Mobil salju yang dikemudikan Christian terus diserang musuh sehingga konsentrasinya buyar, sebuah cekungan besar dan curam berada tepat di depannya sehingga ia tidak bisa berbelok ataupun mengerem mendadak. Satu-satunya jalan yang bisa dia lakukan adalah menambah laju kecepatan mobil saljunya, jantung Christian berdegup kencang karena ia belum pernah mengalami situasi seperti ini.Mobil salju Christian melayang melewati cekungan dan sepersekian detik berikutnya mobil salju mendarat cukup keras menghantam tumpukan salju, namun, sang billionare beralis tebal itu sangat cekatan mengendalikan mobil salju shingga kendaraannya tidak terbalik. Di depan, ia melihat Dokter Adrian dan Hall berhenti di sebuah bangunan dua tingkat yang lumayan besar dan ia bergegas mendekati sang dokter."Cepat bawa gadis ini masuk ke klinik," titah Adrian, ia langsung menutup kliniknya dan mengunci semua pintu setelah anak buah Christian masuk ke dalam agar musuh mengira kalau klinik memang benar-benar tutup har
Ashley yang sudah setengah mabuk tertawa saat tubuhnya diangkat ke atas pundak kekar Alex, baju atasannya sudah tergeletak di atas lantai begitu masuk ke kediaman sang Don Juan tampan. Tubuh setengah telanjangnya yang kini hanya memakai celana dalam berada tepat di depan wajah Alex dan pusarnya diciumi oleh sang pria.Punggung Ashley ditahan oleh dua tangan kekar agar tidak terjatuh saat ia dibawa menuju ke ranjang oleh Alex lalu dilemparkan ke atas ranjang empuk, celana dalam sang gadis kini dilepaskan oleh sang lelaki yang sekarang ini sudah polos. Tubuh sang perempuan jahat yang suka menyiksa Rain kini ditengah dinikmati oleh Alex."Tubuhmu sangat seksi, Ashley.""Ya, sekarang buktikan kejantananmu kepadaku,'' ucap Ashley."Aku sangat suka perempuan liar sepertimu," ujar Alex yang langsung menghujam inti tubuh Ashley dengan juniornya."Ahhh, aahhh!! Lebih dalam, Alex!! Lakukan denga dengan kasar," pinta Ashley."Apa kau menyukainya?""Ya, aku sangat menyukainya." Ashley merentangkan
"Kau yang harus mengatakannya, dasar idiot!!" Seorang pria menembak kaki dan Fred hingga tersungkur ke lantai."Akkkhhh!!! Ka ... kamu? Kenapa kamu masih hidup?!" Mata Fred mendelik saat melihat wajah pria yang telah ia bunuh kini malah berdiri di hadapannya."ERICK!!" Seru Christian, memanggil nama orang kepercayaannya."Lain kali kalau kau menembak, pastikan dulu kalau kau menembak langsung ke jantungku bukannya bahu, dasar idiot!!" Tukas Erick sembari tersenyum sinis.Erick datang membawa pasukan Christian, puluhan pria bersenjata lengkap yang berbadan besar dan berwajah seram langsung mengamankan klinik Adrian dari musuh. Mereka membawa sang pimpinan musuh untuk menjauhi Christian."Maafkan saya karena datang terlambat," ucap Erick sambil memegangi bahunya yang terluka."It's ok, justru aku senang melihatmu masih hidup." Christian menepuk pelan bahu Erick untuk mengungkapkan rasa bahagianya."Tuan Christian, kami sudah membereskan mereka semua. Dan si pengkhianat ini harus kita ap
"Rain!!" Christian memekik kencang saat Rain terlepas dari cengkeramannya lalu terjatuh terjatuh dari ranjang ke lantai, lelaki itu bertindak cepat dengan membawa Rain kembali ke ranjang. "Bisakah kau keluar sebentar agar aku bisa menangani luka nona Rain?" Pinta Adrian kepada Christian. "Tidak!! Lakukan saja semua di sini. di hadapanku. Aku tidak akan pergi meninggalkan kamar wanitaku walaupun hanya satu langkah," tolak Christian dengan sangat tegas. Adrian tidak bisa menentang kehendak Christian, kata-kata sang billionare kejam tidak bisa dibantah lagi terlebih sekarang ini Rain sedang kesakitan dan butuh penanganan secepatnya karena jahitan di perutnya terbuka. Adrian terpaksa melakukan tindakan sambil diawasi Christian yang duduk di sofa, sebenarnya ia tidak bisa berkonsentrasi akan tetapi ia tidak memiliki pilihan selain melakukannya. "Aku akan membawa Rain kembali Los Angeles besok," ujar Christian begitu Adrian selesai menjahit luka Rain. "Besok? Tapi keadaan nona Rain masi
Christian membuka semua bajunya, ia berjalan dengan tubuh telanjang menuju ke kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya di bawah pancuran air shower yang hangat. Otaknya sudah sedikit rileks setelah bercinta dengan salah satu perawat yang merawat Rain, tubuh kekarnya berdiri tegap menghadap ke dinding dengan kedua tangan yang ia gunakan untuk menahan tubuhnyaDua tangan halus tiba-tiba menggerayangi punggung Christian, memeluk erat dari belakang dengan tubuh telanjang sambil menciumi punggung sang billionaire. Satu tangannya berpindah menggerangi perut sixpack Christian dan berimgsut turun hendak mencengkeram junior gagah yang kini sedang tertidur setelah pergumulan panas di dalam organ kewanitaan sang perawat seksi.Tangan kekar Christian mencengkeram erat dan kasar tangan nakal perempuan yang berani menyentuh tubuhnya tanpa permisi, lelaki bertubuh kekar langsung berbalik lalu mencekik leher sang perempuan sambil mendorong tubuh perempuan yang sudah lancang menyentuh bagian tubuhnya."
