Mary menjadi khawatir saat melihat Arianne tertawa terbahak-bahak. “Ari, berhati-hatilah. Kau tertawa terbahak-bahak sampai perutmu gemetar. Hati-Hati…"Arianne memaksa dirinya untuk berhenti tertawa. "Oke oke. Aku akan berhenti tertawa… Aku lepas kendali… Mary, bisakah kau membawakan kami makanan ringan dan minuman?”Saat Mary menyelinap ke dapur, Tiffany mengeluarkan ponselnya dan mengecek aplikasi pengiriman makanan. “Sudah lama aku tidak makan ayam goreng. Aku ingin beberapa. Apa boleh ayam goreng, Ari? Seharusnya tidak apa-apa untuk makan sedikit, kan?”Setelah sesaat ragu-ragu, Arianne menggelengkan kepalanya. “Setelah dipikir-pikir sepertinya jangan. Aku menginginkannya, tapi aku bisa mengendalikan diriku sendiri… Kau tahu. Pesan saja apapun yang kau mau.”"Aku juga tidak makan," kata Tanya. “Pesan apa yang kau mau. Aku akan jadi gemuk jika makan terlalu banyak.""Ck ck ck, Tan akan mulai mencari cinta," kata Tiffany dengan nada masam. “Dan kau juga takut menjadi gemuk. Kau tida
Mark memaksa dirinya untuk tenang. "Bukan itu maksudku... Kupikir dia jatuh atau semacamnya... Seharusnya tidak jadi masalah besar jika tidak ada hal besar yang terjadi."Usai pemeriksaan, dokter berkata, “Ada tanda-tanda persalinan prematur. Kau harus berhati-hati sekarang. Kondisi seperti ini memang sudah diperkirakan, dan ada resiko untuk tetap melanjutkan kehamilan anak ini. Dia harus tinggal di rumah sakit sekarang untuk melindungi janinnya. Kita harus melakukan observasi. Kemungkinan terburuk, dia harus tinggal di rumah sakit sampai melahirkan. Peluang kelahiran prematur sangat tinggi, tetapi selama bayi bertahan hingga bulan ketujuh, peluang kelangsungan hidupnya juga sangat tinggi. Tidak perlu terlalu khawatir. Tentu saja, semakin lama kita menjaga janin di dalam rahim, semakin baik.”Mark secara mental siap untuk ini, jadi dia sangat tenang tentang itu. "Baiklah, aku akan mengurus prosedur masuk rumah sakit. Aku ingin bangsal VIP. Aku sudah menjadwalkan ini."Dokter itu mengan
Tiffany membuka pintu, dengan perhiasan milik Summer di tangan. Saat dia melihat Jackson, dia sengaja memasang wajah datar. “Kau sepertinya sedang senang], melakukan tugas dari ibumu?”Jackson mengangkat dagunya dan menatapnya. “Aku kebetulan punya waktu. Masalah?"Tiffany menyerahkan kotak perhiasan itu padanya. "Ini, ini perhiasannya."Jackson mengangkat alisnya. “Apa kau tidak akan mempersilahkan ku masuk? Takut aku tahu bahwa kau telah mengubah rumahmu menjadi kandang anjing?”Dia telah berhasil menarik kemarahan Tiffany. “Apa kau ingin ditampar, Jackson West? Kau mau?"Tanya mendengar keributan itu dan menjulurkan kepalanya keluar dari kamar tidur. “Siapa itu, Tiffie?”"Mantanku!" Tiffany menjawab dengan geram.Tanya ternganga. "Oh baiklah. Lanjutkan percakapan kalian. Aku akan kembali membaca bukuku. Aku tidak mendengar apapun!"Jackson melanjutkan provokasinya setelah Tanya menutup pintu kamar tidur. "Benar, aku salah mengira. Kau tinggal bersama Tanya, jadi kau bisa menyiksanya
Jackson menghampiri Tiffany lagi. “Apa yang baru saja kau bilang? Apakah kita resmi rujuk sekarang?”Tiffany menjadi gugup. “Aku hanya berasumsi saja!”Jackson menatapnya dengan acuh tak acuh. “Kau tidak bisa hanya membuat asumsi. Kau harus terdengar serius. Kita memang rujuk. Lalu, setelah itu aku akan putus denganmu..”Tiffany menurutinya dan berkata dengan serius. “Baiklah, kita resmi rujuk sekarang.”Kemudian Jackson menciumnya. Tiffany terkejut. Hatinya berdebar dan matanya berkaca-kaca. Beberapa detik kemudian dia mendorongnya, tapi Jackson memeluknya erat. Jackson menciumnya dengan penuh gairah.Akhirnya , dia melepaskan Tiffany. Tiffany menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Apa yang barusan kau lakukan? Apakah kau sedang mempermainkan perasaanku?”Jackson tampak serius. “Tidak. Bukankah kita sudah resmi rujuk? Itu hanya sebuah ciuman saja. Apa yang salah dengan itu?”Tiffany sedang tidak mood untuk berdebat dengannya. Setelah menenangkan dirinya, dia berkata. “Sekarang,
