Share

Bab 16

Penulis: Chocoberry pie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 12:00:37

Suara detak jantung mereka berpacu dengan ritme yang bahkan lebih cepat dibanding detak jam di dinding kamar itu.

Marco meremas gemas gumpalan di dada gadisnya. Hasratnya semakin memuncak, bahkan kejantanannya terasa berkedut seakan tak sabar lagi untuk merasakan kenikmatan dunia.

Cassandra menggigit bibirnya, menahan gelenyar di dadanya. Tenggorokannya terasa kering, namun ia tetap diam. Ia tak ingin kehilangan sentuhan Marco malam itu. Desahan pun lepas dari bibirnya, saat gelitik terasa di bagian intimnya.

Marco mengusap lembut bagian intim gadisnya. Sesuatu yang tersembunyi di balik kain berbahan renda itu seolah menjanjikan sesuatu baginya.

Cassandra menggeliat, ia seakan tak dapat lagi menahan hasratnya. Setiap sentuhan Marco membuat tubuhnya bergetar, seolah sebuah medan listrik mengaliri tubuhnya.

“Ah …” desah lembut kembali lolos dari bibirnya.

Marco tak dapat menahan diri lagi. Tangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Haniubay
kayaknya bakal hamil tuh Casandra,karna Marko numpahin kecebongnya di dalam
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
klo d kehidupan nyata psti sudah kena pasal paman bersetubuh dg keponakan sndri
goodnovel comment avatar
Dhania
kenaoa harus zissy, gak nyambung blas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 17

    “Tapi Rex, kenapa harus Zissy?” protes Marco. Ia masih merasa kesal dengan kejadian yang terakhir kali harus dialaminya karena ulah Zissy. “Karena hanya dia yang paling betah menghadapi kamu.” Rexy tersenyum lebar seolah mengatakan idenya adalah yang paling brilian dan Marco harus menyetujuinya. “Apa kamu gila? Tidak Rex, tidak! Aku tidak mau mati karena dicekoki pil pil aneh lagi olehnya.”Rexy mengedikkan pundaknya. “Terserah padamu. Asal kamu tahu, tidak ada satupun gadis yang betah berlama-lama di sisimu, kecuali dia. Dan setidaknya kamu harus bertanggung jawab karena sudah membiarkannya menunggumu begitu lama hingga mendapatkan gelar perawan tua.”Rexy menatap arloji yang melingkar di tangannya. Ia mendecak kesal dan menurunkan satu kaki lainnya ke atas lantai. “Aku pamit dulu. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan hari ini,” pamitnya. “Setidaknya aku berharap hubungan kamu dengan Zissy akan sepanas hub

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 18

    “Kenapa dia bertingkah aneh seperti itu? Apa dia muak padaku? Kenapa setelah kuberikan segalanya, dia justru berbalik dan menikahi wanita lain? Bu Zissy, apa sih hebatnya dia? Kenapa Om Marco lebih memilih dia daripada aku?” Seribu pertanyaan bergelayut di kepala Cassandra. Hingga malam semakin larut, gadis itu belum juga dapat memejamkan mata. Ia masih mengingat semua ucapan Marco yang menyakiti hatinya.“Bahkan dia seperti sudah tidak tertarik lagi denganku,” keluhnya. Ia masih mengingat dengan jelas bahwa Marco mengabaikannya, sekuat apapun usahanya untuk melemahkan imannya. ***“Non, ada teman Non di depan.” Bik Sum mengetuk pintu kamar Cassandra. “Non Sandra ….” Dengan perasaan enggan Cassandra bangkit dari ranjangnya dan bergerak mendekati pintu. “Aduh …. Siapa sih yang dateng pagi-pagi gini. Nggak sopan amat,” omelnya pada Bik Sum. “Sudah sore, Non. Sudah jam tiga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 19

