"Rain!! Aku butuh uang, cepat berikan semua uangmu kepadaku," paksa Vanessa sembari menarik tas ransel yang dipakai oleh Rain.Chen, langsung bertindak dengan mendorong tubuh kurus Vanessa menjauhi Rain. "Nona, anda baik-baik saja? Anda tidak terluka, 'kan?" Tanyanya."Chen, aku baik-baik saja. Aku ingin bicara dengannya berdua saja, bisakah kau berdiri agak menjauh," jawab Rain."Tidak bisa, Nona. Sudah menjadi tugas saya untuk melindungi anda," tolak Chen dengan sangat tegas."Aku bisa mengatasinya, lagipula dia sendirian dan aku akan memanggilmu jika dia berusaha menyakitiku," ujar Rain. "Chen, tolong. Sekali ini saja," imbuhnya untuk meyakinkan sang bodyguard.Chen mengangguk pelan lalu ia berdiri beberapa meter saja dari Rain."Jangan menggangguku, Vanessa!! Kehidupanku saja sudah sangat berat setelah papamu yang berengsek itu menjadikanku sebagai penebus utangnya," bentak Rain."Itu masalahmu, Rain!! Aku tidak perduli dengan masalahmu, tapi bukankah kau sekarang hidup enak di sa
"Erick, Rain tidak mungkin jadi seorang pembangkang jika tanpa sebab yang jelas. Apakah kau yang memberitahunya tentang Vanessa?" Tanya Christian dengan tatapan penuh selidik.Erick mengangkat kepalanya, manik hijau beningnya menatap lekat mata Christian lalu ia menjawab. "Seorang gadis yang normal pasti akan cemburu saat pria yang ia sukai menyebut nama gadis lain saat tidur.""Apa kau bilang? Rain menyukaiku? Bukankah selama Rain sangat membenciku dan kau tahu darimana kalau Rain menyukaiku?" Tanya Christian dengan dahi yang mengerut."Tuan ... anda dan Rain setiap hari melakukan hubungan intim yang cepat atau lambat pasti akan membuat ikatan hati antara anda dan Rain menjadi semakin kuat. Jadi ... tidak mungkin kalau anda dan Rain tidak saling memiliki perasaan apapun setelah semua yang anda dan Rain telah lewati," jawab Erick."Jangan sok tahu, Erick!! Rain bisa saja menyukaiku tapi aku tidak mungkin memiliki perasaan itu kepada Rain, di hatiku hanya ada Vanessa. Sedangkan Rain ..
Rain berlari menuju ke meja belajarnya dengan panik, tangan langsing meraih buku agenda yang terdapat foto masa kecilnya bersama dengan mendiang kedua orang tuanya dan benar saja. Ternyata ia telah melewatkan jadwal suntik kontrasepsi, tubuhnya seketika lemas dan wajahnya tampak pucat pasi memikirkan segala kemungkinan buruk yang akan dihadapinya setelah ia melewatkan jadwal suntik kontrasepsinya."Apa?!! 15 minggu?!! Apa kau sedang bercanda, Rain?" Erick tampak sangat kaget dengan pengakuan Rain."Apa menurutmu aku sedang bercanda sekarang? Aku tidak bisa bercanda kalau hal itu menyangkut Christian, aku sangat takut dengan amukan Christian. Dia pasti akan memarahiku habis-habisan kalau tahu aku lupa suntik kontrasepsi," jawab Rain yang terlihat panik dan ketakutan.Erick menghela napas panjang sambil memijit keningnya, jujur saja. Tidak ada hal yang lebih membuatnya panik selama bekerja dengan Christian selain mendengar kabar kalau Rain lupa suntik kontrasepsi, kepalanya terasa sanga
"Jangan sentuh aku, Alex!! Christian, tolong." Teriak Rain saat Alex terus berusaha menggagahinya. "Teriak yang kencang, Rain!! Tidak akan ada satu orang pun yang akan mendengar atau menolongmu," ujar Alex. "Puaskan aku dulu dengan tubuh indahmu dan setelah itu aku akan melepaskanmu," imbuhnya. Rain menangis dan ia berusaha melawan Alex dengan mencakari tubuh sang pria tapi perlawanannya sia-sia saja karena tenaga Alex jauh lebih besar darinya sehingga tubuhnya bisa dengan mudah dikuasai oleh kekasih Ashley. Tapi, tiba-tiba saja pintu kamar ditendang oleh seseorang hingga terbuka, baik Alex maupun Rain sampai terperangah saat melihat seseorang yang bisa dengan mudahnya mendobrak pintu kamar Alex. "Lepaskan nona Rain atau aku tidak segan untuk menembak kepala anda," ucap Chen sembari menodongkan pistol ke arah Alex. "Chen!!" Rain berteriak sembari menutupi payudaranya dengan kedua tangan. "Nona, cepat pakai pakaian anda dan kita pergi dari sini," titah Chen tanpa melepaskan tatapan
