Share

Perubahan Keina

Author: Baby Yangfa
last update Last Updated: 2023-11-27 21:32:27

Meski Keina sudah bersikeras bahkan hampir memohon untuk ikut dengan orang tuanya saja, semua orang menentang keinginannya dengan keras. Tepat setelah ia dipulangkan dari rumah sakit, Keina tetap diserahkan kepada Alden dan memintanya kembali ke rumah tinggal mereka.

"Ingat Alden, jangan pernah menyakiti Keina dan jaga dia baik-baik. Keina sedang mengandung penerus perusahaan kita. Ingat, Papa akan selalu mengawasi kalian berdua,"

Keina menghela nafasnya panjang mendengar banyak wejangan yang diperuntukkan oleh Alden dan juga dirinya dari orang tua mereka. Bahkan saat Keina hendak bangkit dan berjalan sendirian saat turun dari mobil setelah diantar oleh mertuanya, Reyman dan juga Audrey malah berteriak mengagetkan dirinya dan juga Alden.

"Apa yang kamu lakukan, Alden? Cepat papah istrimu ke dalam!"

Keina terlihat melebarkan matanya saat Alden menarik tubuhnya lalu melingkarkan tangannya ke arah pinggang Keina sementara tangannya yang lain memeluk pundak Alden.

"Aku bisa jalan sendiri, tidak usah memapahku." Protes Keina tidak terima. Ia memalingkan wajahnya dengan gugup, mencoba sekuat tenaga untuk tidak bertatapan langsung dengan Alden.

"Kau tidak dengar mereka sedang berteriak padaku? Diamlah, ini hanya sebentar. Aku tidak mau mendengar teriakan yang kedua kalinya karena telingaku sudah pengang dengan omelan mereka."

Keina hanya bisa berpasrah saat Alden semakin mengeratkan pegangan di pinggangnya lalu membawanya masuk ke dalam rumah kemudian mendudukkannya di sofa.

"Kalau begitu Papa dan Mama pamit, ingat apa yang Papa katakan padamu, Alden."

Helaan nafas panjang seketika keluar dari mulut Alden, Keina dapat menebak sepertinya Alden sangat bosan diceramahi oleh orang tuanya sejak kemarin.

"Tentu Pa. Bila perlu Alden akan menulis semuanya di kepala." balas Alden dengan sebal.

"Bagus." Reyman terlihat mengalihkan tatapannya ke arah Keina, "Bilang pada Papa jika Alden menyakiti kamu lagi. Dia harus menjaga kamu dengan baik,"

Keina mengangguk kecil, "Terima kasih karena Papa dan Mama sudah merawat Keina,"

"Mama dan Papa pamit dulu, baik-baik ya Sayang," timpal Audrey.

Setelah berkata seperti itu, Audrey dan juga Reyman terlihat beranjak lalu pergi ke arah pintu diantar oleh Alden. Keina menghela nafasnya melihat dimana dirinya saat ini, setelah ia berpikir bahwa ia tidak akan menginjakkan kakinya kembali ke rumah ini, bagaimana bisa ia kembali kesini dengan situasi yang tidak terduga?

"Kurasa ada banyak hal yang perlu kita bicarakan."

Keina mengangkat wajahnya saat mendengar ucapan Alden yang baru tiba setelah mengantar orang tuanya.

Keina mengangguk membenarkan, "Ya kurasa begitu."

"Apa ini sudah kau rencanakan sebelumnya?"

Alis Keina berkerut mendengar ucapan Alden, "Apa maksudmu?"

"Maksudku kehamilanmu, kau sengaja melakukannya agar kita gagal bercerai dan kembali menjadi istriku?"

Keina seketika terhenyak mendengar ucapan Alden, "Kau menuduhku? Hei Tuan, apa kau lupa siapa yang melempar pil pencegah kehamilan dan menyetubuhiku secara brutal malam itu?" sindir Keina geram.

Alden terdiam, seketika merasa tertohok dengan ucapan Keina. Ia menghela nafasnya panjang, menyadari kesalahannya yang malah balik menuduh Keina. Bukankah sedari awal Keina yang menginginkan perceraian ini?

"Baiklah, kau benar. Aku memang brengsek malam itu. Bagaimanapun kita terpaksa menjadi suami istri kembali karena kesalahanku."

Keina mendengus, enggan membahas malam itu lebih lanjut. Ia sudah terlalu sakit dan enggan membicarakannya lagi.

