Beranda / CEO / Gairah Cinta sang Pewaris / Bab 3 Reputasi Keluarga

Share

Bab 3 Reputasi Keluarga

Penulis: LuciferAter
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-20 16:45:02

Suara tamparan keras menggema di ruang tamu Keluarga Aditama. “Anak nggak tahu malu!” maki seorang pria paruh baya dengan emosi yang menggebu-gebu.

Di tempatnya, Evelyn hanya bisa membeku, masih begitu terkejut akibat tamparan yang diterimanya begitu melewati pintu masuk ruang tamu kediaman.

“Dari mana kamu tadi malam, hah? Sama siapa kamu?!” sembur Reyhan dengan tatapan nyalang. Bayangan gelap di bawah mata pria itu menunjukkan bahwa dirinya tidak tidur dengan nyenyak.

Evelyn menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa. “Aku ….” Evelyn mengepalkan tangannya. “Aku di—”

Seorang gadis dengan wajah ayu bergegas menahan tangan sang ayah. Wajahnya menatap Evelyn dengan pandangan prihatin. “Pa! Jangan kasar dengan Kak Evelyn! Dengerin penjelasan Kak Evelyn dulu!” 

“Diam, Risa! Asal kamu tahu, kakakmu ini tadi malam berlaga layaknya seorang wanita penghibur!” teriak Reyhan dengan emosi menggebu-gebu. Kemudian, pria paruh baya itu menunjukkan sebuah rekaman ke hadapan Risa dan Evelyn. “Lihat ini!”

Terlihat dari ponsel Reyhan sebuah video menunjukkan sosok seorang pria dengan wajah yang kurang jelas masuk ke dalam kamar 1010. Tak lama, seorang gadis dengan gaun merah ketatnya masuk ke dalam kamar yang sama dengan mudah, seakan telah ditunggu. Reyhan mempercepat video, menunjukkan bahwa berjam-jam telah berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda keluarnya kedua orang tersebut dari dalam kamar hotel.

Ketika video berhenti, Reyhan Kembali berteriak, “Coba jelasin kamu semalam ngelakuin apa?!” Bentakan pria itu sayangnya hanya disambut kesunyian sang putri sulung.

Melihat ketidakberdayaan kakaknya, Risa berkata, “Pa, jangan marah-marah dulu. Kak Evelyn sudah takut duluan kalau Papa terus bentak-bentak begini.”

Reyhan mendengus kesal. Rekaman yang dikirimkan manajer hotel perihal Evelyn memasuki kamar 1010, kamar seorang pria, jelas memberikannya info cukup perihal apa yang anak gadisnya itu telah lakukan. 

Ingin sekali Reyhan mengonfrontasi pria tersebut, tapi dia khawatir melakukan hal itu malah akan membesarkan masalah dan membahayakan perjodohan Evelyn dengan Andre Diwangkara, putra tertua dari keluarga bisnis terkaya di Nusantara. Tak hanya itu, manajemen hotel juga terlihat melindungi identitas pria di kamar 1010 tersebut, dan hal itu membuat emosi Reyhan semakin meningkat. 

Reyhan melemparkan sebuah pandangan mematikan kepada Evelyn, “Papa nggak peduli cowok itu siapa, maupun apa pun yang sudah terjadi di antara kalian. Akan tetapi, Papa tidak akan ngebiarin kamu menghancurkan reputasi keluarga dan rencana Papa!” Sebelum pria itu meninggalkan ruang tamu, dia memberikan peringatan terakhir kepada putri sulungnya. “Walau Andre sudah menyatakan ingin memutuskan pertunangan, tapi Papa akan pastikan reputasi keluarga kita tetap terjaga. Demikian, jangan harap kamu bisa keluar dari rumah ini sampai Papa izinkan!”

Mendengar hal itu, Evelyn mengangkat pandangannya, terkejut dengan hukuman sang ayah. ‘Lalu, bagaimana dengan para klien?!’ ingin Evelyn teriakkan hal tersebut. Akan tetapi, amarah sang ayah yang menggebu membuatnya mengurungkan diri dari berkata apa pun. Dia hanya bisa menangis, kecewa dengan kelalaian dirinya sendiri.

