"Erick!! Apa maksud ucapanmu, Vanessa adalah sepupu Rain? Apa kau mengenal sepupu Rain?" Christian menatap Erick dengan tatapan penuh selidik."Apakah anda masih ingat gadis gila yang menyerang Rain di kampus? Dia ternyata adalah sepupu Rain yang bernama Vanessa," jawab Erick."Apa? Kenapa kau tidak memberitahuku? Bukankah aku pernah menyuruhmu untuk mencari tahu tentang gadis yang sudah menyerang Rain?!" Christian yang kesal langsung mengomeli Erick tanpa mau mendengarkan penjelasan Erick."Maafkan saya, Tuan."Christian berdiri dari kursi lalu ia berjalan mendekati pintu. "Lupakan!! Aku sendiri yang akan menjemput Vanessa dan membawanya pulang kemari," ujarnya."Tunggu tuan Christian!! Anda mau pergi kemana? Saya masih belum selesai menjelaskan tentang data-data Vanessa," cegah sang detektif."Apa maksudmu belum selesai? Bukankah ini sudah jelas bahwa sepupu Rain adalah gadis yang selama ini aku cari? Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan aku harus membawanya ke sini sekarang
Tubuh Christian seketika lemas setelah mendapati kenyataan yang tidak ia sangka sama sekali, gadis yang selama ini ia siksa dan perlakukan seperti budak pemuas hasrat ternyata adalah gadis yang selama ini cintai. Nasi sudah menjadi bubur, sang billionaire kejam telah membuat kesalahan fatal dengan mengusir Rain seperti seorang pengemis setelah ia siksa habis-habisan."Aku memang sangat bodoh!! Kenapa aku tidak bisa mengenali Rain padahal selama ini aku selalu melihat kemiripan antara Vanessa dan Rain?" Christian terlihat sangat menyesal dan itu terlihat jelas pada ekspresi wajahnya."Setelah kecelakaan mobil yang menewaskan nyonya dan tuan Smith, nona Vanessa tidak hanya kehilangan orang tuanya tapi juga kehilangan ingatannya sehingga Ruben memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadinya," beber sang detektif."Apa maksud anda? Keuntungan pribadi?" Tanya Erick."Ruben bukanlah paman nona Vanessa, mereka bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali. Ruben dulunya hanya bekerja seb
"RAINATA!!" Teriak Christian yang terlihat putus asa.Sudah 4 minggu lamanya Christian mencari keberadaan Rain yang hilang bak ditelan bumi, ratusan orang telah ia kerahkan yang kini telah menyebar ke seluruh negeri akan tetapi ia tak kunjung menemukan perempuan yang sangat ia cintai. Berbagai upaya telah ia lakukan akan tetapi Rain terlalu pintar bersembunyi hingga billionaire sekelas Christian yang memiliki pegawai ratusan ribu orang saja masih belum bisa menemukan Rain."Bukankah ini seperti lelucon? Gadis yang aku cari selama belasan tahun ternyata dia ada di depan mataku tapi aku malah menyiksa dan mengusirnya pergi, dan sekarang Rain benar-benar menghilang tanpa jejak setelah menggugurkan buah cinta kami." Christian menenggak habis vodka di dalam gelasnya hingga tetes yang terakhir."Kita pasti bisa menemukannya, Tuan. Kalau Rain masih berjodoh dengan anda, kita pasti bisa menemukannya apapun rintangan yang akan kita hadapi nanti," hibur Erick."Apakah aku masih bisa bertemu lagi
"Bagaimana dengan pekerjaanmu di Paris? Apakah semuanya lancar?" Adrian membantu Rain melepaskan cardigan begitu keduanya sampai di rumah."Lancar, meskipun agak melelahkan tapi aku sangat puas dengan hasilnya," jawab Rain."Duduklah, aku akan membuatkan jus jeruk untukmu agar tubuhmu kembali segar," ujar Adrian seraya mendudukkan Rain di atas sofa empuk.Tangan Rain dengan cepat menyambar tangan Adrian lalu menarik tunangannya hingga terduduk di sofa, perempuan cantik bermata hazel dengan cepat merangkak naik lalu duduk di atas tubuh Adrian. Paha putih mulus terekspos saat dress mini yang ia kenakan tersingkap, kedua tangan langsingnya kembali melingkar di leher Adrian."Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Adrian."Menggoda tunanganku, aku tinggal di Paris selama berminggu-minggu untuk bekerja. Apa kau tidak merindukan aku?" Manik hazel Rain menatap lekat mata Adrian."Tentu saja aku sangat merindukanmu," jawab Adrian sembari mengusap lengan mulus Rain."Bohong!! Lalu kenapa kau terl
