Kedua wanita yang bertugas mengawal Evita itu berlarian menuruni tangga darurat hingga sampai di lantai lobi Rumah Sakit Siloam International. Hal yang mereka kuatirkan akhirnya terjadi juga, bos mereka berpapasan dengan mereka berdua di lobi.
"Dimana Evita?" seru Leon melihat gelagat tak beres karena kedua wanita pengawal itu berlarian terengah-engah seolah mengejar sesuatu.
"Di-dia dibawa seorang pria dengan pisau belati di lehernya untuk mengancam kami agar tidak mendekati mereka berdua, Pak Leon!" jawab Rosa masih terengah-engah.
Leon tidak menunggu lagi, dia berlari ke parkiran luar seraya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya mencari sosok Evita dan pria misterius itu.
Sebuah mobil Ferrari merah berdecit di arah pintu keluar rumah sakit yang ditutup dengan palang petugas karcis parkir.
Dengan segera Leon menaiki Lamborghini miliknya untuk mengejar Ferrari itu. Para pengawalnya mengikuti di belakangnya dengan Alphard hitam.
Se
Warning Bab ini khusus area 21+ dan adegannya dewasa! Jangan baca kalau tidak suka, skip aja!Belvin mengendarai Ferrari merahnya yang pecah kaca jendelanya itu kembali ke unit apartment mewahnya di MT. Haryono. Amarah menggelegak di dalam hatinya. Hidungnya terasa sakit dan pegal, sepertinya tinju Leon tadi mematahkan tulang hidungnya. Dia menyumpal lubang hidung sebelah kirinya dengan tissue karena tak berhenti meneteskan darah segar."Dasar anak sundal brengsek!" makinya memukul setirnya sementara mobil yang dia kendarai melaju di tengah jalan raya kota Jakarta Pusat.Sesampainya Belvin di unit apartment exclusive miliknya, dia membuka ponsel pintarnya untuk mengecek pesan. Ternyata ada beberapa pesan masuk, tetapi satu id pengirim pesan yang menarik perhatiannya, teman akrabnya yang bernama Charles."Bro, besok nggak lupa kan, siang ada orgy party di Hotel Four Seasons? Loe dateng kan?" Isi pesan WA itu.Raut wajah Belvin yang tadinya men
Warning Bab ini khusus area 21+ dan adegannya dewasa! Jangan baca kalau tidak suka, skip aja!Pesta seks itu berlangsung sangat seru di kamar 2512 hotel bintang 5 di Jakarta. Peserta prianya semua pengusaha tajir yang memiliki hasrat seksual besar yang butuh berkali-kali dipuaskan lawan jenisnya.Alvin Lukmanjaya, pengusaha ekspor impor hasil laut. Dia salah satu peserta orgy yang sudah beristri, dia seusia Belvin 35 tahun. Dia bersama temannya, Hawk, pria bule Australia, pengusaha tambang batu bara yang kebetulan sedang mampir ke Jakarta menggarap seorang wanita Uzbekistan bertubuh semok, ukuran buah dada wanita itu cup D sangat extra large.Wanita Uzbekistan itu bernama, Shareema. Dia cantik eksotis berkulit coklat seperti madu dengan rambut panjang lurus rebonding yang sangat lebat selebat rambut kemaluannya.Kedua pria itu sangat bernapsu menikmati tubuh Shareema yang tergolek bersandar di kepala ranjang dalam kondisi telanjang bulat dengan paha
"Leon, kendalikan emosimu! Papi sudah lihat liputan berita tentang kau menghajar Belvin di jalan raya. Itu benar-benar gila, kau harus memikirkan citra perusahaan Indrajaya Realty juga. Harga saham INRT jeblok hari ini karena tingkahmu!" omel Leonard di telepon sore itu seusai closing perdagangan di bursa saham IHSG.Leon tak dapat membantah perkataan papinya, dia memang salah langkah kemarin karena menghajar Belvin di tengah jalan raya kota Jakarta yang macet. Semua demi Evita, dia akan melakukan apapun."Maafkan Leon, Papi. Akan Leon urus mengenai skandal di media massa itu sesegera mungkin," jawab Leon dengan nada menyesal."Oke, jangan ulangi lagi membuat heboh di ruang publik, Leon. Papi mengawasimu!" pesan Leonard sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan putra bungsunya yang bandel itu.Usai mengakhiri teleponnya, Leon mendesah lelah lalu memijat pelipisnya. Kepalanya pusing setiap menghadapi kemarahan papinya.Sementara itu di depan ruangan
