Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 236 - Putra Kedua Alejandro Volker

Share

Bab 236 - Putra Kedua Alejandro Volker

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kerutan pada dahi Amora semakin bertambah. Ia tidak mengerti dengan alasan di balik perubahan ekspresi suaminya yang terjadi secara drastis. Ia dapat melihat kemarahan yang bercampur dengan kegelisahan dari sorot mata pria itu, tetapi ia tidak dapat menemukan alasannya.

Masih dengan diliputi kebingungan, Amora mengulangi kembali ucapannya tadi, “Aku … aku bilang aku tidak mengenalnya. Tapi, aku yakin dia bukan orang jahat.”

"Bukan itu. Maksudku tadi kamu bilang dia apa? Lumpuh?" tanya Regis memastikan jika pendengarannya tidaklah salah.

“I-iya. Tadi dia duduk di kursi roda. Sepertinya dia punya masalah dengan kakinya,” jawab Amora yang berusaha menjelaskan kondisi pria yang dibantunya tadi.

“Jadi aku harap kamu tidak sembarangan mencurigai orang lain sebelum melihat keadaannya seperti apa,” imbuh Amora yang tidak digubris oleh Regis.

Kepalan tangan Regis mengetat. Emosinya semakin menggelora hebat. Ia melirik Mark yang juga tampak syok mendengar penjelasan Amora tersebut.

Walaupun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nug
Yaaaaa sedikitt huu huuu huu tapi seruuuu bikin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 237 - Ingin Bermain Api

    "Barusan ada informasi kalau kemarin Alejandro Volker telah mengumumkan secara resmi jika Cedric Volker akan menjadi penerus utama Golden Snake. Sepertinya akan disebarkan ke media secara resmi mulai besok," terang Mark yang membacakan pesan masuk yang baru saja dikirimkan oleh rekannya.Seringai dingin terbit di sudut bibir Regis. "Sepertinya dia sudah tidak betah duduk di kursi rodanya dan ingin bermain api denganku, Mark." "Saya rasa juga begitu. Kita tidak bisa membiarkannya, Tuan Muda," tutur Mark yang juga berpikir Cedric telah merencanakan sesuatu di belakang mereka."Apa rencana kita sudah dipersiapkan dengan matang, Mark?" selidik Regis. Selama beberapa hari terakhir ini Regis memang telah mempersiapkan sebuah kejutan untuk memberikan pukulan telak kepada Cedric Volker pada saat transaksi ilegal yang akan dilakukan putra Alejandro dalam beberapa minggu ke depan. Regis akan menunjukkan kepada Alejandro jika memilih putra bungsunya yang cacat itu sebagai penerus Golden Snake

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 238 - Tahta Tertinggi di Dunia

    “Maksudmu … Cedric Volker, putra keluarga Volker yang cacat itu?” Xavier sangat kaget setelah mendengar jika putra Alejandro Volker sudah berani mendekati istri Regis di kafe tadi.Regis mengangguk. “Iya dia. Tadi CCTV di kafe memang sudah disabotase oleh bawahannya, tapi Mark berhasil memastikan kalau orang itu adalah Cedric Volker melalui CCTV yang ada di sekitar kafe,” geramnya.Regis masih kesal karena putra Alejandro satu itu berhasil memasang topeng berwajah polos dan lemah untuk mengelabui istrinya. Rasanya ia ingin menghajar wajah tersebut dan memberikan beberapa luka di sana.Regis belum bisa mengatakan kepada Amora karena ia khawatir wanita itu tidak akan percaya dengan ceritanya mengenai sosok Cedric tersebut. Namun, ia akan tetap mengatakannya nanti setelah amarah wanita itu sedikit mereda.“Wah, nekat sekali dia. Apa dia sedang mengumumkan perang?” cetus Xavier dengan gigi yang telah bergemeretak. Ia tidak menyangka putra Alejandro akan melakukan tindakan senekat itu den

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 239 - Tidak Pandang Bulu

    “Pa, memangnya harus memakai baju seperti ini?” Rayden bertanya kepada sang ayah yang sedang memperhatikan penampilannya di depan cermin panjang yang memperlihatkan sosoknya yang tampan dan menggemaskan. Saat ini mereka telah berada di dalam butik di mana Regis telah memesan setelan pakaian untuk putranya dan gaun yang akan digunakan oleh istrinya nanti di acara perayaan ulang tahun Royal Dragon. Rayden sedang berada di dalam ruangan fitting yang sama dengan sang ayah. Ibunya berada di dalam ruangan fitting yang berbeda dengan mereka. Saat ini Rayden mencoba setelan tuxedo berwarna hitam dengan dasi berwarna perak yang dihiasi dengan butiran berlian. Ini adalah setelan pakaian termahal yang pernah dimilikinya dan ia merasa tidak nyaman karena pakaian itu terasa sedikit berat untuk ukuran tubuhnya yang kecil. “Putraku sangat tampan sekali,” puji Regis dengan seulas senyuman yang melengkung lebar. “Tapi, ini sangat berat, Pa,” keluh Rayden. Regis dapat memahami perasaan putran

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 240 - Orang yang Paling Buruk

