Share

Berdosa

Author: vhiiilut
last update Last Updated: 2021-04-04 00:34:55

Baru pertama kali aku menemukan orang yang ingin bunuh diri di depan mata. Selama ini hanya pernah mendengarnya saja. Ternyata benar, orang seperti itu menakutkan. Untung aku bersama Kiki, kalau sendirian mungkin hanya bisa berteriak meminta pertolongan sementara orang itu sudah lompat lebih dulu.

Kami masih menenangkan perempuan itu. Dari tadi dia asyik memandang meja tanpa ada niat untuk berbicara. Aku dan Kiki saling melempar tatapan, kemudian mengedikkan bahu.

“Rumahnya di mana, Mba?” Aku memulai pembicaraan. Bisa gawat kalau sepi begini, aku jadi semakin serba salah. Padahal steak yang tadi dipesan sudah datang.

“Mba udah makan? Kalau belum, kami pesenin makan,” kata Kiki.

Perempuan itu menggeleng. Tatapan matanya kosong. Aku jadi semakin takut kalau dia masih memikirkan bunuh diri.

Aku mulai memotong daging tenderloin, kemudian memakannya perlahan-lahan. Kiki terkikih di tempatnya, pasti dia mengira aku kelaparan lantaran tidak bisa menah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • (Gagal) CERAI?   Sekali

    "Makanya gue nolak, Ki! Belum kenal deket, udah minta numpang tidur di rumah gue."Kami berdua tidak habis pikir dengan Luna. Dia sudah ingin menumpang di rumahku karena takut pikiran bunuh diri datang kembali. Padahal, kami baru saja mengenalnya. Tentu saja aku menolaknya."Lagian, kalau dia emang udah mutusin untuk nggak bunuh diri, harus konsisten, dong. Ngapain dia pake alesan takut ide gila itu muncul lagi?" sahut Kiki dengan wajah memberungut.Sekarang kami sudah di depan gerbang rumahku."Nggak ngerti, deh. Masalahnya gue cuma sendirian di rumah. Bukan pikiran buruk, tapi jaga-jaga aja, sih," timpalku.Kiki mengangguk. "Paham, kok." Aku tersenyum karena dia paham maksudku. Dia mengarahkan pandangan ke area parkiran dengan mata membelalak. "Itu mobil Bayu?"Aku menoleh. Ya, itu mobil Mas Bayu. "Iya, Ki.""Lo mending buruan masuk, Cit! Takut si Bayu marah, nih!" kata Kiki.Aku mengangguk menanggapinya. Setelah pamit,

    Last Updated : 2021-04-11
  • (Gagal) CERAI?   Pun

    "Terserah! Kamu mau pulang setiap hari atau nggak pulang sekali pun itu bukan urusanku!"Aku pikir dia sudah jera karena pertengkaran semalam, rupanya dia masih terus meminta maaf pada agar sikapku berubah. Tidak mungkin terjadi, aku sudah mengetahui kebusukan yang selama ini dia perbuat."Citra, aku benar-benar minta maaf atas kejadian semalam. Itu semua murni aku yang kelelahan dan nggak dengerin semua ucapan kamu, Dek," jawab Mas Bayu.Tidak mau pusing memikirkan Mas Bayu, aku beralih mengambil tas selempang di kursi belakang mobil. Hari ini aku akan menemui Kiki. Dia sudah berjanji untuk membantuku menghilangkan rasa kesal pada Mas Bayu. "Apa aku harus mendeklarasikan kata maaf itu?""Cit, Mas Bayu salah apa sampai kamu begini ke Mas?" tanya Mas Bayu.Geram sekali mendengar jawaban itu. Dia pura-pura tidak tahu, lupa, atau memang sengaja berbohong? Rasanya ingin sekali melempar semua bukti yang aku lihat ke wajahnya. "Cukup! Nggak ada yan

    Last Updated : 2021-04-13
  • (Gagal) CERAI?   Semua

    "Cit, kayaknya emang lagi ada masalah di kantor Bayu."Aku menatap Kiki penuh selidik. "Seriously?""Ini cuma pikiran gue doang, sih. Mau denger?" tanya Kiki."Ngomong aja, Ki."Kiki menghela napasnya. "Waktu itu Bayu sempet bilang kalau beberapa divisi di kantornya ada yang korupsi, kan?"Sepertinya aku lupa. "Mungkin, tapi apa hubungannya?""Ya, bisa aja dia butuh pengaman, Cit. Jadi, semua orang yang dateng dan mencurigakan akan diperlakukan seperti kita tadi.”Masuk akal, memang tadi kami agak sedikit mencurigakan lantaran langsung menanyakan keberadaan Mas Bayu. Namun, memangnya dia tidak bisa membedakan yang mana orang bodoh yang tidak mengerti urusan kantor dengan orang yang pintar dalam urusan kantor?“Gue mau ke apartemen Mas Bayu, Ki.”Kiki membelalakkan matanya. Dia sempat menepuk lenganku dengan keras. Mungkin dia tidak percaya. “Kenapa?” tanyaku heran.“Lo yakin, Cit?”Sudah seharusny

