Share

Bab 102

Penulis: Chocoberry pie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-27 08:28:52

Marco menekan telapak tangannya di atas ranjang, membuat tubuhnya terangkat menjauh dari tubuh gadis di bawahnya.

Terlalu naif bila ia tidak tersinggung dengan kalimat yang baru saja dilontarkan kekasihnya. Ia bangkit dan berdiri dari ranjang itu.

“Sepertinya kamu perlu istirahat,” ucapnya. Lalu tanpa menoleh, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya sambil berjalan keluar dari kamar itu.

“Om, mau kemana?” teriak Cassandra tepat sebelum pintu kamarnya tertutup.

Namun Marco sama sekali tak mengurungkan niatnya untuk menutup pintu. Ia tidak berniat untuk menjawabnya.

“Apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya?” batin Marco. “Bukankah kebanyakan perempuan lebih menyukai sebuah hubungan dengan ikatan yang jelas?”

Sebaliknya dengan Cassandra. Gadis itu berguling dan membenamkan wajahnya di bantalnya.

“Om Marco ngeselin! Kenapa sih dia nggak mau ngertiin aku? Aku kan masih ingin nikmatin masa mudaku. Kalau aku nikah, aku harus sibuk urus rumah, urus anak, urus segala macem,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 103

    Gadis itu mendongakkan kepalanya. Napasnya terengah dan sepasang tangannya meremas rambut di batok kepala kekasihnya. Marco menghentikan permainannya. Ia menatap lembut wajah kekasihnya yang tampak kelelahan karena ulahnya. “Aku … sepertinya aku terlalu banyak lihat konten di media sosial. Aku takut jika menikah nanti, aku harus terus tinggal di rumah, melakukan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya, hamil, punya anak dan mengurus segalanya sendirian sampai tak punya waktu untuk diri sendiri.” Cassandra terdiam. “Jujur, itu sangat menakutkan.” Marco tersenyum manis. “Kalau itu yang menjadi kegelisahanmu. Aku tidak akan keberatan berbagi tugas denganmu. Kita bisa berangkat bekerja bersama-sama, pulang bersama. Mengerjakan segala sesuatunya bersama. Bukankah itu terdengar sangat manis.” Cassandra memiringkan badannya, menatap lelaki yang sedang tersenyum, seolah sengaja memamerkan pesonanya. Gadis itu membalas senyuman itu dan menganggukkan kepalanya. “Itulah kenapa aku sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 104

    Siang itu Marco dengan sengaja membatalkan pertemuannya dengan beberapa customer baru. Ia sudah tidak sabar untuk menemui Zissy. Sengaja ia memesan VIP room sebuah resto agar privacynya terjaga. Ia masih tak bisa melupakan bagaimana Zissy menyabotase pertemuannya dengan drama bunuh diri di hadapan banyak wartawan. Kali ini Marco tidak mau bertindak gegabah. Ia juga telah membayar beberapa orang untuk berjaga di sekitar resto itu. Ia duduk dengan tenang, menyesap secangkir americano pesanannya saat wanita yang ditunggunya datang. Wanita bertubuh mungil yang terlihat lebih gemuk dari biasanya itu menarik kursi di hadapan Marco dan duduk di sana. “Maaf, aku terlambat. Semoga aku tidak membuatmu menunggu lama,” ucapnya dengan gugup. Marco tersenyum tipis. Ia tidak mau mengacaukan rencananya hanya karena emosinya. Sekuat tenaga, ia berusaha menahan amarahnya. “Tenang saja. Hari ini aku sudah membatalkan beberapa janjiku, hanya untuk membahas sesuatu yang penting ini denganmu,” ucap Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 105

    “Papa ngajak tante, eh … mama Mona keliling Eropa,” cicit Cassandra malam itu. “Memangnya dia nggak pamit sama Om?” “Nggak. Mungkin saja mereka nggak sempat,” sahut Marco dengan santainya. “Semua serba dadakan. Pertemuan mereka, pernikahan mereka, juga bulan madunya, semua tanpa rencana.” “Benar juga, sih.” Cassandra menganggukkan kepalanya. “Jadi kita pulang ke mana sekarang? Rumah atau apartemen?” “Hmm … kamu yakin mau pulang?” goda Marco. “Yakin nggak bakal bosen di rumah?”Cassandra menepuk-nepuk pundaknya sendiri. “Iya, Sandra capek banget nih. Seharian ini harus melototin tumpukan berkas yang ditinggalkan papa.” Marco mengulurkan tangannya, mengacak puncak kepala gadisnya. “Kan udah aku bantu setengahnya tadi.” “Tapi bener-bener nggak manusiawi kalo pemula seperti aku harus periksa segitu banyak laporan,” omel Cassandra. “Harusnya Om periksa dan langsung Om tandatangani sendiri. Apa susahnya sih? Kenapa juga aku harus ikut periksa.” “Lalu kamu mau ngerjain apa, hmm? Mau be