Di saat ini, Risa menoleh untuk menatap ke arah sang kakak. Dengan pandangan prihatin, gadis itu memeluk Evelyn dan menepuk-nepuk pelan punggungnya. “Tenang saja, Kak. Semua akan baik-baik saja. Papa hanya marah sementara saja,” ujar gadis itu dengan lembut.

“Aku mengacaukan semuanya, Ris. Andre juga sudah tahu semuanya!” tangis Evelyn dengan pilu. “Andre pasti nggak akan maafin aku.”

Tanpa sepengetahuan Evelyn, ucapannya membuat ekspresi sang adik perlahan berubah. Sebuah senyuman tipis terlukis selagi dirinya menepuk-nepuk punggung Evelyn dengan lembut. ‘Kalau begitu, baguslah!

***

“Masuk,” balas Adam terhadap ketukan di pintu kantornya. Pandangannya mendarat pada sosok sang asisten, Julian. “Ada apa?” tanyanya sembari mengalihkan manik birunya kembali pada dokumen di tangannya.

“Dari kemarin saya sudah menjalankan hal yang Bapak minta, tapi saya tidak bisa menemukan informasi apa pun tentang wanita itu,” jelas Julian yang disambut dengan kerutan kening Adam. “CCTV hotel tidak bekerja dari jam sembilan malam sampai tujuh hari esoknya di hari Bapak bermalam di sana, dan tidak ada dari para klien yang mengaku telah mengirimkan ‘hadiah’,” lanjut pria itu. “Demikian, nama perempuan itu siapa juga masih belum saya ketahui.”

Mendengar hal ini, Adam sedikit membanting dokumen ke atas meja, merasa mood-nya berubah buruk. “CCTV tidak bekerja?” Pria itu mendengus mengejek. “Aku ingin menuntut hotel itu untuk kelalaian dalam keamanan,” ucapnya.

Helaan napas Julian terdengar. “Tanpa luka, kita tidak bisa menuntut hotel secara sembarang,” balas pria itu, merasa atasannya meracau tidak jelas. “Selain itu, terlibat dengan hukum di negara ini akan mengakibatkan perusahaan cabang terkena dampak. Kalau saham perusahaan turun, Pak Henry pasti akan murka.”

Ketika nama sang ayah disebut oleh asistennya, Adam langsung mendecakkan lidah. Dia menyandarkan tubuhnya dan berkata dengan angkuh, “Dua hari lagi kita harus segera kembali ke Capitol. Oleh karena itu, anggap saja hotel itu beruntung.” 

Terlihat Adam memutar kursi ke arah jendela, menikmati pemandangan kota yang disuguhkan ruang tertinggi di gedung cabang perusahaan grup Dean miliknya. Mata biru lautnya menatap kosong ke luar selagi benaknya kembali terbawa kepada malam panas yang samar itu. Walau hanya mengandalkan ingatan, tapi Adam seperti bisa mencium aroma mawar mengundang milik wanita tersebut. 

Begitu menggugah selera, itulah yang pria itu pikirkan kala menghirup wanginya.

“Kembali ke wanita di malam itu, apa yang harus aku lakukan sekarang, Pak?” tanya Julian, merasa telah mencapai jalan buntu. “Apa perlu hubungi pol—”

“Lupakan saja,” potong Adam seraya berdiri dari kursinya dan melangkah ke luar kantor, memaksa Julian untuk berjalan mengimbangi dirinya. “Tidak perlu cari wanita itu lagi,” jelasnya. “Mengambil alih kekuasaan grup di Capitol adalah yang utama saat ini.”

