari tadi, Ronald tidak bisa berhenti melirik ponsel ditangannya. Berkali-kali dia membuka layar, mencari notifikasi, pesan, atau panggilan dari Elle. Tapi nihil. Tidak ada apa pun. Bahkan pesan terakhir yang ia kirim pun belum dibaca olehnya. “Jangan gel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 244

    Merin menarik lengan Ronald cukup kuat, memaksanya kembali masuk ke dalam ruangan pesta, mengabaikan Elle yang kini hanya berdiri kaku tak jauh dari pintu masuk. “Ayo cepat, Ronald! Jangan buang waktu lagi!” ucap Merin, memaksa. Tatapan Ronald sesekali masih menoleh ke arah Elle, namun Merin terus menggiringnya, seolah ingin memastikan bahwa Ronald tidak akan kembali melihat ke belakang lagi. Sementara itu, Elle yang hampir terjatuh tadi gara-gara didorong oleh Merin. Tubuhnya nyaris kehilangan keseimbangan jika saja tak ada seseorang yang sigap menangkapnya tepat waktu. “Lain kali tolong hati-hati, Nona. Dunia ini belum siap kehilangan perempuan secantik dirimu,” ucap pria asing yang menolongnya, dengan senyum menggoda dan sorot mata yang tampak santai namun tajam, seolah sedang menilai Elle dari kepala hingga kaki. Elle mengangkat wajahnya, menoleh sedikit, dan menatap pria bertubuh tinggi besar yang kini berdiri tegak di hadapannya. Ada sorot mengejek dalam tatapan pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 245

    Sejak hari itu, kafe milik Merin dan Ronald mengalami perubahan drastis. Meja-meja yang sebelumnya sering kosong kini selalu terisi. Antrean panjang terbentuk rapih setiap pagi, siang, hingga sore hari. Tak hanya orang-orang dari lingkungan sekitar, namun juga para pegawai kantoran, bahkan beberapa pelanggan dengan mobil mewah sesekali terlihat parkir di depan kafe sederhana itu. Merin hampir tidak percaya. Ia pun bisa menggunakan jasa pegawai part time untuk membantunya. Ia berdiri di belakang kasir, memandangi suasana kafe yang begitu hidup. Senyumnya tak pernah lepas sejak pagi tadi. Beberapa pelanggan bahkan memesan menu-menu dalam jumlah besar, atau sekadar duduk lama sambil bekerja dari laptop mereka, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Merin menepuk bahu Ronald dengan semangat. “Lihat! Ini semua pasti karena bantuan Erika. Dia bilang akan bantu promosikan kafe kita, dan sekarang… hasilnya luar biasa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 246

    Tiga bulan telah berlalu. Waktu yang terasa cepat bagi Elle, namun tanpa disadari perlahan menumpuk luka-luka kecil yang ia simpan rapi di dalam hatinya. Ia menyaksikan Ronald tersenyum lebih sering, dengan mata yang berbinar saat bercerita tentang kesuksesan kafenya yang kini merambah ke bisnis restoran. Setiap malam, setelah pulang kerja, Ronald menghitung omset dengan mata berbinar, penuh rasa puas. “Sepertinya, sebentar lagi kita bisa buka cabang di pusat kota,” kata Ronald suatu malam, matanya menatap grafik yang naik tajam di layar laptopnya. “Ibu juga makin semangat. Dia bahkan sudah bilang ingin beli mobil baru.” Elle hanya tersenyum. “Itu bagus. Kau memang sudah bekerja keras, kau dan Ibumu pantas mendapatkannya.” Ronald tertawa kecil. “Kau juga sudah banyak membantuku. Terimakasih banyak, ya.” Tapi di balik pujian itu, Ronald tak pernah tahu sebera

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 247

    Elle melangkah keluar dari kafe dengan langkah berat, menyusuri trotoar yang lengang. Malam mulai turun, dan langit tampak kelabu seperti hatinya. Ia tahu ia bisa saja menolak, tapi hutang budi kepada Ronald dan perasaan yang masih tertambat membuatnya tidak bisa menolak permintaan Merin, sekalipun itu menyakitkan untuknya. Ia tiba di toko buah langganan dan mulai memilah buah kiwi yang tampak segar. Tangannya bergerak otomatis, tapi pikirannya melayang. Belum lagi dia merasa lelah dan mengantuk sekali. “Kenapa aku masih bertahan seperti ini, sih?” batinnya. “Lagi-lagi kau sendiri, cantik?” Suara lelaki itu memecah lamunannya. Elle menoleh, dan menghela napas begitu mengenali suara yang bicara, tidak asing juga. Lavine. Pria tinggi berwajah tampan itu tersenyum miring, mengenakan jas santai dengan rambut sedikit berantakan, khas pria Casanova yang tahu diri

