Sesampainya di griya tawang miliknya di lantai 50 Nirwana Amanjiwo Tower, Leon melepas alas kakinya dan juga jasnya. Dia menarik lepas dasi di kerah kemejanya sembari menatap Evita dengan bergairah.
"Dokter Cinta, temani aku mandi ya?" pinta Leon sambil menarik tangan Evita menuju ke kamar mandinya yang sangat luas itu.
Evita tak sempat menjawab sepatah kata pun saat dirinya diseret masuk ke kamar mandi. Leon mengisi bathtub dengan air hangat dan memasukkan bubble bath beraroma lavender, aroma favorit Evita.
Kemudian pria itu mendesak tubuh Evita hingga punggungnya menempel ke dinding lalu melumat bibirnya dengan ganas. "Magnifique ma chérie," gumam Leon dalam bahasa Perancis yang artinya cantik sayangku.
Tangan Leon begitu terlatih melucuti kancing kemeja chiffon yang dikenakan Evita hingga tak butuh waktu lama semua pakaiannya terlepas menyisakan tubuh polos wanita itu di hadapannya.
Bibir Leon menyusuri leher Evita yang terengah-eng
Begitulah Leon, dingin di pagi hingga siang hari saat harus bekerja dan panas di malam hari saat bermain dengan wanita. Kini dia memiliki obsesi yang begitu besar pada Dokter Evita Caroline Meyers. Leon menolak ide bahwa wanita itu adalah mainannya, padahal yang dia inginkan adalah bermain-main bersamanya. Teman sepermainan atau teman fantasinya yang nakal?"Apa yang kau inginkan Leon?" tanya Evita tertutupi handuk putih yang hanya sanggup menyembunyikan sebagian buah dadanya yang berukuran extra large dan membalut tubuhnya hingga sedikit di bawah bokong tanpa bra dan celana dalam.Tatapan mata Leon begitu bergairah seolah membakar Evita. "Sepertinya kau akan membuatku mimisan lagi, Eve," keluh Leon."Haahh ... bagaimana bisa? Apa kau memiliki penyakit kelainan darah?" tanya Evita bingung.Tangan Leon turun dari punggung ke bawah meremas bokong Evita. "Mimisan karena terlalu bergairah kepada little mermaid-ku yang seksi ini," gumam Leon."Music pla
Stamina Leon yang luar biasa karena terlalu sering melembur wanita di atas ranjangnya seolah tak ada istilah turun mesin. Setelah semalam melayani Evita, ketika pagi tiba pun dia masih sanggup memanjakan lagi wanita itu.Kini Leon benar-benar yakin kekasihnya itu memiliki kecenderungan hiperseks. Evita bisa benar-benar agresif bila sedang 'ingin' seperti pagi ini."Leooonnn ... aahhh," panggil wanita itu sembari mendesah membuat Leon terkekeh geli melihatnya dari bawah.Evita sedang mengangkangi pangkal pahanya dan bermain kuda-kudaan dengan begitu liar bersamanya di ujung pagi dimana mentari masih malu-malu bersinar di balik awan."Apa Cintaku? Kenapa panggil-panggil?" balas Leon iseng seraya mengulum senyumnya sementara kedua tangannya menyangga bawah kepalanya di atas bantal memandangi indahnya wanita cantik telanjang yang sedang memuaskan dirinya sendiri dengan tubuh perkasanya.Wajah Evita merona antara malu dan terjebak gairah liar pada
Kedua wanita yang bertugas mengawal Evita itu berlarian menuruni tangga darurat hingga sampai di lantai lobi Rumah Sakit Siloam International. Hal yang mereka kuatirkan akhirnya terjadi juga, bos mereka berpapasan dengan mereka berdua di lobi."Dimana Evita?" seru Leon melihat gelagat tak beres karena kedua wanita pengawal itu berlarian terengah-engah seolah mengejar sesuatu."Di-dia dibawa seorang pria dengan pisau belati di lehernya untuk mengancam kami agar tidak mendekati mereka berdua, Pak Leon!" jawab Rosa masih terengah-engah.Leon tidak menunggu lagi, dia berlari ke parkiran luar seraya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya mencari sosok Evita dan pria misterius itu.Sebuah mobil Ferrari merah berdecit di arah pintu keluar rumah sakit yang ditutup dengan palang petugas karcis parkir.Dengan segera Leon menaiki Lamborghini miliknya untuk mengejar Ferrari itu. Para pengawalnya mengikuti di belakangnya dengan Alphard hitam.Se
Warning Bab ini khusus area 21+ dan adegannya dewasa! Jangan baca kalau tidak suka, skip aja!Belvin mengendarai Ferrari merahnya yang pecah kaca jendelanya itu kembali ke unit apartment mewahnya di MT. Haryono. Amarah menggelegak di dalam hatinya. Hidungnya terasa sakit dan pegal, sepertinya tinju Leon tadi mematahkan tulang hidungnya. Dia menyumpal lubang hidung sebelah kirinya dengan tissue karena tak berhenti meneteskan darah segar."Dasar anak sundal brengsek!" makinya memukul setirnya sementara mobil yang dia kendarai melaju di tengah jalan raya kota Jakarta Pusat.Sesampainya Belvin di unit apartment exclusive miliknya, dia membuka ponsel pintarnya untuk mengecek pesan. Ternyata ada beberapa pesan masuk, tetapi satu id pengirim pesan yang menarik perhatiannya, teman akrabnya yang bernama Charles."Bro, besok nggak lupa kan, siang ada orgy party di Hotel Four Seasons? Loe dateng kan?" Isi pesan WA itu.Raut wajah Belvin yang tadinya men