***

Sudah tiga minggu sejak Evelyn terkurung di dalam rumah. Reyhan benar-benar tidak membiarkannya pergi sama sekali, terkecuali untuk menghadiri beberapa acara penting. Walau Evelyn bisa keluar, tapi sejumlah bodyguard selalu menemani dirinya atas perintah sang ayah. Hanya saja, bahkan dengan semua hal itu, masih muncul sebuah rumor perihal hubungan Evelyn dengan seorang pria tidak dikenal.

Rumor yang tersebar itu juga semakin dikuatkan dengan rumor pihak Diwangkara memutuskan perjodohan Andre dan Evelyn secara sepihak. Hal tersebut membuat emosi Reyhan semakin menjadi-jadi.

“Sial! Dari mana orang-orang ini mendapatkan berita ini!? Siapa yang menyebarkan rumor seperti ini?!” geram Reyhan sembari membanting koran yang membicarakan perihal putri sulungnya.

Di sofa yang berada di hadapan Reyhan, Evelyn hanya terdiam dengan wajah yang kuyu. Di sebelahnya, Risa yang begitu ayu sedang membaca artikel-artikel tentang hubungan gelap sang kakak di ponselnya. Maniknya terlihat melirik sang kakak beberapa kali, seakan menunggunya melakukan sesuatu.

Melihat Evelyn yang terdiam, hati Reyhan menjadi semakin kesal. “Kalau bukan karena kebodohan kamu, nama baik keluarga kita nggak akan rusak seperti ini!” makinya.

Mendengar makian sang ayah, Evelyn menutup matanya. Dia kira hancurnya kepercayaan sang ayah, hilangnya kesucian yang telah dia jaga, juga dibatalkannya pernikahan yang dia tunggu-tunggu sudah merupakan tiga hal paling menyiksa yang bisa terjadi dalam hidupnya. Namun, saat ini ada satu hal lagi yang melengkapi penderitaan Evelyn.

Dalam satu tarikan napas, Evelyn mengucapkan satu kalimat yang berhasil menggegerkan keluarga Aditama, “Pa, aku hamil.” 

LuciferAter

Mohon maaf, Mbak Vlyn ... itu adek apa uler sih? Terus itu bapak kandung ato bukan? Ya kok kejam bener? Apa cuma aku yang ngerasa gini, guys?

| 35
Komen (21)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
kan bener dalang ny adek olangan n bisa jd ma tunangan na oge parah maen ny kotor
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
yes,,bagus bibit unggul
goodnovel comment avatar
Yusuf Hardi
kebaca bgt ade nya mau menusuk dari belakang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 4 Pergi

    “Gugurin kandungan itu!” seru Reyhan dengan dingin sebagai balasan atas pernyataan Evelyn. “Kita gugurin kandungan itu hari ini!” Mendengar ucapan sang ayah, Evelyn menautkan alisnya. “Tapi Pa ….” Pandangan gadis itu turun menatap perutnya, satu tangan mengusapnya lembut. “Bayi ini nggak bersalah.” Balasan Evelyn membuat Reyhan menaikkan alisnya, pria itu pun bertanya, “Terus kenapa?” Perasaannya sedikit tidak enak, merasa bahwa putri sulungnya memiliki ide bodoh. “Bayi itu memang nggak salah, tapi kamu yang salah! Karena itu, menggugurkan bayi itu adalah pilihan terbaik untuk membenarkan kesalahan kamu!” Evelyn menutup matanya, tahu bahwa di hadapan sang ayah dirinya akan selalu salah. Dia tidak mengelak, kelalaian karena telah bermalam dengan pria asing jelas merupakan kesalahannya. Namun, setelah merenungkan keseluruhan situasinya selama beberapa minggu membuatnya yakin akan satu hal; Dirinya telah dijebak seseorang. “Kesalahanku akan kutanggung sendiri, tapi bukan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 5 Kembali

