Beranda / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 377 - Menghalalkan Segala Cara

Share

Bab 377 - Menghalalkan Segala Cara

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tuan Muda ….” Mark bergumam pelan.

Ia dapat merasakan kesulitan yang dihadapi tuan mudanya itu dan berpikir jika Tuan Mudanya pasti sulit untuk mengambil keputusan sebesar itu. Ia sangat berharap Diego Lorenzo dapat mengubah keputusannya nanti karena ia tidak ingin hubungan mereka mempengaruhi stabilitas Royal Dragon.

Saat ini situasi internal di dalam Royal Dragon benar-benar kacau. Bukan hanya di perusahaan, tetapi juga di organisasi. Banyak para bawahan setia Regis harus terpaksa mengikuti perintah Diego yang dirasa mereka tidak sesuai dengan porsi pekerjaan mereka dan tentunya melanggar prinsip yang selama ini dipegang teguh oleh Regis.

Namun, sebagai para bawahan, mereka hanya bisa mematuhi Diego Lorenzo sebagai pemimpin mereka walaupun banyak kekecewaan yang mereka rasakan.

Mendengar cerita dari Mark, Regis merasa sangat menyesal telah melibatkan mereka ke dalam masalahnya dengan sang ayah. Namun, ia tidak memiliki pilihan lain.

Selama ini Amora sudah banyak menanggung semua m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Sri Fitriany
nenek regis tologin.cucumu..
goodnovel comment avatar
AliceLin
sabar ya kakak ><
goodnovel comment avatar
Lussy Alyanii
thor ayook dong jangan lama2 buat Amora dan Regis susah gini deh gemes deh sama alur ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 378 - Ancaman Tidak Langsung

    “Saya benar-benar maaf, Tuan Muda. Jika ada hal yang bisa saya lakukan, Anda bisa mengatakannya kepada saya,” ucap Mark yang masih menyatakan rasa sesalnya.Jika bukan karena ancaman Diego, Mark tidak mungkin menjadi seorang pengkhianat. Ia merasa sangat buruk dan tidak tahu harus bagaimana mengangkat wajahnya di hadapan Regis nanti.“Apa yang bisa kamu lakukan, Mark? Kalau saya meminta kamu melepaskan pembekuan rekening saya, apa kamu bisa?” seloroh Regis seraya terkekeh geli.Tentu saja permintaannya itu sangat tidak mungkin, mengingat kelemahan Mark berada dalam cengkeraman ayahnya sehingga asistennya itu tidak dapat bertindak segegabah itu.“Tuan Muda, saya—”“Sudahlah, Mark. Saya tahu posisimu seperti apa. Kamu juga terpaksa melakukannya agar dipertahankan dan juga demi menyelamatkan adikmu,” sela Regis seraya menghela napas panjang.“Tidak perlu khawatir. Saya masih punya sedi

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 379 - Kemarahan Nyonya Tua Lorenzo (Part 1)

    Pagi hari di markas besar Royal Dragon terlihat sangat hening. Semua orang melakukan tugas mereka masing-masing, tetapi keheningan itu seketika pecah ketika Nyonya Tua Lorenzo datang mengunjungi markas tersebut tanpa pemberitahuan sebelumnya. Biasanya Nyonya Tua Lorenzo tinggal di paviliun yang terpisah dari kediaman utama Lorenzo karena wanita tua itu tidak ingin terusik dengan kericuhan yang sering terjadi di dalam kediaman utama yang memang tergabung dengan markas besar Royal Dragon. “Nyonya Tua,” sapa salah seorang bawahan Diego. Ia tampak terkejut dengan kehadiran wanita tua itu, mengingat selama ini Nyonya Tua Lorenzo tidak pernah menginjakkan kakinya langsung di sana sebelum para pelayan membereskan kekacauan di dalam kediaman tersebut. Winny Silverlake tidak suka mencium aroma darah sehingga ia selalu meminta mereka untuk membersihkan tempat itu sebelum dia datang. Ada kalanya para bawahan putranya itu masih dalam keadaan wajah dan tubuh yang berlumuran darah karena terlib

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 380 - Kemarahan Nyonya Tua Lorenzo (Part 2)

    “Maafkan kelancangan saya, Nyonya,” sahut Pablo yang secara refleks menundukkan wajahnya di hadapan Winny Silverlake. Akhirnya Pablo Varon memberikan jalan bagi wanita tua itu. Wanita tua itu mencebikkan bibirnya dengan malas dan berdesis sinis, “Sepertinya putraku harus lebih banyak mengevaluasi sikap karyawannya lagi. Bisa-bisanya kamu tidak menyadari posisimu.” Pablo tahu jika wanita tua itu hanya menggertaknya saja. Nyonya Tua Lorenzo tidak memiliki kuasa untuk memecatnya, tetapi Diego Lorenzo juga tidak mungkin mengikuti kehendak wanita tua itu hanya karena Pablo memang sedang menjalankan tugasnya saja. Memang tadi Diego sendiri yang berpesan kepada Pablo untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam ruangan. Namun, tetap saja ancaman wanita tua itu cukup membuat Pablo khawatir. “Saya memang pantas mendapatkan hukuman, Nyonya,” sahut Pablo, tetap dengan wajah yang masih tertunduk. Namun, sesuai dugaan Pablo, wanita tua itu tidak menggubrisnya dan langsung melangkah masuk k

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 381 - Kemarahan Nyonya Tua Lorenzo (Part 3)

