Beranda / Romansa / (Gagal) CERAI? / Kepahitan lagi

Share

Kepahitan lagi

Penulis: vhiiilut
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sial, aku tidak suka dengan topik pembahasan yang Mas Bayu berikan. Dia mulai menanyakan terkait kehamilan. Apa yang bisa kujawab selain mengelak? Mengatakan kalau sekarang memang sudah hamil? Tidak mungkin, itu tidak akan mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Biar saja dia tidak tahu kebenaran tentangku. Memang itu yang aku harapkan untuk terjadi.

Semalam, Mas Bayu benar-benar memancing kemarahanku. Kalau saja aku tidak bisa menahan diri, mungkin semua yang aku tahu sudah terucap. Beruntungnya lagi, Kiki datang di waktu yang tepat.

“Jangan bengong!”

Aku terkesiap ketika Danu muncul dan menepuk pundakku. “Ngagetin aja, sih, Nu!”

Dia menertawakanku. “Udah makan siang? Jangan terlalu capek, kamu itu lagi mengandung anak si Bayu, Cit.”

Beruntungnya aku memiliki teman yang begitu peduli. Kalau teman kerja tidak peduli, bisa-bisa aku tua mendadak. Sudah pusing dengan urusan rumah tangga yang semakin rumit, pusing

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • (Gagal) CERAI?   Ternyata

    Mungkin ini yang dinamakan kesialan akan datang berturut-turut jika kita tidak bersyukur. Semalam, aku baru mendapatkan berita terbaru, terpanas, tersial bahwa Mas Bayu sengaja pindah ke apartemen baru hanya untuk menghindariku. Sekarang, dia justru membawa perempuan itu ke acara ini.Maksudku, HEI! Bukannya dia bilang ingin makan siang di luar? Aku tahu kalau menghadiri pernikahan dan makan di sana bisa disebut makan siang di luar juga, tetapi mengapa harus Luna? Mengapa harus Luna yang dia undang ke acara pernikahan? Aku masih berstatus istrinya, aku yang seharusnya ada di sampingnya.Sekarang, semuanya sudah terlambat. Mas Bayu sudah membawa Luna ke acara pernikahan orang lain, dengan aku yang dia abaikan. Beruntung Danu mengajakku untuk melihatnya.“Ganti MC-nya!” kataku dengan nada rendah.Aku yakin Aris dan Danu sedikit terkejut dengan keputusanku. Buktinya, Aris sampai memijat pelipisnya. Aku langsung meninggalkan mereka berdua di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Perempuan Kejam

    “Tolong apa, Cit?”“Aku mau bales selingkuh Mas Bayu,” jawabku.“Dengan aku?”“Iya, Nu. Aku mau kita pura-pura selingkuh,” sahutku.Danu menggelengkan kepalanya. “Aku nggak mau, Cit.”“Nu, tolongin aku.”“Cit, emangnya nggak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah?” tanyanya.“Nu, aku udah nemuin caranya untuk menyelesaikan masalah kami. Tapi, aku nggak akan mau tinggal diam diselingkuhin seperti ini.”Danu sepertinya tidak mengerti arah pikiranku. Dia mendecih pelan. “Membalas selingkuh bukan berarti kamu jadi menang, Cit!”“Aku nggak mau menang, Nu. Aku hanya mau dia sadar sama perlakuannya.”“Sadar? Apa nggak ada cara lain untuk nyadarin dia?” jawab Danu.“Dia sudah sadar, sepenuhnya sadar. Tapi, dia nggak sadar kalau aku tahu tentang kebohongannya. Aku mau dia ngera

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Memulai Aksi

    Pernahkah kalian berpikir untuk menyerah? Pernahkah kalian berpikir untuk melepaskan apa yang dimiliki untuk orang lain?Pertanyaan berikurnya, apakah itu diizinkan? Apakah perbuatan itu termasuk tindakan orang yang lemah? Karena, aku bimbang untuk menyerah atau memperjuangkannya.Di satu sisi, aku begitu menginginkan Mas Bayu yang terus berada di sisi untuk menemaniku. Namun, di sisi lain, ada beberapa alasan yang seharusnya sudah lebih dari cukup untuk dijadikan alasan mengapa kami harus pisah.Aku harus bersyukur karena Danu datang tepat waktu kemarin.Ketika seorang dari pria bejat itu lengah, aku langsung menendang kemaluannya sampai dia tersungkur. Setelah itu, Danu datang dan membantu. Akhirnya, kami lari tunggang-langgang menjauh dari toilet.Itu adalah pengalaman yang paling buruk selama hidupku. Pelecehan yang dilakukan olehdua orang pria sekaligus. Tangisku tidak henti-hentinya usai di dalam mobil. Bahkan, ketika kami s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Aksi Balas Dendam

