Beranda / Young Adult / Gagal Move On! / BAB 21 : Keresahan

Share

BAB 21 : Keresahan

Penulis: donatlumer
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-12 22:39:12

Minggu ini Raka dan Kaila sepakat untuk pergi keluar untuk merayakan ulang tahun Kaila. Setelah memberikan kado pada pacarnya, Raka mengajak Kaila menonton film. Raka mengurungkan niatnya untuk mengantre tiket bersama Kaila saat ia melihat Tara dan Tian baru saja keluar dari teater satu. Ia mendengkus saat tangan Tian yang berusaha menggengam tangan perempuan di sampingnya. Tara sendiri tidak merasa risi atas sikap Tian padanya.

“Kita di teater empat. Yuk!” Ajakan Kaila menyadarkan Raka kembali. Ia menurut saja kala tangannya ditarik ke teater empat.

Dalam benaknya, Raka bertanya-tanya, kenapa Tara mau saja diajak kencan oleh Tian? Apa mereka membeli tiket yang sama dengannya? Setelah ini mereka akan ke mana? Dan kenapa Tian tidak memberitahunya kalau ia akan mengajak Tara pergi?

Ia bisa bersikap biasa saja kalau Tian memang berusaha mendekati Tara, karena dulu, saat ia baru berpacaran dengan Tara, temannya itu baru mengaku kalau ia juga menyukai perempuan yang sama. Tapi ini Tara, Ra
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gagal Move On!    BAB 22 : Undangan

    Sore ini sekolah sudah agak sepi karena kegiatan ekskul tidak terlalu banyak, beberapa memilih langsung pulang ke rumah, nongkrong bersama teman-teman atau sekadar diam di kelas menikmati WiFi sekolah yang cukup kencang. Termasuk Tara dan Karina yang masih sibuk dengan soal-soal ulangan harian ekonomi yang dilaksanakan siang tadi di kantin sembari ditemani sepiring batagor dan es jeruk peras.Raka melangkah ragu menghampiri keduanya seraya membawa dua surat undangan di tangannya. “Nih, hari Sabtu,” katanya seraya menyimpan surat tadi di atas meja.“Apaan, nih?” Karina menatap Raka yang berdiri di depannya, lalu membolak-balikan surat itu.“Baca aja.” “Arlan, ya,” gumam Tara membaca sampul depan surat itu. “Thank's. Nanti gue datang, kok.”“Mami gak nyuruh lo datang hari itu aja, tapi hari sebelumnya juga,” jelas Raka. Ia ingat tadi pagi Kiera mengomel padanya, harus bisa mengajak Tara

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 23 : Kue Sus

    Lima belas menit yang lalu Tara, Kaila dan Karina baru saja sampai di kediaman Raka. Banyak saudara, tetangga dan teman-teman dari Kiera dan Bian di sana, membuat Tara merasa tidak nyaman. Kaila sendiri sudah bergabung bersama ketiga teman Raka di halaman belakang, berbeda dengan Tara dan Karina yang memilih menikmati cemilan di ruang keluarga.Karina menyenggol lengan Tara. “Ini acara ulang tahun bocah apa emaknya, sih? Kok heboh banget.”“Orang kaya mah bebas,” jawab Tara. “Sebandinglah kalau sama Kaila.”“Ya jangan dibandingin sama dia jugalah,” sanggah Karina. “Tapi kayaknya nyokap Raka ini orangnya riweh ya, tiap hari ramai terus ini rumah.”“Iya, gitu deh. Om Bian juga usil orangnya.” Karena posisi mereka agak jauh dari keramaian, pembicaraan ini tidak terdengar oleh siapa pun kecuali keduanya.Raka muncul dari ruang tamu. “Sorry nih, jadi dicuekin. Makan dulu, yuk.”“Udah mulai emang potong kuenya?” tanya Karina.“Udah, makanya ayo makan,” ajak Raka.“Kaila sama temen-temen lo

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 24 : Tips Mendekati Gebetan

