Bernadette terduduk lemas di sisi tempat tidur; rambutnya berantakan, dan tatapan matanya pada Atticus tampak kusut. Pada akhirnya, dia memilih untuk diam saja. Dia mengira Atticus akan datang sendiri, tapi sekarang Summer juga ada di sini. Dia tidak mungkin mengungkapkan detail yang menyakitkan seperti itu pada dunia. Ini adalah sisa harga diri terakhirnya, “Bukan apa-apa. Aku kalah. Tidak ada yang terjadi di antara kami. Anak itu bukan milikmu. Itu saja."Summer menatapnya, sangat jijik. Dia berpikir bahwa dia akan mendengar pengakuan baru darinya. Dia tidak menyangka akan mendengar itu, "Kau bukan apa-apa. Kami akan pergi sekarang. Jaga dirimu, Nona Legrand.”Akhirnya, Bernadette tidak mengambil villa ataupun uang dari Mark. Selain dari kehancuran total reputasinya, dia tidak mendapatkan apa-apa dari apa yang dia lakukan. Permintaan terakhirnya adalah agar Mark menghapuskan berita di internet dan memberinya kedamaian. Dia tidak sanggup untuk berurusan dengan pria ini.Jarak yang bes
Arianne memicingkan mata dan mengamatinya. Mark biasa meneriakkan perintah padanya, tetapi sekarang, keadaan telah sepenuhnya berubah. Dia tiba-tiba merasakan dorongan untuk menyiksa Mark, “Tentu. Jangan lupa menambahkan garam. Garam lebih halus, gula lebih kasar. Jangan tertukar. Dan juga, kau harus mencuci sayuran."Mark merasa tidak berdaya. "Aku hanya membuat kesalahan sekali." Ya, semangkuk mie terakhir yang dia buat di kondominium Arianne gagal. Seharusnya jauh lebih mudah sekarang karena dia pernah melakukannya sekali. Kali ini, dia akan membuatnya lebih baik.Pada saat dia menyajikan mie di atas meja, wanginya sangat harum bagi Arianne, mungkin karena dia kelaparan. Rasanya juga cukup enak.Ketika Mark melihat betapa fokusnya Arianne dengan makanannya, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Rasanya enak?""Lumayan," jawabnya tanpa mengangkat kepalanya.Dia tidak bisa berkata-kata. Apakah wanita ini tidak mampu memujinya dengan tulus? Lumayan? Apa yang dia maksud dengan it
Dengan Mark memeluknya dari belakang seperti itu, dia merasa sedikit gugup. Arianne mengalah untuk segera menjauh dari situasi ini. "Baik."Mark tersenyum dan melepaskan tangannya dari pinggang Arianne.Kembali ke kamar tidur, pasangan itu berbaring berdampingan tetapi sepertinya tidak bisa tidur. Arianne tidur setiap kali dia mau, siang atau malam. Dia sama sekali tidak lelah. Mark tidak bisa tidur karena berada tepat di sebelahnya.“Kau ingin laki-laki atau perempuan?” dia tiba-tiba bertanya dalam kegelapan.“Semuanya sama,” jawab Arianne segera, “Selama anak itu lahir dengan selamat, aku tidak peduli apakah itu laki-laki atau perempuan. Ini akan menjadi satu-satunya anak yang akan aku lahirkan di hidupku. Aku tidak bisa memilih." Dia terdiam sejenak, lalu bertanya, "Bagaimana denganmu?"Mark memiringkan tubuh menghadap Arianne, lalu meletakkan tangannya dengan lembut di perutnya, "Aku juga. Aku akan mencintainya, tidak peduli apakah itu laki-laki atau perempuan, selama itu darimu."