    “Mama, Mama! Aku mau itu!” seru seorang gadis kecil berkisar tujuh tahun sembari menunjuk ke arah gambar es krim sebuah restoran. Mata bulat gadis itu terlihat menggemaskan, juga memesona akibat maniknya yang berwarna biru terang. Mendadak, sebuah tangan mungil menggenggam tangan gadis kecil itu untuk menahannya. “Lili, jangan ngerepotin Mama. Kita bisa beli itu nanti, ya,” balas seorang bocah laki-laki dengan wajah yang hampir sama persis dengan sang gadis kecil. Sikap sang bocah kecil yang begitu tenang membuat beberapa orang yang memperhatikan mengira bocah itu lebih tua dari penampilannya. Di antara kedua kembar menggemaskan tersebut, seorang wanita cantik berpakaian elegan menggandeng keduanya sembari tersenyum. Wanita itu berjongkok di hadapan kedua putra-putrinya dan berkata, “Liam memang paling pengertian,” pujinya. Kemudian, dia beralih kepada sang gadis kecil dan mengusap kepalanya lembut. “Lili sabar dulu ya, Sayang. Setelah kita sampai apartemen dan selesai berberes, Ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 6 Pertemuan

    ‘Pria ini!’ Melihat pria di hadapannya, Evelyn tak mampu melanjutkan ucapannya. Bukan hanya karena pandangan sang pria yang mengintimidasi, tapi juga karena keberadaan permata biru terang yang begitu dia kenali. “Tidak masalah,” balas Adam dengan suara rendah yang menggelitik telinga, tidak menunggu Evelyn menyelesaikan ucapannya. Suara dalam milik Adam membuat darah dalam tubuh Evelyn berdesir. Walau telah lama berusaha melupakan malam itu, tapi ingatan Evelyn menghantui dirinya. Tubuh wanita itu dengan jelas mengingat jejak yang telah ditinggalkan pria di hadapannya tersebut. Delapan tahun sudah berlalu, tapi sedikit pun tidak pernah Evelyn lupakan perihal penampilan pria di hadapannya ini. Mata biru terang itu, bibir tipisnya, juga lekukan otot pada tubuh yang satu malam itu pernah menguasai dirinya. Bibir Evelyn terbuka mengucapkan sebuah kata, “Kamu—" “Pak Adam, kita harus segera pergi,” sebuah suara lain menghentikan Evelyn dan mengalihkan pandangan Adam. “Julian,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 7 Eden Entertainment

    “Selamat, Evelyn. Kamu sudah dinyatakan diterima sebagai sekretaris direktur bisnis. Pak Direktur pun sudah berpesan kalau kamu akan mulai bekerja besok,” ucap seorang pria berusia sekitar tiga puluhan sembari mengulurkan tangannya ke hadapan Evelyn. Evelyn membalas uluran tangan tersebut dengan mantap dan membungkuk hormat sedikit. “Terima kasih, Pak Handi. Saya akan berusaha untuk menunjukkan kinerja terbaik agar tidak mengecewakan ekspektasi Bapak,” balas Evelyn dengan sopan. Handi—manajer personalia dan juga teman Anita—menganggukkan kepala. “Rena,” panggil pria itu yang kemudian diikuti dengan kemunculan seorang gadis muda di sisinya. “Kamu antar Evelyn keliling kantor dulu agar besok dia nggak canggung dengan situasi kantor.” Gadis bernama Rena itu menyapa Evelyn dengan sopan, tahu bahwa posisi Evelyn tidak bisa didapatkan sembarang orang, “Halo, Bu Evelyn. Perkenalkan, saya Rena, staf departemen personalia.” Perkenalannya ditanggapi Evelyn dengan sebuah senyuman dan jabata