Leon baru saja sampai di lobi Rumah Sakit Siloam International saat Gio menelponnya."Halo, ada apa Gio?""Halo, Bos ... maaf mengganggu. Ada kabar bagus sekali untuk Indrajaya Realty. Haverton International Co. menyepakati mega proyek kerjasama yang kita rapatkan kemarin, nilai proyek mereka sekitar 250 Triliun lebih untuk 5 tahun ke depan bila dieksekusi, Pak," ujar Gio menjelaskan maksudnya menelepon di luar jam kerja."Good job, Gio. Itu saja?" sahut Leon dingin sekalipun senyum tersungging di bibir seksinya."Emmhh ... iya, itu saja, Bos ...," jawab Gio seraya menggaruk-garuk kepalanya mengetahui respon Leon yang datar. Kalau dia yang menjadi bos tentu sudah berjoget-joget seperti orang gila di jalanan, mega proyek 250 T ... duit sebegitu banyak bisa menghidupi satu nusantara sepertinya, pikir Giorgio.Leon lalu menyampaikan titahnya ke sekretarisnya itu, "Gio, segera kamu hubungi bos sekuritas Mirae dan Sucor. Berikan artikel kerj
Sesampainya di Polres Jakarta Pusat, petugas polisi menggelandang turun para peserta orgy yang berjumlah 10 orang itu ke dalam kantor untuk direkam identitas mereka.Kasus pesta seks itu memiliki bukti otentik yang sangat memberatkan dan tidak bisa lepas dengan mudah. Untungnya tidak melibatkan narkoba yang bisa menambah hukuman para tersangka.Belvin duduk berhadapan dengan petugas kepolisian yang mengetik data dirinya. "Pak, saya mau menelepon pengacara apa boleh?" tanya Belvin pada petugas polisi itu."Boleh, silakan tulis nomor HP nya Pak, nanti kami hubungi agar ke kantor polisi," jawab petugas polisi itu.Segera saja Belvin menuliskan nomor kontak pengacaranya di secarik kertas post it di meja lalu menyerahkannya. Dia pun mengedarkan pandangannya ke seliling ruangan mengecek keberadaan rekan-rekannya. Mereka semua memasang tampang masam dan berpenampilan kusut.Channel you tube milik Jay Avelone ditutup oleh pihak kepolisian karena melanggar
"Adri, Gio, ke ruanganku sekarang!" ucap Leon di interkom kantornya.Kedua sekretaris pribadi Leon segera menghadap ke ruang CEO."Selamat siang, Pak Leon. Ada yang bisa kami bantu?" ujar Adrian yang berdiri bersebelahan dengan Giorgio.Leon duduk bersandar di kursi CEO yang nyaman, dia menatap dingin kepada kedua sekretarisnya. "Aku ingin kalian selidiki bisnis keluarga Young. Belvin dan mamanya membuatku kesal belakangan ini. Lihat posisi keuangan perusahaan mereka lalu laporkan secepatnya kepadaku," titahnya tegas tak terbantahkan."Baik, Pak. Segera kami kerjakan," jawab Giorgio lalu bergegas keluar dari ruang CEO bersama Adrian.Kedua pria itu sudah sangat hapal sifat bos muda mereka, bila memberi perintah harus segera dikerjakan. Sekalipun pekerjaan mereka berat bila dibandingkan dengan sekretaris di perusahaan lain, tetapi gaji mereka berdua sebagai sekretaris pribadi Leon tak tertandingi. Mana ada perusahaan yang menggaji sekretarisnya sebu