    Last Updated : 2021-04-14
  • (Gagal) CERAI?   Kebahagiaanmu

    Malam ini, aku sudah menantapkan pikiran untuk menyelidiki semua kebohongan Mas Bayu. Nanti aku akan ke apartemen dan memergokinya. Mudah-mudahan saja tidak ada gangguan.Tadinya aku ingin mengajak Kiki. Namun, sepertinya akan terlalu larut. Dia tidak mungkin pulang malam karena aku, pasti melelahkan. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi sendirian."Kamu di mana, Cit?" Mas Bayu meneleponku. Dia menghubungi berkali-kali akhir ini. Pasti dia takut kalau aku datang menemuinya di apartemen."Di rumah," sahutku. Padahal aku sudah ada di parkiran apartemen."Boleh video call? Aku cuma mau mastiin aja, Dek."Sudah kuduga dia akan meminta panggilan video. Aku menghela napas kasar, semoga dia mendengarnya. "Nggak boleh!"Mas Bayu terdengar merungut di sana. Pasti dia kecewa, biarkan saja dia. Kalau aku turuti, nanti akan gagal rencananya."Kalau gitu, boleh kasih foto kamu sekarang aja?" tanya Mas Bayu.Aku tersenyum senang di dalam

    Last Updated : 2021-04-16
  • (Gagal) CERAI?   Adalah

    Hari ini aku tidak ingin memikirkan kejadian kemarin. Yang sudah biarlah berlalu. Percuma juga kalau aku pikirkan, semua tidak akan selesai begitu saja. Aku hanya harus bersabar, itu yang harus dilakukan.Entah kenapa, sejak beberapa kejadian belakangan, Mas Bayu jadi sering pulang ke rumah. Menurutku itu aneh, biasanya dia tidak peduli kepadaku.Seperti semalam, dia pulang walaupun hampir jam sembilan malam. Aku sudah hampir terlelap saat itu. Jadi, aku biarkan saja dia. Tiba-tiba dia tidur di samping dan memeluk tubuhku dari belakang.Mas, aku rindu kemesraan kita dulu. Mengapa sekarang begitu sulit merasakan kemesraan akhir-akhir ini? Setiap kali kamu mencoba untuk melakukan hal yang mesra, bayangan perempuan itu selalu datang di benakku.Aku tahu ini semua salahku. Kalau saja aku tidak pergi membuntuti Mas Bayu hari itu, mungkin tidak akan pernah terbesit kalau ada perempuan lain di hidup Mas Bayu. Namun, kalau aku tidak melakukannya, mungkin

    Last Updated : 2021-04-16
  • (Gagal) CERAI?   Milikmu

    Sesuai dugaan awal, mereka sudah menyembunyikan semua barang bukti. Sebenarnya aku sudah mengetahui hal itu sejak awal. Karena rasa penasaranku yang terlalu tinggi, akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu sendiri. Sial.Omong-omong, aku sudah seperti detektif yang menyelidiki kasus saja. Alih-alih membuktikan kasus pembunuhan, aku justru membuktikan kasus perselingkuhan. Lebih sialnya lagi, kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh suamiku sendiri.Setelah beres merapikan apartemen, aku memutuskan untuk pergi. Mas Bayu sudah memerintahkanku untuk berkabar kalau ingin pulang. Merepotkan, aku tidak perlu bantuan dia untuk pulang ke rumah. Memangnya aku masih anak SD yang membutuhkan tumpangan? Mungkin dulu aku butuh, sekarang aku sudah muak berada di dekatnya.Lagi pula, aku belum mau pulang sekarang. Aku ingin pergi ke bioskop dulu. Ada satu film yang ingin sekali aku tonton. Film komedi yang katanya banyak ditonton orang.Taksi yang kutumpangi sudah men