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 8 Wangi yang Familier

    “Kita terlambat,” ucap Julian sembari melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya. “Interview seharusnya sudah hampir selesai.” Pandangannya terangkat ke kaca mobil bagian depan, meratapi kemacetan ibu kota Nusantara. “Tidak masalah,” balas pria yang terduduk di sebelah Julian dengan datar, tidak hentinya mengetukkan jari pada laptop di hadapan. “Hanya interview kecil, seharusnya HRD bisa mengurusnya. Tidak mungkin kulewatkan kesempatan kontrak dengan label musik ternama, bukan?” balasnya, begitu jelas dengan prioritasnya. Lima belas menit kemudian, setelah keduanya baru saja melangkah masuk ke lobi kantor, sebuah dentingan notifikasi terdengar dari tablet yang dipegang Julian. Pria itu melirik notifikasi tersebut dan menghela napas seraya berkata, “Manajer HRD baru saja mengabarkan kalau wawancara telah selesai.” “Hmm,” Adam membalas singkat, tidak menghentikan langkah untuk masuk ke dalam lift. “Suruh dia untuk persiapkan laporan kandidat yang lolos. Ketika sudah siap, la

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 9 Menarik Perhatian

    Mendengar ucapan Adam, Evelyn langsung membeku di tempat. Dia memutar benaknya, menyadari bahwa parfum yang digunakan olehnya tak pernah berubah. Namun, tidak mungkin pria itu mengenali dirinya dari aroma parfum yang dia gunakan, bukan?! 'Apa dia seekor anj*ng?' maki Evelyn dalam hati. Evelyn perlahan menaikkan pandangannya, membiarkan manik hitamnya memantulkan sepasang permata biru milik pria menawan di hadapannya. “M-maaf?” Suaranya terdengar sedikit mencicit, kentara takut dengan sosok Adam yang menatapnya tajam. Entah kenapa, pandangan ketakutan yang ditunjukkan oleh Evelyn membuat sesuatu dalam diri Adam merasa tertantang. “Aroma parfummu, aku pernah menciumnya di suatu tempat,” ulangnya. “Kita pernah bertemu?” tanyanya lagi, bermaksud untuk mengindikasikan bahwa wangi ini tak pernah dia temui selain satu kali itu. Hanya saja, Adam tak mampu menentukan satu kali di mana? Pertanyaan Adam membuat Evelyn terdiam, bingung harus mengatakan apa. Hatinya bertanya-tanya, apakah pr

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 10 Bertemu Kembali

    “Bu Evelyn, Ibu nggak apa-apa?” tanya Rena sembari memperhatikan wajah Evelyn. Sejak pertemuan mereka dengan sang CEO, calon karyawan baru itu terlihat tidak fokus dan melamun. “Kalau misalkan Ibu lelah, kita bisa lanjutkan tur ini besok kok.” Tersadar bahwa fokusnya sempat menghilang, Evelyn melambaikan tangannya ke arah Rena dan tersenyum lemah. “Saya nggak apa-apa, Rena,” balasnya. “Saya lupa belum berterima kasih atas bantuan kamu tadi di lift.” Rena membalas senyuman Evelyn. “Sama-sama, Bu. Saya bisa lihat pertanyaan Pak Adam tadi membuat Ibu tidak nyaman,” ujarnya. Dalam hati Rena, dia merasa aneh dengan sikap Adam tadi. Tidak pernah sebelumnya pria tersebut membuka topik dengan siapa pun selain para eksekutif, klien penting, atau pun asistennya. Selain itu, semua topik pembicaraannya jelas meliputi bisnis dan pekerjaan. Akan tetapi, kenapa tadi Adam membuka topik yang sungguh aneh dengan Evelyn? 'Yah, orang kaya ada pemikiran sendiri,' batin Rena, mengambil kesimpulan term

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 11 Berpura-pura

    “Evelyn?” Suara Andre terdengar bergetar, memperhatikan sosok rupawan yang sekarang berdiri di hadapannya. “Kamu sungguh Evelyn, ‘kan? tanyanya lagi, seakan tidak menyangka bahwa wanita bernama Evelyn itu akan muncul kembali di hadapannya. Evelyn terdiam lama, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Benaknya mengungkap ingatan indah antara dirinya dengan Andre, bagaimana pria itu dahulu memperlakukannya dengan manis dan penuh kasih sayang. Akan tetapi, dalam hitungan detik, semua ingatan indah itu tenggelam digantikan memori menyedihkan perihal betapa kejamnya pria itu meninggalkan dirinya. Ditambah dengan kenyataan bahwa Andre telah menikah dengan seseorang yang paling Evelyn benci di hidupnya, wanita itu pun memutuskan untuk mengambil satu tindakan. “Maaf, sepertinya Bapak salah orang,” balas wanita itu dengan datar. Sebelum Andre bisa menelisik perihal dirinya lagi, Evelyn dengan cepat mengalihkan topik, “Saya akan mengganti rugi atas segala kerusakan yang mobil Bapak terima, apa Bap