"Kita akan tetap bercerai."

Alden terlihat tersentak mendengar ucapan Keina. Raut wajah kecewa yang ia tampilkan malam itu seketika kembali. Alden hanya terdiam, menunggu Keina melanjutkan perkataannya.

"Kita akan bercerai setelah anak ini lahir. Kau tidak perlu cemas,"

Alden mengerjapkan matanya lalu mendengus, "Terserah,"

Keina bangkit berdiri, Alden hendak membantunya, namun Keina seketika mengangkat tangan menolak perhatian dari Alden.

"Kurasa pernikahan kali ini harus berbeda." ujar Keina kembali.

Alden mengerutkan keningnya tidak mengerti, Alden menegakkan tubuhnya mempersiapkan diri untuk tidak terkejut. Mengingat kali ini Keina tengah hamil, sepertinya akan banyak meminta bantuan dan perhatiannya. Namun ternyata, tebakan Alden seluruhnya salah besar.

"Kau tidak perlu mencemaskan aku, kau juga tidak perlu menjagaku seperti yang diucapkan oleh orang tuamu. Meski sedang hamil, aku bisa mengurus diriku sendiri."

Alden mendengus kecil, tidak percaya bahwa Keina akan mengatakan hal ini setelah pingsan kemarin, "Kau bisa mengurus diri sendiri? Kau yakin?" sindirnya tidak percaya.

"Ya, aku bisa mengurus diri sendiri. Aku tidak perlu bantuanmu."

Keyakinanan yang tersirat kukuh di mata Kania membuat Alden tercengang. Keina sepertinya benar-benar serius dengan ucapannya. Alden tersenyum kecil, rupanya perubahan Keina cukup banyak setelah memutuskan bercerai. Luar biasa.

"Baiklah jika kau berpikir seperti itu. Aku seharusnya bersyukur karena kau tidak akan merepotkan aku, bukan?"

"Ya kau benar. Ah, ngomong-ngomong kau juga bisa berhubungan dengan Shiren kembali. Kalian kembali berpacaran, bukan?"

Kali ini ucapan Keina sukses membuat Alden tidak dapat berkata-kata. Apa ini? Sejak kapan Keina mendukung dirinya untuk berhubungan dengan Shiren kembali?

"Apa kepalamu terbentur saat pingsan kemarin? Aku mulai merasa merinding karena kau terlihat aneh, Keina Nayara."

Keina terlihat menggeleng, "Kepalaku baik-baik saja dan aku sedang serius, Alden. Bukankah kalian sangat saling mencintai? Kenapa aku harus bermasalah dengan hubungan kalian sementara kita akan bercerai? Kau boleh berhubungan dengannya asal tidak ketahuan oleh keluarga kita."

Alden menatap tajam ke arah Keina. Ini sungguh aneh, Keina selalu terlihat emosional tiap kali mereka membahas Shiren, namun kali ini berbeda, Keina terlihat sangat santai dan bergembira seolah itu adalah hal yang ia tunggu. Namun, bukan hanya Keina yang terasa aneh saat ini, perasaannya juga terlihat janggal setelah melihat sikap yang Keina tunjukkan. Anehnya ia merasa kesal, ia merasa kesal karena Keina terlihat biasa-biasa saja saat mereka membahas Shiren.

Alden segera menggeleng, ia seharusnya merasa senang dengan hal ini, bukan? Kenapa ia harus merasa kesal dan merasa bersalah?

"Sepertinya kau cukup tahu diri sekarang dan enggan merecoki hubungan kami. Baiklah, apa aku harus berterimakasih karena kebaikan hatimu ini?"

Keina terlihat mengulas senyuman tipis, "Tidak perlu karena kau juga akan melakukan hal yang sama. Selama setahun ini aku merasa tertekan karena mencampuri urusan pribadimu, namun kali ini berbeda. Sebaiknya kita tidak saling mencampuri dan bertanya tentang urusan pribadi kita masing-masing sekarang karena semuanya akan berakhir setelah anak ini lahir. Bukankah itu lebih mudah?"

Alden terlihat tercengang melihat perubahan Keina yang terlalu banyak. Terlalu banyak hingga ia tidak mampu berkata-kata. Keina mengulurkan tangannya ke arah Alden, dengan raut wajah bingung Alden menyambut uluran tangan wanita itu.