Christian tiba di gedung perusahaan EXXON Sky R'Nata, langkah kaki gagah sang billionaire terlihat begitu mantap saat berjalan memasuki lobi dengan memasang wajah dingin dan datar. Christian begitu emosi setelah mendapat penolakan yang tidak pernah ia dapatkan dalam hidupnya, harga diri dan egonya yang begitu tinggi serasa dijatuhkan ke tanah begitu saja oleh sang pemilik perusahaan gas dan minyak yang akan ia tanami modal. "Nona, ini adalah tuan Christian Abraham dan kami datang ke sini untuk bertemu dengan CEO perusahaan ini," ucap Erick kepada Maria. "Maafkan saya, tapi CEO kami sedang sibuk dan tidak ingin diganggu oleh siapapun," jawab Maria. Christian yang sudah muak dan tak sabaran langsung masuk ke dalam ruangan yang tertulis milik sang CEO. "Kau!! Apa kau yang telah berani menolak tawaran investasi dariku?" "Saya ... saya adalah staff keuangan, apakah anda sedang mencari CEO kami?" Seorang wanita yang kebetulan berada di ruangan Rain terlihat kebingungan saat menghadapi C
"Rain ...." Christian tertegun saat melihat wanita yang sangat ia cintai kini berdiri tepat di hadapannya, kakinya reflek berjalan mendekati perempuan cantik yang pernah mengisi hari-harinya dengan menjadi penghangat ranjangnya."JANGAN MENDEKAT!! Pergi, kehadiranmu tidak diterima di sini!!" Rain berjalan mundur ke belakang hingga punggungnya membentur tembok."Aku sudah lama mencarimu, aku--""AKU BILANG JANGAN MENDEKAT, CHRISTIAN!! Aku akan membunuhmu jika kau berani mendekatiku," teriak Rain yang dengan sigap menyambar benda apapun yang bisa diraihnya untuk mengancam Christian."Persetan dengan kematian, Rain." Christian menyambar pergelangan tangan Rain lalu merebut gunting dan membuangnya ke lantai.Christian memeluk erat tubuh Rain untuk melepaskan semua kerinduan yang sudah ia pendam selama 3 tahun atau bahkan selama belasan tahun ini, perasaan senang dan haru mewarnai hatinya sehingga ia lupa akan betapa kejam serta teganya saat ia menyiksa dan mengusir Rain saat wanita itu se
"Selamat pagi, Sayang. Bagaimana tidurmu?" Adrian mengecup kening Rain setelah ia meletakkan nampan berisi berisi sarapan roti bakar lengkap dengan omelet dan segelas jus jeruk favorit wanitanya.Rain melenguh sembari merenggangkan tubuhnya, perempuan yang memakai baju tidur tipis dari kain satin melingkarkan kedua tangan di leher Adrian saat keduanya sedang berciuman. Rain menekan leher Adrian sangat kuat ketika sang dokter tampan hendak menyudahi ciuman karena perempuan bermata hazel itu masih ingin bercumbu mesra dengan tunangannya."Sayang, kamu nakal sekali," ucap Adrian sembari mencubit hidung bangir Rain."Hari ini jangan pergi ke rumah sakit, aku ingin berduaan denganmu seharian. Aku janji akan bersikap baik kepadamu," pinta Rain dengan memasang wajah memelas."Tidak bisa, Sayang. Hari ini aku ada jadwal operasi dan setelah itu aku akan menemui Christian," jawab Adrian sembari mengusap lembut bibir tipis berwarna kemerahan bagai mawar merekah yang sesekali ia ciumi."Ah, benar
"Aku ... aku akan segera menikahi Rain dan aku minta tolong kepadamu untuk tidak lagi mengganggu calon istriku," ujar Adrian.Christian menatap Adrian dengan tatapan sinis, meskipun saingannya tidak licik seperti Alex akan tetapi tetap saja si dokter tampan berwajah lembut itu merupakan saingan terberatnya. Adrian telah berhasil menggenggam hati Rain sedangkan Christian hanyalah sebuah masa lalu yang sangat kelam dan pahit yang telah dilupakan oleh Rain, persaingan untuk mendapatkan Rain semakin sengit karena Adrian telah mendeklarasikan pernikahannya kepada Christian."Selama aku masih hidup dan bernapas, kau atau lelaki manapun tidak akan pernah bisa menikahi Rain. Rain adalah milikku dan selamanya hanya akan menjadi milikku," tegas Christian."Kau hanyalah sebuah masa lalu yang sangat menyakitkan bagi Rain dan dia sudah melupakanmu, Christian. Masa lalu hanya akan menjadi sebuah pengalaman buruk yang tidak akan pernah terulang untuk yang kedua kalinya," timpal Adrian."Oke, katakan