    Dengan keberanian yang sudah terkumpul sejak tadi, aku berjalan mendekat ke arah Mas Bayu. Sesuai dengan rencana, aku dan Danu harus memberi jarak beberapa meter dan memunggungi Mas Bayu tentunya.“Cit, kita harus bersikap seperti biasa aja!” kata Danu.Aku berjalan mengambil dua gelas yang sudah diisi oleh minuman. “Kita harus bersikap seperti biasa bukan?” kataku sambil memberikan gelas pada Danu.“Cit, dia masih belum sadar keberadaan kita,” kata Danu.Aku menoleh ke belakang. Mas Bayu, dia begitu gagah dengan tuxedo hitam yang dia pakai. Poni rambutnya yang mengembang begitu menggambarkan jelas Mas Bayu yang tampan. Apa aku bisa berpindah hati darimu, Mas?Dia sedang berbicara dengan beberapa rekannya yang membawa istri. Mengapa kamu tidak mengajak Luna, Mas? Kasihan sekali Mas Bayu, dia kesepian di sana.“Citra!” panggil Danu sedikit berbisik di telinga. Aku sampai terkejut mendengarnya. &

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Nafsu dan Emosi

    Tidak ada obrolan di dalam mobil. Mas Bayu mengendarai mobil sudah seperti orang yang kesetanan. Lajunya cepat sekali, aku ketakutan. Namun, sebisa mungkin aku tahan agar tidak terlihat ketakutan.Sesampainya di rumah, Mas Bayu menarik lenganku ke dalam rumah. Pegangannya erat sekali, lenganku sampai sakit dibuatnya. Dia tidak menghiraukan ringisan tanganku.Dia mebantingku ke atas kasur. Lalu dia menatapku dengan penuh kemarahan. “Badan kamu udah kotor! Harus dibersihkan!”Mas Bayu mulai mencium bibirku dengan ganas. Tidak! Ini tidak seperti permainan kami seperti biasanya. Mas Bayu bermain dengan kasar. Dia meremas dadaku dengan tenaganya.“Mas! Jangan begini!”Tanpa banyak bicara, dia mulai melepas seluruh pakaian kami. Setelah itu, dia memasukkan miliknya dengan sekali hentakan. Sontak saja aku berteriak, ini tidak mirip seperti bercinta.“Lubang ini harus aku sucikan dengan milikku! Jangan pernah melawanku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Semakin Renggang

    Malam itu sukses membuat hubungan kami renggang. Seperti sekarang, aku menyumpal telinga dengan earphone agar tidak mendengar ucapan Mas Bayu. Apa pun yang dia katakan, tidak ada yang terdengar. Paling-paling dia hanya berbicara kalau ingin meminta maaf. Apa itu penting sekarang? Aku sudah memaafkannya. Namun, tidak akan pernah terbesit olehku kalau akan mempertahankan pernikahan kami, semenjak malam itu. Dia menyenggol lenganku. Tidak aku indahkan. Mataku terus fokus dengan lukisan yang sedang kukerjakan. Setelah itu, dia berdiri dan mengambil lukisan dari tanganku. Dia menatapku penuh harap. Oleh karena itu, aku terpaksa melepas earphone. “Jangan diemin aku, Dek.” Aku berusaha mengambil lukisan itu, tetapi dia menariknya agar tidak tercapai olehku. “Maunya apa, sih?” “Jangan diemin aku! Jawab omonganku, seperti biasa aja.” Itu tidak akan pernah terjadi, karena aku sudah muak dengan tingkah lakunya. Aku menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Bingung