"Mohon bantuannya selama sembilan bulan ke depan, Alden Nathaniel Syarakar." ucap wanita itu dengan senyuman yang melebar sempurna.

Tepat setelah itu, ponselnya berdering dengan nyaring menampilkan kontak Shiren. Alden terlihat menatap bingung ke arah Keina, namun wanita itu hanya tersenyum kembali.

"Kenapa kau menatapku? Angkat saja telepon itu."

Alden terlihat tersentak melihat tanggapan Keina di hadapannya. Hatinya seolah terusik, benarkah Keina sudah tidak peduli lagi akan hubungannya dan juga Shiren saat ini?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
bagus kei, buat si Alden ketar-ketir
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Pembohong Ulung

    Pembohong.Keina tahu ia sudah menjadi pembohong ulung yang berbakat saat ini. Ia baik-baik saja saat ini dan menerima hubungan Sean dan Shiren itu semua bohong. Mana mungkin ia baik-baik saja saat melihat kontak Shiren Athalia di layar ponsel Alden? Saat ini ia merasa sesak, sangat sesak hingga Keina memilih menghindar.Bukannya ia tidak merasakan sakit lagi, bukannya ia sudah tidak memiliki perasaan apapun di hatinya, namun untuk mengulangi kembali perasaan cintanya yang selalu tidak berbalas, Keina tidak bernyali. Lebih baik seperti ini, lebih baik ia merasa sakit hingga semakin membenci pria di hadapannya dan membuat perasaannya hilang seluruhnya."Ya Shiren?"Keina memejamkan matanya saat mendengar suara Alden yang menyambut panggilan Shiren. Ini hanya sementara, rasa sakit ini hanya akan dirasakan sementara olehnya dan akhirnya Keina pasti tidak akan memperdulikannya lagi. Keina tersenyum miris lalu beranjak berjalan menuju kamar. Ia tidak akan mendengarkan keseluruhan percakapa

    Last Updated : 2023-11-29
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Pertama Kalinya Khawatir?

    "Arghh!!!"Beberapa barang berserakan di bawah lantai di hadapan Shiren Athalia. Shiren menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan kasar, setelah melampiaskan amarahnya, ia menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Sial, menyebalkan sekali! Padahal ia sudah merencanakannya sejauh ini, tapi lihat apa yang terjadi? Keina hamil katanya? Cih! Seorang pria tetap saja pria, padahal Alden bilang bahwa hanya dirinya yang ia cintai, tapi dia malah menyentuh perempuan sialan itu!Kata siapa ia merelakan Aldennya menikah dengan orang lain? Tidak, Shiren tidak pernah merelakannya. Ia menghilang dari hadapan Alden karena desakan orang tuanya yang memberikannya banyak uang, namun setelah uang itu habis, Shiren merasa hampa. Ia menginginkan Alden kembali, ia butuh sesuatu yang lebih dan ia pikir ia harus merebut Alden kembali dan menjadikan pria konglomerat itu menjadi miliknya lagi.Padahal Shiren sudah sejauh ini, padahal satu langkah lagi selesai Shiren bisa menjadi Nyonya Syarakar di kediaman mewa

    Last Updated : 2023-11-30
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Salah Paham?

    Alden membuka jas bajunya lalu menekan leher Keina yang tengah muntah dengan hebat. Perasaannya menjadi semakin cemas saat melihat wajah Keina yang semakin pucat pasi."Kenapa kau masih ada di sini? Kau tidak pergi ke kantor?"Alden mendesah melihat Keina yang masih sempat-sempatnya bertanya tentang dirinya yang belum pergi ke kantor."Bagaimana bisa aku pergi jika melihatmu kacau seperti ini? Aku tidak akan pergi."Baru saja ia membalas perkataan gadis itu, Keina kembali muntah. Dengan cekatan Alden kembali membantu wanita itu. Alih-alih merasa jijik, Alden merasa sangat iba melihat kondisi Keina yang seperti mabuk parah.Apa ini yang dinamakan morning sickness? Alden baru melihatnya secara langsung seperti ini. Melihat Keina yang kepayahan karena rasa mual yang dideritanya membuat Alden merasa sangat tidak tega."Ayo ku bantu,"Keina terlihat menolak bantuannya secara halus, "Aku bisa berjalan sendiri, tidak apa-apa."Alden hanya terdiam melihat kekeraskepalaan Keina. Dengan langkah

    Last Updated : 2023-12-01
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Teman Lama?