    Sore ini adalah jadwalnya ekskul bulu tangkis bermain, namun keempat lelaki itu masih setia di kantin menunggu Jaffar menghabiskan baksonya. Setia kawan sekali mereka ini.“Para saudara sekalian,” ujar Tian secara tiba-tiba. Nando yang sedang asik dengan ponselnya hanya memutar mata malas menanggapi Tian. Begitu pun dengan Raka.“Kenapa, Yan?” Berbeda dengan Jaffar yang kepo.Tian memajukan posisi duduknya, menyuruh ketiga temannya mendekat. Jaffar memajukan tubuhnya, mau tak mau Raka dan Nando pun melakukan hal yang sama.“Awas ya gak berfaedah!” kata Nando.Tian mengabaikan Nando, ia berbisik seolah ini adalah hal yang penting. “Rencananya besok pagi gue mau ngajak Tara ke sekolah bareng. Oke gak, tuh?”Sontak mereka langsung menjauh.“NAJIS LO, SEPTI!” seru Jaffar dan Nando bersamaan.Tian mengerucut bibirnya. “Kok kalian kayak yang gak setuju gitu, sih?”“Ya iyalah, gak setuju. Tara kan udah biasa pakai mobil sekarang, males amat naik motor

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 25 : Taruhan

    Hari ini adalah hari tersial bagi Raka. Gara-gara pulang dari acara Nando pukul sepuluh malam, ia harus kena ceramah oleh Bian, larangan pulang larut apalagi masih memakai seragam sekolah, mengerjakan tugas dengan baik dan harus fokus!Semalam ia ngebut mengerjakan tugas ekonomi mengenai Pajak Bumi dan Bangunan sebanyak dua puluh soal dan tugas geografi dari Pak Kusnadi mengenai kearifan lokal, ditambah Tian yang terus meminta tips untuk mendekati Tara. Alhasil, ia bangun terlambat, mendapat nyanyian selamat pagi—ceramah panjang lebar—dari Kiera dan ... boom! Ia telat dan terpaksa masuk lewat pintu belakang sekolah dekat kantin yang sialnya ternyata ada Bu Arum di sana.Dengan kekuatan seribu kaki, Raka berlari menghindari kejaran bu Arum, tepat di tangga menuju lantai dua, Raka bertemu Karina dan Tara yang berlawanan arah dengannya. Raka menahan napas kala tak sengaja bahu mereka bersenggolan. Tak mampu membuat Tara menoleh, namun jantungnya sukses berdebar hebat.Ini kenapa, sih? Ef

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 26 : Ya Atau Tidak

    Tara mendial nomor Farhan saat melihat ada beberapa missed call dari sang ayah. “Halo, Pa. Kenapa? Tadi Tara lagi sama Ibu abis bikin kue.”“Rajin amat, Dek. Udah malam lho, ini.”Tara merebahkan dirinya di kasur. “Iseng aja, sih. Biar lebih dekat juga sama Kaila.”“Oh, ya? Terus gimana hari ini?”“Seneng, Pa. Tadi aku lihat Dio bawa temannya main basket ke sini. Aku juga sering belajar bareng sama Karin sepulang sekolah, mulai agak terbuka juga sama papa Arsen sama Kaila.”“Baguslah. Papa seneng dengarnya.”Tara juga merasakan hal yang sama. Hubungannya dengan Kailam makin dekat. Sambil membuat kue, ia juga sempat membicarakan hobi dan kegiatan masing-masing kalau sedang di kamar. Dari banyaknya obrolan, ada satu hal kesamaan Kaila dan Tara, suka menggambar.“Papa gimana kabarnya?”“Baik. Papa baik, kok.”“Mas, udah minum obat? Aku khawatir kondisi kamu semakin menurun.”Tara terdiam sejenak. Itu pasti Tante Gita.“Nanti aja.”“Aku bawain makan malam dulu, ya. Kamu jangan telat makan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 27 : Rasa Bersalah