    “Apa kamu sadar dengan yang sudah kamu lakukan ini, Diego?” cetus Nyonya Tua Lorenzo dengan sengit. Wanita tua itu masih tidak lupa dengan kebohongan yang dilakukan putranya dua hari lalu. Ingatan tersebut masih jelas melintas di dalam kepalanya. Setelah acara di kapal pesiar selesai dengan kegaduhan, Nyonya Tua Lorenzo diminta untuk kembali ke kediamannya dan menunggu kabar baik dari putranya itu. Ia sangat khawatir ketika mendengar Regis melakukan pelarian diri saat itu dan berharap Diego dapat menyelesaikannya dengan baik. Namun, bukan kabar baik yang diterimanya, melainkan berita buruk mengenai pertentangan Diego terhadap pernikahan Regis. Nyonya Tua Lorenzo juga mendengar jika Diego telah mengeluarkan ultimatum kepada para bawahan Royal Dragon untuk tidak mengakui Regis sebagai putra keluarga Lorenzo apabila Regis tidak ingin memutuskan hubungan dengan Amora! Winny Silverlake sangat murka dengan keputusan putranya itu. Bahkan wanita tua itu juga baru mengetahuinya pagi ini se

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 382 - Ancaman Nyonya Tua Lorenzo

    “Ibu!” Diego kembali memanggil ibunya, tetapi wanita tua itu tidak menyahutnya. Wajah Winny Silverlake memucat dengan cepat. Deru napasnya terasa semakin memburuk. Satu tangannya segera berpegang pada lengan sofa agar tubuhnya tidak ambruk saat itu. Diego juga ikut menopang tubuh ibunya dan berteriak keras ke arah pintu, “Rebecca! Pablo!” Baik Pablo maupun Rebecca yang berada di luar ruangan, sangat terkejut mendengar panggilan keras dari kepala keluarga Lorenzo tersebut. Keduanya langsung bergegas masuk ke dalam ruangan. Melihat keadaan majikannya yang kritis, Rebecca bergegas membantu majikannya itu untuk duduk di sofa agar wanita tua itu dapat bersandar dengan nyaman. Ia pun mengeluarkan inhaler yang selalu dibawanya di dalam tas kecil yang disandang di bahunya. Diego memerintahkan Pablo agar keluar dan mempersiapkan kursi roda untuk ibunya. Ia khawatir jika ibunya akan memerlukannya nanti, sedangkan Rebecca mencoba untuk memberikan

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 383 - Waktu yang Terbatas

    Nyonya Tua Lorenzo baru saja kembali ke dalam paviliunnya setelah mengunjungi markas besar putranya. Wajah senjanya yang pucat masih dipenuhi amarah. Pandangannya terhenti pada sosok menantunya yang telah berdiri menyambutnya.“Ibu,” sapa Liliana.“Kamu masih belum pergi?” tanya wanita tua itu dengan acuh tak acuh.Liliana menggeleng. “Saya ingin mendengar kabar dari Ibu dulu,” jawabnya.Winny Silverlake mengisyaratkan Rebecca untuk pergi dari hadapannya, lalu Liliana bergegas menuntun wanita tua itu untuk duduk di sofa ruang keluarga yang ada di paviliun tersebut.“Wajah Ibu sangat pucat,” gumam Liliana dengan cemas. Wanita itu masih berdiri di samping ibu mertuanya itu, lalu bertanya, “Apa terjadi sesuatu tadi?”Winny menghela napas panjang dan menjawab, “Tidak apa-apa. Hanya penyakit lama saja.”“Apa Diego tetap tidak mau mengubah keputusannya dan membuat

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 384 - Balasan Setimpal, Bahkan Lebih Kejam

    “Hank, menurutmu … apa rekaman ini asli?” selidik Alejandro setelah ia tertegun cukup lama untuk menganalisa rekaman suara yang didapatkannya. Walaupun jelas terdengar suara tersebut adalah suara Altan Demir, tetapi Alejandro masih merasa janggal, yaitu terkait motif Altan terhadap Kenneth. Ia tahu jika keduanya tidak pernah berhubungan sebelumnya dan tidak ada alasan bagi Altan untuk membunuh putra sulungnya tersebut. “Saya perlu memastikannya terlebih dahulu, Tuan Besar,” jawab Hank yang tidak ingin asal menduga. “Kalau memang rekaman itu asli, berarti selama ini Regis Lorenzo tidak bersalah,” gumam Alejandro seraya mengesah panjang. Namun, pria paruh baya itu tidak tampak menyesal telah salah menuduh Regis karena selama ini Royal Dragon pun sudah banyak mempersulit dirinya. Permusuhan Golden Snake dengan Royal Dragon sudah tidak perlu diragukan lagi. Hank tidak langsung menanggapi ucapan majikannya karena tiba-tiba saja ia mendapatkan panggilan telepon dari salah seorang rekann

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 385 - Mencoba Untuk Bangkit

    Setelah menghabiskan waktu seharian penuh di dalam kamar hotel sejak kemarin, akhirnya siang ini Regis maupun Amora memutuskan untuk keluar bersama Rayden. Mereka ingin mengunjungi kediaman Emma Adams, lebih tepatnya apartemen putra Emma—Henry Allen.Sesampainya di sana, mereka disambut dengan hangat oleh Emma. Amora pun memperkenalkan suaminya kepada wanita paruh baya itu.Emma sangat syok. Wanita paruh baya itu tidak menyangka jika Regis Lorenzo adalah ayah kandung dari Rayden. Namun, setelah mendengar cerita dari Amora, Emma turut merasa gembira.“Syukurlah harapan Ray untuk memiliki ayah akhirnya tercapai. Malah Tuhan mempertemukannya langsung dengan ayah kandungnya,” ucap Emma seraya melirik Rayden yang sedang duduk di sampingnya.Anak laki-laki itu hanya tersenyum lebar dan kembali menikmati apple pie buatan Emma. Sudah lama sekali ia tidak mencicipi makanan buatan tangan wanita paruh baya itu sehingga tanpa sadar ia sudah memakan

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status