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 106

    “Pak Marco, apa Anda sudah mencari kado ulang tahun untuk Nona?” tanya Niken pagi itu. “Besok adalah hari kelahiran Nona Cassandra.” Marco berhenti mencoret kertas di hadapannya. Matanya membulat saat kepalanya terangkat, menatap sekretarisnya itu. “Besok?” ulangnya seperti sedang terkejut. “Jadi … Anda belum mempersiapkannya?” tanya Niken dengan nada meninggi karena mendadak ikut panik. Marco meletakkan penanya. Ia menggigit bibirnya, suatu kebiasaan ketika ia sedang berpikir keras. Tak berapa lama kemudian, lelaki itu menjentikkan jarinya. “Apa kamu bisa membantuku?” Niken mendadak gugup. Dengan sedikit ragu, ia menganggukkan kepalanya. Tentu saja ia merasa takut tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan Marco, sesuai ekspektasinya jika waktu yang diberikan hanya sehari saja.“Pesan sebuah hall, undang kawan-kawan dan juga beberapa relasi kita,” perintah Marco. “Aku akan mengumumkan pertunanganku dengannya besok.” “Tapi Pak Marco ….” Niken merasa semakin gugup ketika men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 107

    “Miller sedang mengadakan pesta perpisahan. Dia akan kembali ke negaranya. Dan dia mengundangku ke acara itu. Apa kamu bisa menemaniku?” tanya Marco pada gadis yang terlihat manyun di depannya. Cassandra merasa kesal seharian ini. Ia tidak mendapatkan satupun ucapan selamat di hari ulang tahunnya. Tidak dari orang yang dicintainya, juga dari sahabatnya Hani. Seperti semua orang sedang melupakan keberadaannya. “Baiklah,” sahutnya dengan perasaan kecewa. “Aku sudah membuat janji dengan Clairys Salon. Pergilah, ke sana. Aku tidak mau terlihat buruk di depan Miller,” perintahnya. Cassandra menghela napas. Ia berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan Marco dengan perasaan kesal. “Bagaimana bisa dia melupakan hari kelahiranku, di saat yang sama dia memakainya untuk membuka pintu apartemennya,” batin Cassandra. “Dan kenapa dia sampai memintaku ke salon kalau hanya sekedar untuk datang ke acara perpisahan relasi bisnisnya. Benar-benar menyebalkan!”Walau merasa kesal, namun gadis itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 108

    Cassandra memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan itu. Ia masih belum pulih dari rasa terkejutnya, tatkala wanita itu kembali mencerca. “Kamu memang nggak punya malu! Bahkan adik kandung papa kamu sendiri, kamu goda,” teriaknya. “Dasar perempuan jalang!” Marco menjentikkan jarinya, memberikan isyarat pada para penjaga keamanan yang disewanya, untuk mengatasi masalah itu. “Nyonya Zissy! Apa kamu bisa membuktikan bahwa aku adalah ayah bayi yang ada dalam kandunganmu?” tanya Marco. “Aku akan bersabar hingga bayi itu lahir untuk melakukan test DNA.”Dua orang penjaga mencekal lengan Zissy. Sekuat apapun wanita itu meronta, kedua lelaki itu tak melepaskannya. “Dan satu hal lagi yang belum kamu ketahui. Cassandra bukan putri kakakku,” lanjut Marco. Sepasang mata wanita itu membulat. Jika gadis itu bukan keponakan Marco, maka tak ada gunanya ia melakukan semua upaya ini. Cassandra mundur selangkah demi selangkah sebelum benar-benar meninggalkan ruangan itu. Pesta megah yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 109