    Akhirnya ia pergi sendirian untuk memeriksakan kandungannya. Keina menghela nafasnya saat mendapati tatapan para ibu hamil yang mengantri bersamanya ditemani suami mereka. Ia menggigit bibirnya melihat suami mereka memperhatikan istrinya dengan baik. Keina memejamkan matanya mengusir pemikiran buruk itu. Jangan iri, Keina Nayara, jangan iri pada mereka yang pernikahannya baik-baik saja dan normal seperti pada umumnya.Keina memilih mengambil salah satu majalah di tempat ruang tunggu. Sebaiknya ia berpura-pura membaca majalah saja daripada memikirkan hal yang tidak perlu."Bu Keina Nayara?"Keina seketika bangkit saat mendengar namanya dipanggil oleh perawat, "Iya? Saya Keina.""Mari Bu, ikut saya."Keina mengangguk lalu mengikuti langkah perawat yang membawanya ke arah ruang dokter."Silahkan masuk Bu,"Keina tersenyum dengan ramah lalu membuka pintu. Sepertinya dokter yang akan ia temui berbeda dari dokter yang kemarin."Selamat pagi Dokter, saya Keina Nayara.""Astaga, ternyata ini

    Last Updated : 2023-12-01
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Ikatan yang Erat

    Saat Keina masih di perjalanan, ponselnya seketika berdering. Keina mengambil ponselnya yang berada di tas tangannya, dengan cepat ia mengangkat panggilan itu saat mengetahui panggilan itu berasal dari Audrey, ibu mertuanya."Ya Ma?""Kamu dimana, Sayang?""Ah aku... Aku di rumah," kilah Keina enggan menjelaskan lebih lanjut. Ia tidak mau jika Audrey mengetahui bahwa ia pergi sendiri untuk memeriksakan kandungannya."Kamu yakin di rumah? Mama ada di rumah kalian dan kata asisten rumah tangga kalian kamu pergi ke dokter hari ini."Keina seketika tersentak, ia memijat kepalanya mendengar penuturan Audrey. Sial, kenapa Audrey harus datang sekarang di saat ia tidak ada di rumah?"Nanti Keina jelaskan Ma, sebentar lagi Keina sampai."Ia segera turun dari mobil yang dinaikinya setelah sampai lalu bergegas masuk ke dalam.Bi Ningsih, asisten rumah tangganya terlihat bergegas menghampirinya lalu membawakan barang bawaan yang ia bawa."Sejak kapan Mama datang?""Baru saja Non, maaf Non Ibu tad

    Last Updated : 2023-12-02
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Masalah Ranjang?

    Alden terlihat berpandangan dengan Keina mendengar hal ini. Ia tersenyum dengan canggung tidak menyangka jika Audrey berkata akan menginap di tempat mereka."Kenapa Mama tiba-tiba ingin menginap? Bagaimana dengan Papa?" Tanya Alden dengan gugup."Kenapa mengkhawatirkan ayahmu? Mama hanya menginap semalam disini,""Tapi Ma, Alden tidak enak dengan Papa."Audrey terlihat berdecak mendengar ucapan Alden, ia mengambil ponselnya lalu mulai mengetik kontak suaminya."Hallo Pa, Mama ingin menginap di tempat Alden dan Keina hari ini, apa tidak apa-apa? Hanya semalam, besok Mama akan langsung pulang. Tidak apa-apa kan Pa?""Tidak masalah Ma, kamu jaga anak-anak,"Klik. Audrey mematikan panggilan teleponnya lalu menatap Alden penuh kemenangan, "Bagaimana? Sekarang Mama boleh menginap?"Alden menghela nafasnya dengan kasar. Tamat sudah! Sekarang mereka tidak dapat mengelak lagi.Audrey terlihat menatap keduanya dengan tatapan menyelidik, "Sebenarnya kenapa kalian bersikeras tidak ingin Mama meng

    Last Updated : 2023-12-03
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Ritual Pasangan Sebelum Pergi Bekerja