    Rencana bermain dengan Rio hari ini batal.Ketika Mas Bayu meninggalkanku sendirian di rumah, aku langsung teringat kondisi Danu yang semalam habis dipukuli oleh Mas Bayu. Langsung saja aku hubungi dia saat itu.Untung saja lukanya tidak terlalu parah, aku jadi merasa lebih baik mendengarnya. Walaupun begitu, aku tetap ingin mengunjunginya. Bagaimanapun juga, dia telah berjasa membantuku semalam. Kalau dia tidak mau membantu, mungkin semalam Mas Bayu tidak akan mendengar semua ucapanku.Akhirnya, sekarang kami sudah bertemu di apartemen Danu. Tentu saja dia tidak tinggal sendiri, Danu masih belum memiliki seorang pacar. Terakhir kali Danu bilang kalau dia cinta padaku itu kelas XI SMA. Seharusnya sudah lebih dari delapan tahun cintanya padaku. Namun, tidak terbalas juga olehku.“Omongan kamu yang semalam itu bener, Nu?” tanyaku di sela-sela obrolan kami. Danu langsung tertawa sambil menahan sakit di rahangnya.“Omongan yang mana,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • (Gagal) CERAI?   Memilukan

    Setelah menyudahi percakapan dengan Danu, aku langsung bergegas menuju restoran yang sudah kami sepakati. Kalau terlalu lama, nanti Kiki bisa marah-marah. Pasti dia akan mengoceh panjang kali lebar, mengucapkan kalau aku super lambat. Sejak di dalam mobil, sudah ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Mas Bayu. Apa dia sudah pulang? Entahlah, aku malas menerima panggilannya. Pasti obrolannya tidak jauh dari, kamu di mana? Aku sudah sampai di rumah. Padahal sudah aku katakan untuk tidak pulang ke rumah. Sepertinya dia memang ingin mencari muka saja. Ada satu pesan terbaru, dari Mas Bayu. Segera aku buka isinya, penasaran juga dengan isi pesan darinya. My Hubby: Dek, kamu di mana? Mas udah sampai di rumah. Sudah aku duga, dia sampai di rumah lebih awal. Semuanya terlalu kentara di mataku, dan membuatku ingin tertawa terbahak-bahak di depannya. Sebelumnya, dia tidak pernah pulang awal selama l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • (Gagal) CERAI?   Ending

    Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, Mas Bayu sudah tidak menggunakan perban lagi. Walau masih terlihat bekas luka di beberapa bagian, setidaknya dia tidak perlu terikat oleh perban yang mengganggunya lagi.Dia belum pulang kerja, aku sudah menunggunya di depan pintu. Katanya dia sudah di jalan, sebentar lagi mungkin akan tiba.Aku harus bersyukur karena memiliki suami sebaik Mas Bayu. Andaikan aku disuruh menilai, mungkin nilai yang akan aku berikan adalah tanda tidak terhingga. Menurutku, masih ada nilai di atas nilai maksimum.Tidak setara apa yang aku lakukan padanya dibanding dia korbankan padaku.Suara derung mesin mobil membuatku berdiri dan membuka pintu. Mas Bayu berjalan ke arahku dengan wajah yang tersenyum."Nggak usah nungguin di depan, Dek. Di dalem rumah aja nggak apa-apa, kok," katanya.Aku mengambil tas dia, kemudian membuka jas yang Mas Bayu pakai. "Nggak apa-apa, lagian cuma duduk di dalem doang bosen. Jalanan la

  • (Gagal) CERAI?   Mas Bayu Pulang

    Setelah beberapa jam menunggu kehadiran dokter untuk memeriksa Mas Bayu, akhirnya tiba saatnya dia boleh pulang. Luka yang dia dapat lantaran melompat dari mobil tidak terlalu parah, paling-paling hanya luka gores.Aku sudah menyiapkan barang-barang Mas Bayu di dalam tas untuk pulang. Dia sedang duduk saja sambil menonton tayangan televisi."Lu bener nggak butuh bantuan gua, Kak?"Yang sedang berbicara itu Rio. Kami menelepon dari tadi. Dia kukuh ingin meminta datang dan membantu aku. Namun, dia juga memiliki hal yang mendesak di kampus. Jadi, aku larang dia."Bener, Yo. Nanti gue yang bawa mobilnya, santai aja. Sini ke rumah nggak terlalu jauh, kok," jawabku."Ya udah, gua tutup teleponnya. Nanti malam gua ke rumah, mau nitip apaan?' tanya Rio.Aku menoleh ke Mas Bayu. "Nitip perban dan obat merah aja, deh. Buat jaga-jaga kalau nanti perban harus diganti.""Nggak ke dokter lagi aja?" kata Rio."Aduh, nggak usah, deh! Tan