Ketika masuk ke kamar mandi, Evita tak mampu lagi menghindar dari Leon. Dia melangkah mundur perlahan hingga tubuhnya membentur dinding di belakangnya. Dia terdiam menatap wajah Leon saat tubuh telanjangnya terperangkap dalam tubuh besar kekasihnya itu.Tangan kanan Leon menyatukan pergelangan tangan Evita di atas kepala wanita itu dan menahannya di dinding. Sedangkan, tangan kirinya menjelajah tubuh Evita dan membelainya dari bibir ke garis rahangnya turun ke leher lalu mencengkramnya seolah ingin mencekik leher jenjang yang molek itu saat memagut bibirnya.Namun, Leon hanya sedikit menekan leher itu dengan tangannya, memberikan sensasi gelap menuntut penyerahan diri wanita itu mendekati kematian seandainya dia mencekiknya."Apa kau percaya kepadaku, Eve? Tidak takut aku membunuhmu?" ucap Leon dengan intonasi lambat setengah menggeram menatap wajah Evita begitu dekat lalu menjilati bibir Evita.Evita justru merasakan gairahnya naik saat Leon begitu mendo
"Pesankan menu makan malam ke La Piazza Restaurant untuk 2 porsi. Grilled Tomahawk Ribeye Steak in Spicy Barbecue Relish, Crab cream soup, baked honey glazed chicken wings, apple pie with mapple syrup, puding mangga vla vanilla. Katakan ke chef-nya jangan terlalu lama!" ucap Leon ke sistem canggih di unit penthouse miliknya.Evita yang telah mengeringkan tubuhnya dan berjalan ke walk in closet untuk mencari baju. Dengan segera Leon menyusulnya lalu berkata, "Aku yang akan memilihkan baju untukmu, Eve.""Bukankah kita hanya akan makan malam di sini?" tanya Evita kebingungan.Tak butuh waktu lama bagi Leon untuk menjatuhkan pilihannya ke mini dress sequin hitam dengan belahan kerah V yang rendah lalu menyerahkannya ke tangan Evita. "Pakai yang ini ya, Sayang," ucapnya seraya mengerling nakal."Baiklah, Leon ... Cintaku," sahut Evita dengan nada lebay bercampur gemas mencubit hidung mancung Leon.Dia membuka lilitan handuk di tubuhnya lalu menaruhnya
Kini Leon sudah ahli mengganti popok bayi, serta merawat bayi dengan minyak telon, bedak bayi, serta losion bayi. "Diego ... jagoan Papi! Ututu cayaaangg ...," ucap Leon menimang-nimang puteranya sambil menggoda bayi yang terkekeh-kekeh itu sehabis memandikannya pagi ini.Sementara Evita sedang membuat makanan pendamping ASI karena putera pertamanya semakin bertambah usianya. Dia membuat bubur kentang dan daging salmon yang lembut dicampur wortel dan brokoli. Setelah selesai Evita mendekati ayah dan anak itu di balkon sambil membawa semangkuk bubur bayi."Eve, kurasa kali ini genetikku yang kuat mendominasi tampilan fisik Diego. Rambutnya semakin hitam dan iris matanya juga hitam. Aku bisa berbangga di depan abang-abangku, Leeray dan James yang selalu kalah genetiknya dari istri mereka," ujar Leon tertawa girang saat Evita menyuapi Diego di baby stroller.Sepertinya bayi laki-laki itu menyukai makanan pendamping ASI buatan maminya. Diego seolah menikmati buburnya dan menelannya begitu
"Hai, Matt. Tumben kau mencariku?" sapa Michael Benedict Indrajaya berjabat tangan dan merangkul menantunya.Mereka berdua pun duduk di sofa kantor CEO Tanurie Grup. Matthew pun mulai berbicara, "Mike, aku ingin melebarkan sayap ke bisnis di Indonesia. Kurasa di Jakarta belum ada kasino yang besar seperti di Singapore atau Macau atau sejenis di Las Vegas atau Atlantic City. Aku berpikir itu sebuah ide bisnis yang menarik untuk digarap. Bagaimana menurutmu?" Michael terpekur sejenak memikirkan ide itu lalu dia pun menjawab, "Bisnis yang menarik, tapi kau butuh uang banyak untuk setoran keamanan ke banyak pihak, Matt. Ini Indonesia, hanya yang memiliki sumber daya kuat yang mampu bertahan. Selama ini grup Tanurie dan grup Indrajaya berfokus di sarana prasarana bidang jasa niaga. Entertainment belum kami sentuh.""Papa Mertua, aku butuh bantuanmu untuk lebih mengenal negara ini dengan baik. Belum ada, tapi bisa dicoba. Oya, cucumu laki-laki dan aku ingin nanti dia yang meneruskan legacy