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26

Bab terbaru

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 379 Satu Cerita Berakhir [END]

    Tidak lama setelah Evelyn beserta suami dan ibunya turun dari panggung, iringan merdu piano pun terdengar. Pintu ruang pesta terbuka, membuat setiap pasang mata beralih ke arah sosok berbalut gaun pengantin berwarna putih mutiara yang berjalan memasuki ruang pesta didampingi seorang wanita dengan gaun hijau indah. Itu adalah Rena yang didampingi oleh sang nenek, Yara. Memerhatikan calon istrinya menghampiri, Dominic merasa seakan jantungnya ingin melompat keluar dari dada. Langkah Rena dalam gaun indah itu sangatlah ringan, hampir seperti melayang bak dewi yang turun dari khayangan. Bulu mata lentiknya yang bergetar mengikuti langkahnya membuat penampilan wanita itu memesona Dominic. Saat wanita rupawan itu sudah berada di hadapannya, Dominic hanya bisa membeku seperti orang bodoh, tenggelam dalam pancaran indah sepasang manik hijau yang menghipnotis itu. Dengan tangan yang telah disodorkan oleh Yara kepada Dominic, Rena yang melihat pria itu mematung konyol tersenyum geli. “Tidak

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 378 Perkumpulan

    “Tidak kusangka akan tiba hari di mana Tuan Dominic Grey akan berakhir menikah,” ucap Selena, sekretaris Dominic, yang menangis haru melihat sang atasan mengenakan jas putih pernikahan, terlihat begitu cerah dibandingkan hari-hari biasanya.Di sebelah Selena, Julian menepuk-nepuk pundak wanita tersebut. “Aku paham perasaanmu.” Dia sendiri sempat merasakan hal serupa ketika Adam Dean menikah dengan Evelyn Grey.Sembari menggandeng lengan Julian, Elena memasang senyuman geli. Dengan wajah bangga, dia berkata, “Hehe, kalian kurang peka. Sedari awal, aku sama sekali tidak terkejut Adam akan berakhir dengan Evelyn dan Dominic akan berakhir dengan Rena.”Sementara para pemuda-pemudi Capitol mengomentari pernikahan Rena, di satu area khusus yang dijaga banyak pengawal berpakaian tradisional, terlihat Saraswati dan Anindita hadir bersama dengan ibu mereka, Adhisti. Ketiganya terlihat tengah berbincang ramah dengan Diandra dan Henry yang dengan mahir menjamu mereka.Tampak sosok Adhisti juga s

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 377 Undangan Pernikahan

    BUK! Suara tubuh yang terbanting ke tempat tidur empuk bisa terdengar. Hal tersebut diikuti dengan kecupan basah dan lenguhan yang saling beradu. Dalam ruang tidur di pesawat pribadi itu, Dominic tampak sedang mengungkung sosok Rena. Tangan pria tersebut menelusup masuk ke dalam pakaian gadis di hadapan, meremas sedikit dan menyebabkan sebuah lenguhan rendah untuk kabur dari bibir Rena. “Hah ….” Napas yang terengah terdengar kala ciuman mereka terpisah. “Dom …,” panggil Rena. Ujung mata gadis itu tampak sedikit merah dan basah, terlihat begitu menggoda. “Jangan sekarang ….” Mereka sekarang di mana? Di dalam pesawat dengan puluhan bawahan yang menunggu di depan ruang pribadi. Kalaupun sudah berpindah ke kamar tidur, tapi Rena tidak bisa menjamin segala hal yang terjadi dalam ruangan tersebut tidak akan didengar oleh orang-orang di luar! Sebagai seseorang yang telah berkutat dengan dunia malam, tidur dengan seorang pria jelas adalah sesuatu yang tidak begitu asing untuknya. Akan te