    Last Updated : 2021-04-16
  • (Gagal) CERAI?   Seorang

    Kejadian kemarin membuatku semakin yakin kalau Mas Bayu memang ada niat lain di balik sikap manisnya. Bisa jadi dia akan melepasku ketika sudah mendapatkan sesuatu yang dia harapkan. Namun, aku masih tidak tahu apa yang dia harap. Selama ini dia tidak pernah meminta apa-apa. Aku tidak bisa menebaknya. Pokoknya, apa pun yang dia pinta nanti, aku sudah harus siap memberikannya. "Sayang," sapa Mas Bayu. Tumben, biasanya dia memanggil namaku. Pasti ada maunya. "Kenapa?" Aku harus memberikan apresiasi pada diriku sendiri. Selama ini aku mampu menyembunyikan kecurigaanku pada Mas Bayu. Dia tidak tahu sama sekali kalau aku melihatnya di mal. "Aku mau tanya sesuatu," sahutnya. Dia menghampiriku yang sedang duduk di taman rumah dan merebahkan kepalanya di bahuku. Tuhan, bisakah aku melepas Mas Bayu? Aku takut kalau tidak bisa melepasnya suatu saat nanti. Lalu, aku harus berkata apa saat itu? "Apa, Mas?"

    Last Updated : 2021-04-16
  • (Gagal) CERAI?   Jangan

    Ternyata benar apa yang orang ucap tentang badut. Mereka banyak yang memakai topeng tersenyum agar semua orang melihatnya bahagia. Padahal yang sebenarnya terjadi, kebanyakan dari mereka menyembunyikan masalah di balik topeng itu.Seperti yang aku lakukan pada Mas Bayu akhir-akhir ini. Aku enggan mengatakan kalau aku seorang yang menyembunyikan masalah, tetapi memang itu kenyataannya. Walaupun hubunganku dengan Mas Bayu mulai menyatu kembali, tetap saja ada hati yang tersakiti kala melhat wajahnya yang tersenyum.Kalian tahu yang namanya pengandaian? Aku merasa Mas Bayu melakukannya. Dia menganggapku sebagai perempuan selingkuhannya. Tidak masalah, aku juga sudah mulai menerima kalau hubungan ini tidak seharmonis dulu. Suatu saat nanti, aku akan meminta cerai dengannya.Tadi pagi, kami sudah melakukan hal itu lagi. Sepertinya permainan semalam masih belum membuatnya puas. Aku hanya menuruti kemauannya. Karena menurutku, setelah semua kemauannya terwujud, dia aka

    Last Updated : 2021-04-17

Latest chapter

  • (Gagal) CERAI?   Ending

    Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, Mas Bayu sudah tidak menggunakan perban lagi. Walau masih terlihat bekas luka di beberapa bagian, setidaknya dia tidak perlu terikat oleh perban yang mengganggunya lagi.Dia belum pulang kerja, aku sudah menunggunya di depan pintu. Katanya dia sudah di jalan, sebentar lagi mungkin akan tiba.Aku harus bersyukur karena memiliki suami sebaik Mas Bayu. Andaikan aku disuruh menilai, mungkin nilai yang akan aku berikan adalah tanda tidak terhingga. Menurutku, masih ada nilai di atas nilai maksimum.Tidak setara apa yang aku lakukan padanya dibanding dia korbankan padaku.Suara derung mesin mobil membuatku berdiri dan membuka pintu. Mas Bayu berjalan ke arahku dengan wajah yang tersenyum."Nggak usah nungguin di depan, Dek. Di dalem rumah aja nggak apa-apa, kok," katanya.Aku mengambil tas dia, kemudian membuka jas yang Mas Bayu pakai. "Nggak apa-apa, lagian cuma duduk di dalem doang bosen. Jalanan la

  • (Gagal) CERAI?   Mas Bayu Pulang

    Setelah beberapa jam menunggu kehadiran dokter untuk memeriksa Mas Bayu, akhirnya tiba saatnya dia boleh pulang. Luka yang dia dapat lantaran melompat dari mobil tidak terlalu parah, paling-paling hanya luka gores.Aku sudah menyiapkan barang-barang Mas Bayu di dalam tas untuk pulang. Dia sedang duduk saja sambil menonton tayangan televisi."Lu bener nggak butuh bantuan gua, Kak?"Yang sedang berbicara itu Rio. Kami menelepon dari tadi. Dia kukuh ingin meminta datang dan membantu aku. Namun, dia juga memiliki hal yang mendesak di kampus. Jadi, aku larang dia."Bener, Yo. Nanti gue yang bawa mobilnya, santai aja. Sini ke rumah nggak terlalu jauh, kok," jawabku."Ya udah, gua tutup teleponnya. Nanti malam gua ke rumah, mau nitip apaan?' tanya Rio.Aku menoleh ke Mas Bayu. "Nitip perban dan obat merah aja, deh. Buat jaga-jaga kalau nanti perban harus diganti.""Nggak ke dokter lagi aja?" kata Rio."Aduh, nggak usah, deh! Tan