    Kenapa tiba-tiba mereka bisa berpelukan? Alden sama sekali tidak mengingatnya. Ia harus segera bangun atau Keina akan mengejeknya saat bangun tadi. Namun, sepertinya situasinya tidak memungkinkan. Alden berdecak saat melihat tangannya tidak dapat dipindahkan karena kepala Keina yang menindihnya. Perlahan, Alden mencoba memindahkannya kepala Keina, namun gerakan halusnya malah menimbulkan tragedi.Keina terlihat mengerjapkan matanya beberapa kali untuk kemudian matanya melebar sempurna melihat wajah Alden berada tepat di hadapannya."Aaaaa..."Alden segera membekap mulut Keina yang berteriak kuat, ia menempatkan jari telunjuk di sela-sela bibirnya, mengisyaratkan kepada Keina untuk diam. Kenapa Keina sampai berteriak seperti ini?"Keina, Alden? Ada apa? Kenapa ribut-ribut?" Terdengar Audrey mengetuk pintu sambil berteriak dengan cemas.Alden berdecak, sementara Keina segera tersenyum dengan canggung menyadari sikapnya yang berlebihan."Tidak apa-apa Ma, tadi Keina mimpi buruk," ujar Al

    Last Updated : 2023-12-04
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Goyah?

    "Hari ini kita akan meeting bersama dengan direktur dari Beauty Care Healthy Pak. Beliau ingin membahas masalah kerja sama yang kita tawarkan tempo lalu. Saya sudah memberikan list produk-produk yang mereka punya. Apa Bapak sudah menentukan produk apa saja yang akan kita pilih?""Pak? Pak Alden?"Alden seketika tersentak saat mendengar ucapan Nareen, sekertarisnya. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu menegakkan tubuhnya, mengingatkan dirinya untuk fokus."Kita pilih produk terbaru mereka dan produk nomor tiga puluh empat sebagai produk andalan.""Baik Pak, kalau begitu akan saya persiapkan bahan-bahan meetingnya.""Baik."Alden memijat kepalanya saat sekertarisnya beranjak pergi dari ruangan kantornya. Ada apa dengan dirinya hari ini? Apa dia baru saja melamun karena kejadian tadi pagi? Yang benar saja Alden Syarakar! Apa ia baru saja goyah hanya karena telah mengecup kening Keina Nayara tadi sebelum berangkat bekerja?Ia sudah gila! Sepertinya ia sudah gila karena mengingink

    Last Updated : 2023-12-04

Latest chapter

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Hari Pernikahan Kedua

    "Kau benar-benar akan pergi sekarang? Tanpa melihat pernikahanku terlebih dulu?" rengek Keina kepada Adrian. Hari ini adalah hari dimana Adrian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan seperti yang ia sudah ia rencanakan sedari awal. Karena keadaan Alden sudah stabil, ia merasa cukup tenang meninggalkan Keina sendirian sekarang."Bukankah sudah ku bilang, aku tidak akan mau menanggung resiko menangis di hari itu."Keina membrenggutkan wajahnya, ia segera merentangkan tangannya di depan Adrian, "Kalau begitu aku akan memelukmu saja."Adrian tersenyum kecil mendengar ucapan itu, ia segera memeluk Keina dengan erat."Apa aku patung di sini?" timpal Alden yang sedari tadi hanya mengawasi tingkah Adrian dan juga Keina. Matanya menatap tajam ke arah mereka yang malah asyik berpelukan. Sebal melihatnya, Alden segera menarik tubuh mungil Keina untuk menjauh dari jangkauan Adrian, "Sudah hentikan, jika kau terus memeluknya seperti itu, ia akan mengurungkan niatnya kembali untuk pergi.""Astaga

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Harus Melihat Pernikahan Kami

    Saat mengetahui bahwa Alden yang datang menjenguk dirinya hari ini, raut wajah Clara seketika berubah cerah, ia segera merangsek maju dengan antusias saat sampai di ruang tunggu para tamu."Alden, akhirnya kau menemuiku, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh minta maaf karena membuat dirimu celaka tempo hari. Itu karena Keina–""Kau sedang membicarakan aku, Clara?"Kata-kata Clara seketika tergantung begitu saja saat melihat Keina yang ternyata mengikuti langkah Alden dari belakang."Kenapa diam? Lanjutkan saja perkataanmu." ujar Keina dengan tatapan tajam."Dia yang sudah membuat kita seperti ini, Alden. Kau harus mengeluarkan aku dari sini, aku sama sekali tidak bersalah, dia mencoba memisahkan kita.""Astaga wanita ini benar-benar gila." dengus Keina tidak percaya. Setelah semua yang ia lakukan, Clara sama sekali tidak merasa bersalah."Alden katakan sesuatu!" Jerit Clara dengan kesal karena melihat Alden yang hanya terdiam."Kau ingin aku mengatakan sesuatu?"Clara mengangguk kecil, "K

