“Rain, tunggu!!” Christian berjalan cepat agar bisa menyusul Rain yang sedang berlari kecil menuju ke kantornya.Rain semakin memepercepat langkahnya bahkan ia berlari menuju ke kantornya agar ia bisa menghindar dari kejaran Christian, perempuan berambut cokelat lurus panjang itu terlihat kesulitan saat berlari karena high heels yang dikenakannya sangat mengganggu. Rain bergegas masuk ke dalam kantornya dan ia cepat-cepat menutup pintunya akan tetapi tangan kekar Christian berhasil menahan pintu hingga ia berhasil menerobos masuk.Christian menutup pintu dan menguncinya dari dalam agar Rain tidak bisa kabur lagi darinya. “Kenapa kau selalu kabur dariku, Rain?! “Rain berlari dan berlindung di balik mejanya saat Christian berusaha mendekatinya, ia mengobrak-abrik meja kerjanya untuk mencari benda yang bisa ia gunakan untuk mengancam Christian. “Jangan mendekat atau aku akan membunuhmu dengan menusuk mu menggunakan cutter ini,” ancamnya.“Tusuk saja tubuhku sesuka hatimu, bukankah kau s
“Masukkan obat ini ke dalam minuman Christian dan aku akan mengirim anak buahku untuk menghabisi nyawa pria berengsek itu.” Kata-kata Alex terus terngiang di telinga dan otak Rain, dorongan untuk menyingkirkan Christian dari dunia ini dirasa sangat kuat hingga wanita berambut cokelat keemasan itu rela menjalin kerja sama dengan Alex meskipun di dalam lubuk hatinya yang terdalam ia tidak tega untuk melakukannya. “Rain, berikan semua data dan dokumen perusahaan yang akan kita datangi,” pinta Christian yang seketika membuyarkan lamunan Rain. “Oh, apa?” “Apa kau sedang melamun? Cepat berikan semua data dan dokumen anak perusahaan yang akan kita tinjau,” ulang Christian. Rain mengambil tas jinjing warna hitam dari bangku kosong yang ada di sebelahnya lalu ia memberikannya kepada Christian, ia kembali menatap hamparan awan putih dari balik jendela kaca. Rasa malas dan kantuk tiba-tiba menyerang dirinya hingga ia akhirnya tertidur di dalam jet pribadi milik Christian yang sedang terbang
“Christian, hentikan!! Christian!!” Rain berteriak dan terus mencoba melawan tapi Christian tetap saja tidak mau menghentikan perbuatannya.Christian menciumi leher serta dada Rain, satu tangan kekarnya mengunci kedua tangan sang wanita sambil menindih tubuh Rain agar tidak bisa bergerak dan melawan kehendaknya akan tetapi pikirannya salah besar.“Aaakkhh!! Fuck!!” Pekik Christian kencang saat Rain menendang juniornya dan menampar pipinya.Rain mendorong kuat-kuat dada kokoh Christian hingga ia berhasil melepaskan diri dari kuncian tubuh kekar sang billionaire kejam, ia melompat dari ranjang lalu menyambar pisau buah yang tergeletak di atas meja. “Sentuh aku sekali lagi dan aku tidak akan segan membunuhmu, dasar berengsek!!”Christian tersenyum kesal sambil memukul ranjang kosong dengan bogeman tangannya, ia melompat dari ranjang lalu berjalan mendekati Rain. “Rupanya kau masih mengingat cara untuk membela diri seperti yang aku ajarkan kepadamu dulu,” ucapnya dengan suara berat.“Dan
“Berhenti!! Turunkan senjatamu atau akan kuhancurkan kepala wanita ini hingga otaknya berhamburan di atas jalanan!!” Sang pria berkulit hitam bersiap menarik pelatuk pistolnya saat Christian datang mendekat.Rain hanya terdiam ketakutan bahkan ia sampai menutup mata karena terlalu takut untuk melihat kengerian yang sedang dihadapinya.Christian menatap Rain dan ia menyerah karena tidak ingin melihat wanitanya dilukai oleh anggota gengster bertubuh besar, ia mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya lalu meletakkan pistol yang dipegangnya ke jalan. Kedua tangan kekarnya dikunci lalu diikat kuat oleh tali dan ia didorong kasar masuk ke dalam mobil yang disusul oleh Rain yang juga mendapatkan perlakuan serupa dengan sang billionaire.“Rain, kau baik-baik saja? Apa kau terluka?” Christian berbisik lirih seraya menatap wajah Rain yang terlihat pucat pasi.“Aku baik-baik saja, setidaknya untuk saat ini.”Pintu mobil SUV ditutup rapat setelah sang pria berkulit hitam masuk ke dalam mobil dan