    Terlintas kebingungan di dalam benak Rayden setelah mendengar pertanyaan yang diajukan sang ayah padanya. Ia ingat dengan jelas jika ibunya pernah mengajukan pertanyaan sejenis yang hampir mirip seperti ini sebelum ibunya benar-benar memutuskan untuk menikah dengan Regis.Akan tetapi, saat itu Rayden mengira sang ibu sedang bercanda. Lagipula ibunya hanya sekedar bertanya mengenai pendapatnya apabila Regis menjadi ayahnya dan hal itu cukup mengembirakannya karena Rayden memang ingin memiliki sosok seorang ayah.Pertanyaan yang serupa, tetapi memiliki maksud yang berbeda ini tentu saja membuat Rayden berpikir keras. Ia merasa Regis bukan sekedar ingin meminta pendapatnya, tetapi ada maksud lain yang ingin diketahui pria ittu darinya.JIka ingin menyamakan sosok Regis dengan sang ayah kandung, tentu saja Rayden tidak menyukainya. Walaupun ia tidak pernah bertemu langsung dan tidak tahu menahu siapa sosok ayah kandungnya itu, tetapi di dalam pikirannya hanya ada penilaian negatif terhada

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 241 - Mirip

    "Tidak mungkin kan Papa Regis adalah ayah kandungku?" Rayden bergumam di depan cermin. Tiba-tiba saja pikiran itu tetlintas begitu saja. Kecurigaan demi kecurigaan mendadak timbul, tetapi Rayden menggeleng dengan kuat."Tidak ... tidak mungkin. Dia bukan ayah kandungku," gumam Rayden yang berusaha menepis analisanya itu.“Mana nih pangeran tampan Mama?” Suara Amora menyela lamunan Rayden. Anak laki-laki itu langsung menoleh dan menemukan sosok ibunya yang baru saja berdiri di depan pintu ruangan gantinya. Wanita itu terlihat sangat cantik dan elegan dalam balutan gaun yang mewah dan indah. Rayden sampai pangling melihat penampilan ibunya tersebut. “Wahhh … anak Mama memang tampan sekali,” puji Amora dengan antusias. Ia tersenyum lebar ketika melihat putranya dalam busana formal yang baru pertama dikenakan olehnya. "Kamu tahu tidak, Ray. Mama kira kamu itu pangeran cilik yang keluar dari buku dongeng," seloroh Amora yang merasa konyol dengan pikirannya tersebut. Rayden tersenyum

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 242 - Kegelisahan Rayden

    Selesai melakukan fitting pakaian, matahari telah merambat menuju peraduannya. Regis pun mengajak Amora dan putranya untuk makan bersama di restoran yang telah direservasi oleh asistennya.Sesampainya di sana, seorang pelayan dan manajer restoran telah menyambut kedatangan mereka dan membawa mereka memasuki ruangan yang dipesan. Manik mata Rayden memandang ke seluruh ruangan VIP dari restoran itu dengan takjub. Ia dapat melihat lampu-lampu kristal yang bergantung dengan indah pada langit-langit ruangan yang sangat tinggi. Kaki kecilnya melangkah dengan cepat menuju jendela-jendela besar dari ruangan yang menghadap langsung pemandangan kota yang dipenuhi dengan kemilau cahaya yang menakjubkan. Mark mengikuti langkahnya di belakang. Ia bertugas untuk mendampingi putra tuan mudanya tersebut. “Apa Tuan Muda Kecil menyukai restoran ini?” tanya Mark ketika melihat binar mata yang berkilau dari anak laki-laki itu.Rayden mendongak, lalu mengangguk antusias. Ia melirik ke meja panjang di

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 243 - Keputusan Tak Terduga

    “Kamu masih ingat kan mengenai hal yang kubicarakan di mobil tadi siang? Mengenai pengawalan.” Regis pun memulai topik penting yang sejak tadi ingin dibicarakannya dengan istrinya tersebut. Amora mengangguk kecil. “Mulai besok akan ada orang yang mengawalmu dan Ray. Jadi aku harap kalian bisa membiasakan hal ini.” Amora terperangah. Ia menatap suaminya dengan sorot mata tak percaya. “Besok? Bukankah kamu bilang akan melakukannya nanti setelah hubungan kita diketahui publik?” protes Amora atas keputusan tak terduga dari suaminya tersebut. “Aku berubah pikiran,” timpal Regis dengan acuh tak acuh. Bibir Amora berdecak sebal. Padahal ia mengira kehidupannya masih akan terus berjalan normal hingga hari peraayaan ulang tahun Royal Dragon nanti. Selama beberapa hari ini Amora mengamati perilaku Regis yang dinilainya selalu bertindak dengan alasan yang jelas. Walaupun ada kalanya Regis enggan mengutarakannya dengan gamblang dan membuat Amora salah pengertian, lalu akhirnya mereka haru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 244 - Kamu Akan Menyesal Karena Menantangku

    Setelah selesai makan malam, Mark mengantarkan tuan mudanya beserta istri dan anaknya kembali ke penthouse. “Terima kasih, Mark. Kamu juga pergilah beristirahat. Besok kita baru lanjutkan lagi pembahasan kita,” ucap Regis ketika mereka telah berada di depan pintu masuk kediamannya. Mark mengangguk. “Selamat beristirahat, Tuan Muda,” timpalnya seraya mengangguk hormat, lalu ia berjalan kembali ke lift dan meninggalkan tempat tersebut. Regis menutup pintu penthousenya, mengganti alas kakinya, lalu berjalan masuk sembari mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, tetapi tidak menemukan sosok putra dan istrinya. “Cepat sekali mereka menghilang,” gumamnya. Tadi keduanya memang masuk lebih dulu ketika ia dan Mark membahas sekilas mengenai jadwal yang harus dilakukannya besok. Regis melepaskan jas dan dasinya, lalu melemparnya ke atas kursi bar. Ia mengambil sebotol air mineral, kemudian melangkah menuju ruang gym untuk melakukan sedikit kegiatan fisik. Hal ini sudah menjadi rutinitasn

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status