Arianne duduk di meja makan, pikirannya dipenuhi dengan keraguan. Kemudian dia menghubungi Tiffany. Tiffany tetap tinggal di bar saat dia pergi kemarin. Meskipun Jackson ada di sana, Ari tetap merasa khawatir dengan keadaannya.Telepon berdering cukup lama sebelum akhirnya Tiffany menjawab dengan suara serak, “Ada apa, Ari? Kenapa kau bangun pagi-pagi sekali?”Arianne merendahkan suaranya, “Terlalu pagi? Sekarang sudah lewat jam sepuluh pagi. Aku baru saja bangun. Apakah Jackson mengantarkanmu pulang setelah aku pergi? Berapa banyak gelas yang kau minum?”Tiffany terkejut dan tetap diam untuk waktu yang sangat lama. Tiba-tiba, semua kejadian yang terjadi di bar kembali membanjiri dirinya. Dia…bercumbu dengan Jackson! Dia ingat itu, dia tidak cukup mabuk saat itu! Dia masih ingat semuanya!Arianne menjadi khawatir mendengarkan keheningan Tiffany yang cukup lama. “Ada apa, Tiffie? Apa terjadi sesuatu?”Tiffany menghela nafas. Tidak ada, kita akan bicara saat bertemu lain kali. Aku m
Mark merasa sedikit tidak berdaya. Dia segera berhenti menggodanya. "Aku memakai kondom. Apakah kau benar-benar berpikir bahwa aku tidak akan melakukannya? Aku sudah memesan hidangan manis untukmu. Kau sangat menyukai hidangan manis, bukan? Kau bisa mencobanya. Itu adalah hidangan manis paling menarik yang pernah aku rasakan."Kemudian, Mark berjalan kembali ke mejanya dan menelepon seseorang. “Kau bisa mengirim hidangan itu sekarang. Bawalah dua cangkir kopi pahit untuk minumannya.”Setelah panggilan itu, Mark menyadari bahwa kepala Arianne masih menunduk, dan dia tersipu. Mark menatapnya sambil berpikir dan bertanya, "Kau tidak mungkin merasa malu, kan? Kita sudah saling kenal selama lebih dari sepuluh tahun hingga sekarang. Bukankah sedikit aneh bagimu untuk merasa malu kepadaku?""Aku tidak malu!" Arianne membantah keras dengan wajah merah.Meskipun Mark tahu Arianne berbohong, dia tidak berusaha membuktikannya. Sebaliknya, Mark berkata dengan meyakinkan, “Kita memiliki lebih b
Arianne merasa tak berdaya. “Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin mengobrol santai saja. Apakah meja kerjamu memang dari dulu ada disini?”Ellie tersenyum dan mengangguk. “Lantai ini cukup hening. Jadi tidak masalah mejaku ada dimana. Pak Tremont sangat baik. Dia tidak suka ada orang di sekelilingnya saat dia bekerja. Tapi, aku harus selalu siap untuk membantunya setiap saat. Jadi akan lebih baik jika aku bekerja disini.”Arianne tidak mengerti apa maksud Ellie dengan mengatakan kalau Mark itu ‘baik’ . dia mengira kalau Mark selalu kasar pada Ellie. “Berapa gajimu dalam sebulan? Bekerja sebagai sekretaris Mark pasti sangat melelahkan.”Pertanyaan soal gaji sangatlah pribadi, apapun situasinya. Namun, karena Arianne yang bertanya, Ellie menjawabnya. “Gaji utamaku 3500 Dolar. Itu lumayan, dan ada bonus akhir tahun juga. Pekerjaanku tidak melelahkan.”Setelah mendengar jumlah itu Arianne agak terkejut. Gaji seorang sekretaris bahkan lebih besar daripada gajinya, seorang fashion desaine
Ethan tersenyum pada Tiffany dan bertanya dengan dingin. “Apa kau yakin? Aku sudah mengakuinya kalau aku memang telah memperlakukanmu dengan buruk dimasa lalu. Apa lagi yang kau mau dariku sekarang ? Kau bisa menyiksaku atau melakukan apapun yang kau mau. Aku ingin memiliki rumah. Rumah untuk kita berdua. Dan aku mau menikah, aku tidak bisa menunggu selama itu. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Aku hanya ingin kita menikah. Aku tidak mau bertengkar denganmu hari ini. Aku ingin kita bicara baik-baik soal ini. Pikirkanlah dengan matang sebelum kau menjawabku. Aku takut aku tidak akan bisa menahan diriku.”Walaupun Ethan telah mencoba bersikap lembut padanya, Tiffany masih bisa merasakan betapa pemaksanya dia. Tiffany menginginkan yang sebaliknya, dia tidak ingin menikah terlalu cepat sedangkan Ethan mau menikah secepatnya. “Aku tidak mau menikah terlalu cepat, yang jelas-jelas berbanding terbalik dengan keinginanmu. Inilah masalahnya. Kau bisa mencari solusi atau kita bisa terus s
