Pesawat yang membawa Arsenio dan Cantika meninggalkan Bandara Heathrow, London telah mengudara dengan stabil. Langit biru pagi hari di atas daratan Eropa memberikan semangat untuk sebagian orang di kabin yang sama dengan mereka. Obrolan ringan terdengar sayup-sayup di telinga Arsenio, dia pun mengajak istrinya berbincang."Cantika, apa sudah ada kabar dari anak buah kita di Jakarta?" tanya pemuda itu sambil membolak-balik majalah travelling pesawat."Ada. Bobby bilang besok ada beberapa klien yang ingin meeting untuk membicarakan kontrak dengan perusahaan kita, Sen. Awal yang bagus, semoga kita berhasil mendapatkan tanda tangan ACC dari mereka," jawab Cantika yang membuat Arsenio tersenyum lebar."Itu hal yang bagus. Selama ada usaha pasti akan ada jalan!" tukasnya bersemangat.Perjalanan 16 jam lebih itu lebih banyak diisi dengan tidur dan terkadang obrolan singkat hingga pesawat mereka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Arsenio menjaga istrinya saat turun dari pesawat. Mereka menga
Pagi berikutnya pasangan suami istri yang mesra itu telah siap untuk berangkat ke kantor. Seusai sarapan berdua di restoran apartment, Cantika dan Arsenio turun ke lantai underground untuk naik mobil Porsche silver yang terparkir di sana."Kita masih belum ngadain acara syukuran apa pun lho buat perusahaan baru ini, Cantika!" ujar Arsenio sembari mengemudikan kendaraan meninggalkan Sangri-La Residence Apartment."Seperti kata Papa Sandiaga kemarin, jangan pake duit modal buat hal yang nggak penting, Sen. Aku ada ide deh, nanti pas jam makan siang kita makan siang bareng seluruh karyawan di kantor aja. Nanti biar kupesenin nasi box ke katering langganan perusahaan keluarga Wiryawan dulu, mereka bisa bikin dadakan kok asal ada waktu beberapa jam buat masak!" tutur Cantika dengan cerdik.Dengan senyum bangga, Arsenio menganggukkan kepalanya lalu berkata, "Ide bagus, Sayang. Kita pasti bisa merintis perusahaan ini dengan modal mini dan efisiensi biaya!"***Ketika pasangan Arsen dan Canti
Semenjak wasirnya kumat parah hingga berdarah-darah, Hans menolak ajakan Yosef untuk berkencan. Dia berkelit sedang berobat ke Singapura karena rasa sakit yang tak tertahankan akibat wasir."Mas Hans, rencana berapa hari urusan kerja di Singapura ini?" tanya Baby iseng. Mereka pergi berdua saja, pamitnya ke Papa Vano untuk babymoon.Hans yang sedang membaca majalah travelling di kabin pesawat yang sedang mengudara pun menjawab, "Seminggu kali, Beb. Ini cuma sekadar liburan ya, bukannya kerja. Keluarga Ghozali nggak ada relasi pekerjaan dengan businessmen di Singapura.""Ohh, gitu ya. Memangnya perusahaan keluarga Mas Hans itu bidangnya apa sih?" Baby masih ingin mengobrol untuk menghabiskan waktu selama penerbangan sekitar hampir 2 jam itu."Perusahaan keluargaku bisnisnya produsen dan distributor susu dan olahan susu; keju, krim, SKM, yogurt, es krim, permen. Ada juga sabun susu dan lotion. Kakek dan papaku, orangnya kreatif berinovasi sejak mereka muda jadi usaha kami menggurita," c
"Pak Hans, kondisi wasir yang Anda derita ini sudah terlalu besar pembengkakan venanya. Tidak bisa kalau hanya sekadar diobati dengan salep atau obat telan saja. Saya sarankan untuk dioperasi saja untuk memotong sebagian tepi anus yang menebal untuk dibetulkan ke bentuk normal. Hindari juga penyebabnya pasca dikoreksi dengan operasi!" tutur Dokter Lee Kai Ming dalam bahasa Inggris.Baby yang duduk di sebelah kursi Hans mendengarkan penjelasan sang dokter dengan seksama. Dia menghela napas dalam-dalam tak berani berkomentar karena kuatir suaminya akan murka kepadanya. 'Tuh ... dengerin nasihat Dokter Lee! Kamu kalau sama si Yosep ditusbol lagi apa nggak kumat wasir kamu sekalipun sudah dioperasi?!' gerutu Baby dalam hatinya seraya diam-diam melirik tajam."Dokter Lee, apakah anal sex dapat menyebabkan wasir susulan sekalipun sudah menjalani operasi sebelumnya?" tanya Hans seolah resonate dengan pemikiran istrinya padahal tak terucap langsung hingga Baby terbatuk-batuk karena tersedak.
