Tiffany membuka pintu, dengan perhiasan milik Summer di tangan. Saat dia melihat Jackson, dia sengaja memasang wajah datar. “Kau sepertinya sedang senang], melakukan tugas dari ibumu?”Jackson mengangkat dagunya dan menatapnya. “Aku kebetulan punya waktu. Masalah?"Tiffany menyerahkan kotak perhiasan itu padanya. "Ini, ini perhiasannya."Jackson mengangkat alisnya. “Apa kau tidak akan mempersilahkan ku masuk? Takut aku tahu bahwa kau telah mengubah rumahmu menjadi kandang anjing?”Dia telah berhasil menarik kemarahan Tiffany. “Apa kau ingin ditampar, Jackson West? Kau mau?"Tanya mendengar keributan itu dan menjulurkan kepalanya keluar dari kamar tidur. “Siapa itu, Tiffie?”"Mantanku!" Tiffany menjawab dengan geram.Tanya ternganga. "Oh baiklah. Lanjutkan percakapan kalian. Aku akan kembali membaca bukuku. Aku tidak mendengar apapun!"Jackson melanjutkan provokasinya setelah Tanya menutup pintu kamar tidur. "Benar, aku salah mengira. Kau tinggal bersama Tanya, jadi kau bisa menyiksanya
Jackson menghampiri Tiffany lagi. “Apa yang baru saja kau bilang? Apakah kita resmi rujuk sekarang?”Tiffany menjadi gugup. “Aku hanya berasumsi saja!”Jackson menatapnya dengan acuh tak acuh. “Kau tidak bisa hanya membuat asumsi. Kau harus terdengar serius. Kita memang rujuk. Lalu, setelah itu aku akan putus denganmu..”Tiffany menurutinya dan berkata dengan serius. “Baiklah, kita resmi rujuk sekarang.”Kemudian Jackson menciumnya. Tiffany terkejut. Hatinya berdebar dan matanya berkaca-kaca. Beberapa detik kemudian dia mendorongnya, tapi Jackson memeluknya erat. Jackson menciumnya dengan penuh gairah.Akhirnya , dia melepaskan Tiffany. Tiffany menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Apa yang barusan kau lakukan? Apakah kau sedang mempermainkan perasaanku?”Jackson tampak serius. “Tidak. Bukankah kita sudah resmi rujuk? Itu hanya sebuah ciuman saja. Apa yang salah dengan itu?”Tiffany sedang tidak mood untuk berdebat dengannya. Setelah menenangkan dirinya, dia berkata. “Sekarang,
Tanya merasa sedikit kecewa, “Apakah begitu? Tapi… dia bilang kalau dia selalu sibuk. Namun, dia tetap selalu membalas pesanku setelah sepuluh menit, tidak peduli jam berapa aku mengirimnya pesan. Jika dia tidak peduli padaku, dia pasti tidak akan membalas pesanku. Dia selalu seperti itu. Mungkin dia memang tidak gampang dekat dengan orang baru. Jangan mematahkan harapanku Tiffie. Aku hanya ingin bertemu dengannya dan mentraktirnya makan karena aku penasaran tentang dia.”Tiffany merasa kalau itu tidak pantas kalau dia mematahkan semangatnya. Lalu dia berkata lagi, “Kalau begitu cobalah ajak dia keluar. Lihat apakah dia mau bertemu denganmu. Tidak usah berbasa-basi.”Tanya lalu mengumpulkan keberaniannya dan mengirimi Hush pesan. Setelah sepuluh menit, Hush membalas pesannya. “Kenapa kita harus bertemu? Aku rasa itu tidak penting. Kalau kau merasa ragu akan sesuatu, tanya saja padaku. Aku akan menjelaskannya padamu.”Tanya langsung merasa tidak bersemangat dan sedih. Dia tidak tah
Tiffany mengelaknya. “Tidak, aku tidak merindukannya. Aku akan pergi makan denganmu. Tapi kali ini, kau lah yang akan mentraktir. Aku hanya pekerja biasa dan miskin. Biaya sewa juga lumayan mahal….”Alejandri tersenyum. “Masuklah ke mobil.”Tanya tidak mengenal Alejandro dan itu membuatnya merasa gugup. Tiffany menyuruhnya duduk dibelakang, dimana Alejandro duduk. Dia pun menjadi semakin gugup.Sementara Tiffany, duduk di samping sopir. Sopir itu bernama Jett. dia pernah bertemu denganya beberapa kali, maka Tiffany menyapanya dengan santai. “Hi! Kita bertemu lagi.”Jett tersenyum dengan sopan dan kembali fokus pada jalanan dan menyetir.Alejandro bukanlah orang yang banyak bicara, dan begitu juga Tiffany dan Tanya. Maka, suasana mobil sangat hening. Akhirnya, Tiffany berkata. “Kemana kita akan pergi makan? Aku ingin kau tahu bahwa aku suka membalas kebaikan orang, aku tidak mau selalu di traktir olehmu. Aku mau mentraktirmu juga sesekali. Jadi, kau jangan membawaku ke restoran mah