    Selepas upacara bendera, kelas sebelas IPS 4 tidak langsung ke toilet untuk berganti pakaian olahraga, kelas mereka ramai melihat pertengkaran dua sahabat yang biasanya terlihat akur dan nempel seperti perangko. Awalnya, Tian menggebrak meja di depan Raka dan berseru kasar, Raka yang tidak terima pun langsung tersulit emosi, ditambah udara panas sehabis upacara.“Bangsat lo!” Tian menunjuk Raka dengan telunjuknya.“Gak usah nunjuk-nunjuk, anjing!” Raka langsung menepis tangan Tian di depan wajahnya.Tian menendang meja di sebelahnya, membuat para siswi berjengit kaget. Tak menyangka Tian yang biasa tersenyum jahil bisa marah seperti ini, terlebih dengan sahabatnya.“Banci lo, anjing! Pengecut!” teriak Tian yang menarik kerah seragam Raka.Yang diteriaki tertawa sumbang. “Lo gak terima ditolak Tara? Hah? Ngamuk ke gue jadinya? Elo yang banci, tolol!” Dengan sigap Raka menepis tangan Tian lalu menghadiahi satu pukulan di wajah Tian.“Bacot lo, anjing!” Tian balas memukul. “Gak guna lo j

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 28 : Keputusan

    Kantung mata Tara sangat terlihat saat ia berdiri di depan cermin. Semalam ia mendapat pesan dari Gita, ibu tirinya, ayahnya sedang sakit dan beliau ingin Tara segera ke Makassar. Ia tidak diberitahu penyakit apa yang diderita ayahnya, namun, melihat pesan itu langsung dari kontak Gita, Tara yakin hal serius terlah terjadi di sana.Tara memakai kacamata belajarnya yang tak pernah ia pakai ke sekolah sebelumnya, lalu keluar kamar. Bertepatan dengan Kaila yang jauh lebih kacau darinya baru saja menutup pintu kamarnya. Kantung mata terlihat jelas, tak seceria biasanya dan penampilannya bukan seorang Kaila banget. Tara sengaja memperlambat langkahnya, membiarkan Kaila berjalan lebih dulu.“Pagi, Kai,” sapa Eva yang sudah sibuk menyiapkan sarapan.“Pagi, Bu.”“Habis nangis, ya? Ya ampun kamu kacau banget.” Eva memegang rahang Kaila, melihat jelas raut anaknya pagi ini. “Perkataan papa tempo hari jangan terlalu dipikirin.”Kaila menggeleng. “Aku gak pa-pa, kok.”“No! Ibu gak suka lihatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • Gagal Move On!    BAB 29 : Menang Taruhan

    Kali ini bukan hanya Kaila, Tara pun tak hadir di kelas pagi ini sampai pelajaran terakhir selesai. Karina mencoba menghubungi temannya, namun hasilnya nihil. Tara bahkan tak mengaktifkan ponselnya sejak malam tadi.“Tara beneran sakit, Na?” tanya Tisha menghampiri Karina yang masih duduk di bangkunya, sementara bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit lalu.“Iya, Tish.” Karina memang mencatat di buku absen kalau hari ini Tara sakit. “Pada mau ke kantin?”Kanaya mengangguk. “Bareng, yuk.” “Gue boleh nanya nggak?” tanya Tisha saat mereka sudah kebagian tempat duduk di kantin.Karina mengangguk. “Soal kemarin?”Kedua perempuan itu tampak salah tingkah.“Gue turut prihatin sama Kaila karena di sini dia jadi korban. Kalau Rakanya masih suka sama Tara kenapa harus jadian sama cewek lain coba?” gumam Kananya.“Makanya, move on itu harus bener-bener niat, karena bersaing sama masa lalu itu percuma. Bakal kalah pada akhirnya,” ujar Tisha.“Eh, kita bukan nyal

