"Christian!! Hentikan," ujar Rain sambil mendorong kuat-kuat perut sixpack Christian, wajahnya berpaling cepat memutus ciuman panas Christian.Christian terus maju menyerang Rain, tak hanya menyerang bibir tapi juga leher lalu turun ke dada sang wanita. Serangan gairah sang billionaire memang berhasil menaklukkan tubuh Rain akan tetapi ia masih belum berhasil menaklukkan kembali hati yang sudah terlanjur membeku karena kesalahannya di masa lalu sehingga Christian kini sedang berjuang keras menggunakan segala cara dan salah satunya adalah dengan memakai jalur sentuhan intim."Christian, hentikan!!" Rain terus mendorong tubuh kekar Christian agar menjauh darinya tapi sang billionaire gagah itu tak mengindahkan ucapannya sama sekali.Tubuh indah nan harum Rain bagaikan mantra sihir yang selalu sukses membuat Christian terhanyut hingga melupakan segalanya, lelaki berdagu belah itu terus melancarkan aksinya meskipun Rain terus menolaknya. Tidak ada kata menyerah dalam kamus Christian kalau
"SHIT!!" Erick menarik tangan Lucy lalu menyeretnya pergi menjauhi mobil. DHUAARR!! Baru melangkah beberapa meter, bom yang dipasang di mobil Erick meledak yang berhasil menghancurkan belasan atau bahkan mungkin puluhan mobil. Jendela kaca beberapa gedung pecah dan serpihan-serpihannya berhamburan ke tanah akibat ledakan bom, tubuh Erick dan Lucy terpental lalu terjatuh dan terkapar di tanah setelah keduanya mencoba berlindung di balik mobil pengunjung lainnya. Orang-orang berhamburan keluar dari gedung setelah mendengar suara ledakan, wajah mereka tampak panik dan ketakutan hingga mereka saling dorong saat keluar dari gedung-gedung yang berada di sekitar klab malam milik sang billionaire. "Astaga, tuan Erick!! Panggil 911," seru seorang anak buah Christian yang baru saja menemukan Erick sedang terkapar tak sadarkan diri dengan posisi memeluk Lucy. **** Keesokan harinya .... Pagi-pagi sekali Richie sudah bangun dan bocah tampn itu terdiam beberapa saat menatap langit-langit kamar
"Rain ... ikut aku, kita harus bicara." Adrian menarik tangan Rain dengan cueknya meski Christian berada tepat di samping sang wanita.Christian bereaksi cepat dengan mencengkeram tangan Adrian lalu menghempaskannya kasar, ia tidak mau wanitanya disentuh oleh pria lain selain dirinya sehingga ia langsung memasang mode protectiv kepada Rain. "Bicara di sini saja, di depanku. Aku tidak mengizinkan Rain pergi kemana-mana," ujarnya."Memangnya kau siapa berani mengatur-ngatur Rain?!" Tantang Adrian."Rain adalah ibu dari anakku sekaligus wanitaku dan aku tidak akan membiarkan wanitaku berbicara berduaan dengan lelaki lain," jawab Christian dengan tatapan menantang.Kedua lelaki gagah dan tampan berdiri berhadapan dengan dada yang membusung serta tangan yang mengepal menunggu waktu untuk saling baku hantam.Rain berdiri di tengah, di antara Christian dan Adrian untuk memisahkan jarak kedua pria yang saling mendekat lalu ia berdiri menghadap Christian dengan kepala yang mendongak ke atas ag
"Tuan Christian, saya khawatir kalau dokter Adrian akan menggunakan issu keamanan untuk mengambil hak asuh Richie," ucap Erick.Alih-alih merasa takut dengan hal yang baru saja disampaikan oleh Erick, Christian malah tertawa sambil memukul kepala Erick sambil berkata. "Aku akan memanggil dokter untuk memeriksa kepalamu, mungkin saja kepalamu habis terbentur aspal atau benda keras lainnya hingga menyebabkan otakmu menjadi bodoh."''Akkhh!! Tuan Christian, saya ini seorang pasien. Tolomg jangan pukul kepala saya," rintih Erick kesakitan sambil memegangi kepalanya."Aku akan terus memukuli kepalamu sampai kepintaranmu kembali ke otakmu," ucap Christian."Kenapa? Apakah saya salah berbicara?" Tanya Erick."Ya, tentu saja kau salah bicara makanya aku memukul kepalamu. Sekarang kau pikir, apakah selama bekerja denganku kau pernah melihatku ketakutan dalam menghadapi musuh?""Tidak, tidak pernah sekalipun," jawab Erick."Lalu kenapa kau bisa berpikir aku akan lari ketakutan saat menghadapi A