Setelah mengatasi keterkejutannya, Mary tersenyum penuh arti, “Ya, ya ya. Tuan Tremont memasak makan malam untukmu tidak sebanding dengan apa yang kau alami. Sekarang, dia bersikap lebih seperti laki-laki. Ngomong-ngomong, Tuan Tremont telah memintamu untuk tidak berjalan-jalan di taman hari ini, karena mungkin akan turun salju. Dia takut kau akan sakit. Sebaiknya hindari sakit selama hamil, terutama saat tidak dianjurkan mengkonsumsi obat. Sekarang saat Tuan Tremont memilikimu dan si kecil di perutmu, keluargamu sudah lengkap. Kita sudah mengidam-idamkan hari ini."Arianne tetap diam menatap kegembiraan di wajah Mary. Dia takut berbicara dan menghancurkan harapan Mary. Segala sesuatu antara dia dan Mark hanya tampak baik-baik di permukaan saja. Sebagai perbandingan, jarak di antara mereka seluas Lembah Celah Besar. Bahkan jika kembali pulih, akankah semuanya benar-benar sama? Bagaimana tidak ada celah?Tabitha bangun pagi-pagi sekali hari ini. Biasanya, dia akan tidur sampai jam sepul
Arianne menundukkan kepala diam. Dia tidak setuju dengan nasihat wanita tua itu. Perasaan Mark padanya mungkin belum tentu sebuah keberuntungan; rasanya lebih seperti kemalangan. Wanita tua itu hanya mengatakan ini karena dia tidak menyadari apa yang terjadi di masa lalu. Jika dia tahu, dia mungkin tidak akan menyarankan untuk melanjutkannya. Mark adalah orang di balik semua keluhannya. Bagaimana tidak?Tiba-tiba mobil itu berguncang. Amarah wanita tua itu langsung memuncak, “Hei, sopir, hati-hati! Jangan bunuh kami karena kau ugal-ugalan! Apa yang sedang kau lakukan? Kau benar-benar pengemudi yang buruk!”Seorang pengawal keluarga Tremont berada di belakang kemudi. Dia meminta maaf sebesar-besarnya setelah dimarahi oleh Tabitha, "Maaf, aku akan lebih berhati-hati...""Tidak apa-apa," kata Arianne tak berdaya, "menyetirlah sedikit lebih lambat. Tidak perlu terburu-buru."Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan alamat yang diberikan Zoey pada Tabitha. Kediaman Zoey di ibu kota tida
Zoey dan suaminya sangat perhatian. Yang satu bergegas membantu Tabitha sementara yang lain membawakan tasnya. Zoey memperhatikan saat Arianne pergi dan bertanya, “Ibu, Arianne mengantarmu kemari? Mengapa dia tidak masuk dan duduk? Apa dia membenci kita karena tinggal di rumah sekecil ini?"Wajah nenek terlihat muram saat dia menjawab, “Ya, ini di bawah standarnya. Aku tidak ingin dihina, bahkan dengan maksud baikmu. Jangan mempermalukan aku."Mendengar ini, suami Zoey merasa ada yang tidak beres, “Ibu, kita semua keluarga; bukan seperti kita tidak bisa mengobrol. Mengapa seperti itu? Tahun baru akan segera tiba. Kami akan berbisnis di ibu kota, jadi kami berencana untuk tinggal di sini sebentar. Anak-anak akan segera berlibur musim dingin, jadi seluruh keluarga akan ada di sini. Sebaiknya kita menghabiskan tahun baru di rumah besar keponakan kita."Zoey setuju, "Itu benar. Lebih ramai lebih meriah."Wanita tua itu menyeringai, “Jangan panggil dia keponakanmu seperti kamu mengenalnya b
Wanita tua itu sangat marah hingga wajahnya berubah merah padam, “Kakakmu telah meninggal selama bertahun-tahun, namun kau masih bersikeras untuk menghisap darahnya. Apa kau anggap dia hanya makanan? Apa kau benar manusia? Jika aku tahu tentang ini, aku akan memilih untuk hanya memiliki satu anak selama sisa hidupku, daripada mendapatkan orang yang tidak berperasaan sepertimu! Aku mungkin lebih baik membesarkan seekor anjing!”Zoey tidak melihat ada yang salah dalam kata-katanya. Menurutnya, dialah yang paling menderita karena ketidakadilan. Dia menangis, "Jadi akhirnya kau mengatakannya. Kau tidak pernah memperlakukanku seperti anakmu sendiri. Kau hanya mengadopsiku sehingga seseorang akan mengurus jenazah mu nanti, bukan? Itu perjanjian bisnis, bukan cinta! Kau pikir aku tidak berperasaan, aku kejam. Tapi kau wanita tua yang paling kejam! Jika kakak laki-lakiku belum punya anak, aku akui aku harus mengurusmu, tetapi dia memiliki Arianne. Mengapa aku tidak dapat menghitung kembali hut
Tiffany tertawa terbahak-bahak seolah seperti bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, bahkan reaksinya terlihat seperti sedang mengalami kejang-kejang. "Ya Tuhan! Oh. Tuhanku. Jadi kau kehilangan hak pribadimu untuk memilih? Ayolah Arianne Ku sayang, kau adalah seorang wanita dengan sebuah mahkota yang berhiaskan permata berada di dalam perutmu sekarang! Kau adalah bosnya, bukan Mark! Kau bisa saja menghukum Mark sampai mati, dan dia tetap tidak akan bisa melukai satu rambut pun di kepalamu sebagai bentuk pembelaan diri, mengerti? Kau harus mulai bersikap kejam sekarang, saat ini juga, karena kau tidak akan mendapatkan kesempatan itu lagi. Tidakkah kau tahu bahwa seorang wanita sedang berada di puncak kekuasaannya selama kehamilannya? Jadi, ya, jadilah ratu, kak! Begitu anak itu lahir, kau tidak akan pernah mendapatkan kekuatan itu kembali!" Tiffany mengingatkan. “Sekarang, jika kau berhasil mendapatkan 'izin nya, beritahu aku, dan aku akan menghubungi Tanya. Kita akan makan s