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12

Bab terbaru

  • Gagal Move On!    Extra Chapter 2

    Raka Tasena : Tar :(Tara Givanka : Ya?Raka Tasena : Kangen sama lo.Tara Givanka : Gak usah lebay. Lo baru aja nganter gue pulang tiga hari lalu.Raka Tasena : Hhh.Tara Givanka : Ketawa?Raka Tasena : Menghela napas pasrah.[]Raka Tasena : Tar, Tar, masa tadi ada senior jurusan gue nanya sebenernya gue jomlo apa nggak.Tara Givanka : Hm, trs?Raka Tasena : Gue bilang jomlo, soalnya belom bisa ngajak balikan mantan gue.Tara Givanka : Azraka...Raka Tasena : Gue bener kan?[]Raka Tasena : Tar, i can't sleep :(Tara Givanka : Kenapa?Raka Tasena : Kepikiran sesuatu.Tara Givanka : Hal yang penting?Raka Tasena : Maybe.Raka Tasena : Gue cuma mikir random aja, sih.Tara Givanka : Di Melbourne udah tengah malam, Ka. Besok Lo harus masuk pagi.Raka Tasena : Mau video call.Tara Givanka : Boleh."Tar, i miss Indonesia.""Lagi ada yang nyebelin, ya?""Ya, gitu, deh. Males. Gue juga akhir-akhir ini begadang terus bikin maket. Udah kebiasaan gak tidur kali, ya?""Minum susu coba.""Mau pu

  • Gagal Move On!    Extra Chapter 1

    [Sambel Ijo]Raka Tasena : Mau ke nikahan Sesha sama siapa?Septi_an : Sama lo. AH Jaffar : ^2 Raka Tasena : Serius, nyet.Septi_an : Emang mau sama siapa sih lo? Kita nih jomlo, ya! Jelas kita datang kek teletubis berempat!Arnando Kusuma : Gue sama Karina. AH Jaffar : LAH?! SUKSES, BRO??Arnando Kusuma : Y.Septi_an : Oh, selama ini capernya sama Karina. AH Jaffar : LO TAU GAK SIH, NI BOCAH GEMES BGT SAMA KARINA YANG POLOS T_TSepti_an : Gue akui nyali lo oke juga, Ndo. Septi_an : KARINA BROW, PAWANGNYA TARA.Arnando Kusuma : Gue nggak cupu kayak sebelah. Septi_an : Buka jasa free tag @Raka Tasena Raka Tasena : Gue mau ngajak Tara. AH Jaffar : HAHAHAHAHALU.Raka Tasena : Gue ketemu Tara. Septi_an : Afh iyh, fren? Raka Tasena : Gue serius.Arnando Kusuma : WAH.AH Jaffar : Jadi besok gue sama Tian jadi pasangan homo dulu? Septi_an : NAJIS.Septi_an : Frustasi boleh ya ditinggal Sesh

  • Gagal Move On!    Epilog : Taraka's Bakery

    Desember akhir memang selalu disuguhkan hujan yang membuat siapapun yang beraktivitas di luar ruang ingin cepat-cepat pulang. Duduk menghadap jendela ditemani mie rebus lengkap dengan telur di atasnya dan secangkir teh hangat. Itu pun yang ada di pikiran Tara.Baru pukul dua siang, tapi Tara sangat enggan berlama-lama di luar rumah. Ia memasuki kedai roti dengan tergesa untuk menghindari derasnya hujan yang sudah membuat bajunya setengah basah. Suara lonceng berbunyi bertepatan dengan aroma adonan roti, kopi, dan moka menusuk penciumannya.“Selamat siang, selamat datang di Taraka’s Bakery!” seru seorang pelayan di kasir.Tara tersenyum simpul. Di sini hanya ada dua remaja berseragam SMA yang sedang menikmati cake di dekat jendela, dan satu wanita tua yang sedang berdiri di kasir. Ia berjalan ke arah rak donat yang berjajar dengan banyak varian rasa yang menggugah selera, seolah siap untuk dibawa pulang.Tempat ini sangat strategis dari segi mana pun sehingga pengunjungnya akan berdat