  • (Gagal) CERAI?   Menangkap Luna

    Mas Bayu masih tertidur di dalam ruangannya. Aku sengaja keluar untuk berbicara dengan Leon. Mas Bayu tidak perlu tahu kalau aku sedang menjalankan rencana untuk penyergapan Luna."Jadi, apa rencana lu kali ini, Cit?"Aku sedang berbicara dengan Leon. Dia yang akan membantu aku dalam penangkapan Luna nanti."Gue udah chat Luna untuk ketemuan nanti siang. Tapi, gue yakin dia nggak akan sendirian. Setelah perusahaannya direbut, gue yakin dia bawa anak buahnya untuk nangkep gue nanti."Leon mendengus. "Lu mau bawa pekerja perusahaan itu juga? Lumayan, mereka pasti berguna. Setidaknya ada lawan untuk pengawal si Luna."Aku menjawabnya dengan kikihan. "Tentu aja tidak. Gue akan bawa polisi, Yon!""Lu mau laporin kasus ini ke polisi sekarang?" tanya Leon. "Lo udah punya semua bukti dari kejahatan Luna?""Iya, gue nggak mau ada bakteri yang hidup di sekitar gue dan Mas Bayu. Kalau ada, dia harus dimusnahkan segera. Semuanya udah gue kumpulin semala

  • (Gagal) CERAI?   Yang Sebenarnya (3)

    Seharusnya aku senang mendengar pernyataan Leon. Namun, entah kenapa hatiku justru makin sakit.Sekarang, pria di hadapanku sudah membuka matanya. Menatapku dengan tatapan yang masih belum bisa aku artikan.Kemarahan? Sepertinya iya, dia sangat marah kepadaku. Kebencian? Pastinya, dia mungkin sudah benci kepadaku."Perusahaan itu milik Luna dan keluarganya, itu perusahaan yang menyediakan pembunuh bayaran, penjaga, dan apa pun yang berkaitan dengan penjagaan seseorang. Lu tahu artinya? Itu artinya Luna bisa kapan aja nyerang lu atau Bayu, Cit!""Kenapa harus gue? Sebelumnya bahkan gue nggak kenal sama Luna, Yon!""Karena lu istrinya Bayu! Lu nggak tahu kalau Luna itu nggak terima Bayu nikah sama lu. Dia benci pernikahan itu, makanya dia bisa mengancam Bayu sesuka hatinya!""Mengancam? Maksudnya?""Bayu ngelindungin selama ini!"Air mataku sukses mengalir ke pipi. Aku alihkan pandangan dari wajahnya. Takut, malu, sed

  • (Gagal) CERAI?   Yang Sebenarnya (2)

    "Mungkin emang benar kalau dulu Mas Bayu cinta sama aku, Li. Benar kalau dulu Mas Bayu ngejar-ngejar aku. Nggak hanya kamu yang bilang, Mama dan temanku juga bilang begitu.""Tapi anehnya Mba, Mas Bayu masih bisa pacaran walau hatinya tetap ke Mba Citra," kata Loli.Aku jadi teringat kata-kata Kiki."Bayu itu playboy, Cit! Kalau lo mau masuk ke dunia dia, hati-hati aja. Apa lagi dunianya bukan pacaran lagi, udah ke nikah.""Jadi, dia pacaran karena cinta atau pacaran karena apa?" tanyaku."Mas Bayu pacaran karena dia mencari pelarian. Aku udah bilang kalau itu salah, tetapi Mas Bayu tetap Mas Bayu, orang paling keras kepala yang aku tahu."Aku pikir hanya aku sendirian saja yang menganggap Mas Bayu keras kepala."Tapi itu dulu, Li. Mungkin dulu, tetapi sekarang mungkin sudah berubah perasaannya. Setelah dia mengetahui sifat Mba, sikap Mba, perlakuan, dan keburukan Mba, dia bisa aja berubah, kan?"Loli mengerucutkan bibirnya. "Ent

  • (Gagal) CERAI?   Yang Sebenarnya

    "Sudah bangun?" tanya Aris. Aku sedang mengusap-ngusap dahi Mas Bayu yang berkeringat. Matanya masih tertutup, dengan napas yang sudah mulai teratur. "Belum, Ris. Dia masih mau tidur kayaknya." "Tadi Aris nggak sengaja ngeliat Bayu di dekat rumah kamu, Cit." Aku menoleh ke belakang. Sejak kapan Danu datang? Setahu aku tadi hanya ada aku, Rio, dan Aris di depan kamar rawat Mas Bayu. "Kamu jemput Aris, Nu?" tanyaku pura-pura mengalihkan pembicaraan. "Terima kasih, Ris." "Dia ada masalah apa sama Pak Wijaya, Cit?" kata Aris. Dia menunjukkan tayangan di ponselnya. "Tolong menyingkir! Saya lagi nggak bisa berbicara dengan Anda, Pak." Tayangan yang direkam dari dalam mobil. Suara Mas Bayu terdengar kecil, jaraknya terlalu jauh. "Saya ajukan beberapa penawaran. Saya tidak masalah jika kamu menginginkan hak paten perusahaan itu, tapi tolong berikan beberapa persen saham untuk saya." Aku tidak t