"Aahh ... Mas Hans ... uhh ... mmhh ... kuat banget!" racau Baby saat tubuh telanjangnya dihunjam dengan perkasa oleh suaminya. Dia merasa melayang-layang hingga ke langit ketujuh saat bibir Hans mengecupi wajah, leher, serta dadanya bahkan ketiaknya yang mulus tak luput dari serbuan pria bertampang seperti Lee Min Ho kw tersebut.Warna merah tersebar bak kelopak bunga mawar di kulit mulus seputih susu milik Baby Alexandra. Dadanya serasa ingin meledak karena dipenuhi rasa cinta. Suaminya yang semula penyuka sesama jenis telah membuatnya jatuh hati begitu dalam ke sebuah perasaan yang sedalam Palung Mariana."Beb, kamu memang de best? Sempit banget kayak dicengkeram gitu tongkat Ali milikku nih di dalam situ!" ujar Hans sambil terengah masih terus menghentakkan pinggulnya begitu rajin dan pantang menyerah."Itu kayaknya punya kamu yang gede deh, Mas. Miss V-ku kewalahan nampungnya, astaga ... iiihhh ... kyaaa!" Baby menggigit bibir bawahnya lalu merintih dengan suara kecilnya yang men
"Kami sudah terbiasa bekerja sama dengan Bu Cantika, kalau perusahaan ini dipimpin oleh Anda pasti lebih yakin untuk tanda tangan kontrak layanan jasa dengan PT. Cantika Gunadharma Jaya Cargo and Shipment!" ujar Pak Arnold Siahaan, klien yang telah menjadi pelanggan tetap Golden Wing bertahun-tahun sebelumnya.Senyum puas terkembang di bibir Cantika. Dia menjawab sopan, "Terima kasih atas kepercayaannya, Pak Arnold. Kami pasti akan mengerjakan pengiriman barang perusahaan Anda dengan cermat dan hati-hati seperti biasanya!""Sama-sama, Bu Cantika. Pelunasan jasa akan saya lakukan siang ini juga di bank ke nomor rekening perusahaan yang baru. Kalau begitu saya permisi dulu!" pamit Pak Arnold seraya bangkit dari sofa bersama asisten pribadinya.Memang selama meeting dengan klien tadi, Arsenio mendampingi istrinya yang menjabat sebagai presdir perusahaan baru mereka. Namun, klien Cantika tadi mengira bahwa pemuda itu sekadar sekretaris pribadi saja."Wow, good job, Darling! Kamu luar bias
"Sen, kamu mandi duluan aja deh. Aku masih mau masak ayam panggang sebentar baru mandi!" ujar Cantika yang berpisah arah dengan Arsenio di ruang tengah hunian mewahnya."Hmm ... oke, Honey. Padahal tadi aku pengin ngajakin kamu mandi bareng," jawab Arsenio bernada kecewa. Namun, dia tetap menuruti keinginan istrinya.Cantika terkikik menanggapi jawaban suami berondongnya yang mesum itu seraya menggeleng-gelengkan kepala melangkah ke menuju ke dapur. Dia mencopot blazernya dan menyisakan kamisol saja dan rok A-line sebelum memasak karena pasti gerah, pikirnya.Dengan segera dia mengeluarkan ayam utuh yang telah dibersihkan dari kulkas lalu membuat stok bumbu untuk memarinasi ayam itu nanti. Cantika memang senang memasak bila ada waktu luang. Dia menyalakan pemutar musik di HP-nya memutar lagu-lagu Neyo yang asik didengar.Lagu Independent Woman itu telah menemani hari-hari singlenya dulu. Lagu itu membuatnya terhibur menjadi wanita mandiri yang serba bisa tanpa harus bergantung kepada