“Akkh!! FUCK!!” Christian mengerang kesakitan ketika bahunya tertembak musuh. “Rain, kau baik-baik saja?” Tanyanya kemudian. “Aku baik-baik saja,” jawab Rain. “Christian, aku tidak bisa membuka penutup saluran gorong-gorong itu. Berikan saja pistolmu kepadaku, aku akan melindungimu,” ujarnya kemudian. “Tidak, RAIN!! Aku tidak mau membuatmu trauma lagi,” tolak Christian. “Aku bisa melakukannya, Christian!! Cepat berikan pistolmu kepadaku dan kau bukalah penutup besi itu,” tegas Rain. Christian menatap manik hazel Rain, tidak ada lagi rasa takut ataupun keraguan yang terpancar dari sorot mata sang wanita. “Apa kau yakin bisa melakukannya?” Tanyanya memastikan. “Ya,” jawab Rain dengan sangat tegas. Christian mengangguk pelan, ia akhirnya memberikan satu pistolnya kepada Rain dan ia kembali mencoba mencoba membuka penutup besi dengan sekuat tenaga. Christian sesekali melihat ke arah Rain yang tengah menembaki musuh, ia tersenyum simpul karena melihat wanitanya yang dulunya sangat pen
“Jangan lepaskan tanganku, Christian. Aku takut,” pinta Rain.Tubuh Rain bergelantungan setelah ia terpeleset dari tangga, tangan Rain dan Christian saling bertautan kuat akan tetapi pegangan tangan sang billionaire semakin kendur dan licin karena darah yang mengalir dari luka tembaknya membasahi kedua tangan.“Aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi,” ujar Christian, ia menglurkan tangannya yang satunya dan berusaha meraih tangan Rain.Christian mengerang menahan rasa sakit saat ia berusaha menarik tubuh Rain, memang tubuh Rain terbilang mungil tapi Christian terlihat kesulitan saat menarik Rain karena luka yang dideritanya sangat menyulitkannya untuk bergerak. “Sedikit lagi,” ucapnya seraya mengertakkan giginya.Rain terjatuh di atas tubuh Christian begitu ia berhasil naik, tubuhnya gemetaran dan ia bahkan menangis ketakutan di dada kokoh Christian.“Kau sudah selamat dan tidak ada yang perlu kau takutkan lagi,” ucap Christian sambil mengusap punggung Rain.Rain mengu
“Tangkap wanita itu dan lemparkan dia ke ranjang tuan Elon,” titah sang pria berkulit hitam kepada sesama pria yang berkulit gelap.Dua pria betubuh tinggi dan berambut gimbal berjalan mendekati Rain, kedua lelaki memegangi lengan Rain lalu menariknya kasar hingga wanita bermata hazel kemudian menyeretnya mendekati sang ketua.“Lepaskan aku. Bodoh!! Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian,” bentak Rain dengan kata-kata hinaan yang membuat sang ketua marah.PLAAKK!! Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di pipi mulus Rain hingga meninggalkan bekas kemerahan dan membuat kepala Rain berdenyut. Tubuh langsing perempuan berambut cokelat keemasan itu menjadi agak limbung tapi tertahan oleh kedua pria, untuk beberapa saat ia menahan rasa nyeri dan ia menatap tajam kepada sang pria berkulit hitam lalu meludahi wajah sang lelaki.“Fuck!! Berani sekali kau meludahiku, Bitch!!” Teriak sang lelaki.“Itu karena kau memang pantas kuludahi dan mendapat penghinaan dariku,” timpal Rain.Tang
“Mommy? Anak siapa itu? Apakah itu keponakan dokter Adrian? Tapi, kenapa aku merasa sangat familiar dengan suara tangisan anak itu, dimana aku pernah mendengar suara tangisan anak itu?” Otak Erick bekerja keras mengingat kembali suara tangisan anak kecil yang barusan ia dengar di telepon.Panggilan masih berlangsung dan Adrian tampaknya sedang kewalahan menenangkan sang bocah yang masih menangis kencang sambil berteriak memanggil ibunya sehingga ia memberikan ponsel miliknya ke seorang wanita. Sang wanita diujung telepon berbicara dengan nada tegas namun dengan logat bahasa mandarin yang masih kental terdengar yang bisa dikenali dengan mudah oleh Erick kalau itu adalah Chen.“Anak kecil itu. Apa jangan-jangan, Rain dan dokter Adrian sudah memiliki anak selama tinggal bersama? Tapi, bukankah dokter Adrian tidak pernah menyentuh Rain? Lalu itu itu anak siapa? Anak adopsi ataukah keponakan dokter Adrian?”Erick masih berdiri mematung di tempatnya sambil menggenggam erat ponsel milik Rain
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me