    Marco menghentikan langkahnya. Pupilnya melebar dalam kegelapan karena memaksakan diri untuk mengenali dua sosok manusia di hadapannya. Sepasang manusia yang sedang bercumbu, di tengah teriakan para makhluk halus settingan. “Sandra?” panggilnya pelan karena sedikit ragu akan penglihatannya. Sepasang kekasih itu balas menatapnya. Mereka bergeming di tempatnya hingga Marco semakin dekat dan berhasil mengenali keduanya. “Bukan! Syukurlah, itu bukan mereka,” batin Marco. “Tapi bagaimana kalau mereka justru melakukan hal yang lebih dari itu di tempat ini?” Memikirkan hal itu, membuat Marco tiba-tiba menjadi paranoid. Ia tidak ingin laki-laki itu menyentuh Cassandra. Ia tidak rela siapapun menyentuhnya. Sepasang matanya terus memindai sekelilingnya. Hingga tiba-tiba ia mendengar sebuah jeritan. Jeritan yang khas, yang dapat dikenalinya. “Cassandra!” teriaknya tanpa ragu. Ia berjalan lebih cepat menuju ke asal suara. Sepasang mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 20

    “Marco Asmara! Bukankah itu dia?” Marco mengedarkan pandangannya. Ia merasa ada seseorang yang memanggil namanya. Namun tak terlihat seorangpun yang dikenalnya. Namun hal itu tidak membuatnya lengah. Lelaki itu menggenggam tangan keponakannya dan membawanya pergi dari tempat itu. Keesokan harinya ….“Apa kamu sudah baca berita hari ini?” berondong Rexy yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja Marco. Rexy memperlihatkan sebuah artikel di dalam gadgetnya. Sebuah foto dengan wajah yang tidak terlalu jelas terpampang di layarnya. Dan semuanya bertambah jelas karena judul yang terpampang di bawahnya. ‘Pengusaha garmen merk ternama tertangkap basah berkencan dengan gadis di bawah umur’“Ini kamu kan? Siapa gadis itu? Apa yang kalian berdua lakukan di Wonderland malam-malam? Apa dia benar-benar di bawah umur?” cecar Rexy. Marco menatap layar gadget itu cukup lama. “Siapa yang berani mengambil foto itu?” Rexy men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 21

    Mendengar laporan dari Bik Sum, membuat pikiran Marco pun berkecamuk. Berita itu mungkin saja membuat Cassandra tertekan. Dan Marco adalah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab atas masalah ini. Lelaki itu meninggalkan rapat yang sedang berlangsung. Baginya Cassandra jauh lebih penting dari apapun, bahkan jika itu adalah proyek bernilai ratusan juta sekalipun. Gegas ia menuju ke rumah kediaman keluarganya. Dan segera berlari menuju kamar gadis itu. Sunyi. Tak ada suara sedikit pun dari dalam sana. Pikiran Marco semakin kacau. Bayangan yang terburuk pun muncul di benaknya. “Bagaimana kalau … dia benar-benar mengakhiri hidupnya?” Ia melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah pukul enam sore. Sudah hampir satu jam semenjak Bik Sum memberitahunya. Bagaimana kalau ia datang terlambat? Diketuknya pintu itu. Jantungnya berdetak dengan kencang. Sebenarnya ia ingin segera mendobrak pintu di hadapannya. Namun diurungkannya niat itu hanya karena tak ingin menakuti Cassandra.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 22

    Marco mendekati Cassandra. Ia melirik remote yang tergeletak di atas ranjang gadis itu. Dicobanya untuk meraih benda itu. Namun sayang, gerakan Cassandra jauh lebih gesit. Gadis itu menegakkan tubuhnya, menjadikannya tameng untuk menghadapi Marco. Marco terkejut karena tak menduga gerakan itu. Tanpa sengaja, kejantanannya menyentuh bagian kenyal tubuh gadis itu. Marco menelan kasar salivanya. Jantungnya berdebar semakin keras. Ia tak mampu lagi menyembunyikan hasratnya.Suara desah dan erangan erotis yang keluar dari speaker itu, justru membuat batangnya semakin mengeras sempurna. Cassandra menggigit bibirnya. Sepasang matanya tak lagi memperhatikan layar datar itu, melainkan sesuatu yang menonjol dengan jelas di balik celana Marco. Perlahan Cassandra mendongakkan kepalanya. Ia memperhatikan jakun lelaki di hadapannya yang naik turun. Ia tersenyum dan berbisik di telinga laki-laki itu. “Om Marco … nggak papah?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 23