Sekitar pukul 08.00 WIB, Cantika ditemani oleh Arsenio melakukan pemeriksaan ke gudang perusahaan kargo mereka di Pelabuhan Tanjung Priok. Para karyawan menjalankan tugas mereka dengan rajin seperti biasanya karena setiap barang klien harus segera ditangani agar antrean tidak menumpuk dan terlambat proses pengirimannya ke klien penerima."Selamat pagi, Bu Tika, Pak Arsen. Mau survey lapangan ya?" sambut Pak Zainudin Wibowo, kepala gudang perusahaan mereka seraya menjabat tangan bosnya dan juga Arsenio. Cantika pun menjawab sambil berjalan memasuki area gudang perusahaannya, "Selamat pagi, Pak Zain. Iya, soalnya kontrak klien baru banyak yang mulai dijadwalkan masuk ke pelabuhan hari ini 'kan?" "Untuk kontainer dari Osaka masih lusa sepertinya sampai ke Tanjung Priok. Hari ini yang akan datang kontainer dari Singapura milik Mister Johan Liem, kabar dari operator pelabuhan mungkin jam sembilan pagi ini merapat di dermaga," jawab Pak Zainudin Wibowo. Dia mempersilakan Cantika dan Arse
Dua puluh tahun kemudian. "Jessica, tolong taruh buket bunga dalam vas ini di meja depan panggung ya!" pinta Baby Alexandra kepada keponakannya yang telah berusia 19 tahun.Puteri bungsu Cantika dan Arsenio itu baru saja lulus SMA dua hari yang lalu. Sedangkan, hari ini adalah hari jadi pernikahan mama papanya yang ke-25. Dia bersama keluarga Gunadharma dan Gozhali menjadi panitia acara meriah yang diadakan di resort Pulau Mutiara Permai."Sudah, Tante Baby. Apa ada lagi yang belum kelar persiapan pestanya?" tanya Jessica sambil celingukan mencari saudara-saudaranya. Putera Baby; Justin dan Aaron juga ikut ke pulau pribadi itu. Mereka justru asik bermain selancar dengan ombak sedang cenderung tinggi bersama ketiga putera bibi mereka; Kenneth, Daniel, dan Zeus."OMG, cowok-cowok ini ya! Memang minta dijewer, para tamu sudah pada berdatangan kok masih ngelaut aja mereka!" omel Jessica dengan gemas menatap ke arah lautan. Tenda besar dengan tirai kain putih dan pink yang dibuat di tep
Setelah Zeus genap berusia dua setengah tahun, Arsenio memeriksakan kehamilan mommy tiga putera itu yang telah menginjak usia kehamilan 18 minggu. Pasangan suami istri itu begitu bersemangat untuk mengetahui jenis kelamin janin di rahim Cantika."Kuharap kali ini perempuan, kita sudah punya tiga anak laki-laki, Darling. Kau memiliki empat jagoan untuk mengawalmu; aku, Ken, Danny, dan Zeus!" ujar Arsenio yang mengemudikan sendiri mobil Lexus LS500 menuju ke rumah sakit.Cantika yang duduk di sebelah bangku pengemudi menghela napas pasrah. Dia pun bertanya, "Bagaimana kalau ternyata jagoan keempat? Bukankah bagus seperti film drakor Boys Before Flower, empat serangkai cowok-cowok kece, Daddy Arsen?""Ohh ... tidak! Aku pengin anak cewek untuk kumanjakan di rumah, Cantika!" protes Arsenio menolak keras. Dia memarkir mobil di lantai basement Rumah Sakit Siloam.Internasional lalu membantu Cantika turun dari mobil lalu naik lift ke poli obsgyn.Ternyata antrean mereka masih kurang dua pasie
Tepat seperti janji Leon kepada Arsenio, istana untuk keluarga kecil dan ratu hatinya itu selesai dalam tempo tiga bulan semenjak mereka pulang berbulan madu ke Eropa. Sebuah pesta meriah digelar untuk acara syukuran ditempatinya rumah baru tersebut.Sekitar pukul 18.00 WIB, para tamu kolega Cantika dan Arsenio mulai berdatangan hingga halaman di depan serta samping kanan kiri kediaman Cantika Gunadharma itu dipenuhi kendaraan mewah berbagai merk.Cantika malam itu mengenakan gaun berkerah Sabrina berbahan