"Rain!! Apa yang sedang kau lakukan di kamar mandi?! Kenapa kau mengunci pintu?" Christian membentak Rain sambil mencengkeram kasar lengan langsing wanitanya begitu masuk ke dalam kamar mandi.Rain menyembunyikan testpack kehamilannya di tangannya yang lain dan ia menatap wajah Christian dengan wajah ketakutan. "A ... aku ... baru bu ... buang air besar ... makanya aku mengunci pintunya agar kau tidak bisa masuk ke dalam," jawabnya dengan suara tergagap."Aku sudah hapal setiap lekuk tubuhmu, jadi kenapa mau masih malu kepadaku?! Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku sampai harus mengunci pintu?" Christian menatap wajah Rain dengan tatapan penuh selidik."Tidak!! Aku benar-benar tidak ingin kau melihatku saat sedang buang air, Christian. Aku mohon jangan menuduhku dengan tuduhan yang macam-macam," jawab Rain.Christian menghempaskan lengan Rain dengan kasar dan tentu saja ia masih menatap wajah wanitanya dengan tatapan penuh curiga. "Jangan pernah membohongiku atau menyembunyik
"Jangsan siksa lagi, aku sedang hamil, Christian!!" Rain akhirnya mengakui kehamilannya kepada Christian untuk menghentikan siksaan kejam sang billionaire yang telah membuat sekujur tubuhnya dipenuhi luka."Hamil? Kau?" Christian memekik, netranya melotot dan kekejamannya berhenti sejenak. "KATAKAN KEPADAKU BAGAIMANA KAU BISA HAMIL PADAHAL KAU SUDAH SUNTIK KONTRASEPSI DAN ... ANAK SIAPA YANG KAU KANDUNG?!!" Christian terus meneriaki Rain hingga urat di lehernya mencuat ke permukaan kulitnya.Rain yang sedang terbaring lemas di lantai dengan tubuh yang dipenuhi luka cambukan menatap wajah Christian dengan sorot mata yang dipenuhi ketakutan. "Aku lupa untuk suntik kontrasepsi dan selama jeda waktu 30 hari itu kita terus berhubungan intim tanpa pengaman apapun," bebernya."FUCK FUCK FUCK!!! Apa kau sedang menjebakku? Ternyata kau gadis yang sangat licik, Rain!!" Christian berjongkok di hadapan Rain sambil menatap wanitanya dengan tatapan penuh kebencian."Tidak ... aku tidak pernah berpi
"Suatu hari nanti kau akan menyesali semua perbuatanmu kepadaku dan saat hari itu tiba maka semuanya sudah sangat terlambat. Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu, Christian Abraham!!" Rain menatap penuh kebencian pada Christian."Tidak akan!! Seorang Christian Abraham tidak akan pernah menyesali semua keputusannya," balas Christian."Baik!! Pegang ucapanmu baik-baik," timpal Rain sambil menatap mata Christian dengan tatapan penuh amarah, kebencian serta dendam."CEPAT, LEMPAR PELACUR ITU KELUAR DARI RUMAHKU!!" Titah Christian dengan penuh amarah.Hall dan Simon memapah Rain keluar dari kamar Christian. Samantha yang merasa iba bergegas mengambilkan mantel dan ia mengambil dua buku rekening tabungan Rain lalu memasukkannya ke dalam tas gadis bermata hazel. Pelayan wanita itu berjalan mengendap-endap menyusul kedua pria lalu memberikan mantel dan juga tas yang dibawanya kepada Rain, Samantha kembali masuk ke mansion karena ia tidak ingin mendapatkan masalah yang bisa membahayakan peker
"Erick!! Apa maksud ucapanmu, Vanessa adalah sepupu Rain? Apa kau mengenal sepupu Rain?" Christian menatap Erick dengan tatapan penuh selidik."Apakah anda masih ingat gadis gila yang menyerang Rain di kampus? Dia ternyata adalah sepupu Rain yang bernama Vanessa," jawab Erick."Apa? Kenapa kau tidak memberitahuku? Bukankah aku pernah menyuruhmu untuk mencari tahu tentang gadis yang sudah menyerang Rain?!" Christian yang kesal langsung mengomeli Erick tanpa mau mendengarkan penjelasan Erick."Maafkan saya, Tuan."Christian berdiri dari kursi lalu ia berjalan mendekati pintu. "Lupakan!! Aku sendiri yang akan menjemput Vanessa dan membawanya pulang kemari," ujarnya."Tunggu tuan Christian!! Anda mau pergi kemana? Saya masih belum selesai menjelaskan tentang data-data Vanessa," cegah sang detektif."Apa maksudmu belum selesai? Bukankah ini sudah jelas bahwa sepupu Rain adalah gadis yang selama ini aku cari? Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan aku harus membawanya ke sini sekarang
