Di tengah malam, setelah beberapa saat dalam kebimbangan, dia mengirimkan pesan pada Mark: Apakah kau sibuk? Aku dengar sesuatu terjadi pada perusahan internasional mu.Dia memilih mengirimkan pesan itu di tengah malam karena perbedaan waktu di luar negeri. Keduanya perlu bekerja sama agar hubungan dapat berkembang. Tidak masuk akal jika dia tidak menunjukan kekhawatiran apapun.Setelah lebih dari lima menit, balasannya akhirnya datang: Aku tidak butuh perhatianmu. Urus saja dirimu sendiri.Dia membaca kembali pesan di layar ponselnya beberapa kali, merasa semakin menyedihkan setiap kali ia baca. Dia mencoba bersikap baik dengan menanyakan pertanyaan itu tetapi, Mark masih memperlakukannya seperti itu. Arianne tidak seharusnya tidak menanyakannya sejak awal!Keesokan harinya, berita tentang perusahaan internasional Mark terus menyebar. Bahkan ada video wawancara dirinya, secara resmi mengumumkan perusahaannya tutup. Cabang anak perusahaannya di luar negeri bukanlah satu-satunya yan
Arianne ingin membagikan kebahagiaan ini. Terasa magis. Orang pertama yang terlintas di pikirannya adalah Mark tetapi dia tidak mengirimkan pesan padanya, khawatir dia sedang sibuk, dia hanya dapat memberitahu Tiffany.Setelah berkirim pesan dengan Tiffany beberapa saat, dia merasa matanya semakin berat, tanpa sadar dia tertidur.Arianne tidak tahu berapa lama dia tertidur ketika dia samar mendengar seseorang membuka pintu. Dia belum terbiasa dengan kenyataan bahwa dia telah kembali ke rumah ini dan dalam kantuknya mengira dia masih berada di apartemen. Dia sangat waspada ketika dia tinggal sendiri, khawatir ada pencuri yang mendobrak masuk, jadi dia bangun terkejut. “Siapa itu?!”Lampu kamar tiba-tiba menyala dan Mark sedang melihat ke arahnya, kelelahan. Dia berdiri di tempat, perlahan tidak bergerak maju. “Aku. Kembali tidur, aku mau mandi.”Merasa lega, Arianne kembali berbaring, menutup matanya lagi.Mark kemudian masuk ke kamar mandi. Dia juga terkejut. Dia telah sangat berhati-h
Melihat jam tangan itu, nafas Arianne tertahan beberapa saat wajahnya berubah pucat. Dia mengenal baik jam itu, itu adalah jam yang biasanya Mark pakai. Dia tidak memperhatikan apakah ada yang berbeda dari pergelangan tangan Mark saat pulang semalam… Itu juga berarti Mark bersama Aery sebelum dia kembali ke rumah.Melihat perbedaan ekspresinya, Aery menempatkan jam itu di depan Arianne untuk menghina. “Jangan salahkan Mark, sayang, dia sedang dalam tekanan yang besar akhir-akhir ini dan kau sedang hamil. Tidak nyaman… Bahkan jika bukan aku, dia akan punya perempuan lain juga. Bagaimanapun kau akan kesal. Aku melakukan tugasmu untukmu, tidak perlu berterima kasih padaku.”Arianne mengambil jam itu dan bangun. “Aku akan kembali bekerja jika tidak ada yang lain.”Merasa maksudnya tercapai, Aery merasa tidak perlu lagi berlama-lama disini. “Silakan, beritahu Eric bahwa perusahaan barunya terlihat bagus. Sampaikan doa untuk masa depan yang cerah padanya dariku.”Kembali ke mejanya, pikiran
Tidak buruk. Arianne mengangkat si Putih sembari tersenyum. “Aku sudah terlambat juga, aku tidak akan pergi ke kantor pagi ini. Aku akan pergi setelah makan siang.”Langkah kaki berat terdengar di belakangnya. Arianne menaruh si Putih tanpa sadar, tahu bahwa Mark datang. Dia pasti akan menghukumnya karena menggendong si Putih, sampai-sampai meninggalkan luka padanya.“Berhenti menyentuh kucing bodoh itu. Aku akan ke kantor. Minta Henry mengantarmu jika kau mau pergi keluar.” Mark segera pergi, langkahnya terasa tergesa-gesa. Dia bahkan tidak mengancingkan lengan bajunya. Ketika matahari menyinarinya, terasa kehebatan yang menjaga tatapan seseorang padanya.Arianne menyimpulkan bibirnya dan pergi ke dapur untuk meminta makanan dari Mary. Dia lapar.Di vila Kinsey, Aery menyibukkan dirinya di dapur sebelumnya di sepanjang pagi. Ini hanya karena Helen datang untuk makan siang.Jean duduk di sofa dengan murung. Karena mereka bercerai, dia merasa tidak dapat mengelola perusahaan. Menikah se