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Diam atau Aku Akan Menciummu Lagi dan Lagi

    "Tentu saja bodoh! Aku mengingat semuanya, semuanya termasuk rencana pernikahan kita sebelumnya."Keina membekap mulutnya, merasa sangat terharu dengan seluruh keajaiban ini, ia sungguh tidak menyangka akhirnya hari ini datang juga, hari dimana Alden akan kembali mengingat cinta mereka, "Astaga!""Tadi kau bilang apa? Kau mau menjauh dariku setelah ini? Dua kali aku hampir mati untukmu, tapi kau malah mau meninggalkan aku. Kau pikir siapa–"Alden tersentak saat tiba-tiba merasakan bibir Keina yang mengecupnya. Matanya mengerjap sempurna, merasa tidak percaya jika Keina akan melakukan ini.Setelah mengecup bibir Alden selama beberapa menit, Keina menjauhkan dirinya, "Aku senang kau selamat, aku senang kau mengingatku lagi, Alden." ujar Keina dengan berurai air mata. Penantiannya kali ini ternyata mendapat sambutan hangat, Alden akhirnya dapat mengingat dirinya.Alden tersenyum mendengar ucapan Keina, ia mengusap air mata Keina yang masih mengalir, "Aku minta maaf karena membuatmu kesuli

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Mengingat Semuanya?

    Puas menumpahkan semuanya di dalam bilik toilet, Keina segera bangkit. Perlahan Keina kembali ke ruangan Alden. Keina tersentak saat melihat Audrey dan juga Handika sudah ada di sana, raut wajah bersalah kembali memenuhi hatinya. Keina segera berlari ke arah Audrey hendak menjatuhkan diri untuk berlutut di hadapan kedua figur yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri."Maafkan Keina Ma, sungguh maafkan Keina.""Bangun Keina, apa yang kamu lakukan?"Keina hanya bisa tergugu, ia bangkit dengan air mata yang masih mengalir tiada henti."Keina selalu membuat Alden seperti ini, maafkan Keina.""Sudahlah Sayang, Dokter sudah menangani Alden, kita berdoa saja yang terbaik untuknya. Kamu juga terluka saat ini."Keina mengangkat wajahnya merasa tidak percaya jika Audrey tidak menyalahkan dirinya, Audrey bahkan terlihat lebih tegar dibandingkan dengan saat Alden mengalami kecelakaan saat itu."Mama tidak marah padaku?""Untuk Mama marah? Mama marah pun tidak akan membuat Alden sembuh le

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Insiden Berdarah Lagi

    "Hentikan!!"Keina yang hampir frustasi dengan keadaannya segera mengangkat wajah saat mendengar teriakan itu. Harapan segera terlihat di sudut matanya, akhirnya Tuhan menjawab do'anya, Alden ada di sana mendobrak pintu gudang dengan tatapan nyalang yang ia berikan.Clara terlihat terkejut, ia tidak menduga akan kehadiran Alden yang berada di sini. Padahal ia sudah melakukan rencana serapi mungkin, tapi kenapa Alden ada di sini?Alden terhenyak melihat keadaan Keina, amarahnya segera naik ke ubun-ubun melihat beberapa pria tengah melecehkan Keina di sana. Baju Keina terlihat sudah compang-camping, dengan amarah yang teramat besar Alden segera menerjang maju ke arah mereka. Pukulan demi pukulan Alden layangkan, merasa tidak terima melihat orang lain menyentuh Keina sesuka hati. Mendengar tangisan Keina yang begitu menyayat membuat bara api di dalam hatinya semakin menyala-nyala. Berani sekali! Berani sekali mereka menyentuh Keina!"Kurang ajar kalian! Kurang ajar! Berani sekali kalian m

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tiduri Dia Sampai Kalian Puas!