    Marco terbangun dari tidurnya. Napasnya terengah. Ia merasa mimpinya barusan begitu nyata. Mungkin karena beberapa hari terakhir Cassandra dan dia telah terlibat banyak masalah. Jam menunjuk ke angka dua. Tak terasa sudah satu jam ia tertidur di ruang kerja kakaknya itu. Ia berdiri dan menegakkan badannya. Dilangkahkannya kakinya menuju kamarnya sendiri. Dengan matanya masih terasa berat, ia merebahkan tubuhnya ke atas pembaringannya yang empuk. Pagi tanpa Bik Sum terasa dingin. Tak ada makanan hangat yang tersaji di atas meja. Cassandra duduk di depan meja makan dengan kedua tangan menyangga kepalanya. Ia menatap lelaki muda dengan apron di pinggangnya, sibuk mengaduk isi wajan penggorengan di depannya. Wajah tampan si pemilik kumis tipis itu menjadi pusat perhatiannya. Seandainya saja mereka tidak memiliki ikatan darah, kebahagiaannya lengkaplah sudah. Dia adalah lelaki paling sempurna yang pernah ditemui C

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 24

    “Om lagi buat apa?” Cassandra mengawasi tangan besar lelaki yang berjarak usia belasan tahun dengannya itu. Tangannya dengan cekatan memasukkan biji kopi ke dalam grinder. “Kamu mau kopi susu?” sahut Marco dengan sebuah pertanyaan lainnya. Ia menatap lembut keponakannya yang turun dari kamarnya dengan pakaian tidurnya. Daster mini berwarna pink pastel. Gaun tipis yang memperlihatkan dengan jelas kedua kakinya yang jenjang. “Hmm … boleh deh, kalo Om yang buatin,” sahutnya. “Om dengar, tadi kamu berulah ya?” Cassandra mencebik kesal. Bagaimana mungkin Marco secepat itu mendapatkan informasi tentang kejadian tadi pagi. Cassandra tak bisa merelakan Marco untuk menikah dengan Zissy, dosennya. “Om, gimana kalau kita bikin kencan ganda,” celetuk Cassandra tiba-tiba. “Om bawa teman Om, aku juga bawa teman aku.” “Eh … apa-apaan ini?” Marco terkejut bukan hanya karena celotehan Cassandra, tapi juga karena gadis it

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31

Bab terbaru

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 150

    Sepasang insan itu menikmati kebersamaan mereka. Tak ada lagi kecemasan dalam pikiran mereka. Semua keraguan dan kecemasan yang beberapa hari terakhir dirasakannya, menghilang dalam sekejap. Keduanya seakan berlomba untuk saling memuaskan satu sama lain dalam degup irama jantung yang sama kencangnya.“Om,” desah suara itu memanggil kekasihnya. Marco menghentikan hentakannya. Ia menatap wajah lelah istrinya yang telah dipacunya beberapa menit berlalu. Dikecupnya bibir merahnya dengan senyuman mengembang. “Sampai kapan kamu akan memanggilku seperti itu?” godanya. “Apa kamu ingin semua orang menganggapmu sugarbaby ku?” Cassandra menarik sudut bibirnya, memberikan seulas senyuman manjanya. “Suamiku. Atau sayangku. Mana yang lebih baik menurutmu?” Marco memautkan jari jemari ke tangan istrinya. Sepasang matanya seakan tersenyum lembut bersama dengan bibirnya.“Keduanya terdengar sexy, asal keluar dari bibirmu,” bisiknya. Lelaki itu kembali mencumbu istrinya, menyerangnya dengan gelit

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 149

    Marco terkesiap saat melihat Cassandra di depan pintu. Ia tidak menduga Cassandra harus terlibat dalam masalah ini. Seharusnya semua rencananya berhasil, jika saja Dave tidak dengan sengaja membawa istrinya ke tempat itu. Ia bahkan dapat melihat senyum lelaki itu saat mengikuti langkah Cassandra masuk ke dalam kamarnya. Namun Marco tidak ingin semua rencananya berantakan. Ia segera menutup pintu sesaat setelah Dave masuk. Dan pertunjukan utama pun dimulai. Cassandra melihat seorang gadis, kedua tangannya terikat menjadi satu dan Rexy sedang berdiri tepat di hadapannya. “Om Rexy? Dan kamu … bukankah kamu Shereen? Apa yang kalian bertiga lakukan di kamar ini?” Tentu saja Cassandra kebingungan melihat keberadaan mereka di tempat itu. Semua pikiran buruk tentang perselingkuhan suaminya, langsung dimentahkan karena kehadiran Rexy. “Tidak, bukan seperti itu pertanyaannya, Sandra,” sahut Rexy. “Seharusnya kamu minta Dave menjelaskan semuanya. Bagaimana ia tahu Marco ada di hotel ini