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 276

    Elle tersenyum kecil tanpa sadar, matanya mengikuti setiap langkah Lavine yang berjalan dengan santai mendekatinya. Pria itu tampak sangat berbeda dari biasanya, setelan santainya kali ini justru membuatnya terlihat semakin menarik. Celana pendek berwarna netral, kemeja polos berlengan pendek yang sedikit tergulung di lengan, serta rambutnya yang berantakan ditiup angin, semua itu berpadu sempurna dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Elle menggelengkan kepala pelan, berusaha menepis pikirannya sendiri yang makin tidak karuan belakangan ini. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan, sih? Bisa-bisanya aku memiliki perasaan aneh ini?” gumamnya di dalam hati. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memalingkan pandangannya, berharap detak jantungnya bisa kembali tenang. Tapi dari sudut matanya, ia tahu, Lavine menyadari pandangan yang tertuju padanya sejak tadi. Lavine tersenyum lebar saat akhirnya bisa d

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 275

    “Kenapa kau tidak membalas pesan dariku?” Lavine menghela napas. “Takutnya kau cuma terpaksa mengajak saja, jadi aku tidak membalas pesan mu.” Elle pun berdecih sebal. “Sejak kapan kau peduli sekali dengan pendapatan ku? Bukanya kau hobi melakukan apa yang ingin kau lakukan tanpa peduli pendapat orang lain?” Mendengar itu, Lavine pun terkikik sendiri. “Ya ampun... Sekarang ini kau sudah sangat memahami ku, ya? Duh... jadi tersanjung. Kau pasti banyak memperhatikan ku belakangan ini, ya?” Elle menghela napas dengan ekspresi wajahnya yang sebal. “Gila kau ini. Mau atau tidak? Ada banyak kegiatan seru yang akan dilakukan dengan para staff kantor. Aku juga sudah menyiapkan door prize, loh...” Lavine tersenyum, sejak tadi terus mengamati ekspresi wajah Elle yang seperti berharap padanya. “Baiklah...” Setelah selesai berbicara dengan Elle, Lavine masuk ke dalam mobilnya dengan gerakan malas. Jordi, yang sudah menunggu di b

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 273

    Rayn meninggalkan gedung perkantoran MJW dengan perasaan yang begitu menyesakkan. Pembicaraannya dengan Elle tidak berakhir seperti yang diinginkannya. Begitu sampai di dalam mobil, Rayn yang sangat kesal itu tidak lagi bisa menahan diri. Bukk!!! Dipukulnya kemudi mobilnya beberapa kali untuk melampiaskan amarah. “Badjingan!!!” teriaknya. “Kenapa... kenapa kau harus bisa melampaui ku, anak brengsek? Jelas-jelas yang mengalir di dalam tubuhmu adalah darah kotor dan rendahan, darah seorang pelacur yang menjijikan! Kau harusnya hidup dengan segala hinaan, berani sekali kau mengambil posisi yang harusnya menjadi milikku?!” Rayn merasa sudah benar-benar dikalahkan. Tatapan mata Elle saat bicara padanya tadi seolah telah menunjukkan bahwa Rayn bahkan tidak bisa lebih baik daripada Lavine. Grettt... Tangan Rayn terkepal erat. Matanya yang masih menyalak marah itu mulai bersia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 272

    Esok harinya, di gedung MJW. Elle menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya, memandangi Rose dengan ekspresi datar. “Kau yakin itu dari Rayn? Kakak tirinya Lavine?” tanyanya pelan. Rose mengangguk. “Ya, dikirim langsung atas nama Tuan Rayn. Dikirim pagi-pagi sekali, bahkan sebelum staff lengkap datang, Nona.” Elle menarik napas dalam, sedikit tidak nyaman. Dia tahu Rayn bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa maksud tersembunyi. Elle kemudian berdiri dan melangkah ke luar ruangannya. “Ayo, aku ingin lihat sendiri seperti apa lukisan yang dia berikan padaku,” ucapnya dingin. Sesampainya di lobi, matanya langsung tertuju pada lukisan besar yang diletakkan rapi di atas meja resepsionis. Pigura mewah, warna-warna kuat, dan goresan yang jelas menunjukkan keahlian pelukisnya. Namun, tidak ada yang membuat Elle terpikat walaupun dia sampai memicingkan matanya. “Cantik, tapi sayangnya sama sekali tidak menyentuh,” gumamnya,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 271