    Tepat saat Alden merasa sangat frustasi dengan keadaan yang menimpa Keina, ponselnya berdering dengan nyaring. Alden segera mengangkat panggilan itu ternyata itu dari Erik."Bagaimana Erik? Kau menemukan jejak Keina di lokasi terakhir yang aku kirimkan?""Ya Pak, saya juga menemukan mobil yang membawa Nona Keina. Saya akan segera mengirim lokasi terakhir mobil itu ditemukan dengan bantuan orang-orang profesional kita."Mendengar hal itu Alden kembali memantapkan pemikirannya, Alden segera menyalakan mesin mobilnya lalu melihat ke arah pesan Erik. Keningnya berkerut dalam melihat lokasi pesan itu, lokasinya mengarah kepada tempat dimana pabrik makanan yang sudah terbengkalai. Pasti Keina ada di sana. Mata Alden segera berubah dengan yakin, ia harus bisa menemukan Keina secepatnya.****Keina mengerjapkan matanya saat kesadarannya mulai kembali. Ia terhenyak saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Ruangan tempat ia berada sepertinya merupakan bangunan tua. Rasa pengap dan deb

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Keina Bahaya!

    Keina mengulas senyumnya dengan lebar saat mendapati telepon dari Alden. Ia segera mengangkat panggilan itu lalu menempelkan ponselnya ke arah telinga.Keina berdeham sejenak, mencoba mengendalikan dirinya agar tidak terlalu terlihat antusias."Ya Alden?" Tanyanya dengan nada setenang mungkin."Kau ada di mana?""Aku ada di rumah, kenapa?" jawab Keina enteng."Mau bertemu?"Senyuman lebar kembali terukir di wajahnya saat mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Alden, "Ya, boleh. Kapan?""Sekarang. Bisa?"Keina menundukkan wajahnya lalu melirik ke arah tubuhnya yang masih berantakan, "Ah bisa. Tapi, bisa kau beri aku waktu untuk bersiap dulu, tiga puluh menit?""Baiklah, tiga puluh menit, kita bertemu di rumah.""Rumah maksudmu–?""Rumah kita, Keina Nayara. Kita bertemu di sana. Aku rasa di sana tempat paling aman untuk kita bertemu.""Ah, baik."Setelah berkata seperti itu panggilan mereka seketika berhenti. Keina mengulas senyuman kembali lalu melesat ke arah kamar mandi, karena Ald

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Selamat Tinggal Clara

    Meski merasa bingung dengan tindakan Alden, Keina hanya bisa membalas pelukan pria itu. Ia mengusap punggung Alden dengan perlahan, rasanya sudah lama sekali mereka tidak berpelukan seperti ini.Saat Alden melepaskan pelukan mereka, Keina segera bertanya, "Jadi, apa maksudnya?""Sebenarnya aku mengingatmu."Raut wajah Keina seketika berubah cerah mendengar ucapan Alden, ia mencondongkan tubuhnya ke arah pria itu, "Kau mengingatku? Jadi apa yang kau ingat?""Aku ingat dirimu dari masakan yang kau buat. Ku kira itu Clara yang membuatnya.""Astaga, jadi selama ini kau salah paham?""Begitulah,"Keina menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, ternyata ia terlalu menganggap remeh Clara Benedict. Bisa-bisanya Clara berbohong pada mereka selama ini."Bahkan dia menyombongkan diri padaku bahwa dia bisa mengambil hatimu, ternyata firasatku benar, dia menipumu." gumam Keina sambil memijat kepalanya.Alden yang mendengar hal itu segera mengambil tangan Keina, merasa sangat bersalah karena ia te

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Rupanya Kau Wanita Itu

    Tepat sebelum Keina membuka mulutnya, ponsel Alden berbunyi dengan nyaring. Keina segera menggeser tubuh pria itu lalu berkata, "Ponselmu, ponselmu berbunyi!" ujarnya dengan gugup.Alden segera mundur, ia mengambil ponsel yang berada di saku jasnya. Sejenak Alden terlihat termenung melihat siapa yang memanggilnya saat ini. Clara."Kau tidak mengangkatnya?" tanya Keina yang melihat Alden hanya terdiam dengan ponsel di tangan.Alden mengangkat wajah lalu mematikan ponselnya dengan cepat, "Sudahlah, tidak penting."Keina yang melihat hal itu mengerutkan dahinya, bukankah itu adalah telepon dari Clara? Kenapa Alden tidak mau mengangkatnya?"Kita lanjutkan saja perjalanan kita, bagaimana kalau kita ke rumah itu?""Maksudmu rumah kita terdahulu?""Ya, mungkin kau benar akan ada sesuatu yang tertinggal di sana. Mungkin aku harus berada di sana sedikit lebih lama."Meski merasa aneh dengan tingkah Alden, Keina mengangguk kecil. Saat ini adalah waktu bersama Alden, ia harus bisa memanfaatkan w

DMCA.com Protection Status