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 148

    “Ngapain kamu bawa aku kemari?” Cassandra menatap curiga lelaki di sampingnya. Ia mulai gelisah. Perasaannya makin tak tenang saat lelaki itu memutar kemudinya memasuki lobi hotel berbintang empat itu. “Seperti yang aku katakan. Aku punya janji minum dengan Indra, interior desainer yang aku ceritakan tadi,” sahut Dave dengan tenangnya. Cassandra menatap lelaki itu dengan sudut matanya. Ia terus memperhatikan gerak-gerik lelaki yang dikenal dengan sifat buruknya – pemain wanita.Dave tersenyum tipis saat mengetahui Cassandra menatapnya penuh kecurigaan. “Apa?” tanyanya sembari tertawa terkekeh. “Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kamu mulai menyadari bahwa teman kamu yang satu ini terlihat tampan?” Cassandra mengalihkan perhatiannya. “Iya, sebenarnya kamu cukup tampan. Tapi –” “Tapi? Tapi apa?”“Kenapa kamu sampai sekarang belum juga menikah?” ungkap Cassandra karena tak tahan lagi dengan sikap lelaki itu. Lelaki itu tersenyum lebar. “Karena aku sedang menunggu seseorang. Se

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 147

    “Aku akan segera pulang setelah melakukan survey lokasi.” Marco mengatakan dengan jelas alasan kepergiannya kepada istrinya. “Hanya satu malam, Sayang.” “Tapi ….” Cassandra mendecak kesal. “Aku benci tidur sendirian, Om.”“Aku janji, seandainya nanti semuanya selesai tidak terlalu larut, aku akan langsung kembali,” sahut Marco. Cassandra mengerucutkan bibirnya. Seandainya saja Marco mengajaknya, ia pasti mau ikut bersamanya. Tapi ia malu untuk terlihat posesif terhadap suaminya. “Baiklah. Kabari aku setelah kamu sampai di tujuan,” pinta Cassandra. Marco menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui permintaan istrinya. “Tentu saja,” ucapnya. Ditatapnya wajah manis perempuan yang ada di dalam pelukannya. Rasa hangat pelukan Marco, membuat perasaan gelisah di hati Cassandra memudar. Hatinya seharian ini memang merasa tak tenang, seperti merasakan sebuah firasat buruk tentang suaminya. Namun ia tak bisa menemukan sesuatu yang tak seharusnya. Bahkan dia percaya suaminya tak akan pernah

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 146

    Shereen mengunci pintu ruang kerja Marco. Dengan liar kedua tangannya mengunci ciumannya dari belakang tengkuk Marco. Perempuan itu memeluk Marco dan melumat bibir lelaki itu dengan penuh hasrat.“Hentikan Shereen,” lirih lelaki itu. Marco meraih pinggang ramping gadis itu dan menyentakkannya agar ia melepaskan pelukannya.Tak bisa disangkal, sebagai seorang pria normal tentu saja penampilan dan sentuhan sensual gadis itu membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Marco seakan dibawa ke sebuah petualangan baru yang tak pernah dirasakannya sebelumnya. “Bukankah ini menyenangkan?” bujuk gadis itu. “Hentikan semua omong kosong ini. Aku sudah punya–”“Istri? Aku tidak menyuruhmu menikahiku,” sambung Shereen yang tak mau mendengar sebuah penolakan. “Aku cuma ingin seseorang ada di sisiku ketika aku kesepian. Ada seseorang yang peduli padaku saat aku kesakitan.”“Keluarlah.” Marco menyingkirkan sepasang tangan yang masih enggan lepas dari lehernya itu. “Keluarlah sebelum aku memanggil sek