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 376 Aku Menginginkanmu

    Adhisti tersenyum, lalu menepuk pelan punggung Rena. “Aku tidak berkata kamu akan menikah sekarang, bukan?” Dia melirik Dominic yang hanya terdiam di tempatnya selagi menatap intens ke arah Rena. “Akan tetapi, aku yakin seseorang tidak bisa lagi menunggu lama.”Satria, yang mendorong kursi roda Adhisti—Rena yakin sepertinya keduanya telah berbaikan setelah mengetahui kebenaran di balik kematian Wulan—tertawa rendah dan menimpali, “Jikalau memang kalian akan merayakannya, jangan lupa untuk mengundang kami.”Mendengar hal itu, Bhadrika langsung bersiaga dan berujar, “Tuan Putri, di hari itu, tolong infokan paling tidak satu bulan sebelum. Banyak persiapan yang perlu regu pengawal siapkan untuk memastikan keluarga kerajaan bisa pergi ke luar kerajaan.” Dia sudah memikirkan seribu satu cara untuk menjaga acara pernikahan tersebut.Rena hanya bisa tertawa mendengar ucapan semua orang. Senyuman di bibirnya merekah lebar lantaran senang semuanya berakhir baik.Pandangan Rena mendarat pada An

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 375 Bukan Salahmu

    Menepiskan pandangan para pengunjung hotel pada dirinya, Dominic masuk ke dalam lift khusus untuk kemudian menuju penthouse miliknya.Sebelum pintu tertutup, manajer hotel tersebut berucap, “Jikalau ada yang diperlukan, silakan menghubungi saya, Tuan Grey. Saya permisi.”Dominic melangkah masuk ke dalam kamar, lalu meletakkan Rena dengan hati-hati di sana. Lelah sepertinya merasuk tubuh gadis tersebut, bahkan setelah semua kericuhan untuk tiba di kamar tersebut, Rena sama sekali tidak terganggu.Tidak ingin mengusik Rena, Dominic pun keluar dari ruangan. Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.“Kami sudah tiba,” ucap Dominic.“Rena … sudah menemui Eli Black?” tanya suara melantun dari ujung telepon yang lain.“Sudah.”“Apa … dia baik-baik saja?” tanya suara itu lagi.Dominic melirik ke arah Rena dari celah pintu yang tidak sepenuhnya tertutup. “Dia bertahan, Yang Mulia.”Mendengar balasan Dominic, Yara tersenyum sendu. “Bagus … itu bagus.”Dominic menjatuhkan pandangan, lal

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 374 Akan Kupastikan

    Ketegangan di antara kedua pria asing itu membuat sejumlah pengunjung kafe dan juga pejalan kaki memerhatikan mereka. Hal tersebut membuat Rena langsung mengenakan kembali kaca mata hitamnya dan menarik ujung hoodie putih Dominic.“Kita pergi saja. Jangan menarik perhatian,” ucap Rena dengan suara rendah, takut ada yang mendengar atau mengenali dirinya.Bagaimanapun, mereka masih berada di Kerajaan Nusantara, tempat di mana dirinya sempat dikenal sebagai pewaris takhta.Mendengar permintaan Rena, Dominic pun menurut dan menghempaskan tangan Eli. Dia melingkarkan tangan di pinggang Rena dan menarik gadis itu pergi menjauh dari Eli Black.Sebelum sepenuhnya pergi, Eli sedikit berseru, “Yarena! Apa kamu akan pergi begitu saja?!”Sungguh, Eli berharap Rena akan memberikan ‘akhir’ yang dia inginkan, bukan mengabaikannya seperti ini. Atas segala dosa yang dia lakukan, Eli ingin Rena mengakhirinya dan memberikan balasan yang setimpal.Di saat mendengar pertanyaan Eli, Rena menghentikan langk