Tubuh Christian seketika lemas setelah mendapati kenyataan yang tidak ia sangka sama sekali, gadis yang selama ini ia siksa dan perlakukan seperti budak pemuas hasrat ternyata adalah gadis yang selama ini cintai. Nasi sudah menjadi bubur, sang billionaire kejam telah membuat kesalahan fatal dengan mengusir Rain seperti seorang pengemis setelah ia siksa habis-habisan."Aku memang sangat bodoh!! Kenapa aku tidak bisa mengenali Rain padahal selama ini aku selalu melihat kemiripan antara Vanessa dan Rain?" Christian terlihat sangat menyesal dan itu terlihat jelas pada ekspresi wajahnya."Setelah kecelakaan mobil yang menewaskan nyonya dan tuan Smith, nona Vanessa tidak hanya kehilangan orang tuanya tapi juga kehilangan ingatannya sehingga Ruben memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadinya," beber sang detektif."Apa maksud anda? Keuntungan pribadi?" Tanya Erick."Ruben bukanlah paman nona Vanessa, mereka bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali. Ruben dulunya hanya bekerja seb
"RAINATA!!" Teriak Christian yang terlihat putus asa.Sudah 4 minggu lamanya Christian mencari keberadaan Rain yang hilang bak ditelan bumi, ratusan orang telah ia kerahkan yang kini telah menyebar ke seluruh negeri akan tetapi ia tak kunjung menemukan perempuan yang sangat ia cintai. Berbagai upaya telah ia lakukan akan tetapi Rain terlalu pintar bersembunyi hingga billionaire sekelas Christian yang memiliki pegawai ratusan ribu orang saja masih belum bisa menemukan Rain."Bukankah ini seperti lelucon? Gadis yang aku cari selama belasan tahun ternyata dia ada di depan mataku tapi aku malah menyiksa dan mengusirnya pergi, dan sekarang Rain benar-benar menghilang tanpa jejak setelah menggugurkan buah cinta kami." Christian menenggak habis vodka di dalam gelasnya hingga tetes yang terakhir."Kita pasti bisa menemukannya, Tuan. Kalau Rain masih berjodoh dengan anda, kita pasti bisa menemukannya apapun rintangan yang akan kita hadapi nanti," hibur Erick."Apakah aku masih bisa bertemu lagi
"Bagaimana dengan pekerjaanmu di Paris? Apakah semuanya lancar?" Adrian membantu Rain melepaskan cardigan begitu keduanya sampai di rumah."Lancar, meskipun agak melelahkan tapi aku sangat puas dengan hasilnya," jawab Rain."Duduklah, aku akan membuatkan jus jeruk untukmu agar tubuhmu kembali segar," ujar Adrian seraya mendudukkan Rain di atas sofa empuk.Tangan Rain dengan cepat menyambar tangan Adrian lalu menarik tunangannya hingga terduduk di sofa, perempuan cantik bermata hazel dengan cepat merangkak naik lalu duduk di atas tubuh Adrian. Paha putih mulus terekspos saat dress mini yang ia kenakan tersingkap, kedua tangan langsingnya kembali melingkar di leher Adrian."Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Adrian."Menggoda tunanganku, aku tinggal di Paris selama berminggu-minggu untuk bekerja. Apa kau tidak merindukan aku?" Manik hazel Rain menatap lekat mata Adrian."Tentu saja aku sangat merindukanmu," jawab Adrian sembari mengusap lengan mulus Rain."Bohong!! Lalu kenapa kau terl
Christian tiba di gedung perusahaan EXXON Sky R'Nata, langkah kaki gagah sang billionaire terlihat begitu mantap saat berjalan memasuki lobi dengan memasang wajah dingin dan datar. Christian begitu emosi setelah mendapat penolakan yang tidak pernah ia dapatkan dalam hidupnya, harga diri dan egonya yang begitu tinggi serasa dijatuhkan ke tanah begitu saja oleh sang pemilik perusahaan gas dan minyak yang akan ia tanami modal. "Nona, ini adalah tuan Christian Abraham dan kami datang ke sini untuk bertemu dengan CEO perusahaan ini," ucap Erick kepada Maria. "Maafkan saya, tapi CEO kami sedang sibuk dan tidak ingin diganggu oleh siapapun," jawab Maria. Christian yang sudah muak dan tak sabaran langsung masuk ke dalam ruangan yang tertulis milik sang CEO. "Kau!! Apa kau yang telah berani menolak tawaran investasi dariku?" "Saya ... saya adalah staff keuangan, apakah anda sedang mencari CEO kami?" Seorang wanita yang kebetulan berada di ruangan Rain terlihat kebingungan saat menghadapi C
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me