  • (Gagal) CERAI?   Menangkap Luna

    Mas Bayu masih tertidur di dalam ruangannya. Aku sengaja keluar untuk berbicara dengan Leon. Mas Bayu tidak perlu tahu kalau aku sedang menjalankan rencana untuk penyergapan Luna."Jadi, apa rencana lu kali ini, Cit?"Aku sedang berbicara dengan Leon. Dia yang akan membantu aku dalam penangkapan Luna nanti."Gue udah chat Luna untuk ketemuan nanti siang. Tapi, gue yakin dia nggak akan sendirian. Setelah perusahaannya direbut, gue yakin dia bawa anak buahnya untuk nangkep gue nanti."Leon mendengus. "Lu mau bawa pekerja perusahaan itu juga? Lumayan, mereka pasti berguna. Setidaknya ada lawan untuk pengawal si Luna."Aku menjawabnya dengan kikihan. "Tentu aja tidak. Gue akan bawa polisi, Yon!""Lu mau laporin kasus ini ke polisi sekarang?" tanya Leon. "Lo udah punya semua bukti dari kejahatan Luna?""Iya, gue nggak mau ada bakteri yang hidup di sekitar gue dan Mas Bayu. Kalau ada, dia harus dimusnahkan segera. Semuanya udah gue kumpulin semala

  • (Gagal) CERAI?   Yang Sebenarnya (3)

    Seharusnya aku senang mendengar pernyataan Leon. Namun, entah kenapa hatiku justru makin sakit.Sekarang, pria di hadapanku sudah membuka matanya. Menatapku dengan tatapan yang masih belum bisa aku artikan.Kemarahan? Sepertinya iya, dia sangat marah kepadaku. Kebencian? Pastinya, dia mungkin sudah benci kepadaku."Perusahaan itu milik Luna dan keluarganya, itu perusahaan yang menyediakan pembunuh bayaran, penjaga, dan apa pun yang berkaitan dengan penjagaan seseorang. Lu tahu artinya? Itu artinya Luna bisa kapan aja nyerang lu atau Bayu, Cit!""Kenapa harus gue? Sebelumnya bahkan gue nggak kenal sama Luna, Yon!""Karena lu istrinya Bayu! Lu nggak tahu kalau Luna itu nggak terima Bayu nikah sama lu. Dia benci pernikahan itu, makanya dia bisa mengancam Bayu sesuka hatinya!""Mengancam? Maksudnya?""Bayu ngelindungin selama ini!"Air mataku sukses mengalir ke pipi. Aku alihkan pandangan dari wajahnya. Takut, malu, sed

  • (Gagal) CERAI?   Yang Sebenarnya (2)

    "Mungkin emang benar kalau dulu Mas Bayu cinta sama aku, Li. Benar kalau dulu Mas Bayu ngejar-ngejar aku. Nggak hanya kamu yang bilang, Mama dan temanku juga bilang begitu.""Tapi anehnya Mba, Mas Bayu masih bisa pacaran walau hatinya tetap ke Mba Citra," kata Loli.Aku jadi teringat kata-kata Kiki."Bayu itu playboy, Cit! Kalau lo mau masuk ke dunia dia, hati-hati aja. Apa lagi dunianya bukan pacaran lagi, udah ke nikah.""Jadi, dia pacaran karena cinta atau pacaran karena apa?" tanyaku."Mas Bayu pacaran karena dia mencari pelarian. Aku udah bilang kalau itu salah, tetapi Mas Bayu tetap Mas Bayu, orang paling keras kepala yang aku tahu."Aku pikir hanya aku sendirian saja yang menganggap Mas Bayu keras kepala."Tapi itu dulu, Li. Mungkin dulu, tetapi sekarang mungkin sudah berubah perasaannya. Setelah dia mengetahui sifat Mba, sikap Mba, perlakuan, dan keburukan Mba, dia bisa aja berubah, kan?"Loli mengerucutkan bibirnya. "Ent