Tanya menunduk malu. “Kakekku sangat suka bercocok tanam. Aku belajar banyak tips darinya soal menanam waktu itu.”Alejandro tidak peduli siapa yang mengurus bunga itu. Dia berpikir sejenak dan berkata. “Saat bunganya mekar, aku akan memberitahumu rahasia.”Tiffany bercanda. “Apakah itu berarti aku tidak akan tahu rahasianya kalau bunganya mati?”Alejandro tidak menjawabnya. Dia mengambil gelas dari Jett dan minum.Saat mereka sedang makan,Tiffany tanpa sadar terus saja melirik ke arah pintu. Dia tentu saja khawatir kalau Jackson akan muncul tiba-tiba. Anehnya, dia masih merasa khawatir kalau Jackson akan salah paham tentang hubungannya dengan Alejandro, dan berpikir kalau ada sesuatu diantara mereka…Tiba-tiba, Alejandro berkata. “Jangan melihat ke arah pintu lagi. Jackson tidak akan datang. Dia saat ini ada di Zero Degrees dengan wanita lain.”Tiffany sedikit tertegun. Dia tahu kalau Zero Degree adalah sebuah bar…Dia merasa lega mendengar Jackson tidak akan datang kesini. Pad
Tidak lama setelah Alejandro dan Jett pergi, Tiffany dan Tanya memutuskan untuk pulang juga. Mereka merasa kenyang saat mereka berdiri dan akan pergi.Mereka saling menatap dan tersenyum pada saat yang sama. Tanya memegang pinggangnya dan berbisik. “Makanan disini memang enak. Tidak peduli seberapa banyak bahan makanan yang nyonya West kirimkan pada kita, kita tidak akan bisa memasak seenak ini… aku sangat kenyang sekarang. Ngomong-ngomong, apa kau tidak menyesal karena putus dengan Jackson? Dia kan sangat pandai memasak.”Tiffany menjawab dengan kesal. “Aku mau punya pacar bukan tukang masak. Bagaimana aku bisa tahan diselingkuhi dia dan melihat dia mencium wanita lain? Makanya aku terpaksa harus menyerah pada makanan enak itu! Ayo pulang dan istirahat!”Tiba-tiba Tanya mengerutkan dahinya. “Tunggu, aku mau ke toilet dulu. Aku akan meninggalkan ponsel dan tasku padamu. Tunggu aku disini ya.”Tiffany mengangguk dan duduk lagi.Tiba-tiba, dia melihat sosok familiar didepan pintu. T
Ekspresi Tiffany menjadi kacau. “Kau…. bagaimana kau bisa… itu bukan ponselku!”Barulah Jackson menyadari kalau itu bukan ponselnya, karena ponsel mereka berwarna sama…Tanya keluar dari kamar mandi dan kembali duduk. Dia bingung saat melihat Jackson dan Tiffany… “kenapa kau ada disini?”Tiffany menatap pada Jackson. Dia lalu mengembalikan ponsel itu pada Tanya. “Ini ponselmu. White Moonlight baru saja mengirim pesan…. Dan… bukan aku yang membalasnya!”Jackson mengangkat alisnya. Dia lalu memutuskan untuk pergi dari sana. “Aku kesini untuk mengambil sesuatu. Aku akan pergi sekarang. Sampai jumpa!”Tanya memeriksa pesan dari Hush. wajahnya langsung merah. Tiffany merasa sangat gugup. Tanya biasanya bisa menahan amarahnya dan jarang sekali marah. Tapi justru itulah yang membuat Tiffany gugup sekarang.“Ini… Jackson mengira kalau ini adalah ponselku. Maafkan aku, aku akan menjelaskannya pada Hush!”Tanya menatapnya dengan bingung. “Tidak apa-apa. Aku sudah memutuskan untuk tidak be
Tiffany tentu saja hanya mengatakan itu di dalam hatinya. “Aku tidak penasaran, tetapi aku menanyakan ini demi kepentinganku sendiri. Tidakkah kau pikir beta frustasinya aku memikirkan sesuatu yang tidak jelas? Setelah memikirkannya cukup lama, aku masih tidak bisa mengerti kenapa kau mendatangiku dari awal. Ini sangat aneh. Aku juga tahu bahwa orang kaya hanya menghabiskan waktu dengan orang kaya lainnya. Itu karena mereka memiliki status yang sama, sehingga mereka bisa saling menguntungkan. Sedangkan kita tidak dari status yang sama, aku pernah kaya dulu, jadi aku paham dengan logika dibalik semua itu. Seperti yang kita tahu, segala hal terjadi karena suatu alasan…Alejandro hanya diam disisi lain telepon. “Saat bunganya mekar, aku akan memberitahukan soal itu padamu.”Tiffany berseru dalam hatinya.’Bunga itu lagi!’ siapa yang tahu apakah bunga itu akan mekar atau tidak? Bagaimana kalau ini hanya semacam rumput tak berbunga? Apakah dia sedang mencoba membodohiku?’Dia mulai mengge