  • Gagal Move On!    BAB 34 : Hampa

    Nando duduk selonjoran di sisi lapangan bersama Tian dan Jaffar setelah latihan dibubarkan. Mereka ada pertandingan bulu tangkis dalam waktu dekat, maka di saat yang lainnya sibuk di dalam kelas, mereka justru di lapangan mengasah skill—setelah mendapat surat dispensasi dari guru piket—karena pertandingan sudah di depan mata.Raka baru saja kembali dari kantin dengan membawa beberapa botol air mineral dan camilan di kantung plastik. Ia ikut bergabung dengan teman-temannya menikmati angin sepoi-sepoi di bawah pohon cokelat.Sebulan telah berlalu. Di saat yang lainnya beraktivitas seperti biasanya, Raka justru lebih sering sendirian. Ia tidak lagi diam-diam melirik kelas sebelas IPS satu saat melewatinya, datang ke sana dengan dalih menyapa Kaila padahal ekor mata meilirik satu meja yang biasanya diisi oleh Tara. Terdengar brengsek memang. Namun, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk tahu keadaan Tara dulu.Beberapa kali Raka mencoba menghubungi Tara kembali namun hasilnya nihil. Akun Li

  • Gagal Move On!    BAB 33 : Kertas Biru Muda

    Pagi ini mereka sudah di bandara; Arsen, Eva, Kaila, Tara dan Dio. Setelah semalam makan malam bersama untuk terakhir kalinya, mereka menghabiskan malam yang panjang bersama di ruang TV dengan beberapa percakapan ringan. Tara akan merindukan hal itu.Eva menatap anak pertamanya dengan mata yang berkaca-kaca. Tidak menduga sebelumnya kalau hari ini akan tiba dengan cepat. “Hati-hati ya, Dek. Kalau udah landing langsung kabarin kita.”“Iya, Bu.” Tara mengangguk menahan perasaan sesak.“Jaga diri ya, Tar. Kalau ada sesuatu jangan sungkan hubungi kami,” ucap Arsen seraya megusap kepala anak tirinya.“Makasih, Pa.” Ia beralih menatap Kaila yang sudah menangis. “Kai,”Kaila langsung memeluknya. “Harus sering-sering pulang. Jangan marah kalau nanti gue sering telepon, jangan simpan semuanya sendirian.”Tara balas memeluk. “Nggak akan. Gue pasti selalu ngabarin.”Kemudian, Tara beralih pada adiknya yang lebih banyak diam. Dio tidak bisa ikut ke Makasssar karena besok ada try out untuk kelas s

  • Gagal Move On!    BAB 32 : Menjadi Berteman

    Pagi ini Tara dan Kaila berangkat sekolah bersama. Mereka melambaikan tangan pada Dio yang menatap keduanya dengan malas. Semalam mereka menyelesaikan lego yang dibeli Dio, dua lawan satu. Jelas saja Dio kalah. Dan hukumannya Dio terpaksa harus berangkat sekolah dengan rambut berantakan yang sudah ditata oleh Kaila.Mereka tertawa melihat wajah masam Dio. “Lo kok bisa kepikiran ke sana, Kai?” tanya Tara.“Selama ini kan gue lihat rambutnya rapih terus, Tar. Good boy banget anaknya. Perlu gue modif biar kelihatan lebih laki,” kekeh Kaila.Tara pikir Dio akan menolak dan marah, namun, lelaki itu tetap menurut meskipun rautnya tidak bisa berbohon kalau ia tidak nyaman dengan itu.Mereka berpapasan dengan Kanaya yang juga akan masuk ke kelas. “Hai, Tar!” sapanya.“Hai, Nay,” balasnya.Kanaya beralih menatap Kaila. “Udah sembuh, Kai?” Kaila mengangguk.“Nanti makan siang bareng kayak biasa, ya?” ajak Kanaya.Tara mengangguk.“Gue b