    Marco menatap kakaknya yang menghampirinya. Ia melihat lelaki itu melepaskan troli berisi tas koper bawaannya, hanya untuk menghampirinya. “Kakak,” sambut Marco saat keduanya sudah dekat. Namun Irfan membalas sambutan itu dengan sebuah tamparan keras di pipinya. Wajahnya terlihat sangat serius. Mona terkejut melihat reaksi suaminya. Ia bergegas menghampiri keduanya untuk melerai. Tentu saja akan sangat memalukan jika kedua kakak beradik itu bertengkar di bandara.“Apa kamu ini benar-benar sudah gila? Bisa-bisanya kamu membuat kekacauan seperti ini,” geram Irfan.Marco menelan kasar salivanya. Lidahnya terasa kelu, tak bisa menyampaikan pembelaan atas dirinya sendiri. “Maaf.” “Cuma itu yang bisa kamu katakan!” hardik Irfan. “Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya. Selesaikan urusanmu dengan Zissy sebelum mengambil alih tanggung jawabku untuk menjaga dan merawat Cassandra. Tapi apa?” Marco mengepalkan tinjunya. Bibirnya mengatup rapat. Kali ini ia tak dapat menjawab sepatah katapun

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 110

    Marco masih menatap grafik di depannya. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuatnya kembali melambung seperti semula. Usaha yang dilakukan Irfan selama bertahun-tahun musnah dalam seketika hanya karena kecerobohannya.“Butuh waktu. Semuanya butuh waktu,” kata Rexy. “Bahkan seekor ulat butuh waktu untuk menjadi kupu-kupu.” “Rex, ini nggak ada kaitannya dengan ulat atau kupu-kupu. Aku satu-satunya orang yang bersalah atas kehancuran Sophie Laurent.” Marco meletakkan kembali benda pipih itu ke atas meja. “Maksudku, setelah kamu membereskan artikel-artikel itu. Perlahan semuanya akan kembali seperti semula,” sahut Rexy. “Percayalah.” Marco menyandarkan tubuhnya dan menghela napas panjang. “Seharusnya aku tidak terlalu percaya diri. Perempuan itu tidak akan semudah itu melepaskan aku.” “Lalu apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan menunggu bayi itu lahir dan menuntut ibunya?” tebak Rexy.“Tidak! Aku akan menuntutnya karena sudah mencemarkan nama baikku,” sahut Marco. “Tapi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04

Bab terbaru

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 150

    Sepasang insan itu menikmati kebersamaan mereka. Tak ada lagi kecemasan dalam pikiran mereka. Semua keraguan dan kecemasan yang beberapa hari terakhir dirasakannya, menghilang dalam sekejap. Keduanya seakan berlomba untuk saling memuaskan satu sama lain dalam degup irama jantung yang sama kencangnya.“Om,” desah suara itu memanggil kekasihnya. Marco menghentikan hentakannya. Ia menatap wajah lelah istrinya yang telah dipacunya beberapa menit berlalu. Dikecupnya bibir merahnya dengan senyuman mengembang. “Sampai kapan kamu akan memanggilku seperti itu?” godanya. “Apa kamu ingin semua orang menganggapmu sugarbaby ku?” Cassandra menarik sudut bibirnya, memberikan seulas senyuman manjanya. “Suamiku. Atau sayangku. Mana yang lebih baik menurutmu?” Marco memautkan jari jemari ke tangan istrinya. Sepasang matanya seakan tersenyum lembut bersama dengan bibirnya.“Keduanya terdengar sexy, asal keluar dari bibirmu,” bisiknya. Lelaki itu kembali mencumbu istrinya, menyerangnya dengan gelit

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 149

    Marco terkesiap saat melihat Cassandra di depan pintu. Ia tidak menduga Cassandra harus terlibat dalam masalah ini. Seharusnya semua rencananya berhasil, jika saja Dave tidak dengan sengaja membawa istrinya ke tempat itu. Ia bahkan dapat melihat senyum lelaki itu saat mengikuti langkah Cassandra masuk ke dalam kamarnya. Namun Marco tidak ingin semua rencananya berantakan. Ia segera menutup pintu sesaat setelah Dave masuk. Dan pertunjukan utama pun dimulai. Cassandra melihat seorang gadis, kedua tangannya terikat menjadi satu dan Rexy sedang berdiri tepat di hadapannya. “Om Rexy? Dan kamu … bukankah kamu Shereen? Apa yang kalian bertiga lakukan di kamar ini?” Tentu saja Cassandra kebingungan melihat keberadaan mereka di tempat itu. Semua pikiran buruk tentang perselingkuhan suaminya, langsung dimentahkan karena kehadiran Rexy. “Tidak, bukan seperti itu pertanyaannya, Sandra,” sahut Rexy. “Seharusnya kamu minta Dave menjelaskan semuanya. Bagaimana ia tahu Marco ada di hotel ini

