“Tangkap wanita itu dan lemparkan dia ke ranjang tuan Elon,” titah sang pria berkulit hitam kepada sesama pria yang berkulit gelap.Dua pria betubuh tinggi dan berambut gimbal berjalan mendekati Rain, kedua lelaki memegangi lengan Rain lalu menariknya kasar hingga wanita bermata hazel kemudian menyeretnya mendekati sang ketua.“Lepaskan aku. Bodoh!! Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian,” bentak Rain dengan kata-kata hinaan yang membuat sang ketua marah.PLAAKK!! Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di pipi mulus Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan dan membuat kepala Rain berdenyut. Tubuh langsing perempuan berambut cokelat keemasan itu menjadi agak limbung tapi tertahan oleh kedua pria, untuk beberapa saat ia menahan rasa nyeri dan ia menatap tajam kepada sang pria berkulit hitam lalu meludahi wajah sang lelaki.“Fuck!! Berani sekali kau meludahiku, Bitch!!” Teriak sang lelaki.“Itu karena kau memang pantas kuludahi dan mendapat penghinaan dariku,” timpal Rain.Tang
“Mommy? Anak siapa itu? Apakah itu keponakan dokter Adrian? Tapi, kenapa aku merasa sangat familiar dengan suara tangisan anak itu, dimana aku pernah mendengar suara tangisan anak itu?” Otak Erick bekerja keras mengingat kembali suara tangisan anak kecil yang barusan ia dengar di telepon.Panggilan masih berlangsung dan Adrian tampaknya sedang kewalahan menenangkan sang bocah yang masih menangis kencang sambil berteriak memanggil ibunya sehingga ia memberikan ponsel miliknya ke seorang wanita. Sang wanita diujung telepon berbicara dengan nada tegas namun dengan logat bahasa mandarin yang masih kental terdengar yang bisa dikenali dengan mudah oleh Erick kalau itu adalah Chen.“Anak kecil itu. Apa jangan-jangan, Rain dan dokter Adrian sudah memiliki anak selama tinggal bersama? Tapi, bukankah dokter Adrian tidak pernah menyentuh Rain? Lalu itu itu anak siapa? Anak adopsi ataukah keponakan dokter Adrian?”Erick masih berdiri mematung di tempatnya sambil menggenggam erat ponsel milik Rain
“Hup!! Ahh!!”Rain berhasil melewati pintu belakang yang menjadi jalur keluar bagi para pelayan, dulu ia pernah tidak sengaja mendengar percakapan pelayan Christian tentang jalan keluar rahasia yang sering digunakan oleh para pelayan keluar dari mansion megah Christian untuk melakukan kegiatan pribadi mereka seperti berkencan diam-diam dan kini Rain memanfaatkannya untuk melarikan diri.Rain berlari kencang menuju ke jalan utama untuk mencari taksi agar ia bisa pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan putranya yang sangat ia rindukan, tapi … tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Pintu samping mobil terbuka lebar hingga Rain reflek melongokkan kepalanya ke dalam mobil, senyumnya mengembang lebar saat ia melihat wajah seseorang yang ia sangat kenal.“Chen!!”“Nona Rain, cepat masuk!!”Rain mengangguk cepat dan ia bergegas masuk ke dalam mobil sang bodyguard wanita bermata sipit.Di sisi lain ….Pertengkaran Lucy dan Erick semakin sengit karen
“Adrian, meskipun ingatan masa laluku pulih tapi luka di hatiku tidak akan pernah bisa disembuhkan. Kenyataan bahwa Christian memperlakukanku dengan sangat buruk takkan pernah bisa aku lupakan , jadi … kau tidak perlu takut akan kehilangan diriku,” ujar Rain. Rain menangkup pipi Adrian dengan tangannya yang halus, manik hazelnya yang indah lekat menatap wajah tunangannya yang tampan. Perempuan cantik berambut panjang itu sedang berusaha untuk menghilangan semua keresahan serta rasa takut yang dirasakan oleh Adrian. Adrian mendekatkan wajahnya ke wajah Rain lalu dikecupnya kening sang wanita dengan penuh cinta. “Terima kasih karena kau telah memilihku sebagai lelakimu meskipun aku memiliki banyak sekali kekurangan,” ucapnya. “Jalan kita lalui akan semakin terjal dan sulit, Adrian. Tak hanya Christian yang menjadi ancaman terbesar untuk hubungan kita, tapi juga musuh-musuhku yang akan datang menyerang dan mereka bahkan menginginkan nyawaku. Aku tidak takut pada kematian tapi yang aku