Ekspresi Mark menjadi muram. “Tentang itu.. Ethan kurang lebih terlibat. Jika aku adalah dia, aku mungkin akan melakukan hal yang lebih parah lagi. Kenapa memangnya?”Arianne berpikir kalau Mark terdengar seperti sedang menutupi Ethan, tapi Arianne tidak mengatakan kecurigaannya. “Aku hanya berpikir kalau.... Jika kau bisa melupakan perbuatannya, maka, aku juga bisa. Itu akan baik-baik saja selama dia benar-benar sudah menyesalinya dan mau berubah setelah dia kembali dengan Tiffie dan hidup dengan baik.”Mark tidak mengatakan apapun lagi dan kembali ke ruang kerjanya setelah makan malam. Setelah berpikir sesaat, dia mengirimkan pesan pada Jackson. “Tiffany akan tinggal bersama dengan Ethan.”Saat Jackson menerima pesannya, dia sedang makan dengan keluarga West di rumah ibunya. Setelah dia membacanya, dia meletakkan ponselnya lagi. Dia tidak boleh membalasnya! Membalasnya sama saja seperti mengakui kalau dia menyukai Tiffany. ‘Suka’ adalah kata yang konyol dalam kamus Jackson. Beran
Ekspresi Jackson tetap netral. “Kau benar-benar berencana untuk tinggal bersamanya? Tinggal bersama lebih merepotkan daripada menjalin hubungan. Kalian akan menghadapi semua hal sepele yang akan kalian hadapi sebagai pasangan yang sudah menikah. Tidak hanya itu, tetapi juga kalian akan mudah kehilangan gairah jika sepasang kekasih tinggal bersama terlalu cepat. Itu bisa memberikan peluang putus yang lebih tinggi. Kaum muda saat ini sangat terburu-buru untuk menjalani kehidupan pernikahan. Ketika waktunya tiba, kalian semua akan menyadari bahwa itu tidak sehebat yang kalian pikirkan. Kebanyakan orang bahkan menyesal menikah terlalu cepat.”Tiffany kesal dengan nadanya. “Bisakah kau tidak berbicara denganku seperti kau jauh lebih tua dariku? Itu urusanmu jika kau tidak ingin menikah di usiamu yang sekarang. Jika gadis seperti kami tidak menikah pada usiamu, kami akan disebut perawan tua. Baiklah, mari kita hentikan topik ini. Aku tidak akan bisa keluar untuk minum dan makan denganmu lai
Tiffany merasa Ethan telah bersikap kurang ajar, tapi dia tahu jika dia berbicara sekarang hanya akan memperburuk keadaan. Oleh karena itu, dia hanya bisa memandang Jackson dengan tatapan meminta maaf.Jackson menyipitkan matanya dan berbicara dengan dingin, “Kau tidak perlu membalas budi d hutangnya padaku. Aku tidak membantumu dalam ketidakhadiranmu, karena kalian berdua sudah putus saat itu. Tidak pantas kau berbicara seperti ini. Tuhan selalu mengawasi. Terkadang, kau harus memaafkan orang lain untuk memaafkan diri sendiri.”Tiffany tercengang. Dia tidak menyangka Jackson akan menimpali Ethan. Lagipula, Jackson tidak pernah menganggap serius perkataan orang. Maka dia mengira kalau Jackson hanya akan pergi dengan senyuman di wajahnya.Ethan mengepalkan tangannya saat dia mendengar kata-kata Jackson, tapi dia memasang senyum mengejek di wajahnya. “Kau sepertinya punya masalah besar denganku. Apa yang ingin kau katakan? Katakan saja di depanku, tidak perlu menahannya.”Tidak mung
“Maafkan aku, Tiffie. Aku kehilangan kesabaranku. Tolong jangan katakan hal seperti itu, oke? Aku ingin tetap bersamamu…” Ethan berkompromi untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dan dia mau itu bersama Tiffany.Meskipun Tiffany selalu bimbang, dia tidak akan pernah goyah saat dia membuat keputusan. “Lupakan saja Ethan. Aku baru menyadari bahwa aku seharusnya tidak bersikap ragu-ragu sejak awal. Kau tidak perlu mencariku lagi; itu mungkin yang terbaik untuk kita berdua. Sekarang setelah kau memiliki segalanya, Kau bisa memiliki wanita manapun yang kau inginkan. Sejak hari kita putus, kau bukan lagi kekasihku. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri, aku tidak mencintaimu lagi.”Setelah mengatakan itu, Tiffany membuka pintu mobil dan pergi tanpa melihat ke belakang. Di a berjalan bawah lampu jalan yang redup. Ethan tidak keluar dari mobilnya untuk mengejarnya dan hanya melihat saat dia perlahan menghilang dari pandangannya. Hatinya menjadi dingin dengan setiap langkah yang Tiffany amb