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 148

    “Ngapain kamu bawa aku kemari?” Cassandra menatap curiga lelaki di sampingnya. Ia mulai gelisah. Perasaannya makin tak tenang saat lelaki itu memutar kemudinya memasuki lobi hotel berbintang empat itu. “Seperti yang aku katakan. Aku punya janji minum dengan Indra, interior desainer yang aku ceritakan tadi,” sahut Dave dengan tenangnya. Cassandra menatap lelaki itu dengan sudut matanya. Ia terus memperhatikan gerak-gerik lelaki yang dikenal dengan sifat buruknya – pemain wanita.Dave tersenyum tipis saat mengetahui Cassandra menatapnya penuh kecurigaan. “Apa?” tanyanya sembari tertawa terkekeh. “Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kamu mulai menyadari bahwa teman kamu yang satu ini terlihat tampan?” Cassandra mengalihkan perhatiannya. “Iya, sebenarnya kamu cukup tampan. Tapi –” “Tapi? Tapi apa?”“Kenapa kamu sampai sekarang belum juga menikah?” ungkap Cassandra karena tak tahan lagi dengan sikap lelaki itu. Lelaki itu tersenyum lebar. “Karena aku sedang menunggu seseorang. Se

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 147

    “Aku akan segera pulang setelah melakukan survey lokasi.” Marco mengatakan dengan jelas alasan kepergiannya kepada istrinya. “Hanya satu malam, Sayang.” “Tapi ….” Cassandra mendecak kesal. “Aku benci tidur sendirian, Om.”“Aku janji, seandainya nanti semuanya selesai tidak terlalu larut, aku akan langsung kembali,” sahut Marco. Cassandra mengerucutkan bibirnya. Seandainya saja Marco mengajaknya, ia pasti mau ikut bersamanya. Tapi ia malu untuk terlihat posesif terhadap suaminya. “Baiklah. Kabari aku setelah kamu sampai di tujuan,” pinta Cassandra. Marco menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui permintaan istrinya. “Tentu saja,” ucapnya. Ditatapnya wajah manis perempuan yang ada di dalam pelukannya. Rasa hangat pelukan Marco, membuat perasaan gelisah di hati Cassandra memudar. Hatinya seharian ini memang merasa tak tenang, seperti merasakan sebuah firasat buruk tentang suaminya. Namun ia tak bisa menemukan sesuatu yang tak seharusnya. Bahkan dia percaya suaminya tak akan pernah

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 146

    Shereen mengunci pintu ruang kerja Marco. Dengan liar kedua tangannya mengunci ciumannya dari belakang tengkuk Marco. Perempuan itu memeluk Marco dan melumat bibir lelaki itu dengan penuh hasrat.“Hentikan Shereen,” lirih lelaki itu. Marco meraih pinggang ramping gadis itu dan menyentakkannya agar ia melepaskan pelukannya.Tak bisa disangkal, sebagai seorang pria normal tentu saja penampilan dan sentuhan sensual gadis itu membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Marco seakan dibawa ke sebuah petualangan baru yang tak pernah dirasakannya sebelumnya. “Bukankah ini menyenangkan?” bujuk gadis itu. “Hentikan semua omong kosong ini. Aku sudah punya–”“Istri? Aku tidak menyuruhmu menikahiku,” sambung Shereen yang tak mau mendengar sebuah penolakan. “Aku cuma ingin seseorang ada di sisiku ketika aku kesepian. Ada seseorang yang peduli padaku saat aku kesakitan.”“Keluarlah.” Marco menyingkirkan sepasang tangan yang masih enggan lepas dari lehernya itu. “Keluarlah sebelum aku memanggil sek