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 145

    Cassandra berjalan selangkah demi selangkah mendekati Marco. Sepasang matanya menatap laki-laki itu dengan tatapan dinginnya. Tatapan dingin yang membuat jantung Marco seakan hampir berhenti berdetak. “Mati aku! Apa dia tahu sesuatu? Sepertinya Shereen tidak main-main dengan ancamannya.”Dengan kedua tangannya, Cassandra mendorong tubuh Marco, hingga membuat tubuh lelaki yang tidak siap menghadapinya itu limbung dan jatuh terjengkang. Marco menelan kasar salivanya. Panik! Itu yang saat ini dirasakannya. Apalagi saat melihat Cassandra yang seakan tak mau melepaskannya. Namun tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut di bagian tengah tubuhnya. Bagian yang masih berdiri menantang itu, kini berada dalam genggaman tangan Cassandra. Sentuhannya bahkan membuat jagoan Marco itu semakin mengeras. “Tadi … kamu kenapa?” tanya Marco ragu, “apa ada yang salah?”Cassandra menggelengkan kepalanya. “Aku cuma nggak nyaman aja, ruangannya terlalu sempit dan … keras.” Marco menghela napas lega. Ia ta

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 144

    Aroma jasmin menguar di ruangan yang terasa hangat itu. Suara air yang mengalir memenuhi bak mandi, menyamarkan debaran jantung keduanya. Marco dapat merasakan betapa lembut dan lembabnya kulit kekasihnya, saat tangannya menyentuh tubuhnya. Ia dapat merasakan hasratnya yang membara saat tubuh mereka bersentuhan. Marco menangkup sepasang tangannya di dada kekasihnya, merasakan sensasi kenyal yang mempermainkan hasratnya. Lelaki itu mendaratkan kecupannya di leher jenjang istrinya, merasakan denyutan nadi yang seolah menjerit saat disentuhnya. Suara desah lolos dari bibir Cassandra. Dengan pasrah, ia menyandarkan kepalanya ke dada suaminya dan memberikan keleluasaan baginya untuk menikmati tubuhnya. Ia sungguh menikmati permainan tangan suaminya dan sentuhan basah di lehernya menciptakan percikan-percikan yang membangkitkan hasratnya. Lelaki itu memutar tubuh kekasihnya. Ditatapnya wajah cantik yang tak pernah bosan dilihatnya itu. “Aku mencintaimu Sandra, cuma kamu. Biar apapun ya

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 143

    Marco mengerjapkan matanya. Ia benar-benar terkejut ketika menyadari dirinya berada di tempat yang sama sekali asing baginya. Ia mencoba mengingat kejadian terakhir yang tersimpan di memorinya. Suara gemericik air, menyadarkan dirinya bahwa ia tidak sendirian. Lelaki itu semakin terkejut ketika melihat beberapa foto yang terpampang di dinding ruangan itu. “Om sudah sadar rupanya.” Suara itu terdengar seiring dengan pintu kamar mandi yang terbuka. “Sher!” Marco menyadari bahwa dirinya berada di dalam apartemen Shereen, seorang model terpilih perusahaannya. Ia masih ingat bagaimana gadis itu menelponnya dengan ketakutan. Gadis itu tersenyum lebar. “Aku tahu Om akan datang. Aku tahu, Om akan meninggalkan istri Om buat aku,” ucapnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. “Persis seperti yang Dave katakan.”“Dan yang lebih penting, alam seakan mendukung niatku. Om pingsan tepat di depan pintu apartemenku.”Marco segera bangkit dari sofa, tempatnya terbaring tadi. Ia menatap gadi

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 142

    Shereen mengulurkan tangannya. Mendengar tawaran yang menguntungkan seperti ini, tentu saja tidak mungkin disia-siakan olehnya. Bukan karena ia tidak menginginkan kompensasi pembatalan kontrak bernilai ratusan juta itu, tapi ia sadar jika ia membatalkan sebuah kontrak bernilai besar seperti ini akan membuat namanya juga menjadi buruk. Tidak akan ada lagi orang yang berani menawarkan kontrak apapun kepadanya. Selain itu, firasat Shereen mengatakan bahwa Marco akan menuruti apapun keinginannya. Marco sudah berada di dalam genggaman tangannya. “Om yakin?” tanya gadis itu. “Om akan melindungi aku, menjaga aku dalam setiap kegiatan yang akan aku lakukan?” Marco menganggukkan kepala menyetujui ucapan Shereen, walau ia tahu itu tidak mungkin dilakukannya. Pekerjaannya cukup banyak, dan waktu sepanjang dua puluh empat jam bahkan tidak akan cukup jika harus ditambah dengan tugas sebagai seorang bodyguard. Tapi ia tetap menganggukkan kepalanya, yang terpenting gadis di hadapannya tidak mem

DMCA.com Protection Status