"Mmhhh!! Mmhh!!" Rain mencoba berteriak meminta pertolongan saat seorang pria menerobos masuk ke dalam kamarnya dan membekap mulutnya."Jangan bergerak atau aku akan melucuti semua pakaianmu, aku tidak segan memperkosamu dan membuatmu berteriak kencang hingga suaramu bisa didengar oleh semua orang di mansion ini," ancam seorang pria bersuara berat.Rain memicingkan kedua matanya agar ia bisa melihat dengan jelas wajah pria yang berani berbuat kurang ajar kepadanya, perempuan itu mencoba menerka-nerka identitas sang pelaku yang ciri-ciri fisiknya mirip dengan seseorang yang sangat ia benci. Rain sudah tidak ragu lagi untuk melawan, ia mengangkat sebelah kakinya dan mencoba menendang area sensitif yang sekaligus menjadi titik lemah sang pria akan tetapi tendangannya berhasil ditangkis oleh sang pria."Dasar kau berengsek, keparat!! Tidak bisakah kau membiarkanku tidur dengan tenang meski hanya satu malam, Christian?!" Kata-kata makian kasar langsung meluncur dari bibir Rain setelah Chr
"Nemooooo!!!" Richie berseru senang saat melihat koleksi ikan yang dijual di toko ikan hias air laut dan reptil. "Turun, turun. Turun," pinta Richie sembari mendorong dada bidang ayahnya saat ia meminta diturunkan dari gendongan sang ayah.Christian menurunkan putranya tapi ia tetap menggandeng tangan mungil yang terus menariknya mendekati jajaran akuarium yang berisi ikan-ikan hias. "Tunggu, Richie. Mommy ketinggalan di belakang, bagaimana kalau nanti Mommy menangis karena tersesat.""Tck!! Aku bukan anak kecil, Christian!! Jangan permalukan aku dengan memperlakukanku seolah aku ini seorang wanita cengeng yang bisa kau tindas seperti Richie atau orang lain," ketus Rain."Oh, ya. Kalau begitu buktikan kepadaku," balas Christian."Aku tidak perlu membuktikan apapun kepadamu," timpal Rain sambil memutar bola matanya."Oke, baiklah kalau begitu. Aku akan terus menindasmu seperti anak kecil atau ... apakah kau ingin aku perlakukan seperti seorang kekasih atau sebagai calon istri?" Christi
"Mommy, sakit. Sakit," rintih Richie yang terus menangis dalam gendongan ibunya.Richie terus merintih kesakitan dan bocah itu tidak bisa tidur karena kepalanya terasa berdenyut sakit ketika berbaring, ia terus menangis dan minta digendong terus sehingga ibunya tidak bisa beristirahat."Iya, Sayang. Ayo tidur, sekarang sudah malam." Rain terus membujuk putranya agar mau tidur, kedua tangannya terasa hampir patah karena selama beberapa jam menggendong tanpa henti bahkan ia kini terduduk lemas di sofa ruang keluarga karena sudah kelelahan.Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam dan Christian baru pulang ke rumah setelah bekerja di kantor dan menangani klab malam. Christian bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan berganti baju setelah ia selesai barulah ia turun ke lantai bawah menuju ke ruang keluarga."Rain, kau tidur saja dan biar aku yang menjaga Richie," ujar Christian."Aku tidak butuh bantuanmu karena aku bisa menjaga anakku sendiri," tolak Rain.Tanpa mau banyak berdebat
"Chen. Pergilah ke rumah Christian, jaga Rain dan Richie sampai persidangan berakhir," titah Adrian kepada sang bodyguard."Tapi bagaimana dengan anda?" Tanya Chen. "Aku kenapa? Aku baik-baik saja," jawab Adrian. "Kepala Richie terluka dan kau tahu betul bagaimana manjanya anak itu kepada Rain saat tubuhnya sedang sakit atau terluka, aku tidak bisa menjaga mereka dan hanya kau satu-satunya orang yang aku bisa aku andalkan untuk itu," lanjutnya. "Baik, saya berangkat sekarang juga," ucap Chen, menundukkan kepalanya untuk memberikan hormat baru setelah itu ia berjalan menuju ke pintu. "Chen," panggil Adrian yang membuat Chen menoleh ke arahnya. "Iya, Tuan." "Tolong jaga Rain dan Richie baik-baik sampai aku bisa memenangkan gugatan hak asuh Richie dan membawa mereka kembali ke rumahku," pinta Adrian. "Ya, tentu. Saya akan menjaga mereka dengan baik," jawab Chen. Adrian menatap punggung Chen menghilang di balik pintu, lelaki bertubuh jangkung itu mengambil foto dari meja kerjanya da
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me