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 145

    Cassandra berjalan selangkah demi selangkah mendekati Marco. Sepasang matanya menatap laki-laki itu dengan tatapan dinginnya. Tatapan dingin yang membuat jantung Marco seakan hampir berhenti berdetak. “Mati aku! Apa dia tahu sesuatu? Sepertinya Shereen tidak main-main dengan ancamannya.”Dengan kedua tangannya, Cassandra mendorong tubuh Marco, hingga membuat tubuh lelaki yang tidak siap menghadapinya itu limbung dan jatuh terjengkang. Marco menelan kasar salivanya. Panik! Itu yang saat ini dirasakannya. Apalagi saat melihat Cassandra yang seakan tak mau melepaskannya. Namun tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut di bagian tengah tubuhnya. Bagian yang masih berdiri menantang itu, kini berada dalam genggaman tangan Cassandra. Sentuhannya bahkan membuat jagoan Marco itu semakin mengeras. “Tadi … kamu kenapa?” tanya Marco ragu, “apa ada yang salah?”Cassandra menggelengkan kepalanya. “Aku cuma nggak nyaman aja, ruangannya terlalu sempit dan … keras.” Marco menghela napas lega. Ia ta

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 144

    Aroma jasmin menguar di ruangan yang terasa hangat itu. Suara air yang mengalir memenuhi bak mandi, menyamarkan debaran jantung keduanya. Marco dapat merasakan betapa lembut dan lembabnya kulit kekasihnya, saat tangannya menyentuh tubuhnya. Ia dapat merasakan hasratnya yang membara saat tubuh mereka bersentuhan. Marco menangkup sepasang tangannya di dada kekasihnya, merasakan sensasi kenyal yang mempermainkan hasratnya. Lelaki itu mendaratkan kecupannya di leher jenjang istrinya, merasakan denyutan nadi yang seolah menjerit saat disentuhnya. Suara desah lolos dari bibir Cassandra. Dengan pasrah, ia menyandarkan kepalanya ke dada suaminya dan memberikan keleluasaan baginya untuk menikmati tubuhnya. Ia sungguh menikmati permainan tangan suaminya dan sentuhan basah di lehernya menciptakan percikan-percikan yang membangkitkan hasratnya. Lelaki itu memutar tubuh kekasihnya. Ditatapnya wajah cantik yang tak pernah bosan dilihatnya itu. “Aku mencintaimu Sandra, cuma kamu. Biar apapun ya

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 143

    Marco mengerjapkan matanya. Ia benar-benar terkejut ketika menyadari dirinya berada di tempat yang sama sekali asing baginya. Ia mencoba mengingat kejadian terakhir yang tersimpan di memorinya. Suara gemericik air, menyadarkan dirinya bahwa ia tidak sendirian. Lelaki itu semakin terkejut ketika melihat beberapa foto yang terpampang di dinding ruangan itu. “Om sudah sadar rupanya.” Suara itu terdengar seiring dengan pintu kamar mandi yang terbuka. “Sher!” Marco menyadari bahwa dirinya berada di dalam apartemen Shereen, seorang model terpilih perusahaannya. Ia masih ingat bagaimana gadis itu menelponnya dengan ketakutan. Gadis itu tersenyum lebar. “Aku tahu Om akan datang. Aku tahu, Om akan meninggalkan istri Om buat aku,” ucapnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. “Persis seperti yang Dave katakan.”“Dan yang lebih penting, alam seakan mendukung niatku. Om pingsan tepat di depan pintu apartemenku.”Marco segera bangkit dari sofa, tempatnya terbaring tadi. Ia menatap gadi

  • Gairah Liar Keponakanku   Bab 142

    Shereen mengulurkan tangannya. Mendengar tawaran yang menguntungkan seperti ini, tentu saja tidak mungkin disia-siakan olehnya. Bukan karena ia tidak menginginkan kompensasi pembatalan kontrak bernilai ratusan juta itu, tapi ia sadar jika ia membatalkan sebuah kontrak bernilai besar seperti ini akan membuat namanya juga menjadi buruk. Tidak akan ada lagi orang yang berani menawarkan kontrak apapun kepadanya. Selain itu, firasat Shereen mengatakan bahwa Marco akan menuruti apapun keinginannya. Marco sudah berada di dalam genggaman tangannya. “Om yakin?” tanya gadis itu. “Om akan melindungi aku, menjaga aku dalam setiap kegiatan yang akan aku lakukan?” Marco menganggukkan kepala menyetujui ucapan Shereen, walau ia tahu itu tidak mungkin dilakukannya. Pekerjaannya cukup banyak, dan waktu sepanjang dua puluh empat jam bahkan tidak akan cukup jika harus ditambah dengan tugas sebagai seorang bodyguard. Tapi ia tetap menganggukkan kepalanya, yang terpenting gadis di hadapannya tidak mem

DMCA.com Protection Status