satin warna merah mawar yang berekor panjang. Di sampingnya, Arsenio berdiri dalam balutan tuxedo warna hitam yang membuatnya nampak gagah serta tampan. Mereka berdua menyambut tamu dengan wajah berhiaskan senyum bangga."Selamat untuk rumah baru kalian yang sangat megah, Cantika, Arsen! Om turut berbahagia dengan kesuksesan bisnis kalian yang nampaknya berkembang pesat!" ujar Pak Revano Gozhali yang hadir dalam pesta meriah itu bersama keluarganya termasuk Baby Alexandra, adik tiri
Negara spagetti menjadi tujuan terakhir perjalanan bulan madu Arsenio dan Cantika. Keindahan negara Italia yang terletak di jantung Laut Mediterania itu memang memukau dengan banyak bangunan peninggalan sejarah seperti colloseum dan kuil Pantheon. Selain itu Italia juga terkenal dengan sepak bola sama seperti kebanyakan negara besar di Benua Eropa. "Pantai Amalfi yang disarankan oleh nenek untuk dikunjungi berada di Positano. Aku sudah memesan kamar di Hotel Marina Riviera, lokasinya strategis tak jauh dari pantai, sekitar 200 meter saja dan ada outdoor swimming pool. Sangat nyaman dan indah, kamu pasti suka sekali, Darling!" ujar Arsenio saat mereka naik taksi dari Stasiun Milan Central untuk tinggal sehari di kota Milan sebelum berpindah ke kota Positano."Aku ikut saja apa yang kamu pikir itu bagus, Arsen. Kamu sangat bisa diandalkan, Hubby!" jawab Cantika lalu mengecup bibir Arsenio di bangku belakang taksi sekalipun Suster Nina duduk di sebelahnya bersama Daniel.Rombongan itu s
Dari Amsterdam, rombongan asal Indonesia itu bertolak ke Spanyol dengan kereta Eurostar yang melintasi antar negara di benua Eropa. Negeri Matador itu memang sangat menarik sebagai salah satu tujuan wisata. Kereta api itu berhenti di Estacion de Atocha, Madrid. Arsenio seperti biasa mengajak rombongannya untuk menaruh barang di hotel serta beristirahat sejenak sebelum berkeliling kota. Rencananya dia akan singgah tiga hari di Spanyol untuk berkeliling kota Madrid dan Barcelona sebelum pindah ke negara tetangga yaitu Italia yang tak boleh terlewatkan untuk dikunjungi selama melancong ke Benua Eropa."Tidurlah sebentar bersamaku, Darling. Hari masih cukup pagi, satu atau dua jam lagi barulah kita berangkat ke museum," bujuk Arsenio sambil merengkuh tubuh Cantika hingga tenggelam di pelukannya di bawah selimut.AC kamar memang membuat Cantika mengantuk, dia menguap lalu bertanya," Kita mau ke mana saja hari ini, Sen?""Sebenarnya ada banyak museum di Madrid, tapi aku memilih satu saja y
Setelah singgah di London selama empat hari, Arsenio dan keluarga kecilnya berpamitan dengan Nyonya Bernadete Sloan. Mereka ingin meneruskan tour ke Amsterdam terlebih dahulu dengan kereta cepat Eurostar. Kereta api itu berhenti di Stasiun Amsterdam Centraal yang bangunannya indah karena merupakan peninggalan bersejarah abad ke-18 akhir dengan gaya bangunan Gothic, Renaissans revival. Arsenio membawa koper mereka semua dengan sebuah troli karena ketiga perempuan yang bersamanya masing-masing menggendong anak-anaknya. Dia nampak seperti seorang pria yang memiliki tiga istri di mata orang-orang awam yang berpapasan dengan rombongan itu. Sebuah taksi dari Stasiun Amsterdam Centraal mengantarkan mereka ke Hotel Royal Amsterdam yang terletak di pusat keramaian kota. Arsenio telah membuat rencana untuk menikmati obyek wisata menarik di sana."Aku ingin melihat taman bunga Tulip, Sen. Belanda terkenal karena bunga Tulip, kincir angin, dan bendungannya bukan?" ujar Cantika sambil mengamati