"Sakit, berikan obat penghilang rasa sakitku," pinta Rain kepada sang suster."Tapi, Nona. Baru satu jam yang lalu Nona minum obatnya, 'kan? Obat itu tidak boleh diminum sembarangan," tolak sang suster.Rain merintih kesakitan, gadis itu juga tidak bisa tenang dan terus saja meracau. "Cepat berikan aku obat!!" Teriaknya."Sebaiknya Nona istirahat saja, ya? Supaya tidak terlalu dirasa sakitnya," bujuk sang suster."Arrrrghh!! Berikan aku obat!!" Rain mengamuk, ia mendorong sang suster hingga terjatuh ke lantai lalu ia mencari wadah obat plastik berwarna putih tulang di atas nampan aluminium tempat sang perawat meletakkan semua obat-obatan Rain.Rain memberantakkan semua wadah obat dan akhirnya ia pun menemukan wadah obat yang ia cari-cari, tanpa pikir panjang perempuan cantik itu menuang semua obat ke telapak tangannya hingga beberapa obat terjatuh ke lantai."Nona, jangan diminum semuanya!! Hentikan," cegah sang perawat.Sang perawat memegangi tangan Rain yang hampir memasukkan semua
"Rain, stop!! Ada apa denganmu?! Rain," teriak Christian yang terus berusaha menenangkan amukan Rain dengan mencengkeram kedua tangan wanitanya dan menindih kedua kaki sang gadis dengan kakinya. "Panas!! Air, air ... tubuhku terbakar api," racau Rain yang sedang berhalusinasi. Christian terlihat sedikit kewalahan dengan amukan Rain yang seperti orang kesetanan, tangannya kekarnya sampai baret terkena cakaran wanitanya dan usahanya untuk menenangkan Rain sia-sia saja karena tenaga gadis berambut cokelat itu menjadi berlipat kali lebih kuat dan ia masih terus mengamuk tanpa henti. "SUSTER!! SUSTEERR!!" Teriak Christian, ia terpaksa memanggil kembali sang perawat yang telah ia pecat karena tidak sanggup menghentikan kegilaan Rain yang berada dalam pengaruh obat PCC. Sang perawat berlarian masuk ke dalam kamar Rain dengan membawa tali, perempuan berusia 30 tahunan itu mengikat pergelangan tangan Rain di sudut ranjang. "Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau mengikat Rain seperti orang gila
Christian sangat terkejut dengan pemandangan yang tersaji di hadapannya, pergelangan tangan Rain tersayat dan berdarah tak menyangka kalau wanitanya bisa berbuat sejauh ini. Christian akhirnya membawa Rain dan sang perawat ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis, hal yang tak kalah membuat Christian terkejut adalah saat melihat hasil lab pemeriksaan darah Rain."Alex dan Ashley!! Berani sekali mereka melakukan ini kepada Rain," ujar Christian, emosi."Tentu saja mereka berani berbuat sejauh ini, karena hanya dengan cara inilah mereka bisa menghancurkan Rain dan anda hanya dengan sekali pukulan," timpal Erick."Tapi kenapa harus menyerang Rain? Kenapa bukan aku? Dasar berengsek," maki Christian."Itu karena Rain yang terlalu lemah sehingga ia menjadi sasaran empuk serangan Alex dan Ashley, sekuat apapun anda melindungi Rain, mereka pasti bisa mencari celah kekuatan anda yang bisa mereka terobos," jelas Erick.Christian mendengkus kesal dan ia tidak terima dengan perbuatan Al
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me