Helen mengambil dompetnya dan pergi setelah itu. Lagipula dia tidak berencana untuk makan. Kepergiannya dari Kinseys tidak blum terlalu lama. Jean dan Aery nyaris tidak bertemu dengannya. Sekarang mereka tiba-tiba mengundangnya kembali, mungkin itu bukan hanya makan siang sekedar basa-basi saja. Aery berharap untuk membicarakan beberapa hal dengannya.Aery menepuk meja dengan marah. “Arianne Wynn! Aku tidak akan membiarkanmu lolos kali ini!"Jean terkaget. Apakah yang dia lihat masih putrinya yang hanya tahu bagaimana bersikap manis dan lembut? Mengapa tatapannya kali ini terlihat begitu mengancam…?…Semantara itu, di West Mansion, Summer duduk di samping tempat tidur Jackson untuk membantunya mengupas apel sambil menggerutu, “Lihat dirimu, apa yang harus kami lakukan jika kamu tidak berdaya saat kamu dipukuli lagi? The West membutuhkan seorang pewaris. Kamu tidak boleh membuatku cemas seperti ini. Kapan kamu akan menikah?”Jackson merasakan sakit kepala yang luar biasa. “Bu… Bis
Mark menyetir mobilnya sendiri hari ini, karena Brian memiliki beberapa hal yang harus dilakukan dan mengambil cuti. Ini berarti kali ini, apapun yang terjadi, Mark harus menghadapi semuanya sendiri.Ketika mobilnya sampai di salah satu bagian jalan tol, sedan hitam di belakangnya mulai melaju kencang. Mark menginjak pedal gas lebih dalam lagi, dan sedan hitam itu pun semakin dekat dengan mobil mark. Kedua mobil itu saling susul-menyusul seperti adegan pengejaran antara polisi dengan penjahat dalam film.Tiba-tiba, satu-satunya mobil sedan berwarna silver di depannya menyalakan lampu indikatornya dan tiba-tiba melambat. Mobil Mark bergerak terlalu cepat. Karena panik, dia menginjak rem dan memutar setir. Baru kemudian dia menyadari bahwa seseorang telah merusak rem mobilnya! Dia tahu betul bahwa remnya benar-benar berfungsi dengan normal ketika dia pertama kali tiba di pertemuan rapat sebelumnya. Satu-satunya kesempatan bagi siapapun untuk merusak rem, adalah dilakukan oleh seseoran
"Apa yang terjadi?" Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Arianne berhasil menenangkan emosinya dan menemukan suaranya lagi.Aku juga tidak yakin. Ibumu datang ke rumahku sekitar pukul dua siang kemarin, dan memberiku sedikit informasi. Itu tentang masalah perusahaan Mark. Aku pergi ke kantor Mark untuk menunggunya, karena dia sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan di luar. Namun kemudian aku mendengar kabar jika dia mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang. Aku tidak tahu apa yang terjadi selama periode saat kecelakaan itu terjadi. Aku sudah menemukan beberapa saksi, tetapi mereka mengatakan bahwa Mark sendiri mengemudikan mobilnya melewati batas kecepatan yang seharusnya, lalu tiba-tiba kehilangan kendali dan menabrak pinggir jalan, ”Jackson menjelaskan dengan suara muram.Melewati batas kecepatan? Arianne sangat mengenal Mark. Dia selalu mengemudi dengan tenang dan hati-hati dalam segala hal yang dia lakukan. Bagaimana mungkin dia bisa melewati batas kecepatan?Secara spon
Tiffany menghela nafas lega setelah panggilan itu berakhir. "Itu ide yang bagus, biarkan dia yang mendatangi kita, itu akan membuat kita setidaknya terhindar dari kemungkinan masalah yang lain. Rasanya tidak pantas untuk melontarkan tuduhan tanpa dasar kepada orang lain. Ingat apa yang sudah aku katakan sebelumnya. Jangan gegabah.”Arianne mengangguk setuju. Mobil itu melaju melintasi jalan dan berhenti untuk parkir di pinggir jalan, di depan kafe Violet.Helen tidak membuat mereka menunggu terlalu lama. Dia tiba di pintu kafe dalam waktu kurang dari dua puluh menit.Helen datang dengan terburu-buru, dan tidak membawa payung. Pada saat dia selesai memarkirkan mobilnya dan memasuki kedai kopi itu, pakaian kerjanya yang putih, basah kuyup karena hujan. Rambutnya yang sebelumnya rapih, kini sedikit berantakan. Dia mungkin merasa lelah sebelumnya, tetapi ketika dia melihat Arianne, dia tersenyum bahagia. "Aku tidak pernah mengira kamu akan berinisiatif meneleponku."Ketiganya duduk ber