Lilian menelepon Tiffany setelah Jackson tidur.Bahkan sebelum dia menjawabnya, Tiffany sudah bisa memprediksi tujuan Lillian menelponnya. “Apa? Grant merengek padamu tentang mobilnya?”Lilian berteriak dari sisi lain telepon “Apa-apaan ini, Tiffany Lane ?! Apa yang sudah kau lakukan; kau sudah melewati batas dengan berani menabrakan mobilmu pada mobil paman Grant. Apakah kau tidak malu? kau bilang kau khawatir dia ada di sini untuk menipu dan memeras uangku, tapi sekarang, aku tidak punya pilihan selain menjual rumah ini hanya untuk membayar kerusakan yang telah kau buat! Kerja bagus! Aku memperingatkanmu untuk yang terakhir kalinya: jangan pernah ‘mencelupkan jarimu’ ke dalam urusan aku lagi, atau aku akan benar-benar tidak mengakuimu sebagai anakku lagi!”Setelah itu Lilian lalu menutup teleponnya. Kata-kata Lillian membuat Tiffany sadar bahwa dia sudah melakukan kesalahan bodoh karena emosi sesaat, dia menabrakkan mobilnya ke mobil Grant dan secara tidak langsung dia memberikan
Tiffany menggertakkan gigi sebelum mengatakan, “Aku akan membayarnya, oke? aku akan meminta sejumlah uang dari Jackson dan membayarnya. kau senang sekarang? Tapi! Untuk mencegah hal bodoh terjadi, aku ingin kau mengubah kepemilikan rumah ini dengan namaku! Tidak ada salahnya jika kita mengganti nama kepemilikannya — rumah ini diberikan sebagai tempat tinggalmu, jadi kau berhak untuk tinggal disini, tetapi kau tidak ada hak untuk menjualnya! Selain itu, kami membeli rumah ini dengan uang yang kami dapat dari hasil penjualan tanah kakekku. Itu milik keluarga Lane jadi kau tidak memiliki hak untuk mengakuinya.”Untungnya, setengah dari hati Lilian juga enggan berpisah dengan rumah ini, jadi mendengar Tiffany menawarkan solusi lain cukup berhasil melunakkan pendiriannya. “Baiklah, setidaknya kau mengerti bahwa ini adalah kesalahanmu sejak awal. Sekarang pergilah dan dapatkan uang untuk membayar kerusakan mobil itu. Aku tidak masalah dengan memindahkan rumah ini atas namamu, tetapi setelah
Dia baru tersadar setengah menit kemudian. Dalam rasa tidak percaya, Tiffany menjawab. “Apakah… pak Smith juga yang telah membantuku mengurus Grant?” itu aneh. Tiffany tidak mengetahui pak Smith ini dari Adam. Dia tidak hanya memberikan Tiffany sebotol minuman di bar tapi juga ikut campur dalam kehidupan pribadinya. Bagaimana Pak Smith bisa mengetahui ini? Tiffany merasa seolah dia sedang diawasi…Pria muda itu tidak mengelaknya. “Ini adalah kartu nama bapak Smith.”Dia mengambil kartu nama itu, “Tolong katakan terima kasih padanya dan… kenapa dia membantuku? Aku rasa kita tidak saling mengenal.”Pria itu tersenyum, masuk kedalam mobil dan pergi.Dia merasa itu aneh. Dia menatap kartu nama itu dengan bingung. Alejandro Smith, Presiden Eksekutif dari Smith Enterprises. Dia tidak pernah mendengar namanya sebelumnya. Namun, hal yang paling penting sekarang adalah dia harus menghibur Lillian. Dia tidak langsung menelponnya untuk mengucapkan terima kasih. Dan hanya memasukan kartu nama
Di kediaman Tremont.Mark dengan hati-hati membantu Arianne masuk ke mobil. Dia harus membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan kandungan hari ini. Dengan berlalunya waktu, perut Arianne semakin membesar dan Mark menjadi semakin khawatir.Brian, yang sedang duduk di kursi pengemudi, menyalakan mobilnya saat mereka berdua sudah duduk di mobil dia bertanya. “Apa kita akan langsung menuju rumah sakit tuan?”Mark mengangguk. “Mmm.”Brian terdiam sesaat lalu berkata. “Tapi… kau ada rapat penting pagi ini. Rapatnya akan dimulai jam 10.30. Atau mungkin aku saja yang mengantar nyonya?”“Itu tidak apa-apa. Karena kau ada rapat, Brian bisa menemaniku. Kau sebaiknya kerja saja.” ucap Arianne.“Tidak perlu.” balas Mark. rapatnya bisa ditunda, aku tidak mau melewatkan pemeriksaan kehamilanmu. Ini adalah tanggung jawabku.” Hati Arianne melunak. “Baiklah. Kalau begitu kita harus segera menyelesaikannya. Aku harap aku tidak menunda rapatmu terlalu lama.”Hasil pemeriksaan menunjukan hasil