    Elle menatap Lavine dengan tatapan tak sabaran, “Bagaimana hasilnya?” Lavine menyandarkan tubuhnya santai di kursi, senyumnya masih mengembang seperti biasa, penuh godaan dan sedikit terlihat malas. “Kau benar-benar terlalu kaku dan serius, Elle,” katanya sambil mendorong gelas es kopi ke hadapan Elle sekali lagi. “Cobalah untuk membuat hidupmu sedikit lebih manis… seperti es kopi ini.” Elle menatap Lavine tajam, ekspresinya tetap dingin, tapi ada sedikit ketertarikan di balik sorot matanya. “Kau ini minum kopi atau gula? Sejak kapan kopi jadi manis? Lagi pula, aku tidak datang ke sini untuk membahas kopi,” jawabnya, suaranya datar namun tegas. “Aku benar-benar ingin tahu tentang hasilnya, Lavine. Fokus ku hanya ke situ saja.” Lavine tertawa pelan, memainkan sendok kecil di tangannya. “Hah, kau ini terlalu serius. Tapi baiklah… soal hasilnya, Zero tidak mudah dilunakkan, kau tahu itu. Apalagi kalau kau sendiri begini? Minum es kopi saja tidak mau. As

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 270

    Hari itu, Merin dan Ronald datang ke gedung MJW untuk menemui Elle. Resepsionis itu sempat ragu, namun setelah melihat foto yang ditunjukkan Ronald, di mana Elle tampak berdiri di antara mereka dalam pakaian sederhana dan suasana kafe, wajah resepsionis itu langsung berubah. Dia terdiam sejenak, lalu mengangguk sopan. Meskipun masih ada rasa tidak percaya, dia juga tahu kalau foto itu bukanlah foto editan. Dari pada nanti dia justru melakukan kesalahan, lebih baik diterima saja dulu tamunya. “Baik, tunggu sebentar. Saya akan menghubungi sekretarisnya Nona Elle terlebih dahulu,” ujarnya dengan nada lebih ramah. Ronald menarik napas lega, sementara Merin berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya sibuk memandangi interior kantor MJW yang begitu mewah dan jauh dari bayangan tempat kerja Elle sebelumnya. Tatapan matanya menajam, menyadari bahwa Elle benar-benar hidup dalam dun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 269

    Elle tersenyum lemah. “Begitu, ya? Lalu, kenapa kau masih tidak menghentikan ku?” Pertanyaan itu membuat Lavine tersenyum. “Karena meskipun kau memiliki maksud, aku masih bisa merasakan ketulusan darimu.” Elle melanjutkan kegiatannya, menikmati sarapan buatan Lavine tanpa bicara lagi. Tidak ada yang perlu dibahas saat ini. Mereka hanya perlu makan dengan baik, nanti bisa melanjutkan pembicaraannya lagi begitu selesai. Beberapa saat kemudian. Elle melihat jam tangannya, sejenak terdiam sambil berpikir. “Lavine, aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Apa aku boleh bicara yang sebenarnya padamu sekarang?” Lavine yang baru selesai mencuci piring tersenyum. Setelah mengeringkan tangannya, ia pun berjalan mendekati Elle yang masih duduk di meja makan sambil menatapnya dengan ekspresi yang serius. “Baiklah... dari pada bertele-tele seperti katamu tadi, lebih baik bicara den

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 268

    Malam merayap pelan di balik jendela apartemen milik Lavine. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang begitu tenang. Elle duduk bersandar di sofa, matanya mulai terasa berat. Di sampingnya, Lavine masih tertidur dengan kompres di dahinya, napasnya sedikit berat namun mulai terdengar stabil. Elle melirik ke arah pria itu, memperhatikan wajah Lavine yang biasanya penuh senyum nakal itu kini terlihat begitu tenang dan polos. Untuk sesaat, dia lupa bahwa pria ini sering membuatnya kesal. Yang ada hanya rasa iba dan... entah, sesuatu yang membuat dadanya terasa cukup hangat. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku, Lavine...” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan. “Atau, apa yang sedang kau sembunyikan dari dunia ini?” Elle menghela napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya ke senderan sofa. Tubuhnya yang lelah akhirnya menyerah, matanya tertutup, dan napasnya mulai melambat. Suara detik

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status