“RAIN, AWAS!!” Christian berlari kencang dan dengan cepat menarik lengan Rain ke arahnya hingga keduanya jatuh ke lantai dengan posisi Rain berada di atas tubuh kekar Christian.CKIITTT!! Mobil Lamborghini merah yang hendak menabrak Rain seketika terhenti dan sebuah kaki jenjang nan mulus melangkah keluar dari mobil mewah, Mikha menyibak rambut panjangnya ke yang terurai indah seraya menatap ke arah Rain yang juga sedang menatapnya.“Mikha, kau!! Kau benar-benar tidak waras,” kesal Rain.“Ternyata kau masih mengingatku, Rain?! Ternyata ingatanmu masih bagus, ya? Kalau kau masih mengingatku, kau pasti juga ingat kalau kau sudah membunuh papaku beberapa tahun lalu,” timpal Mikha.“Jadi sekarang kau datang karena ingin membalas dendam kepadaku?! Jangan jadi seorang pengecut yang hanya bisa menyerang saat musuhmu sedang lengah,” ujar Rain.“Bukankah kau juga membunuh papaku di saat beliau sedang lengah dan kau membunuhnya dengan cara yang kejam?! Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi dan n
“Apa? Jatuh, mimisan?” Rain memekik kencang setelah mendapatkan laporan dari sang bodyguard tentang kondisi putranya.Rain langsung panik bahkan saking paniknya ia bahkan tidak menyadari tatapan Christian dan Erick kini tertuju kepadanya, perempuan berambut cokelat keemasan bahkan sampai linglung saat ia salah mengambil dokumen padahal ia ingin mengambil tas dan ia bahkan belum memutus panggilan telepon dari Chen.“Rain, siapa yang jatuh dan mimisan?” Christian mencengkeram lengan langsing Rain sambil menatap manik hazel untuk mencari jawaban dari pertanyaannya.“Bukan urusanmu,” ketus Rain.“Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?” Tanya Christian lagi kali ini ia menatap Rain dengan tatapan tajam penuh selidik.“Untuk apa aku menyembunyikan sesuatu darimu?! Kau bukan siapa-siapaku dan aku tidak mempunyai kewajiban untuk memberitahumu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupanku,” jawab Rain.Christian menarik lengan Rain kasar hingga tubuh sang wanita tertarik da
“Mommy,” panggil Richie dengan suaranya yang terdengar lemas.Rain seketika terjaga dari tidurnya setelah mendengar panggilan dari putranya, matanya menyipit dan terus mengerjap agar ia bisa melihat wajah sang bocah dengan jelas. Rain tertidur di kursi santai dengan posisi duduk sambil memeluk putranya, ia terlihat sangat kelelahan dan mengantuk setelah semalaman penuh menjaga Richie yang rewel karena badannya panas.“Hmm, ya sayang.”“Mau minum susu,”pinta Richie sembari memainkan rambut ibunya.“Tunggu di sini, Mommy mau pergi ke dapur sebentar dan membuatkanmu susu,” ucap Rain.Richie kembali merengek sambil memeluk erat leher Rain. “Mommy tidak boleh pergi,” tangisnya.Rain hanya menghela napas panjang karena ia tidak bisa menolak permintaan putranya sehingga ia mengangkat telepon yang berada tepat di sampingnya dan meminta pelayan membuatkan susu untuk Richie. “Apakah badanmu masih sakit?”Richie hanya mengayunkan kakinya dan bersikap manja di pelukan ibunya, tangan mungilnya te
“Jadi … Richie adalah putramu, Rain?” Tanya Christian sambil menatap dengan tatapan penuh selidik kepada Rain yang hanya terdiam mematung di tempatnya berdiri sambil menggendong Richie. “RAINATA!! CEPAT JAWAB PERTANYAANKU!!” Bentaknya. Seluruh tubuh Rain gemetaran dan ia terlihat sangat ketakutan sampai kakinya sampai tidak bisa digerakkan padahal saat ini ia ingin berlari sekencang-kencangnya untuk menjauhi Christian. Rain memeluk erat putranya sambil menatap mata Christian yang memancarkan kemarahan karena tak kunjung mendapatkan jawaban darinya, dan yang bisa ia lakukan hanyalah mengandalkan sang bodyguard untuk melindunginya dari Christian. "RAIN!! CEPAT JAWAB!! APAKAH RICHIE PUTRAMU, PUTRA KITA?!" “Chen,” lirih Rain dengan suara bergetar. Chen berdiri di depan Rain kemudian menolehkan kepalanya ke samping. “Pergi, larilah sekencang-kencangnya.” Kaki Rain perlahan mundur ke belakang lalu ia mulai berlari menuju pintu keluar sambil menggendong Richie. “FUCK!! RAIN!!” Christian