  • Gagal Move On!    BAB 31 : Sambal Ijo

    [Sambel Ijo]AH Jaffar : Gaes.AH Jaffar : Udah berapa hari sepi? Napa sih? Jangan biarin gue bego sendirian dong!AH Jaffar : WOI BANGSAT.AH Jaffar : Yang r doang nikahnya sama mimper! [Read by 3]AH Jaffar : ANJJJJJJJ.AH Jaffar : Parah banget, sih, buset.AH Jaffar : BAIKAN NAPA SIH. KEK BOCAH AJA LO PADA DIEM-DIEMAN GINI.AH Jaffar : Kata Pak Haji, marahan lebih dari 3 hari dosa. Gue tau kalian pada banyak dosa, gak usah nambah lagi deh.AH Jaffar : Gue kangen Wi-Fi di rumah Raka, nih. AH Jaffar : Gasah geer ya lo, Ka. Gue nggak kangen yg punya rumah. Njs taw gak.AH Jaffar : Makan pecel ayam depan gang rumah gue yuk!AH Jaffar : BABI LOE SEMUWAH. [Read by 3]Raka menghela napas kasar, sudah seminggu grup mereka sepi. Hanya Jaffar yang tiap harinya berusaha meramaikan, yang tentu saja tidak digubris sama sekali oleh yang lain.Karena panggilan orang tua ke sekolah hari itu, Kiera pun menghukumnya dengan dalih mencemarkan nama baik keluarga. Padahal, kalau boleh ia jujur, Tian ya

  • Gagal Move On!    BAB 31 : Sambal Ijo

    [Sambel Ijo]AH Jaffar : Gaes.AH Jaffar : Udah berapa hari sepi? Napa sih? Jangan biarin gue bego sendirian dong!AH Jaffar : WOI BANGSAT. AH Jaffar : Yang r doang nikahnya sama mimper! [Read by 3]AH Jaffar : ANJJJJJJJ.AH Jaffar : Parah banget, sih, buset.AH Jaffar : BAIKAN NAPA SIH. KEK BOCAH AJA LO PADA DIEM-DIEMAN GINI.AH Jaffar : Kata Pak Haji, marahan lebih dari 3 hari dosa. Gue tau kalian pada banyak dosa, gak usah nambah lagi deh.AH Jaffar : Gue kangen Wi-Fi di rumah Raka, nih. AH Jaffar : Gasah geer ya lo, Ka. Gue nggak kangen yg punya rumah. Njs taw gak.AH Jaffar : Makan pecel ayam depan gang rumah gue yuk!AH Jaffar : BABI LOE SEMUWAH. [Read by 3]Raka menghela napas kasar, sudah seminggu grup mereka sepi. Hanya Jaffar yang tiap harinya berusaha meramaikan, yang tentu saja tidak digubris sama sekali oleh yang lain.Karena panggilan orang tua ke sekolah hari itu, Kiera pun menghukumnya dengan dalih mencemarkan nama

  • Gagal Move On!    BAB 30 : Saat Hati Mulai Menerima

    Dio menepati janjinya. Lelaki berseragam SMP itu duduk di halte Adipura sembari bermain ponsel tanpa memedulikan sekitar yang menatapnya heran. Sudah satu jam ia menunggu, katanya, Tara ada urusan dengan guru mengenai kepindahannya jadi akan sedikit terlambat. Dio mencoba bersabar meskipun ‘sedikit’ yang dibilang Tara justru sudah kelewatan.“Di!”Mendengar suara itu Dio sudah siap menyemburkan kekesalahannya. Namun, ia melihat keempat perempuan berseragam Adipura menghampirinya. Diantaranya ada Karina yang tersenyum paling lebar. Perempuan itu lebih dulu menepuk bahunya.“Hei, udah lama ya nggak ketemu. Kak Nana kangen, tahu! Terakhir ke rumah malah nggak ketemu,” seru Karina dengan senyum jahilnya.Dio menghela napas. “Sibuk.”Tara menyikut adiknya. “Ini temen gue, Tisha sama Kanaya.”Kanaya lebih dulu menyapa. “Hai, Di.”Dio hanya mengangguk singkat.“Bener ya kata Karina, Dio anaknya cool,” ujar Tisha.Karina terkekeh. “Jangan direbut, ya, berondong gue, nih.” Tangannya merangkul

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status