Leon memeluk Evita yang merasa cemas pasca kedatangan Joe Allen Leigh yang ingin membawa Diego. "Tenanglah, Eve! Pria itu sudah pergi dari rumah sakit," hibur Leon seraya membelai punggung Evita dengan lembut."Bagaimana bila hasil test DNA Diego mengatakan bahwa Joe adalah ayahnya, Hubby?" ucap Evita dengan jantung berdebar-debar.Helaan napas meluncur dari mulut Leon. Dia sendiri pun agak bingung dengan penampilan bayinya setelah lahir. Rambut Diego tidak merah seperti maminya, tidak hitam seperti Leon, melainkan kecoklatan gelap. Kemudian warna iris matanya juga biru begitu, tidak hijau, tidak pula hitam seperti dirinya.Genetik itu permainan kode DNA yang dominan dan resesif bisa teracak sempurna. Itu yang Leon tahu dari ilmu IPA yang pernah ia pelajari saat sekolah dulu. Sebetulnya kalau puteranya seperti maminya, Leon juga tidak keberatan. Ini malah bikin bingung karena tidak ada ciri khas papi maminya. Pusing!"Eve, kalau ternyata ayah kandung Diego adalah Joe. Apa yang harus k
"Hello, Eve!"Suara bass husky pria itu mengirimkan teror ke sekujur tubuh Evita. Dia mendadak gemetaran dan menatap nanar ke arah pria itu berjalan mendekatinya di bed pasien ruang ibu dan anak.Joe Allen menyeringai melihat Evita yang tampak ketakutan melihatnya. "Ckckckck ... kenapa harus takut kepadaku? Aku ingin melihat puteraku juga. Coba biarkan aku menggendongnya, Eve!" ujar Joe Allen mendekat ke samping ranjang."Jangan mendekat!" teriak Evita lalu menekan tombol panggilan untuk perawat.Diego ada di dekapannya dan sedang menyusu dengan tenang tanpa tahu bahwa maminya sedang tegang berhadapan dengan monster predator wanita."Bayi yang tampan dan sehat. Aku ingin menggendongnya!" Joe Allen mengangkat Diego dari dekapan Evita lalu menimang-nimang bayi berusia beberapa hari itu sambil berdiri.Perawat jaga bergegas masuk ke ruangan itu dan bertanya, "Apa Anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?""Suster, pria ini berbahaya, dia mengambil puteraku!" teriak Evita histeris.Namun, Joe All
"Eve, kurasa HPL kelahiranmu sudah lewat. Kenapa anak ini tak kunjung lahir?" tanya Leon penasaran.Evita pun terpekur sejenak lalu dia berbisik di telinga suaminya, "Mungkin kau bisa membantuku kontraksi kali ini?"Dengan wajah berseri-seri Leon menjawab, "Itu keahlianku, Hot Mommy! Siap melayani dengan sepenuh hati."Perasaan bergetar saat menatap tubuh molek istrinya yang polos masih sama bagi Leon, little mermaid itu memiliki sejuta pesona yang membuatnya tak mampu berpaling. Perlahan telapak tangannya menekan perlahan bulatan indah di dada Evita. Bibirnya mencecap puncaknya yang mengalirkan susu dengan deras.Bagi Leon bercinta dengan wanita hamil memiliki sensasi istimewa tersendiri, dia sangat menyukainya. ASI dari Evita membuatnya bernostalgia dengan masa batitanya dulu yang hanya teringat samar-samar. Namun, satu yang pasti rasanya manis dan membuatnya ketagihan."Leon ... aku seperti merasa punya bayi besar," goda Evita yang membelai-belai bagian belakang kepala suaminya yan
Lisbon, Portugal.Kali ini Matthew mengajak Alice mengunjungi Lisbon Oceanarium yang terletak di perairan biru Estuary Tagus. Bangunan itu dari kejauhan tampak seperti kapal yang tinggi menjulang di atas laut yang terbuat dari kaca.Konsep tempat wisata ini mirip dengan sea world yang menampilkan kehidupan laut, ada banyak jenis ikan laut yang bisa dilihat seperti ikan hiu, ikan Puffer warna-warni, anemon laut, dan pinguin lucu yang senang berinteraksi dengan pengunjung."Matt, pinguinnya melambai kepadaku," ujar Alice terkikik geli melambai-lambaikan tangannya dengan beberapa ekor pingiun di balik kaca oceanarium.Pria itu pun tertawa geli melihat Alice dan pinguin-pinguin itu. "Wah, sepertinya kalian cocok bersahabat satu sama lain."Mereka bergandengan tangan berkeliling melihat-lihat isi oceanarium yang menarik. Ikan pari lebar melewati kaca di atas kepala mereka. Tiba-tiba ponsel Matthew berdering tanda panggilan telepon masuk. Dia segera menerimanya. "Halo?" "Halo, Boss. Saya