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 373 Kebenaran yang Sesungguhnya

    *Beberapa waktu lalu* PIP! PIP! PIP! Bunyi mesin yang mengusik telinga bisa terdengar, beriringan dengan terbukanya mata gadis tersebut. Pandangan gadis itu mendarat pada langit-langit yang putih, lalu perlahan maniknya bergeser ke kanan, pada sosok yang tertidur dalam posisi terduduk dan tangan terlipat di depan dada. “Do … minic?” Panggilan itu membuat kening sang pria sedikit berkerut, diikuti dengan matanya yang perlahan terbuka. Saat manik hitam segelap malam milik pria itu mendarat pada netra hijau sang gadis, mata pria tersebut membesar dan dia pun langsung menghampiri pinggir tempat tidur. “Rena!” seru sang pria dengan wajah lega. “Kamu sudah sadar!” Seusai mengatakan hal tersebut, Dominic pun menekan tombol merah di tembok dekat tempat tidur, lalu meraih telepon yang terhubung dengan meja jaga rumah sakit. Gegas dia memanggil perawat untuk memeriksa keadaan Rena yang akhirnya siuman setelah satu minggu tidak sadarkan diri. “Kondisi Nyonya Wijaya telah stabil, tapi per

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 372 Kenapa?

    Di seisi Kerajaan Nusantara, berita mengenai rencana pembunuhan Putri Mahkota Yarena oleh Adinasya tersebar luas. Besarnya kericuhan akibat kejadian tersebut membuat pihak istana tidak mampu menyembunyikannya, terlebih ketika satu berita kematian membuat semua orang berakhir berkabung.“Tidak kusangka bahwa Putri Mahkota akan meninggal ….”“Belum sempat dirinya mengabdi untuk kerajaan secara penuh, tapi langit sudah terlebih dahulu mengambilnya.”“Memang mantan adipati pria yang berbisa! Teganya dia mengorbankan nyawa keluarga kerajaan hanya karena dirinya berambisi terhadap takhta!? Dan lagi, orang yang dia bunuh adalah putri wanita yang dahulu dia cintai!”Komentar-komentar pedas terlontar, mengungkap rasa kecewa yang begitu mendalam terhadap Adinasya dan juga kesedihan terhadap kematian putri mahkota Kerajaan Nusantara, Yarena Sangramawijaya.Belum ada satu minggu putri mahkota itu diangkat, tapi musibah sudah menimpanya dan menyebabkan dirinya kehilangan nyawa.Namun, yang lebih m

  • Gairah Cinta sang Pewaris   Bab 371 Nyawa Mereka Bergantung Padaku

    Sang dokter terkejut, lalu melirik Yara. Walau nyawanya terancam oleh Dominic, tapi sebagai bagian dari kerajaan, dia lebih tahu kekuasaan tertinggi berada di tangan sang ratu. Wajah pemimpin Kerajaan Nusantara itu tampak tak berdaya. Karena tahu omongan Dominic bukan main-main, dia pun hanya bisa menganggukkan kepala, memberi izin kepada sang dokter untuk lanjut bertindak. Di tengah pekerjaan sang dokter, Dominic mendadak berujar kepada Yara yang berakhir juga menunggu di dalam ruangan, “Kalau sesuatu terjadi padanya … aku tidak akan pernah memaafkanmu.” Mendengar ucapan itu, Yara mendengus selagi menatap sosok Rena yang tidak sadarkan diri. “Tidak perlu dirimu … bahkan aku tidak akan memaafkan diriku sendiri ….” Setelah pertolongan pertama oleh sang dokter dan kondisi Rena semakin stabil, gadis itu pun dipindahkan ke rumah sakit utama Kerajaan Nusantara. Berbeda dari penjagaan yang biasa diberikan untuk keluarga kerajaan, kali ini yang berjaga di depan ruangan Rena bukan hanya p

DMCA.com Protection Status