Warning Bab ini khusus area 21+ dan adegannya dewasa! Jangan baca kalau tidak suka, skip aja!Pesta seks itu berlangsung sangat seru di kamar 2512 hotel bintang 5 di Jakarta. Peserta prianya semua pengusaha tajir yang memiliki hasrat seksual besar yang butuh berkali-kali dipuaskan lawan jenisnya.Alvin Lukmanjaya, pengusaha ekspor impor hasil laut. Dia salah satu peserta orgy yang sudah beristri, dia seusia Belvin 35 tahun. Dia bersama temannya, Hawk, pria bule Australia, pengusaha tambang batu bara yang kebetulan sedang mampir ke Jakarta menggarap seorang wanita Uzbekistan bertubuh semok, ukuran buah dada wanita itu cup D sangat extra large.Wanita Uzbekistan itu bernama, Shareema. Dia cantik eksotis berkulit coklat seperti madu dengan rambut panjang lurus rebonding yang sangat lebat selebat rambut kemaluannya.Kedua pria itu sangat bernapsu menikmati tubuh Shareema yang tergolek bersandar di kepala ranjang dalam kondisi telanjang bulat dengan paha
"Leon, kendalikan emosimu! Papi sudah lihat liputan berita tentang kau menghajar Belvin di jalan raya. Itu benar-benar gila, kau harus memikirkan citra perusahaan Indrajaya Realty juga. Harga saham INRT jeblok hari ini karena tingkahmu!" omel Leonard di telepon sore itu seusai closing perdagangan di bursa saham IHSG.Leon tak dapat membantah perkataan papinya, dia memang salah langkah kemarin karena menghajar Belvin di tengah jalan raya kota Jakarta yang macet. Semua demi Evita, dia akan melakukan apapun."Maafkan Leon, Papi. Akan Leon urus mengenai skandal di media massa itu sesegera mungkin," jawab Leon dengan nada menyesal."Oke, jangan ulangi lagi membuat heboh di ruang publik, Leon. Papi mengawasimu!" pesan Leonard sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan putra bungsunya yang bandel itu.Usai mengakhiri teleponnya, Leon mendesah lelah lalu memijat pelipisnya. Kepalanya pusing setiap menghadapi kemarahan papinya.Sementara itu di depan ruangan
Leon baru saja sampai di lobi Rumah Sakit Siloam International saat Gio menelponnya."Halo, ada apa Gio?""Halo, Bos ... maaf mengganggu. Ada kabar bagus sekali untuk Indrajaya Realty. Haverton International Co. menyepakati mega proyek kerjasama yang kita rapatkan kemarin, nilai proyek mereka sekitar 250 Triliun lebih untuk 5 tahun ke depan bila dieksekusi, Pak," ujar Gio menjelaskan maksudnya menelepon di luar jam kerja."Good job, Gio. Itu saja?" sahut Leon dingin sekalipun senyum tersungging di bibir seksinya."Emmhh ... iya, itu saja, Bos ...," jawab Gio seraya menggaruk-garuk kepalanya mengetahui respon Leon yang datar. Kalau dia yang menjadi bos tentu sudah berjoget-joget seperti orang gila di jalanan, mega proyek 250 T ... duit sebegitu banyak bisa menghidupi satu nusantara sepertinya, pikir Giorgio.Leon lalu menyampaikan titahnya ke sekretarisnya itu, "Gio, segera kamu hubungi bos sekuritas Mirae dan Sucor. Berikan artikel kerj
Sesampainya di Polres Jakarta Pusat, petugas polisi menggelandang turun para peserta orgy yang berjumlah 10 orang itu ke dalam kantor untuk direkam identitas mereka.Kasus pesta seks itu memiliki bukti otentik yang sangat memberatkan dan tidak bisa lepas dengan mudah. Untungnya tidak melibatkan narkoba yang bisa menambah hukuman para tersangka.Belvin duduk berhadapan dengan petugas kepolisian yang mengetik data dirinya. "Pak, saya mau menelepon pengacara apa boleh?" tanya Belvin pada petugas polisi itu."Boleh, silakan tulis nomor HP nya Pak, nanti kami hubungi agar ke kantor polisi," jawab petugas polisi itu.Segera saja Belvin menuliskan nomor kontak pengacaranya di secarik kertas post it di meja lalu menyerahkannya. Dia pun mengedarkan pandangannya ke seliling ruangan mengecek keberadaan rekan-rekannya. Mereka semua memasang tampang masam dan berpenampilan kusut.Channel you tube milik Jay Avelone ditutup oleh pihak kepolisian karena melanggar