Sudah tiga bulan terakhir ini pria itu tak bisa menikmati hobinya berhubungan seks dengan wanita. Penyebabnya adalah alat kelaminnya mengalami radang dan bernanah bercampur darah. Ingin melakukannya, tetapi saat bergesekan atau hanya bersentuhan saja bagian yang dulu sempat jadi kebanggaannya untuk menaklukkan wanita itu tak bisa lagi digunakan karena sangat sakit.Akhirnya Belvin hanya bisa mengalihkan hasrat seksualnya dengan berhalusinasi menggunakan obat-obatan terlarang. Angel dust telah menjadi sahabatnya berfantasi. Angannya dapat terbuai melayang jauh sekalipun jiwanya sakit.Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus karena dia kehilangan napsu makannya dan hanya ingin berbaring dan berfantasi dalam dunia maya. Dosis obat-obatan yang dia konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Awalnya hanya jenis serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Lama kelamaan dia menggantinya dengan jenis obat injeksi yang efeknya lebih kuat.Pergaulan yang buruk merusak tubuh, pepatah itu sung
Petang itu sebelum makan malam bersama awak kapal yacht Lady Marine, Matthew sengaja mengajak Alice ke Pastel de Belem. Bakery itu menjual Patel de Nata yang terkenal di Lisbon. Mereka memesan dua lusin makanan ringan bercita rasa manis itu untuk menjamu awak kapal.Bentuk pastel berisi krim putih bertabur bubuk kayu manis itu lebih mirip pie yang buah sebenarnya, hanya tidak menggunakan buah sebagai isiannya dan bentuknya memang seperti pastel tutup yang dipanggang.Alice menggigit sebuah Patel de Nata lalu menyuapi suaminya juga. "Aaa ... apa manis?""Manis seperti istriku!" sahut Matthew terkekeh sambil melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Alice yang sedang duduk di high chair menunggu pesanannya.Bibir Alice mendekati bibir suaminya dan langsung disambar dengan ganas. "Aahh ... I got a strike, Boy!" seru Alice terengah menata napasnya.Matthew tertawa dan bertanya, "Why?!" "I got a monster bit my lips like a Giant Traveley fish!" ("Aku mendapat monster yang menggigit bibirk
Perlahan kapal yacht Lady Marine merapat ke dermaga Lisbon. Kapten Eugene Dunn mengarahkan kapal pesiar mewah berukuran sedang itu dengan roda kemudi kapal. "Mister Leigh, tujuan Anda dan Nyonya telah tercapai. Welcome to Lisbon!" ujarnya di depan alat pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di kapal yacht itu.Alice bersorak gembira dan melompat ke pelukan Matthew. "Ahh ... tak sabar rasanya untuk turun ke daratan, Hubby!" seru Alice penuh semangat.Pria tampan itu tersenyum miring menatap istrinya yang imut dan membalas, "Mungkin Lisbon tak seterkenal Paris, Rome, London, atau Amsterdam, tapi aku yakin kau pasti tidak akan melupakan petualangan romantis kita di Lisbon!"Akhirnya sauh dibuang ke dalam laut dan tali tambang kapal diikat ke tonggak dermaga. Matthew membantu Alice turun dari kapal, sedangkan Calvin membawakan koper kedua majikannya."Capt. Eugene, aku akan berjalan-jalan seminggu di Lisbon. Bersenang-senanglah juga, turun dari yacht!" seru Matthew yang mendapat