Tanya merasa sedikit kecewa, “Apakah begitu? Tapi… dia bilang kalau dia selalu sibuk. Namun, dia tetap selalu membalas pesanku setelah sepuluh menit, tidak peduli jam berapa aku mengirimnya pesan. Jika dia tidak peduli padaku, dia pasti tidak akan membalas pesanku. Dia selalu seperti itu. Mungkin dia memang tidak gampang dekat dengan orang baru. Jangan mematahkan harapanku Tiffie. Aku hanya ingin bertemu dengannya dan mentraktirnya makan karena aku penasaran tentang dia.”Tiffany merasa kalau itu tidak pantas kalau dia mematahkan semangatnya. Lalu dia berkata lagi, “Kalau begitu cobalah ajak dia keluar. Lihat apakah dia mau bertemu denganmu. Tidak usah berbasa-basi.”Tanya lalu mengumpulkan keberaniannya dan mengirimi Hush pesan. Setelah sepuluh menit, Hush membalas pesannya. “Kenapa kita harus bertemu? Aku rasa itu tidak penting. Kalau kau merasa ragu akan sesuatu, tanya saja padaku. Aku akan menjelaskannya padamu.”Tanya langsung merasa tidak bersemangat dan sedih. Dia tidak tah
Tiffany mengelaknya. “Tidak, aku tidak merindukannya. Aku akan pergi makan denganmu. Tapi kali ini, kau lah yang akan mentraktir. Aku hanya pekerja biasa dan miskin. Biaya sewa juga lumayan mahal….”Alejandri tersenyum. “Masuklah ke mobil.”Tanya tidak mengenal Alejandro dan itu membuatnya merasa gugup. Tiffany menyuruhnya duduk dibelakang, dimana Alejandro duduk. Dia pun menjadi semakin gugup.Sementara Tiffany, duduk di samping sopir. Sopir itu bernama Jett. dia pernah bertemu denganya beberapa kali, maka Tiffany menyapanya dengan santai. “Hi! Kita bertemu lagi.”Jett tersenyum dengan sopan dan kembali fokus pada jalanan dan menyetir.Alejandro bukanlah orang yang banyak bicara, dan begitu juga Tiffany dan Tanya. Maka, suasana mobil sangat hening. Akhirnya, Tiffany berkata. “Kemana kita akan pergi makan? Aku ingin kau tahu bahwa aku suka membalas kebaikan orang, aku tidak mau selalu di traktir olehmu. Aku mau mentraktirmu juga sesekali. Jadi, kau jangan membawaku ke restoran mah
Tanya menunduk malu. “Kakekku sangat suka bercocok tanam. Aku belajar banyak tips darinya soal menanam waktu itu.”Alejandro tidak peduli siapa yang mengurus bunga itu. Dia berpikir sejenak dan berkata. “Saat bunganya mekar, aku akan memberitahumu rahasia.”Tiffany bercanda. “Apakah itu berarti aku tidak akan tahu rahasianya kalau bunganya mati?”Alejandro tidak menjawabnya. Dia mengambil gelas dari Jett dan minum.Saat mereka sedang makan,Tiffany tanpa sadar terus saja melirik ke arah pintu. Dia tentu saja khawatir kalau Jackson akan muncul tiba-tiba. Anehnya, dia masih merasa khawatir kalau Jackson akan salah paham tentang hubungannya dengan Alejandro, dan berpikir kalau ada sesuatu diantara mereka…Tiba-tiba, Alejandro berkata. “Jangan melihat ke arah pintu lagi. Jackson tidak akan datang. Dia saat ini ada di Zero Degrees dengan wanita lain.”Tiffany sedikit tertegun. Dia tahu kalau Zero Degree adalah sebuah bar…Dia merasa lega mendengar Jackson tidak akan datang kesini. Pad
Tidak lama setelah Alejandro dan Jett pergi, Tiffany dan Tanya memutuskan untuk pulang juga. Mereka merasa kenyang saat mereka berdiri dan akan pergi.Mereka saling menatap dan tersenyum pada saat yang sama. Tanya memegang pinggangnya dan berbisik. “Makanan disini memang enak. Tidak peduli seberapa banyak bahan makanan yang nyonya West kirimkan pada kita, kita tidak akan bisa memasak seenak ini… aku sangat kenyang sekarang. Ngomong-ngomong, apa kau tidak menyesal karena putus dengan Jackson? Dia kan sangat pandai memasak.”Tiffany menjawab dengan kesal. “Aku mau punya pacar bukan tukang masak. Bagaimana aku bisa tahan diselingkuhi dia dan melihat dia mencium wanita lain? Makanya aku terpaksa harus menyerah pada makanan enak itu! Ayo pulang dan istirahat!”Tiba-tiba Tanya mengerutkan dahinya. “Tunggu, aku mau ke toilet dulu. Aku akan meninggalkan ponsel dan tasku padamu. Tunggu aku disini ya.”Tiffany mengangguk dan duduk lagi.Tiba-tiba, dia melihat sosok familiar didepan pintu. T