  • (Gagal) CERAI?   Mas Bayu Hilang

    "Cari Bayu, Kak? Kenapa dia?" tanya Leon.Aku memberikan berkas itu kepada Rio. Dia membacanya perlahan-lahan. Bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri. "Ini berkas untuk lu?"Aku menganggukkan kepala. "Awalnya gue pikir itu berkas cerai kami, tetapi setelah Leon telepon dan gue lihat, ternyata itu bukan sama sekali.""Terus maksudnya dia apa mengambil alih perusahaan ini?" tanya Rio lebih lanjut."Itu ternyata perusahaan punya Luna, atau mungkin milik keluarganya. Kalau dilihat-lihat, perempuan itu seperti nggak punya pekerjaan. Dia bebas berkeliaran ke mana pun setiap hari. Jadi, gue pikir itu milik keluarga.""Maksudnya? Luna itu siapa, Kak?" Rio semakin bingung dengan penjelasanku."Luna itu perempuan selingkuhan Mas Bayu. Dia perempuan yang udah ngerebut Mas Bayu dari gue, Yo. Dia juga perempuan yang hampir menghancurkan hidup gue waktu itu."Rio tidak menjawab ucapanku lagi. Dia mulai mengerti sepertinya. "Oke, kita mau

  • (Gagal) CERAI?   Sebuah Berkas

    Mungkin memang seharusnya aku tidak perlu percaya pada Mas Bayu. Aku tidak perlu mengatakan kalau aku masih mencintainya di depan Mama sampai dia mendengarnya. Hal itu membuatnya semakin besar kepala. Dia bertindak kalau aku berada atas segala kuasanya. Kemudian, dia akan melempar aku lagi ke dalam jurang kesakitan. "Dek!" Aku menoleh, Mas Bayu sedang berlari ke sini. Aku abaikan teriakan dia, aku alihkan tatapan ke jalanan yang sedang ramai. "Kamu mau ke mana?" tanya Mas Bayu setelah sampai di halte. "Nggak usah macem-macem! Ayo aku anter!" Mas Bayu menggenggam pergelangan tanganku. Namun, aku berusaha melepaskannya. Tetap saja, tenaga dia lebih besar. "Lepasin aku, Mas!" pintaku sambil berusaha melepaskannya. "Nggak, aku mau kamu pulang sama aku! Jangan pulang sendirian!" kata Mas Bayu. Dia mulai menarik tanganku agar bisa dia bisa memeluk tubuhku. Dia usapkan tangannya agar aku tenang. Namun, yang t

  • (Gagal) CERAI?   Empat Mata

    “Obrolan kita nggak lagi rahasia sekarang.” Mama menunjuk pintu, ada bayangan di celah bawah pintu. “Buka pintunya sana!” Aku menuruti keinginan Mama untuk membuka pintu. Perlahan-lahan aku tarik pintu agar terbuka. Kemudian, terpampanglah tubuh pria yang sedang berdiri membelakangi pintu. Aku langsung menyeka air mata yang masih membekas. Lalu, aku buka pintu lebar-lebar dan mundur beberapa langkah. “Bayu?” Mama memanggilnya. Mas Bayu membalikkan badannya. Dia juga mengusap wajah dengan lengannya. Kemudian, dia menatapku lekat. Basah, bulu matanya basah. Aku bisa melihat jelas bulu mata dan alisnya yang basah. Apa Mas Bayu juga menangis? Apa dia mendengar semua ceritaku tadi? “Menguping itu nggak baik. Apa yang kamu lakukan di sana?” kata Mama. Mas Bayu tidak mengalihkan pandangannya dariku. Masih sama, dia menatapku seolah kami sudah lama tidak berjumpa. “Kamu udah pulang?” tanyaku dengan nada suara yang serak. “Kenap

DMCA.com Protection Status