Tiffany menguap lagi. “Jangan bilang begitu. Aku belum tidur sepanjang malam. Aku tidak bisa memaksakan diriku untuk bekerja dengan serius. Kunjunganmu kesini sudah menambah semangatku.”Arianne pun duduk. “Kemana kau tadi malam?” dia bertanya. “Kenapa kau tidak tidur?”Tiffany melihat sekeliling dan merendahkan suaranya saat dia menjawab, “Aku akan memberitahumu nanti. Di sini tidak nyaman.”Arianne pun tidak bertanya lagi. Ketika dia melihat Tiffany menggaruk-garuk kepalanya di depan komputernya, dia bergerak maju dan berkata, “Biar aku bantu Semoga saja aku tidak melupakan hal-hal yang telah aku pelajari. Aku pikir pengetahuan dasarku mungkin lebih baik darimu.”Tiffany melindungi komputernya seperti seorang ibu yang melindungi bayinya. “Tidak mungkin! Jika Mark tahu, dia akan berpikir bahwa aku menyalahgunakan. Bahkan dengan kau berjalan-jalan saja menurutnya akan membuat kau lelah. Bagaimana aku bisa membiarkan kau membantuku dalam pekerjaanku? Aku masih mau hidup selama bebe
Mark bergegas meninggalkan kantor dan pergi ke kantor Tiffany saat jam mendekati jam 12 siang dan membawa beberapa kue untuk Arianne. “Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau merasa tidak nyaman? Apakah kau lapar? Aku membawakanmu sesuatu untuk dimakan. Kau bisa kue ini dulu. Aku akan mengantarmu untuk makan siang di restoran Jackson sebentar lagi.”Arianne mulai tidak tahan. “Bisakah kau… tidak terlalu berlebihan? aku tidak akan merasa lapar setiap waktu. Santailah.”Tiffany dengan santai membuka kotak kue dan mengunyah kue yang ada didalamnya, lalu memberikannya kepada Aye juga. “Ari-mu mungkin tidak lapar, tapi teman-temannya lapar. Dilihat dari caramu memberinya makan, beratnya akan mencapai 120 kilogram saat bayinya lahir nanti. Dan kau akan menyesalinya.” Goda Tiffany.“Jangan khawatir, aku akan tetap mencintainya meski beratnya 180 kilogram. Tapi Jackson mungkin tidak setuju dengan cara berpikirku. Kau mungkin ingin mempertimbangkan untuk makan lebih sedikit, ”goda Mark pada Ti
Sudut pandang Arianne sangat berbeda dari sudut pandangnya. “Aku kira pria lebih suka wanita yang bijaksana, terutama pria seperti kau. Jika kau menyukai tampilan yang mencolok dan wanita manja yang penuh kasih sayang, bukankah itu seperti Aery Kinsey si anak manja itu?”Ekspresi Mark menjadi muram begitu dia menyebutkan masa lalu. Arianne tidak gelisah. “Apakah aku salah?”“Oke, berhenti bicara. Waktunya memesan.”Mark menarik napas dalam-dalam, dia merasa sangat sedih. Arianne bisa mencekiknya setengah mati hanya dengan beberapa kata saja.…Tiffany mengubur dirinya di bawah selimut ketika mereka tiba di rumah malam itu, dia sama sekali mengabaikan makan malam. Dia langsung tertidur lelap. Jackson mengurungkan niatnya untuk mengatakan padanya agar Tiffany sebaiknya menyelesaikan makan malamnya dulu sebelum tidur ketika dia melihatnya sudah tertidur. Tentu saja, dia tidak bisa bertanya tentang kartu namanya sekarang.Keesokan harinya, Tiffany bangun satu jam lebih awal dari biasa
Jackson langsung pergi ke lantai bawah setelah mandi dan mengenakan pakaian. “Selamat pagi, Nyonya Lane,” katanya.Lillian mengerutkan bibirnya. “Tiffany memanggil orang tuamu ibu dan ayah, dan kau memanggilku 'Nyonya’. Betapa lucunya.”Jackson langsung tegang. “Bu… Iya itu hanya keceplosan. Aku harap kau tidak keberatan. Apa yang kau lakukan pagi-pagi sekali?”Lillian terlalu malu untuk mengungkapkan kejadian yang menimpanya. “Tidak ada. Aku hanya ingin mampir saja, apakah kau tidak sibuk? Cepat makan, lalu pergi bekerja. Aku akan segera pulang.”Jackson tidak terbiasa memiliki satu orang lagi di rumah. Dia menghabiskan sarapannya dengan canggung, lalu meletakkan piringnya ke wastafel. “Aku akan mencuci ini saat aku pulang. Sudah hampir waktunya untuk pergi. Tiffie, kau sebaiknya cepat dan ganti baju.”Tiffany dengan cepat berlari ke atas. “Oke, aku akan selesai dalam lima menit!”Lillian tiba-tiba terlihat seperti seorang ibu rumah tangga. Dia berjalan ke dapur dan mencuci pir