Share

Ayok, cerai!

"Aku liat istri kamu sama pria asing ngelakuin hal yang enggak senonoh," ucapnya. Firyan mengepalkan tangan, telinganya memerah mendengar sepenggal kalimat yang tak pernah dia inginkan.

"Kasih ... gimana elu orang bisa ngomong kek gitu?"

"Aku bisa ngomong karena aku ngeliat pake mata kepalaku sendiri. Aku enggak sengaja lewat depan kafe baru yang ada di ujung itu," jawab Kasih. Firyan menoleh, lalu mengambil posisi berhadapan dengan gadis cantik itu. Dia bergumam, "Jadi itu tempat baru?"

"Yakin?" Firyan memastikan.

"Aku tahu itu enggak mudah, tapi kamu bisa cek sendiri tiap kali istri kamu pergi karena sepertinya dia udah terbiasa," jawab Kasih.

"Gue anter pulang, ya. Ga baik cewek keluar gelap-gelap sendirian." Firyan menggandeng tangan Kasih dan mengantarnya pulang sampai ke tugu perbatasan. Kasih pun hanya menurut tanpa berkata apa-apa.

Firyan yang patah hati berjalan tanpa tujuan setelah mengantar Kasih. Berulang kali jejak merah di tubuh istrinya mengapung di kepala. Makin mencob
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status