"Hai, Arsen, Cantika! Senang bertemu lagi dengan kalian di London. Masuklah!" sambut Duchess of Beaufort di teras depan kediamannya petang itu. Dia begitu antusias karena ketiga cicitnya ikut mengunjunginya juga. Ketiga putera Arsenio yang dilahirkan oleh Cantika berparas rupawan. Garis wajah mereka menuruni genetik keluarga Sloan, kakek Arsenio yang bergaris rahang tegas, hidung mancung, dan tulang pipi tinggi. "Halo, Nek. Senang melihat Nenek sehat seperti ini. Kami sebelumnya mengunjungi Paris. Setelah ini sepertinya kami akan ke Madrid lalu Amsterdam. Sebulan saja mengunjungi Eropa tak akan cukup!" balas Arsenio sembari duduk di sofa bersebelahan dengan istrinya."Ya, tentu saja. Terlalu banyak yang menarik untuk dikunjungi. Kau harus mengajak Cantika mengunjungi Italia, sangat indah terutama di Pantai Amalfi," sahut Nyonya Bernadete.Arsenio juga belum pernah berkunjung ke sana, dia mengiyakan saran neneknya dan menambahkannya di daftar tempat untuk dikunjungi selama berkunjung
Setelah menjalani berbagai meeting management yang hectic di Cantika Gunadharma Jaya Center demi mengatur langkah operasional yang lebih mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Cantika bersama Arsenio berpamitan dengan top management perusahaannya seraya berpesan menjaga kinerga agar tetap stabil selama ditinggal ke Eropa sekitar sebulan.Pelaporan keuangan mingguan dan meeting akan dilakukan secara online setiap hari Senin pagi di mana pun Cantika dan Arsenio singgah di Benua Biru itu. Hari berikutnya, dengan diantarkan oleh Pak Joko ke Bandara Soekarno-Hatta, keluarga kecil dengan tiga anak dan kedua baby sitter itu melakukan check in ulang tiket pesawat Singapore Airlines tujuan Paris. Kabin business class pesawat Singapore Airlines terkenal sangat nyaman bagi para penumpang yang bersedia merogoh kocek lumayan dalam. Namun, Arsenio tidak masalah membayar mahal yang terpenting berkualitas. Suster Nina menjaga Kenneth, Suster Henny menjaga Daniel, dan Zeus bersama daddy mommy-nya.
"Aahhh ... mmhh ... Seenn. Bawa aku ke kamar istirahat!" desahan penuh hasrat meluncur dari bibir Cantika yang bengkak dan kebas karena baru saja dilumat ganas oleh suaminya.Dia masih duduk di pangkuan Arsenio di ruangan presdir sambil didekap erat oleh kedua lengan kekar pemuda itu. Leher mulus Cantika menjadi sasaran empuk suaminya yang mulai bergairah."Sebaiknya begitu, celanaku terasa begitu sempit karena ulahmu, Darling!" balas Arsenio lalu meraup tubuh ramping nan sexy itu ke gendongannya. Tatap matanya tak lepas dari wajah istrinya."Kenapa aku gemetaran melihat tatapan matamu yang seperti ingin melahapku bulat-bulat begitu, Sen!" tukas Cantika terkikik. Dia tak berani membayangkan seperti apa suaminya yang selama 42 hari tak mendapat jatah sebagaimana mestinya.Kemudian Arsenio mendorong pintu kamar istirahat presdir lalu merebahkan Cantika di tengah ranjang. Dia meninggalkannya untuk menutup pintu kamar terlebih dahulu serta menguncinya. "Lebih baik kukunci agar mangsaku ti