  • (Gagal) CERAI?   Yang Sebenarnya

    "Sudah bangun?" tanya Aris. Aku sedang mengusap-ngusap dahi Mas Bayu yang berkeringat. Matanya masih tertutup, dengan napas yang sudah mulai teratur. "Belum, Ris. Dia masih mau tidur kayaknya." "Tadi Aris nggak sengaja ngeliat Bayu di dekat rumah kamu, Cit." Aku menoleh ke belakang. Sejak kapan Danu datang? Setahu aku tadi hanya ada aku, Rio, dan Aris di depan kamar rawat Mas Bayu. "Kamu jemput Aris, Nu?" tanyaku pura-pura mengalihkan pembicaraan. "Terima kasih, Ris." "Dia ada masalah apa sama Pak Wijaya, Cit?" kata Aris. Dia menunjukkan tayangan di ponselnya. "Tolong menyingkir! Saya lagi nggak bisa berbicara dengan Anda, Pak." Tayangan yang direkam dari dalam mobil. Suara Mas Bayu terdengar kecil, jaraknya terlalu jauh. "Saya ajukan beberapa penawaran. Saya tidak masalah jika kamu menginginkan hak paten perusahaan itu, tapi tolong berikan beberapa persen saham untuk saya." Aku tidak t

  • (Gagal) CERAI?   Mas Bayu Hilang

    "Cari Bayu, Kak? Kenapa dia?" tanya Leon.Aku memberikan berkas itu kepada Rio. Dia membacanya perlahan-lahan. Bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri. "Ini berkas untuk lu?"Aku menganggukkan kepala. "Awalnya gue pikir itu berkas cerai kami, tetapi setelah Leon telepon dan gue lihat, ternyata itu bukan sama sekali.""Terus maksudnya dia apa mengambil alih perusahaan ini?" tanya Rio lebih lanjut."Itu ternyata perusahaan punya Luna, atau mungkin milik keluarganya. Kalau dilihat-lihat, perempuan itu seperti nggak punya pekerjaan. Dia bebas berkeliaran ke mana pun setiap hari. Jadi, gue pikir itu milik keluarga.""Maksudnya? Luna itu siapa, Kak?" Rio semakin bingung dengan penjelasanku."Luna itu perempuan selingkuhan Mas Bayu. Dia perempuan yang udah ngerebut Mas Bayu dari gue, Yo. Dia juga perempuan yang hampir menghancurkan hidup gue waktu itu."Rio tidak menjawab ucapanku lagi. Dia mulai mengerti sepertinya. "Oke, kita mau

  • (Gagal) CERAI?   Sebuah Berkas

    Mungkin memang seharusnya aku tidak perlu percaya pada Mas Bayu. Aku tidak perlu mengatakan kalau aku masih mencintainya di depan Mama sampai dia mendengarnya. Hal itu membuatnya semakin besar kepala. Dia bertindak kalau aku berada atas segala kuasanya. Kemudian, dia akan melempar aku lagi ke dalam jurang kesakitan. "Dek!" Aku menoleh, Mas Bayu sedang berlari ke sini. Aku abaikan teriakan dia, aku alihkan tatapan ke jalanan yang sedang ramai. "Kamu mau ke mana?" tanya Mas Bayu setelah sampai di halte. "Nggak usah macem-macem! Ayo aku anter!" Mas Bayu menggenggam pergelangan tanganku. Namun, aku berusaha melepaskannya. Tetap saja, tenaga dia lebih besar. "Lepasin aku, Mas!" pintaku sambil berusaha melepaskannya. "Nggak, aku mau kamu pulang sama aku! Jangan pulang sendirian!" kata Mas Bayu. Dia mulai menarik tanganku agar bisa dia bisa memeluk tubuhku. Dia usapkan tangannya agar aku tenang. Namun, yang t

  • (Gagal) CERAI?   Empat Mata

    “Obrolan kita nggak lagi rahasia sekarang.” Mama menunjuk pintu, ada bayangan di celah bawah pintu. “Buka pintunya sana!” Aku menuruti keinginan Mama untuk membuka pintu. Perlahan-lahan aku tarik pintu agar terbuka. Kemudian, terpampanglah tubuh pria yang sedang berdiri membelakangi pintu. Aku langsung menyeka air mata yang masih membekas. Lalu, aku buka pintu lebar-lebar dan mundur beberapa langkah. “Bayu?” Mama memanggilnya. Mas Bayu membalikkan badannya. Dia juga mengusap wajah dengan lengannya. Kemudian, dia menatapku lekat. Basah, bulu matanya basah. Aku bisa melihat jelas bulu mata dan alisnya yang basah. Apa Mas Bayu juga menangis? Apa dia mendengar semua ceritaku tadi? “Menguping itu nggak baik. Apa yang kamu lakukan di sana?” kata Mama. Mas Bayu tidak mengalihkan pandangannya dariku. Masih sama, dia menatapku seolah kami sudah lama tidak berjumpa. “Kamu udah pulang?” tanyaku dengan nada suara yang serak. “Kenap

DMCA.com Protection Status