Musim dingin telah berlalu dan kini telah memasuki musim semi dimana bunga-bunga mulai bermekaran, tidak ada lagi salju yang turun atau menutupi jalanan dan musim favorit Rain kini telah berganti. Manik hazel indah menatap nanar bunga-bunga indah yang sedang bermekaran di taman, Rain berdiri di depan jendela kaca sambil menyandarkan kepalanya di dinding, raganya memang sedang berada di dalam kamar akan tetapi pikirannya terus terbayang kejadian saat dirinya hampir digagahi oleh Alex.Rain tidak sadar kalau sejak tadi ia terus diperhatikan oleh sepasang mata yang terus menatap tajam ke arahnya, ia terlonjak kaget saat tangan kekar tiba-tiba melingkar di perut rampingnya. "Christian, kau membuatku kaget.""Kenapa? Kau sedang melihat apa? Sampai kau tidak sadar kalau tadi tadi aku terus memperhatikanmu," tanya Christian sembari menciumi pundak serta leher harum wanitanya."A ... aku sedang melihat bunga-bunga di taman," jawab Rain."Jadi, kau sangat menyukai bunga-bunga itu dari pada aku
"Jangan pernah mengganggu Rain dan tuan Christian lagi atau aku akan membuatmu menderita kerugian yang sangat besar," tegas Erick."Apa itu sebuah ancaman? Semakin kau mengancamku maka aku akan semakin tertantang untuk mengganggu Christian dan Rain," tantang Alex. "Apa kau tahu, Erick? Bibir Rain dan puting payudara Rain terasa sangat manis sehingga sekarang ini aku menjadi ketagihan dengan tubuh gadis itu," imbuhnya.Rahang Erick mengeras dan ia tersenyum sinis, diambilnya foto-foto panas Rain lalu dibakarnya dengan menggunakan korek yang ia ambil dari atas meja Alex. Foto yang terbakar ia lempar ke sofa dan juga meja kerja musuhnya hingga ruangan kerja Alex mulai terbakar dan berasap."FUCK YOU, ERICK!! BERANI SEKALI KAU MEMBAKAR RUANG KERJAKU!!" Teriak Alex."Anggap saja ini sebuah peringatan awal dariku untukmu dan aku akan membakarmu hidup-hidup kalau kau berani menantangku lagi," jawab Erick lalu ia berjalan keluar dari ruangan Alex dengan gayanya yang santai.Erick tampak terke
"Rain, kau kenapa? Apa kau sedang sakit atau tidak enak badan?" Christian memegangi rambut Rain agar tidak terkena muntahan sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk mengusap lembut punggung wanitanya.Rain tidak menjawab pertanyaan Christian karena ia masih muntah-muntah di wastafel, perempuan bertubuh mungil itu membasuh wajahnya dengan air setelah ia selesai dan wajahnya terlihat sedikit pucat. "Aku baik-baik saja, mungkin aku sedang mabuk laut makanya aku muntah seperti ini," jawabnya.Christian mengambil jubah mandi yang ia gunakan untuk menutupi tubuh molek wanitanya, dengan hati-hati ia memapah Rain kembali ke ranjang lalu mengambil segelas air putih yang ia minumkan ke Rain. "Kenapa tiba-tiba mabuk laut? Bukankah kemarin kau baik-baik saja saat di kapal pesiar?""Karena kapal pesiar kemarin lebih besar dan tidak terlalu bergoyang saat dihantam ombak, tapi kalau superyacht milikmu ...." Rain tidak melanjutkan ucapannya lalu terdiam, di tengah kesunyian di antara mereka berdua y
"Rain!! Apa yang sedang kau lakukan di kamar mandi?! Kenapa kau mengunci pintu?" Christian membentak Rain sambil mencengkeram kasar lengan langsing wanitanya begitu masuk ke dalam kamar mandi.Rain menyembunyikan testpack kehamilannya di tangannya yang lain dan ia menatap wajah Christian dengan wajah ketakutan. "A ... aku ... baru bu ... buang air besar ... makanya aku mengunci pintunya agar kau tidak bisa masuk ke dalam," jawabnya dengan suara tergagap."Aku sudah hapal setiap lekuk tubuhmu, jadi kenapa mau masih malu kepadaku?! Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku sampai harus mengunci pintu?" Christian menatap wajah Rain dengan tatapan penuh selidik."Tidak!! Aku benar-benar tidak ingin kau melihatku saat sedang buang air, Christian. Aku mohon jangan menuduhku dengan tuduhan yang macam-macam," jawab Rain.Christian menghempaskan lengan Rain dengan kasar dan tentu saja ia masih menatap wajah wanitanya dengan tatapan penuh curiga. "Jangan pernah membohongiku atau menyembunyik